Anda di halaman 1dari 10

Makalah Fiqih Ibadah dan Muamalah

Pengertian dan Kedudukan Ibadah


Dosen Pengampu : Drs. Ziyad, M.Ag.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Widiana Elvita (200101102)
Shalahudin Adi Wicaksono (200101109)
M. Sopian Asrin (200101116)

JURUSAN PENDIDKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Fiqih
Ibadah dan Muamalah di Universitas Islam Negeri Mataram.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada bapak dosen kami Drs. Ziyad, M.Ag. yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa makalah kami masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik maupun saran dari semua pihak sangat kami harapkan, agar dapat menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

Lombok barat, 13 September 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................iii

A. Latar Belakang.........................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah....................................................................................................iii

BAB II Pembahasan............................................................................................................1

A. Pengertian Ibadah....................................................................................................1

B. Pembagian Ibadah....................................................................................................1

C. Hikmah Ibadah........................................................................................................2

D. Makna Spiritual Ibadah Bagi Kehidupan Sosial......................................................3

E. Kedudukan dan Tujuan Ibadah................................................................................4

BAB III Penutup..................................................................................................................4

Kesimpulan..........................................................................................................................5

Daftar Pustaka......................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin berkembang, sehingga cara berfikir
manusia juga semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini berimplikasi pada
proses keberagaman seseorang terutama dalam masalah fiqih yang meliputi fiqih ibadah dan
muamalah. Hal ini tidak terlepas dari aspek tauhid atau akidah (keyakinan) yang sangat
berpengaruh pada dua hal tersebut.

Ibadah kepada Allah SWT merupakan sarana utama untuk mencapai Ridho-Nya. Manusia
diciptakan di muka bumi mengemban tugas untuk beribadah kepada Allah SWT. Allah
berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 21 yang berbunyi : “Hai Manusia, sembahlah Tuhanmu
yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”(QS Al-
baqarah ayat 21).

Dalam hal ini, manusia melaksanakan ibadah yang secara khusus hanya ditunjukan untuk
kepada Allah SWT, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan perbuatan yang termasuk
ibadah namun tidak di tentukan secara jelas dalam syariat dinamakan ibadah ghairu
mahdlah,yaitu segala bentuk perbuatan yang ditunjukkan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan
umat. Oleh karena itu dalam pembuatan makalah ini akan dijelaskan pengertian dan kedudukan
ibadah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Ibadah ?
2. Apa makna Ibadah dalam Islam?
3. Apa kedudukan Ibadah dalam Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Ibadah menurut Bahasa dan istilah
2. Untuk mengetahui makna-makna Ibadah yang terkandung di dalam Islam
3. Untuk mengetahui kedudukan Ibadah serta memahami dan mengamalkannya

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Ibadah ialah wujud penghambaan diri seseorang manusia kepada Allah
SWT, serta ibadah dapat dipisah menjadi dua bagian yaitu:
1. Ibadah Secara Etimologi
Kata Ibadah bentuk isim mashdar atau kata benda yang berasal dari Bahasa Arab yakni
‘Abada-Ya’budu’-‘Ibadatan wa ‘Ubudiyyatan, yang memiliki arti beribadah, menyembah,
mengabdi kepada Allah SWT. Atau dengan kata lain al-Tanassuk dengan arti beribadah.1
2. Ibadah Secara Terminologi
Ibadah secara terminologi sebagaiman disebutkan oleh Yusuf al-Qardhawi yang mengutip
pendapat Ibnu Taimiyah bahwa ibadah adalah puncak ketaatan dan ketundukan yang di
dalamnya terdapat unsur cinta yang tulus dan sungguh-sungguh yang memiliki urgensi yang
agung dalam Islam dan agama karena ibadah tanpa unsur cinta bukanlah ibadah yang sebenar-
benarnya.2
Berbicara tentang ibadah berarti membahas mengenai posisi diantara dua dimana yang satu
kedudukannya lebih tinggi dari yang lain seperti hubungan antara seorang majikan dan
budaknya. Seorang budak tidak mempunyai kekuatan lain kecuali cuma tunduk serta patuh
pada perintah majikannya. Seorang budak pasti didasari oleh kesadarannnya selaku hamba yang
lemah serta tidak berdaya. Oleh sebab itu pemahaman ibadah bersifat fitrah, sebab manusia
menyadari akan kekurangan serta kelemahan dirinya, sehingga dia memerlukan kekuatan lain
yang bisa memberikan bantuan dan pertolongan. Begitulah sepatutnya manusia, dia wajib
tunduk serta patuh kepada sang Pencipta, yakni Allah SWT.

B. Pembagian Ibadah
Ibadah yang dilakukan oleh setiap muslim di dunia dibagi dua bagian, yaitu:

1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984), hlm.
951.
2
Yusuf Qardhawi, Al-Ibadah fi al-Islam (Kairo: Maktabah wahbah, 1995), hlm. 31.

1
1. Ibadah Mahdlah (khusus) adalah apa yang ditetapkan Allah SWT akan perincian-
perinciannya, tingkat dan caranya yang tertentu. Misalnya shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-
lain.3
2. Ibadah Ghairu Mahdlah (umum) adalah segala amal yang diizinkan Allah. Misalnya dalam
masalah muamalah (jual beli, politik, ekonomi dan sosial, budaya, pendidikan) dan amalan
shalih lainnya.4

C. Hikmah Ibadah
Ibadah merupakan suatu masalah yang wajib ditunaikan oleh seorang hamba Allah di dunia
baik yang wajib maupun sunnah. Karena di dalamnya terdapat hikmah-hikmah yang semestinya
diketahui oleh hamba-Nya. Hikmah-hikmah tersebut sebagai berikut:
1. Tidak menyekutukan Allah SWT.
Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa beribadah menyembah
kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-
sifat yang dimiliki-Nya merupakan lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud
lain yang dapat mengungguli-Nya.
2. Memiliki ketakwaan yang kuat.
Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia setelah
merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan
keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sebaliknya ketakwaan yang
dilandasi rasa khawatir timbul karena manusia melaksanakan ibadah dianggap sebagai suatu
kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu
kewajiban adakalanya muncul ketidakikhlasan, terpaksa serta ketakutan balasan pelanggaran
karena tidak menjalankan kewajiban.
3. Senantiasa terhindar dari segala perbuatan maksiat.
Ibadah mempnyai energi pensucian yang kuat sehingga bisa jadi tameng dari pengaruh
kemaksiatan, namun kondisi ini cuma dapat dipahami bila ibadah yang dilakukan berkualitas.
Ibadah ibarat suatu baju yang wajib selalu dipakai dimanapun manusia berada.
4. Memiliki jiwasosial yang tinggi

3
http://jalahati.wordpress.com/2013/03/02/ (diakses pada bulan September 2021)
4
Ibid

2
Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan
disekitarnya, sebab ia menemukan pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya.
Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang biasa dialami
orang-orang yang kekurangan, sehingga mendesak hamba tersebut lebih memperhatikan orang
lain.
5. Selalu berbagi dengan orang lain (tidak kikir)
Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya namun milik Allah SWT yang
sepatutnya ditujukan buat kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang begitu
besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan
hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan hartanya di jalan Allah
SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk
keperluanya semata-mata sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan
harta untuk keperluan umat.

D. Makna Spiritual Ibadah Bagi Kehidupan Sosial


Makna spiritual ibadah kepada Allah memberikan dorongan semangat (spirit) bagi seseorang
untuk melakukan perbuatan ibadah yang mencakup semua aspek kehidupan dan seluruh
aturannya, seperti adab makan, minum, buang hajat sampai pada permasalahan mendirikan
negara, politik pemerintahan, manajemen ekonomi, persoalan hubungan antar manusia.
Syeikh Yusuf al-Qardhawi menyebutkan implikasi dari makna ibadah yang dilakukan
seorang Muslim adalah sebagai berikut:
1. Membentuk kehidupan dan perbuatan seorang Muslim untuk bercorak Rabbani (religius).
2. Menjadikan seorang Muslim dalam segala kehidupan dan perilakunya hanya karena Allah
SWT.
3. Menjadikan niatnya untuk beribadah dengan khusyu’, ruhnya tenggelam dalam ibadah
kepada Allah yang mendorongnya untuk memperbanyak perbuatan yang bermanfaat bagi orang
lain.
4. Memberikan kepada seorang Muslim kesatuan niat dan tujuan dalam segala aspek kehidupan
hingga dirinya ridha kepada Allah dalam melaksanakan segala apa yang diperintahkan dan
terhadap apa yang dilarang kepadanya.

3
E. Kedudukan dan Tujuan Ibadah Dalam Islam
Kedudukan ibadah dalam islam menempati posisi yang paling tinggi dan penting serta
menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Itulah sebabnya Allah selalu memerintahkan
dan menggalakkan manusia khususnya orang yang beriman agar memenuhi hiduonya untuk
beribadah kepada Allah swt. saja. Allah swt. Berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 56 dan
Al-Bayyinah ayat 5

َ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذ‬
َ ُ‫ين ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬
‫ون‬
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah 2:21)

‫ َويُْؤ تُوا‬hَ‫صاَل ة‬ َ ‫ين لَهُ ال ِّد‬


َّ ‫ين ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا ال‬ َ ‫ص‬ِ ِ‫ هَّللا َ ُم ْخل‬h‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا‬
‫ين ْالقَيِّ َم ِة‬
ُ ‫ك ِد‬ hَ ِ‫ال َّز َكاةَ ۚ َو ٰ َذل‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Q.S Al-Bayyinah 98:5)
Namun tujuan islam mendirikan ibadah bukanlah untuk  ibadah saja. Ibadah dalam islam
adalah semua perbuatan manusia yang diarahkan kepada Allah baik berupa ibadah ritual
maupun ibadah sosial. Ibadah dalam Islam juga merupakan suatu hal yang diperintahkan oleh
Allah SWT dan memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Fungsi ibadah adalah
membentuk manusia muslim yang bertaqwa.
Selain itu, Ismail Muhammad Syah menyebutkan dengan mengutip pendapat Abbas al-
Aqqad bahwa tujuan pokok ibadah meliputi:
1. Mengingatkan manusia akan unsur ruhani dalam dirinya, yang memiliki kebutuhan-
kebutuhan yang berbeda dengan jasmaniyahnya.
2. Mengingatkan manusia bahwa dibalik kehidupan yang fana ini masih ada lagi kehidupan
yang kekal dan abadi.5

5
Ismail Muhammad Syah, dkk, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 48

4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ibadah menurut etimologi berarti beribadah, menyembah, mengabdi kepada Allah SWT.,
sedangkan menurut terminology berarti bentuk penghambaan diri seorang manusia kepada
Allah SWT. Kemudian pembagian ibadah ada dua yaitu, ibadah mahdlah dan ghairu mahdlah.
Adapun hikmah daripada ibadah ada 5 yaitu,

1. Tidak Menyekutukan Allah


2. Memiliki ketaqwaan yang kuat
3. Senantiasa terhindar dari perbuatan maksiat
4. Memiliki jiwa social yg tinggi
5. Selalu berbagi dengan orang lain

Menurut Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menyebutkan implikasi dari makna ibadah yang
dilakukan
seorang Muslim adalah sebagai berikut:

1. Membentuk kehidupan dan perbuatan seorang Muslim untuk bercorak Rabbani (religius).

2. Menjadikan seorang Muslim dalam segala kehidupan dan perilakunya hanya karena Allah
SWT.

3. Menjadikan niatnya untuk beribadah dengan khusyu’, ruhnya tenggelam dalam ibadah
kepada Allah yang mendorongnya untuk memperbanyak perbuatan yang bermanfaat bagi
orang lain.

4. Memberikan kepada seorang Muslim kesatuan niat dan tujuan dalam segala aspek
kehidupan hingga dirinya ridha kepada Allah dalam melaksanakan segala apa yang
diperintahkan dan terhadap apa yang dilarang kepadanya.

Kedudukan ibadah merupakan kedudukan sentral umat Islam, dikarenakan tujuan daripada
ibadah adalah untuk menyembah kepada Allah SWT.

5
DAFTAR PUSTAKA

Romansyah, Fiqh Ibadah dan Muamalah (Yogyakarta: LP3M Universitas Muhammadiyah,


2017)

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Pustaka


Progressif, 1984)

Yusuf Qardhawi, Al-Ibadah fi al-Islam (Kairo: Maktabah wahbah, 1995)

http://jalahati.wordpress.com/2013/03/02/ (diakses pada bulan September 2021)

Depag. Alqur’an dan Terjemahannya. Jakarta. Diponegoro. 2010

Ismail Muhammad Syah, dkk, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)

Anda mungkin juga menyukai