Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Bismillhirrahmannirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah


memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikanmakalah yang berjudul “Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam ”.  

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah


Pendidikan Agama Islam Universitas PGRI ADI BUANA Bapak Syamsuriyang
telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini, kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang syariah islam dan mengulas lebih tentang
makna, fungsi dan tata cara ibadah.Tentunya hanya dengan mengharap ridho
Allah SWT.

Harapan kami melaluimakalah ini mampu memberikan ilmu pengetahuan


mengenai pengertian dan bentuk–bentuk ibadah kepada pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan
saran pembaca kami harapkan guna pembuatan makalah yang lebih baik diwaktu
yang akan datang. 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, 18 September 2019


Penyusun,
 Aliif Qurnia Permana (19500230)
 Habi Mahlubis (191500023)
 I’in Sury Dewi (191500219)
 Nabillah Asmi Dianisyah (191500029)

MAKALAH AGAMA ISLAM KELOMPOK 5


o DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan

BABII PEMBAHASAN
2.1  Pengertian dan Jenis Ibadah
2.2  KewajibanIbadah
2.3  Bentuk-bentuk Ibadah
2.3.1  Pengertian Sholat dan menurut hukumnya
2.3.2Pengertian Sholat

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan
3.2  Saran

REFERENSI

MAKALAH AGAMA ISLAM KELOMPOK 5


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringkali dan banyak di antara kita yang menganggap ibadah itu hanyalah
sekedar menjalankan rutinitas dari hal-hal yang dianggap kewajiban, seperti sholat
dan puasa. Sayangnya, kita lupa bahwa ibadah tidak mungkin lepas dari
pencapaian kepada Tauhid terlebih dahulu. Mengapa ?keduanya berkaitan erat,
karena mustahil kita mencapai tauhid tanpa memahami konsep ibadah dengan
sebenar-benarnya. Dalam syarah Al-Wajibat dijelaskan bahwa “Ibadah secara
bahasa berarti perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan.” (Tanbihaat
Mukhtasharah, hal. 28).Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
“IBADAH adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah
dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi
(batin) maupun yang nampak (lahir).Dari definisi singkat tersebut, maka secara
umum ibadah seperti yang kita ketahui di antaranya yaitu mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan (maupun puasa-puasa sunnah
lainnya), dan melaksanakan haji. Selain ibadah pokok tersebut, hal-hal yang
sering kita anggap sepele pun sebenarnya bernilai ibadah dan pahalanya tidak
dapat diremehkan begitu saja, misalnya :

Menjaga lisan dari perbuatan dosa, misalnya dengan tidak berdusta dan
mengumbar fitnah, mencaci, menghina atau pun melontarkan perkataan yang bisa
menyakiti hati.

 Menjaga kehormatan diri dan keluarga serta sahabat.

 Mampu dan bersedia menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya dengan penuh


tanggung jawab.

 Berbakti dan hormat kepada kedua orang tua atau orang yang lebih tua dari kita.

 Menyambung tali silaturahim dan kekerabatan.

 Menepati janji.

 Menjaga hubungan baik dengan tetangga.

 Menyantuni anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di
perjalanan).

 Memanjatkan do’a, berdzikir, mengingat Allah kapan dan dimanapun kita


berada.

 Membaca Al Qur’an.
 Mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya termasuk bagian dari ibadah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan jenis ibadah ?

MAKALAH AGAMA ISLAM KELOMPOK 5


2. Apa kewajiban dan fungsi dari ibadah ?
3. Apa pengertian dan fungsi sholat?
4. Apa pengertian, dzikir?
5. Apapengertian dan fungsi do’a?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengertahui pengertian ibadah.
2. Mengetahui kewajiban dan jenis dari ibadah.
3. Mengetahui macam-macam shalat.
4. Mengetahui manfaat ,dan tata cara zikir.
5. Mengetahui pengertian dan manfaat berdo’a.
BABII
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Jenis Ibadah
Secara etimologi artinya menyembah atau menghamba. Secara istilah
(terminologi) ialah penghambaan seorang manusia kepada Allah untuk dapat
mendekatkan diri kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup
selaku makhluk yang diciptakan Allah.Ibadah secara umum terbagi 2, yaitu:

1. Ibadah mahdah (khusus)


Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan
macam, tatacara dan syarat rukunnya oleh Allah. Pelanggaran terhadap tatacara
dan syarat rukun dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut tidak sah atau
batal.Contohnya : puasa, zakat sholat, dll. Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:
a.Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran
maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh
akal atau logika keberadaannya.

b.Tata caranya harus berpola kepada contoh Rasulullah saw. Jika melakukan
ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul
saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara mengada-ada, yang
populer disebutbid’ah. Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang
dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya
dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka.

c.Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan
ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal
hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’.
Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya
bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai
dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh
syarat dan rukun yang ketat.
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini
adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang
diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan
kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul
adalah untuk dipatuhi. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah:
1.   Wudhu                           7.  Membaca al-Quran
2.   Tayammum                   8. I’tikaf
3.   Mandi hadats                 9. Shiyam ( Puasa )
4.   Adzan                            10. Haji
5.   Iqamat                           11. Umrah
6.   Shalat                             12. Tajhiz al- Janazah
2. Ibadah Ghair Mahdah

Ibadah umum (ghairu mahdhah) adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak
ditentukan baik dalam Al – Qur’an maupun As-Sunnah. Contohnya : hal yang
berkaitan dengan segala kegiatan manusia atau muamalah yang tidak dirinci
jenisnya satu-persatu.di samping ibadah sebagai hubungan  hamba dengan Allah
juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya . 
Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:

a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran


maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh
akal atau logika keberadaannya.

b. Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam
ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebutnya,
segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah
hasanah, sedangkan dalam ibadahmahdhah disebut bid’ah dhalalah.

c. Bersifat rasional,  ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat


atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika.  Sehingga jika menurut
logika sehat, buruk, merugikan, danmadharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.

2.2  Kewajiban dan FungsiIbadah

“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”(QS.
Adz-Dzariyat [51] : 56)

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah [98] : 5)
Fungsi Ibadah
1.     Sebagai bentuk realisasi bagi manusia yang diberi tanggung jawab
oleh Allah menjadi khalifah dan hamba Allah di muka bumi.
2.     Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi
vertikal dengan SangKhaliq.
3.     Meningkatkan derajat manusia di mata Allah.

2.3  Bentuk-Bentuk Peribadatan


Ibadah dalam agama islamterbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan.
Rasakhauf(takut),raja’(mengharap),mahabbah(cinta),tawakkal(ketergantungan),
raghbah(senang),dan rahbah(takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan
hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati).1

2.3.1 Pengertian Sholat dan menurut hukumnya


Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengantakbir dan diakhiri dengan salam
serta menurut syarat-syaratyang telah ditentukan syara'2.
Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

1. Fardu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat
fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
a) Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung
berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan
oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu 'ain untuk
pria).
b) Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak
langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada
sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang
mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila
tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.

2. Salat sunah (salat nafilah) adalah salat-salat yang dianjurkan atau disunnahkan
akan tetapi tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Nafil muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat
sunah thawaf.
b. Nafil ghairu muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang
kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya
insidentil(tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).

1
DR. Yusuf Al-Qaradhawi, Ibadah dalam islam,Akbar Media Eka Sarana (first
published January 1st 1983)Cet. 1, 32
2
Drs.Moh.Rifa’i , Risalah tuntuan shalat lengkap,Semarang Cet. 1, 34
2.3.2 Dzikir
 Pengertian Dzikir
Arti dzikir dari segi bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru,
dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan dengan lisan (menyebut,
menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian
ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan
pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan
lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, dzikir tidak terlalu jauh pengertiannya
dengan makna-makna lughawi-nya semula. Bahkan di dalam kamus modern
seperti al-Munawir, al-Munjid, dan sebagainya, sudah pula menggunakan
pengertian-pengertian istilah seperti adz-dzikrdengan arti bertasbih,
mengagungkan Allah swt. dan seterusnya3.
Secara etimologi dzikir berasal dari kata “zakara” berarti menyebut,mensucikan,
menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari, member dan nasehat. Oleh
karena itu dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan
menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan
(mengingat)4Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak mengenal batasan
waktu. Bahkan Allah menyifati ulil albab, adalah mereka-mereka yang
senantiasamenyebut Rabnya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan juga
berbaring.Oleh karenanya dzikir bukan hanya ibadah yang bersifat lisaniyah,
namun juga qalbiyah. Imam Nawawi menyatakan bahwa yang afdhal adalah
dilakukan bersamaan di lisan dan di hati. jika harus salah satunya, maka dzikir
hatilah yanglebih di utama. Meskipun demikian, menghadirkan maknanya dalam
hati,memahami maksudnya merupakan suatu hal yang harus diupayakan dalam
dzikir5 Ayat lain menyebutkan bahwa orang-orang yang berdzikir akan mendapatkan
ketentraman dalam hati seperti dalam al-Qur’an surat ar- Ra’d ayat 28:

“yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”6

3
Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah, Berdzikir kepada Allah Kajian Spiritual Masalah
Dzikir dan Majelis Dzikir(Yogyakarta: Sajadah_press, 2007) hlm., 01

4
Hazri Adlany, et al, al-Qur’an Terjemah Indonesia (Jakarta: SariAgung,2002),470.

5
Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa, 244.

6
https://tafsirweb.com/3988-surat-ar-rad-ayat-28.html
Kata tenang dalam ayat diatas bukan tidak memiliki arti apa-apa, namunkata
tenang tersebut memiliki dimensi yang sangat luas, yaitu mencakupkebahagiaan
dunia dan akhirat, kebahagiaan sempurna yang di inginkan setiapmanusia. Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik, berdzikir dan yangmenginfakkan
hartanya. Allah memuji orang yang selalu berdzikir dalam setiap keadaan. Bahkan
ketika kita mencari anugerah Allah, bekerja mencari nafkah.al-Qur’an
menyebutkan:

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.7 (Q.S surat
ali-imran ayat-191)

Perintah Dzikir
Banyak ayat Al-Qur‟an yang berisi perintah Allah SWT. Agar manusia senantiasa
berdzikir mengingat-Nya. Beberapa di antaranya adalah surat An-Nisa‟ ayat 103,
Al-Hajj ayat 36,Al-Jumu‟ah ayat 10,Thoha ayat 14

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu


berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”8.(QS. An-Nisa‟ ayat 103)

7
Referensi: https://tafsirweb.com/1323-surat-ali-imran-ayat-191.html
8
Referensi:https://tafsirweb.com/surat-an-nisa-ayat-103.html
2.3.3 Pengertian Do’a
Doa dari sisi etimologi bermakna menyeru,memanggil. Sedangkan dari sisi istilah
memiliki dua makna, pertama: meminta dan memohon pemberian atau
perlindungan, hanyasaja perlindungan sering digunakan isti’adzah; makna kedua:
ibadah .para ulama membagi doa menjadi dua macam:
Yang pertama: doa ibadah, sedangkan yang kedua: doa permintaan.
Masing-masing doa ini sangat berkaitan erat karena doa ibadah merupakan syarat
pengabulan doa permintaan, dan di sinilah Allah berfirman:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka


(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran”.9

Ayat di atas menegaskan bahwa doa dikabulkan oleh Allahketika ada iman
kepada Allah, dan menyambut panggilan-Nyadalam perintah dan aturannya. Dan
hal yang perlu direnungkanadalah apa yang disabdakan Nabi, “Sebaik baik doa
adalah doahari Arafah, dan sebaik-baik yang aku katakan dan nabi-nabi
sebelumku adalah:

َ ‫وه َُو َع َلى ُك ِّل‬،ُ


‫ش ْي ٍء‬ َ ‫ َل ُهال ُم ْل ُك َو َل ُه‬،‫ش ِري َك َل ُه‬
َ ‫الح ْمد‬ َ َ‫اَِإ َل َهِإاَّل ال َّل ُه َو ْح َد ُهال‬
‫َقدِي ٌر‬
“Tidak ada Ilaah yang berhak disembah kecuali Dia yang Esa
tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, untuk-Nya segala pujian dan Dia
berkuasa atas segala sesuatu.”10

https://tafsirweb.com/693-surat-al-baqarah-ayat-186.html
9

10
HR. Turmudzi No.3934, dan berkata hadits hasan gharib.
 ADAB-ADAB BERDO’A DAN KIAT TERKABULNNYA DOA
Doa adalah senjata seorang mukmin. Ketajaman senjata,serta ketepatannya dalam
mengenai sasaran,sangatlah ditentukan bagaimana cara menggunakannya,
demikian juga doa. AllahSWT memerintahkan berdoa dan menjanjikan untuk
mengabulkandoa, maka jika doa dilakukan dengan adab-adabnya pasti
terkabulkan,karena Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Adabadabtersebut
adalah:

a) Memantapkan iman dan tauhid kepada Allah, dan menyambut perintah-


perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya,komitmen dengan aturan-Nya,
yakin dengan janji-Nya, termasukjanji akan dikabulkannya doa.
b) Tidak tergesa gesa dalam pengabulan, dengan terus berdoa sampai Allah
mengabulkan doanya.Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah
bersabda:“Dikabulkanseseorang di antara kalian selama tidak tergesa
gesa,dia mengatakan aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkanuntukku.”11
c) Menjaga kehalalan makan, minum, pakaian dan lain-lainnya.
Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas terkenal sebagai seorang sahabat
yang sangat terkabul doanya. Beliau pernah memintaRasulullah agar
mendoakan supaya ia menjadi orang yangterkabul doanya, nabi pun
mendoakan dan memberikannasihat kepadanya agar selalu menjaga kehalalan
makanan.
d) Memulai dengan pujian dan sanjungan kepada Allah,Lalu dilanjutkan dengan
shalawat kepada Rasulullah. Shalawat dan salam merupakan pembuka
istijabah, dan sanjungan kepada Allah, pengantar istijabah.
e) Mencari waktu waktu yang mustajabah,seperti setelahshalat wajib, hari Jum’at
terutama antara waktu jeda duakhutbah, ketika imam duduk di mimbar dan
setelah ‘asarsampai maghrib, ketika sedang sakit, ketika bepergian,ketika
hujan, antara adzan dan iqamat, dan pada sepertiga malam terakhir.
f) Mendoakan untuk saudaranya muslim.Dikatakan dalam hikmah salaf: “Kalau
engkau menginginkan dikabulkan doa, berdoalah dengan lisanmu yang tidak
pernah engkau gunakan maksiat. Lalu ditanyakan: ‘Siapa yang tidak pernah
maksiat dengan lisannya?’ Jawabnya: ‘Gunakanlisan saudaramu, biar dia
mendoakan engkau, dan engkau mendoakan dia pasti doa itu tekabulkan,
untuk yang di doakan dan yang mendoakan.”Mengangkat kedua tangan
Termasuk sunah ketika berdoa mengangkat kedua tangan,kecuali diwaktu-
waktu tertentu yang Rasulullah berdoa di kesempatan itu dan tidak
mengangkat tangan yang mengisyaratkan bahwa hal itu tidak disyariatkan.
Seperti doaketika khutbah, adapun doa secara mutlak disukai untuk
mengangkat tangan.

11
HR. Malik dalam al-Muwatha’ No. 446, Abu Dawud No.1269
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1. Ibadah ialah penghambaan seorang manusia kepada Allah untuk dapat
mendekatkan diri kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup
selaku makhluk yang diciptakan Allah.
2. Ibadah ada 2 jenis yaitu: mahdah dang hair mahdah.
3. Kewajiban dan fungsi ibadah adalah sebagai bentuk realisasi bagi manusia
yang diberi tanggung jawab oleh Allah menjadi khalifah dan hamba Allah di
muka bumi.
4. Shalat merupakan suatu media komunikasi antara hamba dengan Khaliqnya
dengan cara menghadapkan diri dan hati kepada-Nya
5. Shalat menempati kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Shalat adalah
satu dari rukun Islam. Berarti tanpa shalat, keislaman seseorang runtuh.

6. Berdoa adalah membuka hati dan ada sebuah komunikasi dengan Allah.
7. Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata zikir
juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan
dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat
thayyibah.
8. Pembahasan mengenai dzikir dan doa sengaja diakhiri tentang shalat, karena
shalat merupakan sarana dzikir dan doa kepada Allah. Islam telah memberikan
bimbingan kepada kaum muslimin untuk bisa selalu mikraj kepada Allah
dengan shalat, sebagaimana mikraj Nabi dengan jasad dan ruhnya kepada
Allah dalam menerima kewajiban shalat. Maka dapat dikatakan bahwa dzikir
dan doa merupakan inti dari shalat dan shalat merupakan sarana dzikir dan doa
yang paling efektif.

3.2  Saran
3.2.1   Untuk para pembaca tingkatkanlah takwa saudara, taati perintah Allah
dan jauhi larangannya.
3.2.2   Manusia diciptan sebagai khalifah di bumi, oleh karena itu selayaknya
Khalifah kita jaga kehidupan dibumi cintai alam dan penuh kasih sayang
sesama makhluk.
3.2.3   Aturan syariah secara umum bersumber dari 4 mahzab, dan diantara
itu memungkinkan berbeda aturan dan semuany itu adalah benar, oleh
karena itu jangan dipermasalahkan.
3.2.4   Walaupun ibadah umum itu berkaitan dengan ibadah terhadap sesama
manusia tapi niatkanlah ibadah hanya karena Allah
3.2.5   Ibadah khusus terutama ibadah yang berkaitan dengan harta jangan
karena pamer atau karena iri terhadap sesama, tapi niatkanlah untuk
mengharap ridho Allah.
3.2.6   Sebagian besar hukum berkehidupan telah ditentukan dalam Al-Quran
dan hadis, oleh karena itu pelajarilah Al-Quran dan Hadis dan maknanya.
REFERENSI

1. DR.Yusuf Al-Qaradhawi, Ibadah dalam islam,Akbar Media Eka Sarana (first


published January 1st 1983)Cet. 1, 32
2. Drs.Moh.Rifa’i , Risalah tuntuan shalat lengkap,Semarang Cet. 1, 34
3. Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah, Berdzikir kepada Allah Kajian
Spiritual Masalah
Dzikir dan Majelis Dzikir(Yogyakarta: Sajadah_press, 2007) hlm., 01
4. Hazri Adlany, et al,al-Qur’an Terjemah Indonesia (Jakarta:
SariAgung,2002),470.

5. Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa, 244.

6. https://tafsirweb.com/3988-surat-ar-rad-ayat-28.html

7. https://tafsirweb.com/1323-surat-ali-imran-ayat-191.html
8. https://tafsirweb.com/surat-an-nisa-ayat-103.html
9. https://tafsirweb.com/693-surat-al-baqarah-ayat-186.html
10. HR. Turmudzi No.3934, dan berkata hadits hasan gharib
11. HR. Malik dalam al-Muwatha’ No. 446, Abu Dawud No.1269

Anda mungkin juga menyukai