Anda di halaman 1dari 13

Makalah Islam dan Sains

“Islam sebagai agama, keyakinan dan ilmu pengetahuan”

Dosen Pengampu :

Erdi Rujikartawi, M.Hum

Disusun Oleh :

Riska Juwita 201520176

Nani Alaniah 201520162

Kelompok : 2

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2021
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Islam dan Sains tentang Islam sebagai agama, keyakinan dan ilmu pengetahuan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai buku
serta media sosial sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Islam dan Sains.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pemabaca untuk penyempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar belakang.................................................................................................................1

B. Rumusan masalah............................................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Islam Sebagai Agama......................................................................................................3

B. Islam Sebagai Keyakinan................................................................................................4

C. Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan....................................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

A. Kesimpulan......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menurut Syikh Mahmud Syaltut adalah agama Allah yanag diperintahkan
untuk mengajarkan tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi
Muhammad SAW. Dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada
seluruh manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya.
Ilmu adalah segala pengetahuan yang bersifat universal dan harus substansi yang
akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Ilmu lama atau paradigma lama bisa
saja ditolak ketika ada sebuah para digma baru yang lebih meyakinkan karna ada bukti-
bukti yang lebih konkrit dan ilmiah. Umat Islam pada dasarnya memiliki keyakinan yang
sama bahwa mereka mempercayai Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah SWT. Dalam
pemahaman terhadap Tuhan, di dalam pemikiran umat Islam sendiri mempunyai banyak
pemahaman yang berbeda, selain itu mereka memahami bahwa Tuhan berlaku sama
seperti makhluk lainnya yang mempunyai kebutuhan biologis dan sebagainya.
Adapun pengilmuan islam menuju paradigma islam atau islam sebagai ilmu.
Bahwa akan dikemukakan dalam makalah ini, yaitu perlunya pengilmuan islam, orang
islam harus melihat realitas melalui islam, dan eksistensi humaniora dalam Al-
Qur’an. Pertama, perlunya islam sebagai teks (Al-Qur’an dan As-Sunnah) untuk
dihadapkan kepada realitas, baik realitas sehari-hari maupun realitas ilmiah. Dengan kata
lain dari teks ke konteks. Dalam ilmu berarti, bahwa gerakan intlektual islam harus
melangkah ke arah pengilmuan islam.
Kedua. Sebab orang islam harus melihat realita melalui islam adalah “paradigma
Al-Qur’an untuk merumuskan teori” adalah udangan untuk menjadikan postulat normatif
agama (Qur’an dan Sunah) menjadi ilmu. Seperti di ketahui, ilmu di dapatkan melalui
konstruksi pengalaman sehari-hari secara terorganisir dan sistematis. Karena, norma
agama sebagai pengalaman manusia juga dapat dikonstruksikan menjadi ilmu.

A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dipaparkan penulis maka dapat ditarik rumusan
masalahnya, yaitu:
a. Apa yang dimaksud Islam sebagai Agama

1
b. Apa itu Islam sebagai Keyakinan
c. Apa itu Islam sebagai Ilmu Pengetahuan
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah sejarah kebudayaan Islam
2. Untuk mengetahui Islam sebagai agama,keyakinan dan ilmu pengetahuan
3. Untuk menggali isi tentang agama Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam sebagai Agama


Menurut Islam sendiri, Agama adalah cara hidup, cara berfikir, berideologi, dan
bertindak. Agama berperan dalam membentuk pribadi insan kamil disamping juga
membentuk masyarakat yang ideal, agama menitik beratkan pembentukan moral dan
spiritual sebuah masyarakat tetapi tidak lupa juga membangun tamadun 9 peradaban)
dan membina empayar (kekuasaan) yang kukuh dan berwibawa dimata dunia. Inilah
yang dinamakan agama menurut Islam, jadi apa yang dianggap agama oleh barat
adalah bukan agama (tidak lengkap) menurut Islam, ataupun Islam bukan hanya
sekedar agama dalam pengertian Barat yang sempit. Agama Islam adalah agama
Rahmatan Lil ‘Alamin maksudnya adalah Agama yang dapat menciptakan
kedamaian, kesejahteraan, kebahagiaan untuk semua golongan, baik yang beriman
maupun yang tidak beriman.
Islam bukanlah sekedar agama yang membangun spiritual sesuatu masyarakat,
Islam tidak cukup dengan menjalankan sholat lima waktu, puasa, zakat dan Haji.
Lebih daripada itu Islam adalah cara hidup (way of life). Agama Islam memberi
jawaban kepada pertanyaan abadi kehidupan (eternal question of life ) pertanyaan
tersebut adalah dari manakah asal-usul manusia ? Kemanakah mereka akan pergi dan
apakah arti kehidupan ini?. Dari mula lagi Islam telah memberikan jawaban kepada
persoalan tersebut dengan jelas. Bahkan menyediakan jalan bagaimana manusia harus
hidup agar mereka tidak sia-sia dan sesat dengan menerangkan bahwa satu-satunya
cara untuk selamat adalah dengan menuju kearah al-sirat al-mustaqim (jalan yang
lurus). Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, antara lain adalah:
 Karena agama merupakan sumber moral
 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
 Karena agama merupakan sumber informasi
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka,
maupun di kala duka.
Islam sebagai agama yang komprehensif, secara menyeluruh dapat memandu
segala lini dan bentuk kehidupan. Melalui kitab suci Al-Qur’an, Islam menjadi agama
yang memandu umat dan pengikutnya secara aktual dalam mengadaptasi pada segala

3
masa dan zaman. Al-Qura’an juga sebagai pembawa pesan hidup dan perdamaian
untuk

4
seluruh umat manusia, terlepas dari latar perbedaan warna kulit, kesukuan, ras, dan
agama itu sendiri. Al-Qur’an memuat petunjuk dan tata aturan kehidupan yang
komplek.

B. Islam sebagai keyakinan

Islam berasal dari bahasa Arab, Islam yang artinya tunduk,taat, dan patuh kepada
perintah Allah SWT, salima yang artinya selamat dan sejahtera, dan dari kata silm
yang berarti kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri. Menurut Khurshid Ahmad
dalam bukunya Prinsi-prinsip Pokok Islam, memberikan definisi bahwa Islam adalah
penyerahan diri dan kepatuhan secara total kepada Allah, sehingga akan mempeeroleh
kedamaian sejati, baik kedamaian jasmani maupun rohani.
Banyak sekali definisi-definisi Islam akan tetapi alangkah baiknya kembali ke Al-
Qur’an dan Hadist dan menurut hadist riwayat Muslim maka Islam adalah engkau
bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan
sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat; menunaikan
zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika
engkau telah mampu melakukannya. Sedangkan keyakinan itu adalah tidak adanya
keraguan di dalam hati, maka jelas maksudnya itu adalah Iman sedang pengertian
Iman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya,
Rasul-Rasul- Nya, Hari akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang
buruk.
Islam ibarat sebuah bangunan, sedangkan akidah merupakan dasar atau pondasi
yang urgen bagi berdirinya bangunan islam secara keseluruhan, kuat lemahnya
bangunan tergantung pada pondasinya. Meskipun bangunan itu terbuat dri besi dn
beton, namun jika pondasinya terbuat dari kayu-kayu yang rapuh, maka bangunan
yang kuat tadi akan menjadi bangunan yang mudah roboh.
Dari ungkapan ini, terdengar betapa pentingnya akidah dalam kehidupan
manusia dan untuk mewujudkan akidah sebagai pegangan hidup, penting bagi kita
untuk memilih pemahaman yang benar terhadap akidah, karena kesalahan memahami
akidah akan berimplikasi pada cara pandang dan menetukan tujuan hidup. Allah SWT
menetapkan Islam menjadi agama yang diridhoi agar diyakini oleh yang mengimani-
nya. Ketika sudah memilih Islam sebagai agamanya dalam berkehidupan, maka
seharusnya tidak dipermainkan sesuai keinginannya. Kehendak-Nya yang telah
menetapkan Islam untuk diyakini oleh orang-orang yang beriman. Jadi, tak patut bila

5
Islam adalah agama-Nya belum diyakini sebagai agama yang dapat menyelamatkan
dirinya (kaum mukmin).
Konsekuensi dari pemilihan kepada Islam sebagai agama yang diyakininya
adalah membenarkan firman Allah di dalam al-Quran yang sudah memberitakan akan
kedudukan agama-Nya sebagai yang paling sempurna dan diridhoi. Jadi, berketetapan
memilih Islam itu berkonsekuensi dalam kehidupan di dunia. Keadaan keyakinan
memilih Islam akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak oleh Dia Yang
Memiliki Islam sebagai agama-nya. Maka, bersungguh-sungguhlah ketika anda
menyatakan diri sebagai orang muslim.
Karena Islam bukan dilahirkan oleh manusia, maka keyakinan akan keberadaan-
Nya tidak dapat terbantahkan bila siapapun yang sudah berketetapan memeluk Islam
sebagai agamanya. Untuk itu, Islam dipilih bukan oleh keinginan akal selain diperkuat
oleh keyakinan akan kebenaran ada-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian, Islam itu adalah agama yang diyakini kebenarannya sebagai agama
terpilih oleh Allah Yang Maha Ghaib. Kemahaghaiban-nya tidak dapat dijangkau oleh
akal yang sangat serba terbatas tanpa didukung oleh keyakinan dirinya atas kehadiran
dia di hadirat-nya.
Keyakinan keagamaan adalah dasar bagi suatu peradaban yang dibangun atas sendi-
sendi keagamaan, sebab dalam hal ini tidak ada hal lain yang bisa dijadikan pilar,
kecuali iman yang mengatur seluruh persoalan keagamaan dan sekaligus kehidupan
duniawi. Akan halnya peradaban yang tidak dibangun atas asas keagamaan, maka disitu
keyakinan agama dipisahkan secara tegas dari keyakinan duniawi, dan tidak ada
pengaruh sedikit pun bagi agama dalam kehidupan individu maupun masyarakat.
Hal yang paling pokok dalam agama ini yang membedakannya dengan agama-agama
lainnya adalah keyakinan kepada keesaan Allah SWT, kepamungkasan Nabi
Muhammad Saw dan ajaran murni tauhid, keyakinan kepada Islam, maksudnya bahwa
apa yang diperintahkan dan diajarkan oleh agama islam lewat Nabi muhammad SAW
harus kita imani atau yakini dengan bentuk implementasi dalam kehidupan sehari-hari,
ini yang penulis sebut dengan islam sebagai keyakinan.

C. Islam sebagai Ilmu Pengetahuan


Ilmu adalah suatu pengetahuan termasuk ilmu/pengetahuan ilmiah apabila
pengetahuan itu dan cara memperolehnya telah memenuhi syarat-syarat dasar
pembenaran,sistematik dan intersubjektif. Dan sifat-sifat ilmu yang penting itu

6
mencakup Universal, dapat

7
dikomunikasikan (communicable) dan progresif. Pengilmuan islam atau paradigma islam
dan islam sebagai ilmu adalah tiga istilah yang menjadi trademark pemikiran-pemikiran
Kuntowijoyo mengenai perkembangan pengetahuan dan sains kontemporer. Sementara
“Pengilmuan Islam” adalah proses dan “Paradigma Islam” sebagai hasil, maka “Islam
sebagai ilmu” adalah proses dan hasil-nya.
Dalam peristilahan islam adalah rahmat bagi seluruh alam dan seluruh manusia,
sehingga sifat inilah yang melingkupi keseluruhan ajarannya. Titik tekannya pada
penyempurnaan akhlak. Misi penting inilah yang menjadikan berbeda dengan agama
selain Islam, sementara banyak orang ketika melihat agama bisa dipastikan memakai
paradigma agama selain Islam termasuk umat Islam sendiri. Akibatnya pada awal
perkembangan Islam (masa awal kenabian Muhammad dan Dinasti Abbasiya dan
Umayyah) tidak terjadi masalah. Tetapi terjadi masalah ketika terjadi penjajahan di
negara- negara muslim. Sehingga terjadi penyempitan makna Islam dan istilah-istilah
dalam Islam/termasuk Arab. Yang muncul pada akhirnya pemisahan agama terhadap
ilmu dan sebaliknya. Muncullah istilah Madrasah disempitkan berarti sekolah yang
mengajarkan agama saja, sementara sekolah pelajaran agamanya sedikit. Perdebatan
antara ilmu dan agama sampai saat ini masi dan akan terjadi, hal ini merupakan
konsekuensi dari berkembangnya beragam agama, baik agama samawi maupun ardli.
Dari sisi agama samawi-pun masih juga ada masalah karena kriteria masing-
masing agama samawi juga ada perbedaan dalam gradasi antara ibadah mu’amalah dan
ibadah ritual. Gradasi yang sangan kuat terletak pada agama islam, sehingga
memunculkan istilah islamisasi ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Ismail Raji’
Al Faruqi, Naquib Al Attas dan Kuntowijoyo (ilmu profetik). Dalam hal ini ada pendapat
menarik dari seorang ulama dari Iran menyatakan dalam Al-Quran perbandingan
antara ayat muamalah (ibadah sosial) dengan ayat berkaitan ibadah ritual (ibadah
vertikal dengan Allah) adalah 100 ayat berbanding 1 ayat.
Kesimpulan awalnya bahwa Islam (Qur’an dan Sunnah) adalah agama untuk
orang hidup, maka implikasinya Qur’an dan Sunnah mengandung banyak ilmu
keduniaan (epistemologi, aksiologi, ontologi dan lainnya). Coba kita lacak dari Surat
Yasin saja, akan muncul ilmu pertanian dan derivasinya (ilmu tanah, ilmu untuk
mengawinkan tanaman, ilmu berkaitan dengan air hujan, sampai teknologi pertanian).
Surat Yasin ayat 33-36, menunjukkan hal tersebut.

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari urain singkat di atas sebagaimana telah dijelaskan bahwasanya islam


sebagai keyakinan adalah bisa dikatakan produk dari Tuhan yang tidak boleh
diingkari,ditolak,dan bahkan tidak mungkin salah, maka mana yang menjadi
perintahnya harus dikerjakan dan mana yang menjadi larangnnya harus
ditinggalkan. Artinya dalam islam suatu yang dikatakan paling benar adalah apa
yang menjadi titah Tuhan dan ini sangat berbeda dengan islam sebagai ilmu.
Islam sebaagai ilmu adalah salah satu produk dari manusia yang itu bisa
salah dan bisa jadi itu benar, dalam Al-Qura’an sangat banyak ilmu yang ada
hubungannya dengan muamalah atau sebagainya maka dari itulah banyak para
mufassir yang mencoba menafsirkan kandungaa dari Al-Qur’an tersebut sehingga
menjadi sebuah sarah atau yang di Indonesia disebut dengan kitab kuning.
Pengilmuan islam atau islam sebagaai ilmu ini tidak selamanya benar dari penafsiran-
penafsiran yang telah ada, karena pola pemikiran dari seseorang belum tentu sama
dan ilmu itu akan berkembang sesuai perkembangan zaman.

9
Daftar Pustaka
http://library.unissula.ac.id/islam-sebagai-agama-pembawa-pesan-damai/

https://makalahjalil.wordpress.com/2011/12/15/islam-sebagai-agama/

Afandiayana. Akidah Islam Sebagai Pegangan Hidup. Dalam blogspot.com. senin, 21, April,
2014, hlm.

Tanpa nama. Agama islam Agama Keyakinan. Dalam


http://forum.republika.co.id/showthread.php?1241-Agama-Islam-Agama-Keyakinan. Senin,
21, April, 2014. hlm

Abul A’la Maududi. Dasar-dasar Iman. (Bandung, PUSTAKA, 1970), hlm. 4-5

Kuntowijoyo. Islam Sebagai Ilmu. (yogyakarta, Tiara Wacana, 2006), hlm. 3

Frop. Dr. H. Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2004), hlm.419-422

1
0

Anda mungkin juga menyukai