Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT IBADAH

Dosen Pengampu : Nurmin Aminu S.Pd.l, M.Pd.l

Disusun Oleh: Kelompok 1

1. Ali Yusril Dati (032201097)


2. Kadar Riswan (032201010)
3. Firman (032201017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hakikat Ibadah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah AIK 2. Selain itu, tugas ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai hakikat ibadah bagi para pembaca
dan juga penyusun. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen NURMIN
AMINU selaku dosen mata kuliah AIK 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan agama kita yaitu agama
islam Kami menyadari, tugas yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bau-bau, 2 april 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................3
A. Konsep Ibadah.........................................................................................3
B. Pengertian Ibadah Mahda dan Ghairu Mahda.........................................4
C. Fungsi Ibadah .........................................................................................5
D. Hikmah Ibadah........................................................................................6
E. Makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial......................................7
BAB 3 PENUTUP .........................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
pada saat ini kita semua mungkin sudah mengetahui kewajiban kita sebagai
hamba Allah yang lemah, dan banyak yang tahu kewajiban kita di muka bumi ini
yakni hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Pendapat seperti ini memang
tidak salah karena sudah tertulis dalam Al-Qur’an.
Setiap ibadah sebagaimana yang berlaku pada setiap yang diperintahkan Allah
mengandung maksud tersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat hikmah. Segala
bentuk dan jenis ibadah yang disyari’atkan Allah kepada manusia dijanjikan pahala
dunia akhirat, juga mengandung hikmah yang sangat luar biasa bagi siapa yang
menantinya.
Ibadah merupakan kewajiban bagi setiap muslim maupun umat
beragamalainnya. Dan dalam kehidupan dinunia kita harus percaya dengan
adanyatuhan. Iman adalah hal yang paling dasar dalam kehidupan makhluk beragama
bisa disebut sebagai pondasi agama bila iman rusak maka runtuhlah agamasecara
keseluruhan. Dalam islam iman dibagi menjadi enam, yaitu imankepada Allah, Rasul-
Nya, Mlaikat-Nya, Kitab-kitabNya, Hari akhir, sertaiman kepada Qadla dan Qadar.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
(a.) Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
(b.) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
(c.) Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun
yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah dari
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep ibadah?
2. Apa itu Ibadah mahda dan ghairu mahda?
3. Apa saja fungsi ibadah ?
4. apa saja hikmah ibadah?
5. apa makna spiritual ibadah dalam kehidupan social?

C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep ibadah.
2. Untuk mengetahui apa itu ibadah mahda dan ghairu mahda
3. untuk mengetahui fungsi ibadah
4. untuk mengetahui hikmah ibadah
5. Untuk mengetahui makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP IBADAH
Ibadah merupakan salah satu dimensi yang begitu asasi didalam ajaran islam.
Ibadah tidak cuma terkait dengan ritual-ritual antara manusia dengan Sang Khalik,
namun juga mengandung sejumlah keutamaan bagi diri manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan sosialnya. Dalam konsep ajaran islam, manusia diciptakan tak lain
dan tak bukan untuk beribadah kepada Allah. Dengan kata lain untuk menyembah
Allah dalam berbagai bentuk dan manifestasinya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pengertian ibadah secara bahasa, kata ibadah adalah bentuk dasar (mashdar)
dari fi’il (kata kerja) ‘abada-ya’budu yang berarti: taat, tunduk, hina, dan pengabdian.
Berangkat dari arti ibadah secara bahasa, Ibnu Taymiyah mengertikan ibadah sebagai
puncak ketaatan dan kedudukan yang didalamya terdapat unsur cinta (al-hubb).
Seseorang belum dikatakan beribadah kepada Allah kecuali bila ia mnecintai Allah
lebih dari cintanya kepada apapun dan siapapun juga. Adapun definisi ibadah
menurut Muhammadiyah adalah “mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta
mengamalkan apa saja yang diperkenankan oleh-Nya.
Ibadah artinya penghambaan diri kita sebagai makhluk dan Allah sebagai
Tuhan kita atau dengan kata lain segala sesuatu yang kita kerjakan dalam rangka
mentaati perintah-perintah-Nya adalah ibadah. Ibadah meliputi apa saja yang dicintai
dan diridhoi oleh Allah, menyangkut seluruh ucapan dan perbuatan yang tampak dan
tidak tampak, seperti solat, zakat, puasa, menunaikan ibadah haji, berkata yang baik
dan benar, belajar, silaturahmi, membaca Al-Qur’an, berdagang dan lain sebagainya.
Adapun pengertian ibadah secara luas terkait dengan beberapa arti, secara aqidah bisa
berarti mentauhidkan Allah SWT, secara fiqih ia bisa berarti menegakkan hukum
Allah SWT dan secara akhlaq berarti berperilaku sesuai dengan tuntunan Allah SWT.
Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang artinya: “Hai manusia, sembahlah

3
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertaqwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 21)

B. IBADAH MAHDA DAN GHAIRU MAHDA


Pada dasarnya ibadah bukan hanya berupa salat, zakat, puasa dan haji. Ibadah
terdiri dari ibadah khusus atau ibadah mahdah dan ibadah umum atau gairu mahdah.
Ibadah dalam pengertian umum adalah bentuk hubungan manusia dengan manusia
atau manusia dengan dengan alam yang memiliki makna ibadah. menjalani kehidupan
untuk memperoleh keridaan Allah, dengan mentaati syariah-Nya. Syariat Islam tidak
menentukan bentuk dan macam ibadah ini, karena itu apa saja kegiatan seorang
muslim dapat bernilai ibadah asalkan ibadah tersebut bukan perbuatan yang dilarang
Allah dan Rosul-Nya serta diniatkan karena Allah. Dengan demikian, semua
perbuatan yang diizinkan Allah bila dikerjakan dengan tujuan memperoleh keridaan
Allah merupakan ibadah dalam arti yang umum. Menunaikan hak diri pribadi sesuai
dengan perintah Allah, seperti makan-minum, dan menuntut ilmu adalah ibadah.
Menunaikan kewajiban kemasyarakatan sesuai dengan perintah Allah adalah ibadah.
Mengolah alam guna dimanfaatkan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia adalah ibadah. Memberi makan binatang yang kelaparan adalah ibadah.
Bekerja mencari nafkah untuk mencukupkan kebutuhan hidup diri pribadi dan orang
yang menjadi tanggungannya adalah ibadah. Untuk memudahkan pemahaman, para
ulama menetapkan kaidah ibadah umum, yaitu “semua boleh dikerjakan kecuali yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya.”
Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak sekadar menyangkut
hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama
makhluk (Hablum minallah wahablum minanas), di samping hubungan antar
manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungannya (QS Al-A’raf [7]:56).
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah
SWT semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya terbatas pada ibadah-
ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdhah adalah semua ketentuan dan aturan
pelaksanaanya telah ditetapkan secara rinci melalui penjelasan-penjelasan al-Qur’an
atau hadits. Ibadah mahdhah dilakukan untuk mendekatkan diri (qurbah) kepada
4
Allah SWT. Misalnya, shalat harus mengikuti petunjuk Rsullulah SAW. dan tidak
diizinkan menambah atau menguranginya, misalnya tentang cara-cara melakukan
ibadah haji (HR.Abu Daud). Menurut bahasa, mahdhah memiliki arti 'murni' atau 'tak
bercampur'. Sedangkan ghairu mahdhah memiliki arti 'tidak murni' atau 'bercampur
dengan yang lain. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang selama ini kita kenal, antara
lain seperti sholat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin
menganggap bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang masuk ke dalam kelompok
ibadah mahdhah.
Pada dasarnya ibadah membawa seseorang untuk memenuhi perintah Allah,
bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan melaksanakan hak sesama manusia.
Oleh karena itu, tidak mesti ibadah itu memberikan hasil dan manfaat kepada
manusia yang bersifat material, tidak pula merupakan hal yang mudah mengetahui
hikmah ibadah melalui kemampuan akal yang terbatas.

C. FUNGSI IBADAH
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk
beramal sholeh. Karena islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia hanya
tidak terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang
nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam islam, keimanan
harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan
karena Allah. Ibadah dalam islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan
hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada
Allah swt dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas baik sebagai pribadi maupun
sebagai bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam islam yaitu :
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan tuhannya
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu
berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan
sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah,
bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT.
Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah

5
ayat 5“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepadaEngkaulah Kami
meminta pertolongan.”Atas landasan itulah manusia akan
terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah
anggotamasyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan
memberinasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang
fungsiibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi
danmasyarakat.
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita
untukberdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan
sholat,mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-
aturan lainnya.

D. HIKMAH IBADAH
1. Tidak Syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa
beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk
syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar
dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli Nya.
2. Memiliki ketakwaan, Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan
kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:21].
Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau
karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan
manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah
manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk
beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul
karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan
sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban
adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari
pelanggaran karena tidak menjalankan kewajiban.
6
3. Terhindar dari kemaksiatan, Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian
dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut 29:45]. Ibadah memiliki daya pensucian
yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi
keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah
ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia berada.
4. Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan
keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari
ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia
merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan.
Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam
kondisi ini.
5. Terkabul Doa-doanya, Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia
mendoa kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman
kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:186].

E. MAKNA SPRITUAL IBADAH DALAM KEHIDUPAN SOSIAL


Didalam setiap ibadah yang kita kerjakan harus bias menyentuh dan bisa
memasuki dimensi spiritual. Dimensi spiritual itu tidak lain adalah ihsan, “an ta’buda
allah ka annaka tarahu wain lam yakun tarahu fainnahu yaraka. Kita beribadah
kepadanya seakan kita melihatnya, apabila kita tidak melihat-nya sesungguhnya dia
melihat kita”. Dalam beribadah kita akan merasa kerdil jika dibandingkan sang
pencipta, hal tersebut dimaksudkan agar kita selalu ingat kepada allah yang telah
menciptakan bumi dan seisinya. Semua bentuk ibadah memiliki makna sosialnya
masing-masing sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
1. Shalat merupakan ibadah terbaik, mempunyai peran luar biasa dalam
mengokohkan kekuatan pengontrol pada diri manusia. Untuk itu, shalat
sangat berpengaruh pada perluasan keadilan individu dan sosial.Seseorang saat
mengerjakan sholat, harus menjaga syarat-syarat yang di antaranya adalah
kehalalan tempat dan pakaian yang digunakannnya. Serta tidak pernah melupakan
aspek ibadah sosial. Dengan demikian, shalat pada dasarnya mengajarkankepada
kita untuk terus meningkatkan keimanan secara social.
7
2. Zakat adalah satu lembaga sosial dalam masyarakat Islam. Tujuan zakat ialah
meratakan jurang antara si kaya dan si miskin (to have and have not), dimana yang 
punya berkewajiban memberikan bantuan kepada yang tidak punya. Sebaliknya ya
ng tidak punya berhak menerima harta (bantuan) dari yang punya.
3. Puasa merupakan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu
seperti makan, minum, dan hal-hal buruk lainnya. Puasa wajib ini dilakukan dari
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena
Allah SWT.
4. Ibadah haji merupakan usaha untuk mewujudkan persaudaraan yang sungguh-
sungguhsesama kaum muslimin. Tidak pernah terjadi dalam agama manapun
dalam satu waktusatu umat berkumpul untuk mengerjakan satu ibadah selain
agama islam dalam urusanhaji.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan dari isi dalam makalah di atas dapat disimpulkan
bawha:
1. Ibadah merupakan penghambaan diri kita sebagai makhluk dan Allah sebagai
Tuhan kita atau dengan kata lain segala sesuatu yang kita kerjakan dalam rangka
mentaati perintah-perintah-Nya.
2. Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak sekadar menyangkut hubungan
dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama makhluk
(Hablum minallah wahablum minanas).
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah SWT
semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya terbatas pada ibadah-
ibadah khusus.
3. Aspek Fungsi ibadah yaitu mewujudkan hubungan antara hamba dengan tuhannya,
mendidik mental dan menjadikan manusia ingat dengan kewajibannya, melatih diri
untuk mendisiplin.
4. Hikmah ibadah diantaranya adalah tidak syirik, memiliki ketakwaan, terhindar dari
kemaksiatan, berjiwa sosial, tidak kikir, terkabul doa-doanya, memiliki kejujuran,
berhati iklas, memiliki kedisiplinan, sehat jasmani dan rohani.
5. Semua ibadah dalam Islam berkaitan erat dengan hubungan sosial atau hubungan
dengan sesama manusia Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah
muamalah atau hubungan antara seorang muslim dengan lingkungan sekitarnya.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga bisa memperjelas makna dari Hakikat
Ibadah dalam kehidupan kita. Makalah ini tentunya bukanlah makalah yang sempurna
dan tanpa kekurangan. Namun, kami telah berupaya untuk mencapai hasil yang layak.
9
Jika kami benar, itu semata-mata karena Allah serta itulah yang kami kehendak.
Tetapi jika ternyata tidak demikian, maka kami mohon ampun dan petunjuk kepada
Allah atas kesalahan dan dosa kami. Cukup kiranya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2014. Himpunan Putusan Tarjih, Yogyakarta: Suara


Muhammadiyah.
Al manar, Abduh, Ibadah Dan Syari’ah, (Surabaya: PT. Pamator, 1999), Cetakan Ke-1
Basyir, Ahmad Azhar. 2001. Falsafah Ibadah dalam Islam. Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta.
Razak, Yusron, dkk. 2011. Pendidikan Agama untuk Perguruan Tinggi &
Umum.Jakarta: UHAMKA PRESS.
Jamaluddin, Syakir. 2010. Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW. Yogyakarta: LPPI
UMY.

10

Anda mungkin juga menyukai