HAKIKAT IBADAH
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hakikat Ibadah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah AIK 2. Selain itu, tugas ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai hakikat ibadah bagi para pembaca
dan juga penyusun. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen NURMIN
AMINU selaku dosen mata kuliah AIK 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan agama kita yaitu agama
islam Kami menyadari, tugas yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................3
A. Konsep Ibadah.........................................................................................3
B. Pengertian Ibadah Mahda dan Ghairu Mahda.........................................4
C. Fungsi Ibadah .........................................................................................5
D. Hikmah Ibadah........................................................................................6
E. Makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial......................................7
BAB 3 PENUTUP .........................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pada saat ini kita semua mungkin sudah mengetahui kewajiban kita sebagai
hamba Allah yang lemah, dan banyak yang tahu kewajiban kita di muka bumi ini
yakni hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Pendapat seperti ini memang
tidak salah karena sudah tertulis dalam Al-Qur’an.
Setiap ibadah sebagaimana yang berlaku pada setiap yang diperintahkan Allah
mengandung maksud tersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat hikmah. Segala
bentuk dan jenis ibadah yang disyari’atkan Allah kepada manusia dijanjikan pahala
dunia akhirat, juga mengandung hikmah yang sangat luar biasa bagi siapa yang
menantinya.
Ibadah merupakan kewajiban bagi setiap muslim maupun umat
beragamalainnya. Dan dalam kehidupan dinunia kita harus percaya dengan
adanyatuhan. Iman adalah hal yang paling dasar dalam kehidupan makhluk beragama
bisa disebut sebagai pondasi agama bila iman rusak maka runtuhlah agamasecara
keseluruhan. Dalam islam iman dibagi menjadi enam, yaitu imankepada Allah, Rasul-
Nya, Mlaikat-Nya, Kitab-kitabNya, Hari akhir, sertaiman kepada Qadla dan Qadar.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
(a.) Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
(b.) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
(c.) Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun
yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah dari
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep ibadah?
2. Apa itu Ibadah mahda dan ghairu mahda?
3. Apa saja fungsi ibadah ?
4. apa saja hikmah ibadah?
5. apa makna spiritual ibadah dalam kehidupan social?
C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep ibadah.
2. Untuk mengetahui apa itu ibadah mahda dan ghairu mahda
3. untuk mengetahui fungsi ibadah
4. untuk mengetahui hikmah ibadah
5. Untuk mengetahui makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP IBADAH
Ibadah merupakan salah satu dimensi yang begitu asasi didalam ajaran islam.
Ibadah tidak cuma terkait dengan ritual-ritual antara manusia dengan Sang Khalik,
namun juga mengandung sejumlah keutamaan bagi diri manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan sosialnya. Dalam konsep ajaran islam, manusia diciptakan tak lain
dan tak bukan untuk beribadah kepada Allah. Dengan kata lain untuk menyembah
Allah dalam berbagai bentuk dan manifestasinya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pengertian ibadah secara bahasa, kata ibadah adalah bentuk dasar (mashdar)
dari fi’il (kata kerja) ‘abada-ya’budu yang berarti: taat, tunduk, hina, dan pengabdian.
Berangkat dari arti ibadah secara bahasa, Ibnu Taymiyah mengertikan ibadah sebagai
puncak ketaatan dan kedudukan yang didalamya terdapat unsur cinta (al-hubb).
Seseorang belum dikatakan beribadah kepada Allah kecuali bila ia mnecintai Allah
lebih dari cintanya kepada apapun dan siapapun juga. Adapun definisi ibadah
menurut Muhammadiyah adalah “mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta
mengamalkan apa saja yang diperkenankan oleh-Nya.
Ibadah artinya penghambaan diri kita sebagai makhluk dan Allah sebagai
Tuhan kita atau dengan kata lain segala sesuatu yang kita kerjakan dalam rangka
mentaati perintah-perintah-Nya adalah ibadah. Ibadah meliputi apa saja yang dicintai
dan diridhoi oleh Allah, menyangkut seluruh ucapan dan perbuatan yang tampak dan
tidak tampak, seperti solat, zakat, puasa, menunaikan ibadah haji, berkata yang baik
dan benar, belajar, silaturahmi, membaca Al-Qur’an, berdagang dan lain sebagainya.
Adapun pengertian ibadah secara luas terkait dengan beberapa arti, secara aqidah bisa
berarti mentauhidkan Allah SWT, secara fiqih ia bisa berarti menegakkan hukum
Allah SWT dan secara akhlaq berarti berperilaku sesuai dengan tuntunan Allah SWT.
Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang artinya: “Hai manusia, sembahlah
3
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertaqwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 21)
C. FUNGSI IBADAH
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk
beramal sholeh. Karena islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia hanya
tidak terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang
nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam islam, keimanan
harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan
karena Allah. Ibadah dalam islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan
hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada
Allah swt dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas baik sebagai pribadi maupun
sebagai bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam islam yaitu :
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan tuhannya
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu
berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan
sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah,
bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT.
Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah
5
ayat 5“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepadaEngkaulah Kami
meminta pertolongan.”Atas landasan itulah manusia akan
terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah
anggotamasyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan
memberinasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang
fungsiibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi
danmasyarakat.
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita
untukberdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan
sholat,mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-
aturan lainnya.
D. HIKMAH IBADAH
1. Tidak Syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa
beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk
syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar
dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli Nya.
2. Memiliki ketakwaan, Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan
kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:21].
Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau
karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan
manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah
manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk
beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul
karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan
sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban
adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari
pelanggaran karena tidak menjalankan kewajiban.
6
3. Terhindar dari kemaksiatan, Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian
dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut 29:45]. Ibadah memiliki daya pensucian
yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi
keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah
ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia berada.
4. Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan
keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari
ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia
merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan.
Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam
kondisi ini.
5. Terkabul Doa-doanya, Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia
mendoa kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman
kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:186].
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan dari isi dalam makalah di atas dapat disimpulkan
bawha:
1. Ibadah merupakan penghambaan diri kita sebagai makhluk dan Allah sebagai
Tuhan kita atau dengan kata lain segala sesuatu yang kita kerjakan dalam rangka
mentaati perintah-perintah-Nya.
2. Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak sekadar menyangkut hubungan
dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama makhluk
(Hablum minallah wahablum minanas).
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah SWT
semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya terbatas pada ibadah-
ibadah khusus.
3. Aspek Fungsi ibadah yaitu mewujudkan hubungan antara hamba dengan tuhannya,
mendidik mental dan menjadikan manusia ingat dengan kewajibannya, melatih diri
untuk mendisiplin.
4. Hikmah ibadah diantaranya adalah tidak syirik, memiliki ketakwaan, terhindar dari
kemaksiatan, berjiwa sosial, tidak kikir, terkabul doa-doanya, memiliki kejujuran,
berhati iklas, memiliki kedisiplinan, sehat jasmani dan rohani.
5. Semua ibadah dalam Islam berkaitan erat dengan hubungan sosial atau hubungan
dengan sesama manusia Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah
muamalah atau hubungan antara seorang muslim dengan lingkungan sekitarnya.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga bisa memperjelas makna dari Hakikat
Ibadah dalam kehidupan kita. Makalah ini tentunya bukanlah makalah yang sempurna
dan tanpa kekurangan. Namun, kami telah berupaya untuk mencapai hasil yang layak.
9
Jika kami benar, itu semata-mata karena Allah serta itulah yang kami kehendak.
Tetapi jika ternyata tidak demikian, maka kami mohon ampun dan petunjuk kepada
Allah atas kesalahan dan dosa kami. Cukup kiranya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
10