Anda di halaman 1dari 16

ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL

DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD FAUZI S.Pd,M.pd

DI SUSUN OLEH:
GUSMAN DEDI/Nim:230409005

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya,

taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dan dapat digunakan dalam dunia pendidikan

dalam proses belajar mengajar. Harapan kami Semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca terutama

pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan.

Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya.

Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik atau saran dari pembaca sebagai

perbaikan untuk makalah yang kami buat.

Langsa,27 nov 2023

Gusman dedi

ii
DAFTAR ISI

 Halaman Judul ..........................................................................................i

 Kata Pengantar...........................................................................................ii

 Daftar isi....................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................1

C. Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

TAMU 3 KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM.....................................3

A. Bidang agama ..........................................................................................5

B. Bidang ibadah...........................................................................................

C. Bidang akidah...........................................................................................6

D. Bidang ilmu dan kebudayaan ..................................................................7

E. Bidang pendidikan....................................................................................10

BAB III : PENUTUP

1. Kesimpulan dan saran..........................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Studi islam sesungguhnya merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah
ada bersama dengan adanya agama islam. Studi islam dalam pengertian ini
adalah studi islam secara praktek. Tetapi studi islam sebagai sebuah ilmu yang
tersususn secara sistematis, ilmiah dan dibangun sebagai sebuah ilmu yang
mandiri batu muncul dalam beberapa dekade belakangan. Islam adalah agama
yang benar dan seantero umat manusia. Demikian juga nabi-nabi yang
mengajarkan agama di berbagai bangsa yang dibangkitkan dari zaman
kezaman dan berakhir dengan nabi Muhammad adalah muslim.Oleh karena itu
jelaslah bahwa islam bukanlah nama yang lahir berdasarkan tokoh pendirinya
atau pembawanya, seperti agama Buddha, karena tokoh yang mendirikannya
adalah Buddha Gautama, agama Masehi atau Kristen karena tokoh yang
mendirikannya adalah Nabi Isa atau Yesus yang bergelar Al-Masih, atau
Kristus, Confusianisme yang dibawa Confucious / Kong Hu Chu. Nama lain
islam bukan juga berdasarkan, kebangsaan, kesukuan, atau dinasti seperti
agama yahudi, karena tumbuh dikalangan bangsa, suku, dinasti Yehuda atau
Yuda, dan islam juga bukan agama yang buat berdasarkan tempat
kelahirannya nabi Isa, yaitu Nazaret di Palestina.Islam adalah agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah swt. Bukan berasal dari
manusia, dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad saw. Posisi nabi dalam
agama Islam hanya orang yang ditugasi oleh Allah untik menyebarkan agama
islam tersebut kepada manusia.Untuk menghilangkan kesalahapahaman
tersebut, perlu pembahasan yang mendetail tentang hakikat islam itu sendiri.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana yang dimaksud bidang agama di tinjau dari karakteristik


agama islam?
2. Bagaimana yang dimaksud bidang ibadah ditinjau dari karakteristik
agama islam?
3. Bagaimana yang dimaksud bidang akidah ditinjau dari karakteristik
agama islam?
4. Bagiamana yang dimaksud bidang ilmu kebudayaan tinjau dari
karakteristik agama islam?
5. Bagaimana yang dimaksud bidang pendidikan ilmu kebudayaan
ditinjau dari karakteristik agama islam

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mendeskripsikan karakteristik agama islam ditinjau dari bidang


agama.
2. Mendeskripsikan karakteristik agama islam ditinjau dari bidang
ibadah.
3. Mendeskripsikan karakteristik agama islam ditinjau dari bidang
akidah.
4. Mendeskripsikan karakteristik agama islam ditinjau dari bidang ilmu
dan kebudayaan.
5. Mendeskripsikan karakteristik agama islam ditinjau dari bidang
pendidik.

2
BAB II
KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM
A. BIDANG AGAMA
a) Pengertian agama
Harun Nasution menyimpulkan agama sebagai berikut:
 Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi.
 Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasia manusia.
 Pengikatan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan terhadap
sumber yang berada diluar diri manusia dan mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia.
 Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
 Suatu system tingkah-laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan
gaib.
 Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada
suatu kekuatan gaib.
 Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan
takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
 Ajaran-ajran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia
terhadap agama seperti yang diungkapkan oleh Abidin Nata. Ketiga alasan
tersebut anatara lain: fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan
tantangan manusia.
Nurcholis madjid melalui karyanya islam doktrin dan peradaban, bayak berbicara
tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang agama. Menurutnya, dalam
bidang agama, islam mengakui adanya pluralism. Pluralisme menurut Cak Nur
adlah sebuah aturan tuhan (sunnah allah) yang tidak akan berubah, sehinggah
tidak mungkin diawali atau diingkari. Islam adalah agama yang kitab sucinya
tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik,
untuk hidup dan menjelaskan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.

3
Kemudian, pengakuan akan hak agama-agama lain dengan sendirinya merupakan
dasar paham kemajemukan social budaya dan agama sebagai ketetapan Tuhan
yang tidak berubah-ubah. Kesadaran segi kontinuitas agama juga ditegaskan
dalam kitab suci diberbagi tempat, disertai perintah agar kaum muslim berpegang
teguh pada ajaran kontinuitas itu dengan beriman kepada semua Nabi dan Rasul
tanpa kecuali dan tanpa membeda-bedakan Antara mereka, baik yang disebutkan
dalam kitab suci maupun yang tidak disebutkan.
Memang dan seharusnya tidak diperlu mengherankan bahwa islam selaku agama
besar terakhir, mengklaim sebagai agama yang memuncaki proses pertumbuhan
dan perkembangan agama-agama dalam garis konstinuitas tersebut. Akan tetapi,
harus diingat, bahwa justru penyelesaian terakhir untuk diberikan islam sebagai
agama terakhir untuk persoalan keagamaan itu ialah ajaran pengakuan akan hak
agama-agama itu untuk berada dan untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, agama
tidak boleh dipaksakan, bahkan, Al-Quran juga mengisyaratkan bahwa penganut
berbagai agama selaman percaya kepada Tuhan dari hari kemudian serta berbuat
baik, semuanya akan selamat. Inilah yang selanjutnya menjadi dasar toleransi
agama yang menjadi ciri sejati islam dalam sejarahnya yang otentik, suatu
semangat yang merupakan kelajutan pelaksanaan ajaran Al-Quran.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama tersebut disamping mengakui
adanya pluralism sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme,
yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat
baik dan mengajak pada keselamatan. Inilah yang selanjutnya dapat dijadikan
landasan untk membangun konsep toleransi dalam beragama. Dalam hubungan ini
menarik sekali apa yang dikatakan Quaris Shihab. Menurutnya, dengan menggali
ajaran-ajaran agama, meninggalkan fanatiseme buta, serta berpijak pada
kenyataan, jalan akan dapat dirumuskan. Bukankah agama-agama monoteisme
dengan ajaran kebutuhan Yang Maha Esa, pada hakekatnya menganut paham
universalisme. Tuhan Yang Maha Esa itulah yang menciptkan seluruh manusia.
Pandangan ini merupakan modal besar. Disamping itu, diyakini secara penuh oleh
setiap penganut agama bahwa Tuhan yang merupakan sumber ajaran agama, tidak
menambah atau mengurangi kesempurnaan-Nya.

4
Dengan demikian, karakteristik agama islam dalam visi keagamaan bersifat
toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai, karena pluralitas
agama tersebut terdapat unsur kesamaan, yaitu pengabdian kpada Tuhan.

B. BIDANG IBADAH
Karakteristik ajaran islam selanjutnaya dapat dikenal melalui konsepsinya
dalam bidang ibadah. Manusia diciptakan oleh Allah, hanya untk, neribadah
kepada-Nya.
Secara harfiah, ibadah dapat diartikan sebagai rasa tunduk (thaat), melakukan
pengabdian (tanassuk), merendahkan diri (khudhu’),, menghinakan diri (tadzallul)
dan istikhanah.
Abu A’la Al-Maududi menyatakan bahwa ibadah dari akar ‘abd yang
artinya pelayan atau budak. Jadi, hakikat ibadah adalah penghambaan dan
perbudakan. Dalam arti terminology, ibadah adalahusaha mengikuti hokum-
hukum dan aturan-aturan Allah dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan
perintah-perintah-Nya, mulai akil baligh sampai meninggal dunia. Indikasi
ibadah adalah kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, serta penghargaan, kepada
Allah SWT. Serta dilakukan tanpa adanya waktu batasan serta bentuk khas
tertentu.
Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan
ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati sebagai
perintah-Nya, memjahui segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang
diizinkan-Nya. Ada ibadah yan umum da nada ibadah yang khusus. Ibadah ialah
segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan khusus ialah apa yang telah
ditetapkan Allah akan perinci-perincinya,tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.
Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua,
yaitu ibadah khusus. Dalam yurisfudensi islam ditetapkan bahwa urusan ibadah,
tidak boleh ada “kreativita” sebab yang meng “creat” atau yang membentuk
suatu ibadah dalam islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk Nabi sebagai
kesesatan. Bilangan solat lima waktu serta tata cara mengerjakanya, ketentuan

5
ibadah haji dan tata cara mengerjakan termasuk masalah ibadah yang tata cara
mengerjakanya termasuk masalah ibadah yang tata cara mengerjakan telah
ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Ketentuan ibadah demikian termasuk salah satu bidang ajaran islam dan
akal manusia tidak perlu ikut campur tangan. Hal tersebut merupakan hak dan
otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, menati,
melaksanakan, dan menjalankannya dengan penuh ketundukan kepada Tuhan,
sebgai bukti pengabdadian dan rasa terimah kasih kepada-Nya. Hal ini demikian
menurut Ahmad Amin, dilakukan sebagai arti dan pengisian dari makna islam,
yaitu berserah diri, patuh, dan tunduk guna menciptakan kedemaian dan
keselamtan. Dan itulah yang selanjutnya membawah manusia menjadi hambah
yang saleh, sebagaimana dinyatakan Tuhan:
Ketenangan jiwa, rendah hati, menyadarkan diri kepada mal saleh dan
ibadah bukan pada nasab keturunan, semua itu adalah gejala kedamaian dan
keamana sebagai pengalaman dari ibadah.
Dengan demikian, visi islam tentang ibadah merupakan sifat , jiwa dan misi
ajaran islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas pencipta manusia, sebagai
mahluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
Adapun ibadah dalam arti umum selanjtnya bersetuhan dengan masalah
muamalah. Keterkaitan masalah muamalah dengan ibadah dihubungkan dengan
niat semata-mata iklas karena Allah SWT.
C. BIDANG AKIDAH
Ajaran islam, sebagaimana dikemukakan Maulana Muhammad Ali dapat
dibagi pada dua bagian, yaiyu bagian toeri atau yang lasim disebut rukun iman,
dan bagaian praktik yang mencangkup segala yang harus dikerjakan oleh seorang
islam, yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. Bagian pertama
selanjutnya disebut ushul (poko) dan bagian kedua disebut futu’ (cabang). Kata
usuluh adalah jamak dari arti ashl arti pokok atau asas. Adapun kata furu’ artinya
cabang. Bagian pertama disebut pula aqa;id, artinya kepercayaan yang kokoh.
Adapun bagian kedu disebut ahkam. Menurut imam Syahrastani, bagian pertama
disebut ma’rifat dan bagian kedua disebut tha’ah, kepatuhan.

6
Dalam islam, akidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi pokok
yang diemban para nabi. Baik-tidaknya seseorang dapat dilihat dari akidah sebab
amal saleh hanyalah pancaran dari akidah yang sempurna. Karena akidah
merupakan masalah asasi, dalam kehidupan perlu ditetapkan prinsip-prinsip dasar
akidah Islamiyah agar dapat menyelamatkan kehidupan manusia didunia dan di
akhirat.
Selanjutnya dalam kitab mu’jam al-falsafi, jamil shaliba mengartikan akidah
menurut bahsa sebagai menghubungkn dua sudut sehinggah bertemu dan
bersambung secara kokoh. Ikatan tersebut berbeds degan terjemahan ribath, yang
artinya juga ikatan, tetapi ikan yang muda dibuka karena mengandung unsur yang
membahayakan. Dalam bidang perundang-undangan, akidah berarti menyepakati
dua perkara atau lebih yang harus dipatuhi bersama. Dalam kaitan ini akidah
berkaitan dengan kata aqad yang digunakan dalam arti akada nikah, akad jual-
beli, akad kredit, , dan sebagainya. Dalam akada tersebut, terdapat dua orang yang
saling menyepakati sesuatu yang apa bila tidak dipatuhi akan menimbulkan
sesuatu yang membahayakan. Akad nikah misalnya apabila dirusak kan
merugikan dua belah pihak secara lahir dan batin, dan apabila kedua pasangan
tersebut telah dikaruniai putra-putra yang membutuhkan kasih sayang.
Karakteristik islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini bahwa
islam bersifat murni, baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan
diakui sebagai Tuhan yang wajin disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut
sedikit pun tidak boleh diberikan kepada yang lain, akrena akan berakibat
musyirik yang berdmpak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan
atas apnggilan Allah. Dalam prosesnya, kayakinan tersebut harus langsung, tidak
boleh melalui perantara. Akidah itulah yang melahirkan bentuk pengabdian hanya
kepada Allah, yang selanjutnya berjiwa bebas, merdeka, dan tidak tunduk kepada
manusia dan lainya yang menggantikan posisi Tuhan.
Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai
Tuhan yang wajib disembah;ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat
syahadat, yaitu menyatakan Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan bahwa Nabi
Muhammad SAW.adalah utusan-Nya;perbuatan dengan amal saleh. Akidah

7
demikian mengandung arti bahwa pada orang yang beriman, tidak ada rasa dalam
hati atau ucapan dimulut dan perbuatan, melainkan secara keseluruhan
menggambarkan iman kepada Allah, yaknitiak ada niat , ucapan , dan perbuatan
yang dikemukakan oleh orang yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan
kehendak Allah.
Akidah dalam islam selanjutnya harus berpengaruh kedalam segala aktivitas
yang dilakukan manusia, sehingga berbagia aktivitas tersebut bernilai ibadah.
Dalam hubungan ini, Yusuf Al- Qardawi mengatakan bahwaa iman menurut
pengertian sebenarnya adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan
penuh keyakinan, tidak bercampur yak (ragu), serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
Dengan demikian, akidah islam bukan sekedar keyakinan dalam hati,
melainkan harus menjadi acuan dan dasar dlam bertingkah laku, serta berbuat
yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.

D. BIDANG ILMU DAN KEBUDAYAAN


Manusia adalah mahluk Allah, yang diciptakaan di dunia ini sabagai khalifah.
Manuisa lahir, hidup, dan berkembang didunia sehingga disebut juga sebagai
mahluk duniawi. Sebagai mahluk duniawi, sudah tentu bergumul dan begulat
dengan dunia terhadap segala segi, masalah, dan tantanganya, dengan
menggunakan budi dan dayanya serta mengunakan segala kemampuan baik
bersifat cipta, rasa,maupun karsa. Hal ini menunjukan bahwa hubungan manusia
dengan dunia tidaklah selalu diwujudkan dalam sikap pasif, pasrah, dan
menyusuaikan diri, dengan tuntunan lingkugannya. Akan tetapi justru harus
diwujukan dalam sikap aktif, memanfaaatkan lingkunga untuk kepentingan hidup
dan kehidupannya. Dari hubungan yang bersifat aktif itu, tumbulah kebudayaan.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuuka akomondatif, tetpi juga selektif. Dari segi itu, islam terbuks dan
akomondatfi untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetaapi beramaan
dengan itu, islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis
ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam. Ddalam bidang ilmu dan

8
tegnologi, islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka atau
tidak tertutup. Sekalipun kita yakin bahwa islam itu bukan Timur dan bukan
Barat, ini tidak berarti kita harus menutup diri dari keduanya.
Bagaimanapun,islam adalah paradigm terbuka. Ia merupakan mata rantai
peradaban dunia. Dlam sejarah, kita melihat mewarisi peradaban Yunani-Rowami
di Barat, dan peradaban-peradaban Persia, India, dan Cina di Timur . selama abad
VII sampai abad XV, ketika peeradaban besar di Barat dan Timur itu tenggelam
dan mengalami kemerosotan, islam bertindak sebagai warisan utamanya untuk
kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang melalui Renaissance. Jadi,
dalam bidang ilmu dan kebudayaan, islam menjadi mata rantai yang penting
dalam sejarah peradaban dunia. Dalam kurun waktu selama delapan abad itu,
islam bahkan mengembangkan warisan-warisan ilmu pengetahuan dan tegnologi
dari peradabana-peradaban tersebut.
Banyak bukti tentang peranan islam sebagai mata rantai perdabaan dunia.
Islam misalnya mengembangkan ilmu matematika dari India, ilmu kedokteran ina,
system pemerintahan dari Persia, logika Yunani , dan sebagainya. Tentu saja,
dalam proses peminjaman dan pengembangan itu terjadi dialektika internal. Jadi,
untuk pengkajian tertentu, islam menolak logika Yunani yang sangat rasional
untuk digantikan dengan cara berfikir intuintif yang lebih meenekan pada rasa
seperti yang dikenal dalam tasawuf. Dengan proses ini pula, islam tidak sekedar
mewarisi, tetapi juga melakukan enrichment dalam subtansi dan bentuknya.
Melalui inilah islam akhirnya mampu menyubangkan warisan-warisannya sendiri
yang otentik. Melalui karya S.I Poeradisastra, kita dapat memperoleh informasi
yang agak lengkap mengenai peranan yang dimainkan islam dalam membangun
ilmu pengetahuan dan peranaan modern, baik berkenaan dengan ilmu alam, teknik
atau arsitektur maupun ilmu pengetahuan soial, filsafat, sastra, kedokteran,
mateatika, isika, dan sebagainya.
Karakteristik islam dalam bidang pengetahuan dan kebudayaan dapat pula
dilihat dari lima ayaat surat al-alaq yang dituunkan Allah SWT.kepada Nabi
Muhammad SAW. Pada ayat tersebut terdapat kata “iqra” yang diulang sebayak
dua kali. Kata tersebut menurut Al Baiquni, selain berarti membaca dalam arti

9
biasa, juga berarti menelaah, mengservasi, membadingkan, mengukur,
mendeskripsikan, menganalisis, dan menyimpulkan secara induktif. Semua cara
tersebut dapat digunakan dalam proses mempelajarri sesuatu. Hal ini merupakan
salah satu cara yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Islam demikian
kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dengan cara
mengunakan akalnya untuk berfikir, merenung, dan sebagainya. Demikian
pentingnya ilmu ini hinggah islam memandangkan bahwa orang menuntut ilmu
sama dengan jihad di jalan Allah. Islam menempuh cara demikian, karena dengan
ilmu pengetahuan tersebut, seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya untuk
meraih berbagai keempatan dan peluang. Hal ini dilakukan islam karena pada saat
kedatangan Islam ditanah Arab, masalah ilmu pengetahuan adalah milik kaum elit
tertentu yang tidak boleh dibocorkan kepada masyarakat umum. Hal ini demikian
sengaja dilakukan agar masyarakat menjadi bodoh sehinggah muda dijajah,
diperbudak, dan simpangkan keyakinannya serta di adu domba. Kaeadan tersebut
tidak diubahnyaa dengan kondisi yang dialami masyarakat Indonesia pada zaman
penjajahan Belanda.

E. BIDANG PENDIDKAN
Islam sangat mendorong umatnya untuk lebih memperhatikan bidang
pendidikan bayak keterangan, baik dalam Al-Quran maupun Al-Hadis yang
berbicara mengenai pendidikan Allah SWT.berfirman dalam Q.S Al-Alaq: 1-5:
Artinya:
“ bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan. Dialah yang telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalaah, dan Tuhanmulah yang
Mahamulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(Q.S Al-Alaq: 1-5)
Kemudian, Nabi SAW.bersabda “menuntut ilmu itu adalah wajib bagi
orang islam laki-laki dan perempuan. Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga ke
liang lahat”.

10
Islam memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki atau
perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan, islam
memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode,
sarana, dan sebagainya.
Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dalam
kandungan surah Al-alaq sebagaimana disebutkan di atas. Dalam Al-quran dapat
dijumpai berbagai metode pendidikan, seperti metode ceramah, Tanya jawab,
diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita,
hukuman, nasihat dan sebagainya. Berabgai metode tersebut dapat digunakan
sesuai dengan materi yang diajarkan dan dimaksudkan demikian agar pendidikan
tidak membuat anak didik merasa bosan.

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Studi Islam meliputi kajian agama islam dan tentang aspek-aspek keislaman
masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam
meliputi islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran islam dan
interaksi sosial. Adapun tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normative,
kontekstual, aplikatif dan konstribusi konkret terhadap dinamika dan
perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang agama islam secara luas,
mendalam namun utuh, dan dinamis. Ada beberapa pendekatan Studi Islam antara
lain, pendekatan historis, filosofis,ilmiah doktriner dan normative. Dan
metodologi studi islam yaitu Metode Ilmu Pengetahuan, Metode Diakronis,
Metode Sinkronis-Analistis, Metode Problem Solving (hill al-musykilat), Metode
Empiris, Metode Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah), Metode Induktif (al-
Manhaj al-Istiqraiyah).

SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, kami menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan guna perbaikan
makalah selanjutnya. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, tiada
kelebihan ilmu yang kami tuangkan dalam makalah ini. Semoga apa yang kami
sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996.


Anwar Rosihon, M Yunus Badruzzaman , Saehuddin, Pengantar Studi Islam, CV.
Pustaka Setia, Bandung, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai