Anda di halaman 1dari 15

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah PENDIDIKAN ISLAM

OLEH :

Ahmad Fauzi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
INSTITUT MASTER TEKNOLOGI DAN BISNIS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kebijakan
Moneter ini.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “ Pendidikan
Agama”. Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran serta
dapat menambah wawasan da pengetahuan bagi pembaca.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna dan
terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 04 Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................

1.3 Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................

2.1 Makna Ibadah.............................................................................................

2.2 Macam-Macam Ibadah................................................................................

2.3 Bentuk-bentuk pribadata............................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala pemberiannya,

manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah

tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Sebab itu, manusia

harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan

Allah swt atau memanfaatkan anugerah Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan

kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk

mencapai tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.

Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena ibadah itu tidak

bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus berpedoman pada apa yang

telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam,

yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad  berupa kitab suci Al-

Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan

hadits nabi

Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah kepada sang

Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah, kita harus memperhatikan

jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk dalam ibadah wajib, sunnah,

mubah, dan makruh.

2. Rumusan Masalah

A.    Apa pengertian ibadah ?

B.     Apa saja bentuk-bentuk ibadah ?

C.     Apa hakikat ibadah ?

D.    Apa fungsi ibadah ?

E.     Apa jenis-jenis ibadah ?

F.      Apa macam-macam ibadah ?


3. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian ibadah

2.      Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk ibadah

3.      Untuk mengetahui hakikat ibadah

4.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi ibadah

5.      Untuk mengetahui jenis-jenis ibadah

6.      Untuk mengetahui macam-macam ibadah


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Ibadah

Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu “abida-ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan”
yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang
berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah disebut
“abid” (yang beribadah).

Kemudian pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai berikut :

1.      Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu:

“Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan   diri dan menundukkan jiwa
kepada-Nya”

Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah salah seorang ahli
hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-Qur’an diartikan dengan tauhid.

2.      Para ahli di bidang akhlak mendefinisikan ibadah sebagai berikut:

“Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syari’at (hukum).”

“Akhlak” dan segala tugas hidup2 (kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas pribadi, baik yang
berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, termasuk kedalam pengertian ibadah,
seperti Nabi SAW bersabda yang artinya:

“Memandang ibu bapak karena cinta kita kepadanya adalah ibadah” (HR  Al-Suyuthi).

Nabi SAW juga bersabda: “Ibadah itu sepuluh bagian, Sembilan bagian dari padanya terletak dalam
mencari harta yang halal.” (HR Al-Suyuthi).

3.       Menurut ahli fikih ibadah adalah:

“Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”

Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik pengertian umum
dari ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:

“Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah
SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam
rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.”

Pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami
maknanya (ma’qulat al-ma’na) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada umumnya,
maupun yang tidak dapat dipahami maknanya (ghair ma’qulat al-ma’na), sepertishalat, baik yang
berhubungan dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang berhubungan dengan lidah
seperti dzikir, dan hati seperti niat.

Abduh menegaskan bahwa ibadah pada hakikatnya adalah sikap tunduk semata-mata
mengangkat dzat yang disembahnya, tidak diketahui dari mana sumbernya dan kepercayaam terhadap
kekuasaan yang ada padanya dan tidak dapat dijangkau pemahaman dan hakikatnya. Pengertian diatas
menunjukkan bahwa ibadah bukan berarti seseorang yang sangat rindu ingin mengaggungkan dan
mematuhi kekasihnya, sehingga kemauan dirinya menyatu dengan kehendaknya.

Abu A’la Al-Mududi menyatakan bahwa ibadah dari akar’Abd yang artinya pelayanan dan budak.
Jadi hakikat ibadah adalah penghambaan dan perbudakan, sedangkan secara terminologinya adalah
usaha mengikuti hokum-hukum dan aturan-aturan Allah dalam menjalankan kehidupan, mulai akil balig
sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah ialah kesetiaan, kepatuhan, dan penghormatan serta
penghargaan kepada Allah SWT. Serta dilakukan tanpa adanya batasan serta bentuk khas tertentu.

B.  Macam-Macam Ibadah

Dalam suatu pelaksanaan kegiatan ibadat atau ibadah terdapat beberpa yang cukup beragam
tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Adapaun Bermacam Macam Ibadah Dalam
Islam,sebagai,berikut :
A. Ibadah dari segi umum dan khusus, terbagi menjadi dua macam: 

1.      Ibadah Khoshoh adalah ibadah yang aturannya ditetapkan dalam nash (dalil/dasar hukum) yang
jelas, yaitu sholat, zakat, puasa, dan haji;

2.      Ibadah Ammah adalah semua perilaku yang baik yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT
(contohnya : bekerja, makan, minum, dan tidur), sebab semua itu untuk menjaga kehidupan serta
kesehatan badani dalam pengambian kita kepada Sang Pencipta.

B.     Ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau masyarakat, maka  dapat        terbagi menjadi dua
macam:

1.      ibadah wajib (fardhu) yaitu sholat dan puasa; 

2.      ibadah ijtima’i, yaitu zakat dan haji.

C.  Ibadah dari segi tata pelaksanaannya, maka dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1.      ibadah jasmaniyah dan ruhiyah (sholat dan puasa) 

2.      ibadah ruhiyah dan amaliyah (zakat) 

3.      ibadah jasmaniyah, ruhiyah, dan amaliyah (berangkat haji)


D.    Ibadah dari segi segi bentuk dan sifatnya, ibadah dibagi menjadi: 

1.      ibadah yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan, seperti sholat, zakat,
puasa, dan haji; 

2.      ibadah yang berupa ucapan, seperti membaca Al-Qur’an, berdoa, dan berdzikir; 

3.      ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membela diri, menolong
orang lain, mengurus jenazah, dan jihad; 

4.      ibadah yang berupa menahan diri, seperti ihrom, berpuasa, dan i’tikaf (duduk di masjid) 

5.      ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan utang, atau membebaskan utang
orang lain.

C. Jenis-jenis Ibadah

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat
yang berbeda antara satu dengan lainnya;

1.     Ibadah Mahdhah,

Artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah
secara langsung. segala jenis peribadatan kepada Allah yang keseluruhan tatacaranya telah ditetapkan
oleh Allah, Manusia tidak berhak mencipta/merekayasa bentuk ibadah jenis ini. para ulama menetapkan
qaidah iaitu ‘Asalnya ibadah itu haram, terlarang’ (kecuali dengan perintah Allah dan petunjuk
Muhammad saw). Ibadah jenis ini diistilahkan oleh para fuqaha dengan perkataan Al Ibadah atau Al
Ubudiyyah. Ibadah jenis ini seperti shalat, puasa, zakat, aqiqah dan qurban.

            Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:

a.     Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah,
jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.

b.     Tata caranya harus berpola kepada contoh Rasul saw.

Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh: Dan Kami tidak
mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah (QS. 4: 64). Dan apa saja yang dibawakan
Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:
Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu. Jika
melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka
dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bid’ah:
Sabda Nabi saw.: Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum
Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul
mereka.

Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika,
karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di
baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya,
keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan
ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata
untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul
adalah untuk dipatuhi.

Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :

1. Wudhu,

2. Tayammum

3. Mandi hadats

4. Adzan

5. Iqamat

6. Shalat

7. Membaca al-Quran

8. I’tikaf

9. Shiyam ( Puasa )

10. Haji

11. Umrah

12. Tajhiz al- Janazah

Rumusan Ibadah Mahdhah adalah  “KA + SS”

(Karena Allah + Sesuai Syari’at)


2.     Ibadah Ghairu Mahdhah,

(tidak murni semata hubungan dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan
hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya .

Ibadah Ghoir Mahdah yaitu segala jenis peribadatan kepada Allah dalam pengertian yang luas
seperti  kenegaraan, ekonomi, pendidikan, sosial, hubungan luar negeri, kebudayaan, undang-undang
kemasyarakatan, dan teknologi dan sebagainya. Ibadah jenis ini diistilahkan oleh para fuqaha dengan
perkataan 'Al-Muamalah' (iaitu hubungan antara manusia dengan manusia). Peranan syara' dalam hal ini
adalah memperbaiki sesuatu yang telah diadakan oleh manusia dan manusia dibenarkan mengada-
adakan sesuatu yang selaras dengan hukum-hukum/ peraturan Allah (di dalam Al Quran dan As
Sunnah). 

Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:

a.      Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak
melarang maka ibadah bentuk ini boleh diseleng garakan.

b.     Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak
dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah,
maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut bid’ah dhalalah.

c.      Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau
madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk,
merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d.     Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan. Ada juga sesetengah
dari ulamak menambahkan ibadah ini kepada beberapa lagi jenis ibadah.Lain-lain jenis ibadah itu ialah:
Ibadah Badaniah: tubuh badan seperti sembahyang, menolong orang dalam kesusahan dan lain-
lain. Ibadah Maliyah : harta benda seperti zakat, memberi sedekah, derma dan lain-lain. Ibadah
Qalbiyah: hati seperti sangka baik, ikhlas, tidak hasad dengki dan lain-lain. Rumusan Ibadah Ghairu
Mahdhah “BB + KA” (Berbuat Baik + Karena Allah)

       Selain itu Ibadah juga terbagi pada Ibadah Fardiyah (perseorangan) dan Ibadah Jamaiyah (kewajiban
secara bersama atau berjamaah).

a.      Ibadah Fardiyah yaitu amalan ibadah yang menjadi kewajiban setiap orang, seperti sholat, zakat,
haji dan sebagainya. Ibadah seperti ini dapat dilakukan di mana saja baik di dalam negara Islam atau di
negara kafir.

b.     Ibadah jamaiyah yaitu ibadah yang diwajibkan ke atas seluruh umat (sebagai kewajiban bersama).
Sebagai contoh perlaksanaaan hukum hudud, hukum qishas dan sebagainya.

Sebagian ulama juga mengelompokkan jenis ibadah menjadi tiga peringkat ibadah yang mencakup aspek
kehidupan kita.
1.     Ibadah asas

Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada ALLAH, para malaikat,
kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan ketetapan ALLAH baik ataupun buruk. Itulah
yang kita sebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun Islam yaitu
syahadat, shalat lima waktu, puasa, zakat fitrah dan rukun haji (bagi mereka yang mampu). Kedua
bentuk ibadah yang asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau fardhu ain bagi
setiap muallaf. Berarti sebelum kita dapat melaksanakan ibadah-ibadah yang lain, kedua perkara itu
perlu ada pada diri kita dan telah dapat kita tanamkan dalam jiwa kita.

2.     Ibadah cabang-cabang

Adapun ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi yaitu yang bertalian erat
dengan asas meliputi perkara mentajhizkan (menyelenggarakan) jenazah, menegakkan jihad,
membangun gelanggang pendidikan dan pelajaran atau mewujudkan perancangan ekonomi Islam
seperti mewujudkan perusahaan-perusahaan asas yang melayani keperluan umat Islam. Termasuklah di
dalamnya perusahaan yang dapat menghasilkan makanan wajib seperti gula, tepung, garam, kecap dan
perusahaan minuman seperti susu, kopi, teh dan bentuk-bentuk minuman ringan lainnya. Selain dari itu
di dalam bidang tersebut, termasuk juga penggalakan usaha-usaha pertanian yang akan menghasilkan
beberapa makanan asas bagi umat Islam seperti beras, gandum, ubi dsb. serta perikanan yang dapat
menghasilkan ikan basah atau ikan kering. Kalau kita tilik dari satu sudut, pasti kita akan merasakan
bahwa hal itu merupakan persoalan asas dalam perjuangan kita menegakkan ibadah kepada ALLAH.
Tentulah kita tidak mau darah daging kita berasal dari zat yang bertentangan dengan syariat ALLAH,
yang pasti bisa merusak ibadah asas kita.

Dalam menegakkan bentuk pendidikan dan pelajaran, kita semestinya menitikberatkan hasil
mutlak dari acuan pendidikan kita pada jiwa anak-anak yang dibina mulai dari peringkat taman kanak-
kanak, sekolah menengah sampai universitas. Sehingga lulusannya nanti dapat menyambung
perjuangan menegakkan syariat ALLAH. Selain dari itu ibadah yang tergolong dalam cabang-cabang itu
ialah membangun klinik dan rumah sakit Islam, soal-soal politik serta pembentukan dan penyusunan
sistem organisasi dalam negara Islam.

Hal-hal yang termasuk dalam jenis ibadah yang kedua ini kita namakan fardhu kifayah. Kita tentu
lebih maklum apa sebenarnya fardhu kifayah itu yaitu fardhu yang menitikberatkan pada soal
kemasyarakatan Islam yang juga merupakan urat saraf dan nadi penghubung antara sesama Islam.

Hal itu sangat besar artinya untuk seluruh individu Islam karena bila tidak ada satu orang pun
yang mengerjakannya maka seluruh masyarakat itu akan menerima beban dosa dari ALLAH. Namun
seandainya a†a satu pihak melaksanakan tuntutan fardhu tersebut, maka pihak itu telah melepaskan
tanggungan dosa bagi seluruh masyarakat Islam. Karena itulah fardhu kifayah merupakan urat nadi
penghubung antara sesama Islam. Cuma masyarakat Islam tidak memahami peranan fardhu kifayah
tersebut, karena itu hubungan ukhuwah Islamiah tidak begitu menonjol di zaman sekarang. Seandainya
fardhu kifayah itu dapat memberi makna, sudah pasti kita merasa bersyukur sekiranya ada di kalangan
kita yang telah melepaskan tanggungan dosa umum dan sudah pasti kita akan memberikan dukungan
kepadanya. Karena itu tidak akan ada istilah gagal dalam melaksanakan fardhu kifayah.

Kecil timbangannya tetapi besar maknanya. Itulah yang disebut sunat ain. Tergolong di
dalamnya yaitu shalat sunat rawatib, shalat witir, shalat tahajud, shalat dhuha, puasa syawal, puasa
Senin dan Kamis, bersedekah dan membaca Al Quran. Pelaksanaan ibadah itu mendatangkan pahala
sedangkan jika tidak dilakukan tidak akan mendatangkan dosa. Namun karena ibadah itu memberikan
manfaat maka lebih baik jika dikerjakan.

3.     Ibadah Umum

Dan ibadah ketiga yaitu ibadah yang lebih umum yaitu hal-hal yang merupakan pelaksanaan
mubah saja tetapi bisa menjadi ibadah dan mendatangkan pahala. Amalan seperti itu dapat menambah
bakti kita kepada ALLAH agar setiap perbuatan dalam hidup kita ini tidak menjadi sia-sia. Tergolong
dalam amalan-amalan itu seperti makan, minum, tidur, berjalan-jalan, berwisata dan sebagainya.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibadah merupakan seluruh aspek kehidupan. Tidak terbatas pada saat-saat singkat yang diisi
dengan cara-cara tertentu. Suatu  Ibadah  mempunyai nilai yaitu jalan hidup dan
seluruh aspek kehidupan  dan merupakan tingkah laku, tindak-tanduk, pikiran dan perasaan semata-
mata untuk Allah, yang dibangun dengan suatu sistem yang jelas, yang di dalamnya terlihat segalanya
yang pantas dan tidak pantas terjadi .

Secara garis besar ialah dibagi menjadi dua: Ibadah Khoshoh adalah ibadah yang aturannya
ditetapkan dalam nash (dalil/dasar hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa, dan haji;

Ibadah Ammah adalah semua perilaku yang baik yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT
(contohnya : bekerja, makan, minum, dan tidur), sebab semua itu untuk menjaga kehidupan serta
kesehatan badani dalam pengambian kita kepada Sang Pencipta.

Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat
adalah 'ibadah menurut Islam selama ia memenuhi syarat-syarat tertentu. Manusia diciptakan Allah
bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia
diciptakan oleh Allah untuk beribadah. Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka
agar manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diberi kewajiban
ibadah agar menusia itu mencapai taqwa. Hikmah dari ibadah adalah kita dapat meningkatkan
ketaqwaan tehadap Allah swt dan hidup berdasarkan apa yan Dia perintahkan.
DAFTAR PUSAKA

http://ariefhikmah.com/dr-yusuf-al-qardhawi/syarat-utama-bagi-orang-yang masuk-islam/

http://ariefhikmah.com/puasa/esensi-puasa/

http://www.elitha-eri.net/2008/01/14/rahasia-dan-hikmah-gerakan-shalat/

http://www.kbiharofahmalang.com/materi-168-hikmahhikmah-ibadah-haji.html

http://mta-online.com/v2/2009/05/26/kenapa-enggan/

Almath, Muhammad Faiz, Dr. 1991. 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Muhammad. Jakarta: Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai