Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN JUDUL

ISLAM DAN DIMENSI-DIMENSINYA

Disusununtukmemenuhisalahsatutugas

Mata Kuliah :Metodologi Studi Islam

Dosen:Fadli Rahman. M.Ag.

DisusunOleh

AHMAD SAPUTRA
NIM :1601121112

DIMAS TRIYUDANTO
NIM : 1601121119

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
TAHUN 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Salawat serta salam tak luput kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta pengikut beliau
hingga akhir zaman.

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah metodologi studi Islam, bukan hanya itu saja penulisan makalah ini agar
menjadi bahan bacaan yang bermanfaat. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta wawasan kepada para pembaca.

Karena keterbatasan serta kurangnya pengalaman kami, maka dalam


penulisan makalah ini mungkin banyak sekali kesalahan serta kekeliruan. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini nantinya.

Palangka Raya, April 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

A. LATAR BELAKANG........................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. DIMENSI-DIMENSI ISLAM...........................................................................5

B. ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM......................................................................11

BAB IIIPENUTUP.....................................................................................................16

A. KESIMPULAN................................................................................................16

B. SARAN.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

iii
BAB IPENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Islam adalah sebuah agama yang menjadi rahmatanlilalamin bagi seluruh
pemeluknya, namun kita pun belum mengetahui secara garis besar tentang Islam
dan bagian-bagian yang memperkokoh Islam itu sendiri.
Islam sebagai agama bisa dilihat dari berbagai dimensi; sebagai keyakinan,
sebagai ajaran dan sebagai aturan. Apa yang diyakini oleh seorang muslim, boleh
jadi sesuai dengan ajaran dan aturan Islam, boleh jadi tidak, karena proses dalam
diri seseorang itu mempunyai keyakinan yang berbeda-beda, dan kemampuannya
untuk mengakses sumber ajaran juga berbeda-beda.

B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan dimensi Islam ?
2. Bagaimana pembagian aliran pemikiran Islam ?

C. TujuanPenulisan
Penyusunan makalah ini bertujuan agar kita lebih tahu dan lebih memahami
apa itu Islam dan dimensi-dimensinya. Bukan hanya itu saja, tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata metodologi studi
Islam dan sebagai bahan penambah wawasan bagi siapa saja yang membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DIMENSI-DIMENSI ISLAM
Dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk
mendefinisikan sifat-sifat suatu obyek baik itu panjang, lebar, dan tinggi atau
ukuran dan bentuk. Pengertian dimensi dalam Oxford Dictionary yaitu dari kata
“dimension” yang artinya: a) ukuran dari panjang, lebar atau berat dari sesuatu,
b) ukuran dan luas dari suatu situasi, c) aspek atau cara untuk melihat suatu
permasalahan.
Adapun dimensi-dimensi Islam yang dimaksud pada bagian ini adalah sisi
keislaman seseorang, yaitu iman, islam, dan ihsan. Nurcholish Madjid
menyebutnya sebagai trilogi ajaran Ilahi. Dimensi pemikiran Islam yaitu aspek
atau cara untuk melihat suatu permasalahan pada pandangan atau kepercayaan
dari kelompok atau seseorang terhadap Islam.
Dimensi-dimensi Islam berawal dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim yang dimuat dalam masing-masing kitab
sahihnya yang menceritakan dialog antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat
Jibril tentang trilogi ajaran Ilahi:

“Nabi Muhammad saw keluar dan (berada di sekitar sahabat) seseorang datang
menghadap beliau dan bertanya:” Hai Rasul Allah, apakah yang dimaksud
dengan iman ? ”Beliau menjawab: ”Iman adalah engkau percaya kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan-Nya, dan percaya
kepada kebangkitan.” Laki-laki itu kemudian bertanya lagi: “Apakah yang

5
dimaksud dengan Islam ?” Beliau menjawab: “Islam adalah engkau menyembah
Allah dan tidak musyrik kepada-Nya, engkau tegakkan shalat wajib, engkau
tunaikan zakat wajib, dan engkau berpuasa pada bulan Ramadan.” Laki-laki itu
kemudian bertanya lagi: “Apakah yang dimaksud dengan ishan ?” Nabi
Muhammad saw menjawab: “Engkau sembah Tuhan seakan-akan engkau
melihat-Nya; apabila engkau tidak melihat-Nya, maka (engkau berkeyakinan)
bahwa Dia melihatmu.
Hadis di atas memberikan ide kepada umat Islam Sunni tentang rukun iman
yang enam, rukun islam yang lima dan penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa hadir dalam hidup. Sebenarnya, ketiga hal itu hanya dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan. Antara satu dan yang lainnya memiliki keterkaitan.
Setiap pemeluk agama Islam mengetahui dengan pasti Islam tidak absah
tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan adalah
mustahil tanpa iman, dan iman juga mustahil tanpa Islam. Dalam penelitian lebih
lanjut, sering terjadi tyumpang tindih antara tiga istilah tersebut: dalam iman
terdapat Islam dan ihsan; dalam Islam terdapat iman dan ihsan; dan dalam ihsan
terdapat iman dan Islam. Dari sisi itulah, Nurcholish Madjid (1994:463) melihat
iman, Islam, dan ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Ibnu Taimiah menjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsur, yaitu Islam,
iman, dan ihsan. Dalam tiga unsur tersebut, terselip makna kejenjangan
(tingkatan): orang mulai dengan Islam, kemudian berkembang ke arah iman, dan
memuncak dalam ihsan.
Dengan penjelasan yang agak berbeda, Ibnu Taimiah menjelaskan sebagai
berikut: pertama, orang-orang yang menerima warisan kitab suci dengan
mempercayai dan berpegang teguh pada ajaran-ajarannya, namun masih
melakukan perbuatan-perbuatan zalim, adalah orang yang baru ber-Islam,suatu
tingkat permulaan dalam kebenaran; kedua, orang yang menerima warisan kitab
suci itu dapat berkembang menjadi seorang mukmin, tingkat menengah, yaitu
orang yang telah terbebas dari perbuatan zalim namun perbuatan kebajikannya

6
sedang-sedang saja; dan ketiga, perjalanan mukmin itu (yang telah terbebas dari
perbuatan zalim) berkembang perbuatan kebajikannya sehingga ia ,enjadi
pelomba (sabiq) perbuatan kebajikan; maka ia mencapai derajat ihsan. “Orang
yang telah mencapai tingkat ihsan,” kata Ibnu Taimiah, “akan masuk surga tanpa
mengalami azab.” (Nurcholish Madjid dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.),
1994:465)1

1. Islam
Ada dua sisi yang dapat digunakan untuk memahami pengertian Islam, yaitu
sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Dari sisi kebahasaan, Islam berasal dari bahsa Arab yaitu kata salama yang
mengandung arti selamat, sentyosa dan damai. Kata salama kemudian diubah
menjadi aslama yang berarti berserah diri, masuk dalam kedamaian. Kita dapat
menyimpulkan bahwa kata Islam dari sisi kebahasaan mengandung arti patuh,
tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan, dalam upaya mencari kebahagiaan
dan keselamatan hidup di dunia danj di akhirat kelak sebagaimana yang tertera
pada Q.S Al-Baqarah (2): 208 dan Q.S Al-Anfal (8): 61.

Dari sisi istilah, Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan


Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Islam
pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi,
tetapi mengenai berbagai segi dalam kehidupan manusia. Islam adalah agama
yang universal yang misinya adalah rahmat bagi semua penghuni alam.
Universalitas Islam dipahami sebagai ajaran yang mencakup semua aspek
kehidupan meliputi prinsip ajaran yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan, sesamanya, dan lingkungan. Jadi secara istilah, Islam adalah
nama bagi suatu agama yang berasal dari Tuhan bukan berasal dari manusia.
1
Drs. Atang Abd. Hakim, Ma. Dan Dr. Jaih Mubarok,Metodologi Studi Islam,PT
RemajaRosdakarya,Bandung,2004, hal 149-151

7
Muhammad saw. hanya seorang nabi yang ditugasi oleh Allah swt untuk
menyampaikan dan menyebarkan agama Islam kepada seluruh umat manusia.2
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya
membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek-aspek dari Al-Qur’an dan hadits.
Islam menurutKamusBesarBahasa Indonesia adalah agama yang
diajarkanolehNabi Muhammad saw.
berpedomanpadakitabsuciAlquranygditurunkankeduniamelaluiwahyu Allah Swt.
Dimensi Islam mempunyai lima penyangga (rukun): Syahadat, Shalat, Zakat,
PuasaRamadhandan Haji, Dimensi Islam dibahassecaramendalamdalambuku-
bukutentangIlmuFiqh. Ada duasisi yang
kitadapatgunakanuntukmemahamipengertian agama islam,
yatusisikebahasaandansisiperistilahan.
Keduasisipengertiantentangislaminidapatdijelaskansebagaiberikut: Dari
segikebahasan Islam berasaldaribahasa Arab, yaitudari kata salima yang
mengandungartiselamat, sentosadandamai. Kata
salimaselanjutnyadiubahmenjadibentukaslama yang
berartiberserahdirimasukdalamkedamaian.Senadadenganpendapatdiatas, sumber
lain mengatakan Islam berasaldaribahasa Arab, terambildari kata salima yang
berartiselamatdansentosa. Dari asal kata itudibentuk kata aslama yang
artinyamemeliharadalamkeadaanselamat, sentosadanberarti pula
menyerahkandiri, tunduk, patuh, dantaat. Dari pengertianitu, kata
islamdekatdenganarti kata agama yang berartimengusai, menundukkan, patuh,
hutang, balasandankebiasaan. Rasulullah saw
banyakmenamakanbeberapaperkaradengansebutan Islam, umpamanya:

Akhmad Taufik Weldan dan M. Dimyati Huda, Metodologi Studi Islam,Bayumedia,


2

Malang,2004, hal 23-24

8
taslimulqalbi (penyerahanhati), salamatunnasminallisanwalyad (tidakmenyakiti
orang lain denganlisandantangan), memberimakan, sertaucapan yang baik.
Semuaperkaraini, yang disebutRasulullahsebagaiIslam
mengandungnilaipenyerahandiri, ketundukkandankepatuhan yang nyata.

2. Iman
Menurut bahasa iman berarti pembenaran dalam hati. Sedangkan menurut
istilah, iman adalah membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan anggota badan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
iman adalah kepercayaan yang berkenaan dengan agama; keyakinan dan
kepercayaan kepada Allah, Nabi, kitab, yang tidak akan bertentangan dengan
ilmu dapat pula berarti ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin.
Akal tidak dapat sampai kepada kewajiban  mengetahui adanya tuhan,, iman
tidak bisa mengambil bentuk ma’rifat atau amal tetapi haruslah merupakan
tasdiq. Adapun batasan yang di kemukakan al Bazdawi tentang iman adalah
menerima dalam hati dengan lidah bahwa tiada tuhan selain Allah dan tidak ada
yang serupa dengan-Nya.
Sedang iman menurut pandangan para ulama terdahulu, diantaranya adalah
pendapat Imam Al-Baghawi r.a., beliau berkata :”Para sahabat, Tabi’in, dan para
ulama sunnah mereka bersepakat bahwa amal shalih adalah bagian dari iman.
Mereka berkata bahwasannya iman terdiri dari ucapan dan perbuatan serta
keyakinan. Iman bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Pengertian iman secara umum, yaitu sikap percaya, dalam hal ini khususnya
percaya pada masing-masing rukun iman yang enam (menurut akidah Sunni).
Karena percaya pada masing-masing rukun iman itu memang mendasari tindakan
seorang maka sudah tentu pengertian iman yang umum dikenal itu adalah wajar
dan benar. Berdasarkan itu, maka sesunggahnya makna iman dapat berarti sejajar
dengan kebaikan atau perbuatan baik. Ini dikuatkan oleh adanya riwayat tentang

9
orang yang bertanya kepada Nabi tentang iman, namun turun wahyu jawaban
tentang kebajikan (al-birr).
Oleh karena itu perkataan iman yang digunakan dalam Kitab Suci dan
sunnah Nabi sering memiliki makna yang sama dengan perkataan kebajikan (al-
birr), taqwa, dan kepatuhan (al-din) pada Tuhan (al-din).

3. Ihsan
Dalam hadits Nabi menjelaskan, "Ihsan ialah bahwa engkau menyembah
Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan kalau engkau tidak melihat-Nya,
maka sesungguhnya Dia melihat engkau." Maka ihsan adalah ajaran tentang
penghayatan pekat akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri
sebagai sedang menghadap dan berada di depan hadirat-Nya ketika beribadat.
Ihsan adalah pendidikan atau latihan untuk mencapai dalam arti
sesungguhnya. Karena itu, ihsan menjadi puncak tertinggi keagamaan manusia.
Ia tegaskan bahwa makna Ihsan lebih meliputi daripada iman, dan karena itu,
pelakunya adalah lebih khusus daripada pelaku iman, sebagaimana iman lebih
meliputi daripada Islam, sehingga pelaku iman lebih khusus dari pada pelaku
Islam. Sebab dalam Ihsan sudah terkandung iman dan Islam, sebagaimana dalam
iman sudah terkandung Islam. Kemudian, kata-kata ihsan itu sendiri secara
harfiah berarti "berbuat baik." Seorang yang ber-ihsan disebut muhsin, sebagai
seorang yang ber-iman disebut mu'min dan yang ber-Islam disebut muslim.
Karena itu, sebagai bentuk jenjang penghayatan keagamaan, ihsan terkait erat
sekali dengan pendidikan berbudi pekerti luhur atau berakhlaq mulia.
Disabdakan oleh Nabi bahwa yang paling utama di kalangan kaum beriman ialah
yang paling baik ahlaqnya.
Meskipun tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar, umat Islam telah
memakai suatu kerangka pemikiran tentang trilogi ajaran Ilahi di atas ke dalam
tiga bidang pemikiran Islam: pertama, iman dan berbagai hal yang berhubungan
dengannya diletakkan dalam satu bidang pemikiran, yaitu teologi (ilmu kalam);

10
kedua, persoalan Islam dijelaskan dalam bidang syariat (fiqih); dan ketiga, ihsan
dipandang sebagai akar tumbuhnya tasawuf (Said Aqiael Siradj, 1998:1). Oleh
karena itu, pembahasan berikutnya berkenaan dengan aliran-aliran pemikiran
Islam yang terbagi dalam tiga bidang: kalam, fiqih, dan tasawuf.

B. ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM


Aliran dalam Oxford Dictionary yaitu “ideologi” yang artinya suatu
kepercayaan yang dianut oleh kelompok atau seseorang. Sedangkan pemikiran
Islam sendiri yaitu sebuah pandangan atau kepercayaan dari kelompok atau
seseorang terhadap Islam. Dari referensi lain disebutkan bahwa aliran pemikiran
Islam yaitu suatu kepercayaan atau pandangan yan dianut seseorang atau
kelompok yang bercorak Islam.
Secara garis besar, kita dapat membedakan tiga bidang pemikiran Islam,
yaitu aliran kalam, aliran fiqih, dan aliran tasawuf.
1. Aliran Kalam
Kalam  secaraharfiyahberartiperkataanatauucapan, adapundalamarti yang
lebihkhususkalamdiartikansebagaiilmu yang
membahastentangtuhandanberbagaiaspek yang terkaitdengannya.
MenurutIbnuKhaldul, ilmukalamyaituilmu yang berisialasan-alasan yang
mempertahankankepercayaan-kepercayaanimandenganmenggunakandalil-
dalilpikirandanberisibantahanterhadap orang-orang yang
menyelewengdarikepercayaan-kepercayaanalirangolongansalafdanahlisunah.
Selainituadajuga yang mengatakanbahwailmukalamialahilmu yang
membicarakanbagaimanamenetapkankepercayaan-
kepercayaankeagaamaandenganbukti-bukti yang meyakinkan.
Ilmu kalam adalah suatu ilmu yang mengkaji ajaran-ajaran dasar keimanan
Islam (usuluddin). Ilmu ini mengidentifikasi ajaran-ajaran dasar dan berupaya
membuktikan validitasnya dan menjawab setiap keraguan terhadapnya.

11
Dalam teks-teks tentang logika dan filsafat disebutkan bahwa setiap ilmu
memiliki subyek khusus, dan bahwa berbagai ilmu dibnedakan satu dari yang
lain dikarenakan perbedaan subyeknya. Tidak ada yang salah jika kita
membentuk suatu disiplin yang menyatukan subyek bahasan dan problem-
problem yang dicakupkan baik secara arbitrer maupun konvensional, dalam arti
ia mencakup subyek-subyek yang berbeda dan saling berhubungan, dan menjadi
kesatuan karena memiliki tujuan dan capaian yang sama. Dalam ilmu-ilmu yang
subyeknya memiliki kesatuan esensial, tidak ada kemungkinan terjadi tumpang
tindih. Namun, dalam ilmu-ilmu yang di dalamnya terdapat kesatuan
konvensional berkenaan dengan persoalan-persoalan yang dibahas, tidaklah salah
jika ada tumpang tindih persoalan. Kesamaan antara problem dan filsafat dan
kalam, psikologi dan kalam, atau sosiologi dan kalam, disebabkan oleh masalah
ini.
Sebagian sarjana Muslim telah berusaha mendefinisikan dan
menggambarkan garis besar subyek bahasan ilmu kalam, dan mereka
mengungkapkan banyak pendapat. Titik lain mengapa disiplin ini disebut ilmu
kalam dan kapan nama ini dimunculkan. Sebagian mereka mengatakan bahwa
ilmu ini disebut ilmu kalam karena ia memberikan kekuatan ekstra pada
perdebatan dan argumen pada orang yang terlibat di dalamnya. Sebagian lain
mengatakan bahwa penamaan ilmu kalam berasal dari kebiasaan-kebiasaan para
pakarnya yang selalu memulai pernyataan mereka dengan ungkapan “al-kalamu
fi kaza”. Sebagian lain menjelaskan bahwa ia disebut kalam karena
mendiskusikan isu-isu yang selama ini tidak dibahas oleh ahli hadis. Menurut
sebagian lainnya, penamaan ini muncul ketika ada isu berkaitan dengan apakah
al-Qur’an (kalamullah) itu merupakan makhluk atau bukan, menjadi bahan
perdebatan panas di kalangan Muslim, suatu kontroversi yang mebawa pada
perselisihan antara dua kelompok yang berlawanan dan banyak pertumpahan
darah. Ini juga merupakan alasan mengapa masa itu diingat sebagai asa mihnah
(Mutahhari, 1985). Demikian lah karena kebanyakan perdebatan tentang ajaran-

12
ajaran keimanan berada di seputar hadis atau qidamnya firman atau kalam Allah,
disiplin yang membahas ajaran-ajaran pokok keimanan ini disebut dengan ilmu
kalam.3

2. Aliran Fiqih
Pengertianhukum Islam
hinggasaatinimasihrancudenganpengertiansyariah.Untukitudalamdalampengertia
nhukum Islam disinidimaksudkandidalampengertiansyariah, yaituilmu yang
berkaitandenganamalperbuatanmanisia yang di ambildarinash Al-Qur’an
danHadits. Bilaadanashdari al-Qur’an  atauhadits yang
berhubungandenganamalperbuatantersebut  atau yang diambildarisumber-
sumberlain, bilatidakadaknashdari al-Qur’an danHaditsmaka di
bentukalahsuatuilu yang disebutilmufikih,
dengandemikianilmufiqihadalahsekelompokhukumtentangamalperbuatanmanusi
a yang diambildaridalil-dalil yang terperinci.

3. Aliran Tasawuf
Menurut etimologi , yaitu Ahlu suffah kelompok orang pada zaman
rasulullah hidupnya banyak di serambi serambi mesjid mereka mengabdikan
hidupnya untuk beribadah kepada Alah. Ada lagi mengatakan Tasawuf berasal
dari kata shafa ( fi’il mabni majhul) orang yang bersih dan suci, orang yang
menyucikan dirinya Dihadapan Allah.. Ada yang mengartikan berasal dari
bahasa Yunani saufiI yang berarti kebijaksanaan. shuf yang berarti bulu domba
(wol). Tasawuf berdasarkan istilah, (1) menurut Al-Jurairi, Memasuki segala
budi (Akhlak) yang bersifat suni dan keluar dari budi pekerti yang rendah. (2)
Menurut AlJunaidi , ia memberikan rumus bahwa tasawuf adalah bahwa yang

3
Zakiyuddin Baidhawy, Studi Islam Pendekatan dan Metode, Insan Madani, Yogyakarta, 2011, hal
124-125

13
hak adalah yang mematikanmu dan Hak-lah yang menghidupkanmu. Ada beserta
Allah tanpa adanya penghubung.
Dari segi kebahasan (linguistik) terdapat sejumlah kata atau istilah yang
dihubungkan orang dengan tasawuf. Harun Nasution misalnya menyebutkan lima
istilah yang berhubungan dengan tasawuf, yaitu al-suffah (ahl al-suffah) yaitu
orang yang ikut pindah dengan nabi dari Makkah ke Madinah, saf, yaitu barisan
yang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjama’ah, sufi yaitu bersih dan suci,
sophos(bahasa Yunani:hikmah), dan suf (kain wol kasar). Jika diperhatikan
secara saksama, tampak kelima istilah tersebut bertemakan tentang sifat-sifat dan
keadaan yang terpuji, kesederhanaan, dan kedekatan dengan Tuhan. Kata ahl al-
suffah misalnya menggambarkan keadaan orang yang mencurahkan jiwa
raganya, harta benda dan lainnya sebagai kekayaan, harta benda dan sebagainya
yang ada di Makkah untuk ditinggalkan karena ikut hijrah bersama nabi ke
Madinah. Tanpa ada unsur iman dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada
Allah, tidaklah mungkin hal demikian mereka lakukan. Dengan demikian dari
segi kebahasan tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi kepada
kesucian jiwa, mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban demi tujuan-tujuan
yang lebih mulia disisi Allah. Sikap demikian pada akhirnya membawa
seseorang berjiwa tangguh, memiliki daya tangkal yang kuat dan efektif terhadap
berbagai godaan hidup yang menyesatkan. Tasawuf atau sufisme adalah salah
satu dari jalan yang diletakkan Tuhan di dalam lubuk Islam dalam rangka
menunjukkan mungkinnya pelaksanaan kehidupan rohani bagi jutaan manusia
yang sejati yang telah berabad-abad mengikuti dan terus mengikuti agama yang
diajarkan al-quran
Tasawuf atau dikenal sebagai mistisme Islam adalah fenomena universal
yang menggambarkan upaya manusia untuk meraih kebenaran. Tasawuf juga
dikenal sebagai pengetahuan intuitif tentang Tuhan atau Realitas Ultim yang
diraih melalui pengalaman keagamaan personal. Yakni kesadaran akan realitas
transenden atau Tuhan melalui meditasi atau kontemplasi batin. Atau disebut

14
juga sebagai sesuatu yang memiliki makna tersebunyi atau makna simbolik yang
mengilhami pencarian atas sesuatu yang misteri dan dahsyat. Sedangkan sufi
ialah orang yang berusaha mencapai kesatuan dengan Tuhan melalui kontemplasi
spiritual.4

4
Ibiid hal 139

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Dimensi-dimensi Islam adalah suatu pandangan pada sisi keislaman
seseorang, yaitu iman, islam, dan ihsan. Nurcholish Madjid menyebutnya
sebagai trilogi ajaran Ilahi. Dimensi pemikiran Islam yaitu aspek atau cara
untuk melihat suatu permasalahan pada pandangan atau kepercayaan dari
kelompok atau seseorang terhadap Islam.
 Meskipun tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar, umat Islam telah
memakai suatu kerangka pemikiran tentang trilogi ajaran Ilahi di atas ke
dalam tiga bidang pemikiran Islam: pertama, iman dan berbagai hal yang
berhubungan dengannya diletakkan dalam satu bidang pemikiran, yaitu
teologi (ilmu kalam); kedua, persoalan Islam dijelaskan dalam bidang syariat
(fiqih); dan ketiga, ihsan dipandang sebagai akar tumbuhnya tasawuf (Said
Aqiael Siradj, 1998:1). Oleh karena itu, pembahasan berikutnya berkenaan
dengan aliran-aliran pemikiran Islam yang terbagi dalam tiga bidang: kalam,
fiqih, dan tasawuf.

B. SARAN
Tidak seharusnya kita saling bertengkar, saling menyalahkan dan saling
menumpahkan darah karena adanya suatu perbedaan paham pemikiran. Kita
mempunyai daya pikir dan daya tanggap yang berbeda-beda, sehingga wajar
kalau kita mempunyai pandangan atau perspektif yang berbeda.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Abd.Atangdan JaihMubarok,  Metodologi Studi Islam,


(Bandung, PT RemajaRosda Karya,2011) cet. 13
Weldan Taufik Akhmad dan M. Dimyati Huda, Metodologi Studi
Islam,(Malang, Bayumedia, 2004) cet. 1
Baidhawy Zakiyuddin, Studi Islam Pendekatan dan Metode,
(Yogyakarta, Insan Madani, 2011) cet. 1

17

Anda mungkin juga menyukai