Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

URGENSI IMAN, ISLAM DAN IHSAN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam

Dosen : KH.Idris Rasyid, M.Pd.I

Oleh :

WIDIANTI

NIM : BSN201011

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE
2021
Alamat : Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.75 Watampone
Telp.04812918034 email : akbid_bsn_wtp@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalahini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatsehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama
Islam dengan judul “Urgensi Iman, Islam dan Ihsan”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnadan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya

Watampone, 2 September 2021

Widianti

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------I 
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah--------------------------------------------------------------------1
C. Tujuan---------------------------------------------------------------------------------1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman, Islam dan Ihsan--------------------------------------------------2
B. Tingkat Iman, Islam dan Ihsan-----------------------------------------------------3
C. Rukun Iman, Islam dan Ihsan ------------------------------------------------------4
D. Hubungan Iman, Islam dan Ihsan--------------------------------------------------5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan---------------------------------------------------------------------------6
B. Saran-----------------------------------------------------------------------------------6
DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------------7

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara mendasar, ajaran islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu akidah
(keimanan) dan amal (perbuatan). Ajaran dalam bidang akidah bertujuan
untukmendorong dan membimbing manusia dalam mengembangkan dirinya
menujukesempurnaan pandangan, pemahaman, dan keyakinan atau iman.
Sedangkan ajaran yang berada dalam bidang amal bertujuan untuk mendorong
danmembimbing manusia dalam mengembangkan amal-amal saleh sehingga
tercapai kesempurnaan amal ibadah.
Ada tiga bagian yang harus menyatu secara utuh untuk memahami dan
mengamalkan ajaran islam, yaitu iman, islam, dan ihsan. Ibarat sebuah bangunan
rumah, iman adalah fondasi yang ditanam di dalam tanah yang tidak tampak. Islam
adalah wujud bangunan rumah yang berupa tiang, dinding, atap, jendela,dan semua
bagian yang tampak di permukaan. Sedangkan ihsan adalah segala sesuatu yang
menjadikan indah dan nyamannya bangunan rumah, misalnya taman,warna cat, dan
hiasan rumah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Iman, Islam dan Ihsan ?
2. Bagaimana tingkatan Iman, Islam dan Ihsan ?
3. Apa saja rukun Iman, Islam dan Ihsan ?
4. Apakah hubungan Iman, Islam dan Ihsan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahi pengertian Iman, Islam dan Ihsan
2. Untuk Mengetahui tingkatan dari Iman, Islam dan Ihsan
3. Untuk mengetahui rukun Iman, Islam dan Ihsan
4. Untuk mengetahui hubungan Iman, Islam dan Ihsan

III
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman, Islam dan Ihsan


1. Iman
Pengetian Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Selain itu menurut
istilah pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan
lisan, dan di amalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaannya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dngan amal perbuatan secara nyata.
2. Islam
Pengertian Islam secara etimologi atau secara bahasa berarti tunduk, patuh,
atau berserah diri. Adapun menurut syariat (terminologi), apabila di mutlakan
berada pada dua pengertian yaitu:
Yang pertama: apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman,
maka pengertian islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun
furu’ (cabang), juga seluruh masalah aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
Kedua, apabila kata islam di sebutkan bersamaan dengan kata iman, maka
yang di maksud islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang
dengannya terjaga diri dan hartanya, baik dia meyakini islam atau tidak.
Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.
3. Ihsan
Kataa Ihsan berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan-yuhsinu-ihsanan yang
artinya kebaikan atau berbuat baik. Dan pelakunya disebut muhsin. Sedangkan
menurut istilah ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang
dengan niat hati beribadah kepada Allah swt.

IV
B. Tingkat Iman, Islam dan Ihsan
Tingkatan agama yang paling tinggi adalah Ihsan, kemudian Iman, dan paling
rendah adalah Islam. Kaum muhsinin (orang-orang yang memiliki sifat Ihsan)
merupakan hamba pilihan dari hamba-hamba Allah yang saleh.
1. Tingkatan Iman
a) Tingkat mengenal. Pada tingkatan pertama ini seseorang baru menganalisis
suatu yang di imani.
b) Tingkat kesadaran. Pada tingkat kedua ini iman seseorang sudah lebih
tinggi, karena sesuatu yang diimani disadari oleh alasan-alasan terrtentu.
c) Tingkat haqqul yaqin. Tingkat ini adalah tingkatan iman yang tertinggi.
Seseorang mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-alasan
tertentu, tetapi dibarengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah.
2. Tingkatan Islam
Dalam Agama Islam terdapat tiga tingkatan atau kedudukan dalam
beragama, yakni Islam, Iman dan Ihsan. Dan pemeluk agama islam tidak akan
lepas keadaan mereka dari salah satu dari tingkatan-tingakatan ini, dan terkadang
tingkatan mereka dalam beragama dapat berpindah dari satu tingkatan ke
tingkatan yang lebih tinggi, atau menuju ke tingkatan yang lebih rendah
berdasarkan kadar ketaatan kepada Allah ta’ala.
Dan tingkatan pertama itu ialah Islam, pertengahannya adalah Iman dan
tingkatan yang paling tinggi adalah Ihsan, dan barang siapa yang telah mencapai
pada tingkatan paling tinggi maka sesungguhnya dia telah mencapai tingkatan
yang berada di bawahnya, maka seorang muhsin pasti dia seorang mukmin, dan
seorang mukmin pasti dia seorang muslim, adapun muslim maka tidak
melazimkan bahwa dia seorang mukmin, berkata abu sulaiman al khotobi –
semoga Allah merahmatinya-: “Maka kebanyakan dari manusia mereka rancu
dalam permasalahan ini”.
3. Tingkatan Ihsan
a) Tingkat Muroqobah. Yakni seseorang yang beramal senantiasa merasa
diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam setiap aktivitasnya.

V
b) Tingkatan Musyahadah. Yakni seseorang yang senantiasa memperhatikan
sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktivitasnya.
C. Rukun Iman, Islam dan Ihsan
Rukun Iman, Rukun Islam dan Rukun Ihsan adalah dasar penting dalam agama
islam dan sering disebut sebagai RUKUN AGAMA. Rukun islam berkaitan dengan
sempurnanya keislaman seseorang. Sementara rukun iman berhubungan dengan
sempurnanya keimanan seseorang. Adapun rukun ihsan adalah berkaitan dengan
bagaimana seseorang beribadah di hadapan tuhannya.
RUKUN ISLAM mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Syahadat
2. Shalat
3. Zakat
4. Shaum
5. Haji
RUKUN IMAN mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat Allah SWT
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
RUKUN IHSAN mencakup ibadah kepada Allah SWT yang dilaksanakan seolah-
oleh kita melihat Allah SWT. Meskipun kita tidak melihat Allah SWT namun
sesungguhnya Allah SWT menyaksikan apa yang kita perbuat. Menurut sumber
lainya, rukun ihsan ini meliputi 3 perkara yakni:
1. Takwa
2. Tawakkal
3. Ikhlas

VI
D. Hubungan Iman, Islam dan Ihsan
Hubungan Iman, Islam dan Ihsan bagaikan segitiga sama sisi. Hubungan antara
sisi yang satu dengan sisi yang lainnya sangat erat. Jadi orang yang taqwa ibarat
segitiga sama sisi, yang sisi-sisinya adalah Iman, Isalm dan Ihsan. Segitiga tersebut
tidak akan terbentuk jika ketiga sisinya tidak saling mengait.
Iman itu membentuk jiwa dan watak manusia menjadi kuat dan positif, yang
diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan tingkah laku akhlakiah manusia sehari-
hari adalah dilandasi atau diwarnai oleh apa yang dipercayainya. Kalau
kepercayaannya benar dan baik pula perbuatannya, dan begitu pula sebaliknya.
Disamping adanya hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan terdapat pula
perbedaan antara ketiganya sekaligus merupakan ciri masing-masing. Iman lebih
menekankan ke segi keyakinan didalam hati, Islam merupakan sikap untuk berbuat
atau beramal. Sedangkan Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan
nyata. Ihsan merupakan ukuran tipis tebalnya iman dan islam seseorang.

VII
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam Agama Islam memiliki 3 tingkatan yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Tingkatan yang paling tinggi yaitu Ihsan kemudian Iman dan yang paling rendah
yaitu Islam. Yang dimana ketiganya ini memiliki beberapa rukun-rukun. Iman, Islam
dan Ihsan bagaikan segitiga sama sisi. Hubungan antara sisi yang satu dengan sisi
yang lainnya sangat erat. Jadi orang yang taqwa ibarat segitiga sama sisi, yang sisi-
sisinya adalah Iman, Isalm dan Ihsan. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk jika
ketiga sisinya tidak saling mengait.
B. SARAN
1. Bagi pembaca
Makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu diharapkan pembaca jangan
mengacu pada makalah ini saja, lebih banyak membaca buku – buku literatur
lainnya.
2. Bagi penyusun
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan untuk
kedepannya Kami akan lebih baik lagi dalam memilih materi – materi untuk
pembuatan makalah.

VIII
DAFTAR PUSTAKA

Imam an-nawawi al-jawi, Hadis arba’in


Sayyid Abdullah ibn Alawi A- Haddad,, Terjemah Risalatul Muawanah, Mutiara ilmu,
bandung; 2012
Dr.ir.Muhammad Imaduddin Abdulrahim M.sc, Islam system nilai terpadu, Gema
insani press, Cetakan pertama, Jakarta; 2002

Dr.H.Endang Saifuddin Anshari Kuliah Al-Islam,Pusataka, Bandung; 1978

Drs. Nasruddin Razak Al-Ma’arif, Dienul Islam, Bandung; 1989


Sayyid Abdullah bin Al-husain bin Thahir  Alwi Ba’alawi, sullam at-taufiq

IX

Anda mungkin juga menyukai