Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKHLAKUL KARIMAH
“IBADAH TERHADAP LINGKUNGAN”

Oleh:

WIDIANTI (BSN201011)

AKBID BINA SEHAT NUSANTARA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
yang berjudul “IBADAH TERHADAP LINGKUNGAN”.

Meskipun banyak hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya,


tapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang sudah
memberi kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.

saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Saya berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Watampone, 12 Oktober 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penulis.......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah....................................................................3
B. Pembagian Ibadah...................................................................4
C. Fungsi Ibadah..........................................................................5
D. Tujuan Ibadah.........................................................................7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................8
Saran............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Ibadah kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang sangat
penting, karena Allah SWT adalah dzat yang menciptakan manusia, bahkan
dunia seisinya. Allah SWT mewajibkan ibadah kepada umat manusia bukan
untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kebaikan kita sendiri, agar kita
mencapai derajat taqwa yang dapat menyucikan kita dari kesalahan dan
kemaksiatan, sehingga kita dapat keuntungan dengan keridhaan Allah SWT dan
surga-Nya serta dijauhkan dari api neraka dan adzab-Nya.

Tidaklah Allah menciptakan manusia di muka bumi ini kecuali untuk


beribadah kepada-Nya. Tentunya beribadah dengan mengikuti syariat Islam
yang telah dibawah oleh nabi Muhammad SAW. Pokok ibadah dalam Islam
adalah melaksanakan rukun Islam, yaitu : Syahadat bahwa tiada tuhan selain
Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rosulullah. Menegakkan salat,
membayar zakat, puasa ramadhan dan haji kebaitullah (bila mampu).

Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk
beribadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syariat
nya. Dalam ibadah, kita harus memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita
lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk daalam ibadah wajib, sunnah,
mubah, dan makruh.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam maklah ini akan


membahas mengenai ibadah dalam islam beserta hikmahnya.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian ibadah?
2. Apa saja pembagian dalam ibadah?
3. Apa saja fungsi ibadah?
4. Apa Tujuan ibadah?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ibadah
2. Untuk mengetahui pembagian dalam ibadah
3. Untuk mengetahui fungsi dari ibadah
4. Untuk mengetahui tujuan dari ibadah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ibadah

Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu abida-
ya’budu’abddan-‘ yang berarti taat, tunduk, patuh, dan merendahkan diri.
Kesemua pengertian ini mempumyai makna yang berdekatan, seseorang
yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah
disebut “abid” (yang beribadah).

Kemudian pengertian ibadah secata terminologi atau secara istilah


adalah sebagai berikut :

a) Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu :

“mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta


menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya”Selanjutrnya
mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah salah
seorang ahli hadist yang mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam
Al-Qur’an diartikan dengan tauhid.

b) Para ahli dibidan akhlak mendefinisikan ibadah sebagai berikut:

“mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanka


segala bentuk syari’at (hukum) ”akhlak” dan segala tugas hidup
(kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas pribadi, baik yang
berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, termasuk
kedalam pengertian ibadah.

3
c) Menurut ahli fikih ibadah adalah :

“segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan


Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”

Jadi pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum,


baik yang dapat dipahami maknanya (ghair ma’qulat al-ma’na), seperti
shalat, baik yang berhubungan dengan anggota dan seperti rukun dan
sujud maupun yang berhubungan dengan lidah speti dzikir, dan hati
seperti niat.

B. Pembagian Ibadah

Secara umum, ibadah digolongkan menjadi dua yaitu ibadah


mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah
yang dilakukan secara murni dan tidak bercampur. Sementara ibadah
ghairu mahdhah berarti sebaliknya yaitu ibadah yang tidak murni atau
bercampur dengan hal lainnya.

Dalam kaca mata fiqih, khususnya menurut pandangan Madzhab


Syafi’i, pembagian ibadah dikategorikan berdasarkan aspek boleh
tidaknya ibadah itu diwakilkan pada orang lain. Pembagian berdasarkan
aspek ini terbagi menjadi tiga macam.

 Ibadah Badaniyah Mahdhah

Ibadah kategori ini maksudnya adalah bahwa ibadah yang


dilakukan murni berupa gerakan fisik, tanpa dicampuri dengan komponen
lainnya misalnya salat dan puasa. Ibadah jenis ini tidak boleh diwakilkan
oleh orang lain kecuali salat sunah tawaf yang boleh diwakilkan pada

4
orang lain atas jalan mengikut (tab’an) pada ibadah haji yang boleh
diwakilkan.

 Ibadah maliyah mahdhah

Ibadah jenis ini murni hanya menyangkut persoalan harta seperti


sedekah dan zakat. Menurut para ulama, ibadah jenis ini boleh diwakilkan
pada orang lain dalam pelaksanaannya.

 Ibadah maliyah ghairu mahdhah

Maksud ibadah jenis ini adalah bahwa ibadah yang dilakukan


kaitannya dengan harta, namun juga mengandung gerakan-gerakan fisik
(badaniyah) di dalamnya. Contohnya adalah ibadah haji dan umrah di
mana dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya (harta) dan terdapat
ketentuan-ketentuan khusus yang melibatkan gerakan fisik dalam
melakukannya seperti tawaf dan sebagainya.

C. Fungsi Ibadah

Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.

a. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.


Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya
dapat dilakukan melalui “muqorobah” dan “khudlu”. Orang yang
beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan
selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan
ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim tidak
akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta
menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT.

5
b. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan
kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia
adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban
untuk menerima dan memberi nasihat. Contohnya, Zakat berfungsi
untuk membersihkan mereka yang berzakat dari kekikiran dan
kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir
adalah sifat buruk yang anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan
disukai masyarakat
Zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
pemberinya dan memperkembangkan harta benda mereka. Orang
yang mengeluarkan zakat hatinya akan tentram karena ia akan
dicintai masyarakat. Dan masih banyak ibadah-ibadah lain yang
tujuannya tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi juga
membawa dapak sosial yang baik bagi masyarakatnya.

c. Melatih diri untuk berdisiplin


Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah
menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan
jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan
waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya,
mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya
sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun
perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia,
menumpuk harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak.
Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi munkar”, maka
ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari
siksa Allah SWT.

6
D. Tujuan Ibadah

Ibadah yang dilakukan para hamba, menurut asy-Syathibi bertujuan:

1. Maqshadan ashliyah; tujuan utama yaitu mendekatkan diri pada Allah


Swt.
2. Maqshadan tabi’ah; tujuan sampingan yaitu untuk mendapatkan
kebaikan sendiri di dunia atau bersifat duniawi, contoh keamanan.

Karena manusia diciptakan oleh Allah bukan sekadar untuk hidup


di dunia ini, kemudian mati tanpa pertanggungan jawab begitu saja, tetapi
manusia diciptakan oleh Allah hidup di dunia ini untuk beribadah, yang
tujuannya agar manusia mencapai derajat takwa. Sebagaimana firman
Allah dalam surah Al-Baqarah/2 ayat 21:

Tujuan ibadah adalah menghambakan diri kepada Allah Swt dan


mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan
adanya tujuan ini seseorang akan mencapai derajat yang tinggi di akhirat.
Sedangkan tujuan tambahan adalah agar terciptanya kemaslahatan diri
manusia dan terwujudnya usaha yang baik.  Shalat umpamanya,
disyari’atkan pada dasarnya bertujuan untuk menundukkan diri kepada
Allah Swt dengan ikhlas, mengingatkan diri dengan berzikir. Sedangkan
tujuan tambahannya antara lain adalah untuk menghindarkan diri dari
perbuatan keji dan munkar.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

a. Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai oleh
Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-
terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT
dan mengharapkan pahala-Nya.

b. Ibadah terbagi dalam 3 kategori yaitu Ibadah Badaniyah Mahdhah,


Ibadah maliyah mahdhah, Ibadah maliyah ghairu mahdhah

c. Fungsi Ibadah adalah mewujudkan hubungan antara hamba dengan


Tuhannya, mendidik mental, dan menjadikan diri disiplin.

d. Tujuan ibadah adalah menghambakan diri kepada Allah Swt dan


mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan

Saran

Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari pencipts


kits, yaitu beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist
baik dalam ibadah mahdah (khususnya) maupun dalam ibadah ghoiru mahda
(umum) dengan niat semata-mata ikhlas untuk mencapai ridha Allah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet.Ke-2.


Syihab, M. Quraisy, M. Quraisy Syihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang
Patut Anda Ketahui, (Jakarta: Lentera Hati, 2008), Cet. Ke-1.
Al manar,Abduh, Ibadah Dan Syari’ah, (Surabaya: PT.pamator, 1999),Cet.Ke-1
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995),
Cet.Ke-1.
Yusuf Qardhawi, Konsep Ibadah Dalam Islam, (Bandung: Mizan,
2002),Cet.Ke-2.

Anda mungkin juga menyukai