Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMAKNAI KEMBALI IMAN, ISLAM DAN IHSAN DALAM


PERSPEKTIF CINTA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
AGAMA

NAMA DOSEN : Azwar S.Ag,M.H.I

DISUSUN OLEH:

1. Nada Maharani (2301100049)


2. Tifa Erinca (2301100016)
3. Afdal Zikry (2301100002)

PRODI : PENDIDIKAN INFORMATIKA


UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, atas berkat dan
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah agama islam dengan judul “Memaknai kembali iman, islam, dan
ihsan dalam perspektif cinta”.

Penulis berterimakasih kepada bapak Azwar S.Ag,M.H.I selaku dosen


mata kuliah agama islam yang telah memberikan arahan dan panduan agar
makalah ini dapat disusun dengan baik. Penulis juga berterimakasih kepada
seluruh pihak yang terlibat dan mendorong penulis dalam menyelesaikan
makalah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum layak dikatakan sempurna


dikarenakan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun pembaca agar dapat menyusun
makalah dengan lebih baik lagi selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan diri saya sendiri sebagai penulis.

Padang, 7 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep Iman, Islam, Ihsan

2.2 Urgensi Integrasi Iman, Islam, dan Ihsan

2.3 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mengaktualisasikan Iman, Islam,


dan Ihsan

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali
dengan islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap
makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari’at. maka, dia
berada di antara dua gerakan yaitu gerakan yang menarik kepada perkara yang
berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang
menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Agama islam ada tiga tingkatan, yaitu iman, islam, dan ihsa. Dan setiap
tingkatannya mempunyai rukun tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Didalam makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Apa konsep iman, islam, dan islam?
2. Bagaiman urgensi integrasi iman, islam, dan ihsan?
3. Sebutkan contoh sikap dan perbuatan yang mengatualisasikan iman, islam,
dan ihsan!

1.3 Tujuan
a. Mengetahui konsep iman, islam, dan ihsan
b. Mengetahui urgensi integrasi iman, islam, dan ihsan
c. Mengetahui sikap dan perbuatan yang mengatualisasikan iman, islam, dan
ihsan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 konsep iman, islam, ihsan

1. Iman

Iman artinya mempercayai, bukan hanya sekedar mempercayai, tapi


mengimani dalam islam dibuktikan dalam bentuk membenarkan dengan hati, di
ucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Jadi jika hanya salah satu
saja, belum masuk kriteria iman. Sebagaimana apa saja yang hidup di dunia ini,
bisa kehabisan tenaga. Misalnya hp kita, bisa kuat tapi bisa juga lemah batreinya.
Demi kian juga iman kita bisa naik bisa turun, maka kita harus memperbaharuinya
dengan mendzikirkan kalimah tayyibah (la ilaaha illallah).
Dengan demikian jika seseorang sudah mengimani seluruh ajaran islam,
maka orang tersebut sudah dapat dikatakan mukmin (orang yang beriman). Dan
orang yang sudah menyatakan diri beriman menurut hukum islam haruslah
menyatukan antara ucapan, sikap dan perilaku anggota badan untuk melakukan
perbuatan yang sesuai dengan tuntuman iman tersebut.
Iman bersifat tidak tetap, keimanan seseorang dapat berubah sewaktu –
waktu, ada kalanya seseorang muslim memiliki iman yang tinggi tetapi dalam
waktu tertentu iman juga dapat menurun. Sementara itu, menurut imam al-Ghazali
iman berarti pembenaran tasdiq. Dan tasdiq mempunyai tempat khusu di dalam
hati.
Iman itu terdiri atas tiga tingkatan:
1. Tingkat mengenal, pada tingkatan pertama ini seseoranng harus mengenal
sesuatu yang di imani.
2. Tingkat kesadaran, pada tingkat kedua ini iman seseorang sudah lebih
tinggi, karna sesuatu yang diimani disadari oleh alasan – alasan tertentu.
3. Tingkat haqqul yaqin, tingkat ini adalah tingkat iman tertinggi. Seseorang
mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan – alasan
tertentu, tetapi dibarengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah
swt.
Rukun iman yang harus kita percaya ada 6, yaitu

1. Beriman kepada Allah swt


2. Beriman kepada malaikat
3. Beriman kepada kitab – kitab
4. Beriman kepada para rasul
5. Beriman kepada hari akhir
6. Beriman kepada (taqdir) ketentuan Allah
2. Islam

Islam menurut bahasa berarti patuh, tunduk, menyerahkan diri, selamat,


perdamaian. Arti tersebut sesuai dengan cita – cita agama islam yaitu terwujudnya
keselamatan dan perdamaian seluruh umat manusia dan mengajarkan kepada
manusia untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt dalam segala amal
dan perbuatan yang dikerjakannya.
Sedangkan menurut istilah, islam yaitu agama yang mengajarkan agar
manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah dan menjauhi
larangannya. Orang yang tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut muslim.
Seseorang yang betul – betul muslim, hidup dan matinya hanya semata- mata
karena mencari keridhoan Allah.
“sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya aku serahkan kepada
Allah, tuhan seluruh sekalian alam.” QS Al – An’am/6:162)
Pengertian islam juga terungkap dalam hadist berikut ini

Yang Artinya:

“dari umar dari nabi SAW bersabda: “islam dibangun (ditegakkan) di atas lima
perkara, yaitu engkau menyembah Allah dan mengingkari yang selainnya,
menegakkan sholat, membayar zakat, melaksanakan haji dan puasa ramadhan.”
(HR Bukhari dan muslim)

Kelima perkara di hadist tersebut disebut pokok – pokok ibadah atau rukun islam,
yaitu:

1. Membaca dua kalimat syahadat

‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬

2. Sholat
3. Membayar zakat
4. Puasa dibulan ramadhan
5. Naik haji bagi yang mampu

Islam sebagai sebuah nama dari nama agama tidak diberikan oleh para
pemeluknya melainkan kata “islam” pada kenyataannya dicantumkan dalam
quran, yaitu:
1. “wa radhitu lakum al-islama dinan” artinya “dan Allah mengakui bagimu
islam sebagai agama”
2. “inna’ ddina inda ilahi al islam” artinya “sesungguhnya agama disisi Allah
adalah islam”[2]

3.Ihsan
Ihsan menurut bahasa berarti berbuat baik atau kebaikan. Sedangkan
menurut istilah adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan
dilandasi kesadaran dan keikhlasan. Dalam hadist nabi menjelaskn, “ihsan ialah
bahwa engkau menyembah Allah seakan – akan engkau melihatnya, dan kalau
engkau tidak melihatnya, maka sesungguhnya dia melihat engkau.” Maka ihsan
adalah ajaran tentang penghayatan pekat akan hadirnya tuhan dalam hidup,
melalui penghayatan diri sebagai sedang menghadap dan berada di depan
hadiratnya ketika beribadah. Ihsan adalah pendidikan atau latihan untuk mencapai
dalam arti sesungguhnya. Karena itu, seperti dikatakan ibn Taimiyah di atas, ihsan
menjadi puncak tertinggi keagamaan manusia. Ia tegaskan bahwa makna ihsan
lebih meliputi daripada iman lebih meliputi dari pada islam. Sebab dalam ihsan
sudah terkandung iman dan islam, sebagaimana iman terkandung dalam islam.
Kemudian, kata – kata ihsan itu sendiri secara harfiah berarti “berbuat
baik.” Seseorang yang ber-ihsan disebut muhsin, sebagai seorang yang ber-iman
disebut mu’min dan yang ber-islam disebut muslim. Karena itu, sebagai bentuk
jenjang penghayatan keagamaan, ihsan terkait erat sekali dengan pendidikan
berbudi pekerti luhur atau berakhlaq mulia. Disabdakan oleh Nabi bahwa yang
paling utama di kalangan kaum beriman ialah yang paling baik akhlaqnya,
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, dirangkaikan dengan sikap penuh
pasrah kepada Allah atau islam, orang yang ber-ihsan disebutkan dalam kitab suci
sebagai orang yang palik baik keagamannya:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangannya.(QS.an-nisa:125)

Ihsan ada empat macam, yaitu:

1. Ihsan terhadap Allah SWT


2. Ihsan terhap diri sendiri
3. Ihsan terhadap sesama manusia
4. Ihsan terhadap makhluk lain

2.2 Urgensi Integrasi Iman, Islam, dan Ihsan


islam dan ihsan merupakan tripologi agam islam dimana sesuai dengan
hadits nabi.Iman, islam dan ihsan saling berhubungan karena seseorang yang
hanya menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan
iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam.
Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika
dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih
dalam ibadah Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, Islam
adalah sikap aktif untuk berbuat/beramal,ihsan merupakan perwujudan dari iman
dan islam,yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu
sendiri.
Iman, Islam, dan Ihsan adalah tiga pilar dalam membangun agama Islam.
Hubungan ketiganya yang saling terkait dapat saling mempengaruhi satu sama
lainnya dalam sebuah sinergi untuk mencapai tingkat tertinggi sebagai manusia,
yaitu insan kamil. Insan kamil adalah manusia yang mampu mensinergikan antara
Iman dan Ilmu, Iman dan akhlak. Imannya kuat, ilmunya dalam, akhlaknya mulia.

2.3 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mengaktualisasikan Iman, Islam,


dan Ihsan
1. Iman
1. Punya rasa takut terhadap Allah SWT
Orang yang beriman tidak akan berani melanggar apapun yang telah
ditetapkan menjadi suatu larangan Allah dan akan selalu menaati setiap
perintahnya.
2. Khusyuk saat melaksanakan sholat
Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk
dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunah meski banyak
gangguan
3. Menjauhkan diri dari perbuatan yang sia – sia
Orang yang beriman dirinya justru akan sibuk melakukan urusan ibadah
yang akan menambah keimannya
4. Senang mendengar bacaan ayat Al-quran
5. Menunaikan zakat
6. Neneladani rasul
7. Tawakal
8. Sabar
9. Punya akhlak yang baik
10. Selalu bersyukur

2.Islam

1. Memiliki sikap terbuka, termasuk terhadap masukan baru


2. Selalu berpikir rasional, segala perilaku ibadah atau kebaikan harus dapat
ditinjau akal
3. Tawadhu atau rendah hati
4. Selalu berpikir bahwa apa yang dilakukannya harus bermanfaat

3.Ihsan

1. Berbuat baik tanpa merasa diri paling baik


2. Selalu berusaha meningkatkan kualitas kebaikan
3. Selalu memperbanyak kebaikan
4. Mendahului orang lain sebelum orang tersebut berbuat baik
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa
iman adalah mempercayai dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan
mengamalkan dengan anggota tubuh srgala apa yang dibawa nabi SAW
dari Allah SWT, islam adalah patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada
Allah SWT. Dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagian hidup di
dunia dan akhirat, dan ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang
senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT.
Antara iman, islam, dan ihsan mempunyai keterkaitan timbal balik
yang saling berhubungan, sehingga digambarkan seperti segitiga sama sisi,
yang masing – masing sisinya adalah iman, islam, dan ihsan,

3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai umat islam memahami apa itu iman, islam, dan
ihsan. serta mengamalkan dalam kehidupan sehari hari bagaiman orang
yang beriman, berislam juga berihsan.

Anda mungkin juga menyukai