Anda di halaman 1dari 25

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Studi Islam“

Dosen Pengampu:

Zainal Abidin S. Pd, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Sintia Wulan Dari (23207022)

Isnani Dewi Laila Nurul Janah (23207029)

Nibroos Adam Putra Widatama (23207038)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil‟Alamin puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta
alam yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak
lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju
jalan kebenaran yakni agama Islam.
Makalah ini yang berjudul Pendekatan dalam Studi Islam dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas dari Bapak Zainal Abidin S.Pd, M.Pd.I pada mata kuliah Pen9antar
Studi Islam. Selain itu, penyusun makalah ini bertujuan untuk pembaca mampu
memahami dan menerapkan pendekatan dalam studi islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini terutama kepada Bapak Zainal Abidin S.Pd, M.Pd.I
selaku dosen Pengantar Studi Islam. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kediri, 07 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN ...........................................................................................3

A. Penamaan Islam dan Implikasinya dalam Kehidupan manusia .......................3


B. Pengertian Karakteristik Ajaran Islam .............................................................8
C. Karakteristik Ajaran Islam ...............................................................................8
D. Karakteristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan .............................15
E. Karakteristik Islam sebagai disiplin ilmu .......................................................16
F. Karakteristik Umum Ajaran Islam .................................................................17

BAB III : PENUTUP .................................................................................................20

A. Kesimpulan ....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Swt. Kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman
hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam adalah agama yang universal
yang ditujukan kepada semua manusia, bukan hanya kepada bangsa atau
kelompok tertentu. Ini mencerminkan prinsip bahwa ajaran Islam ditujukan
untuk semua orang, di mana pun dan kapan pun, tidak peduli ras, budaya, atau
latar belakang sosial mereka. Dalam agama Islam, tidak hanya penting untuk
menghormati dan mengikuti apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, Rasul
terakhir yang diutus oleh Allah, tetapi juga penting untuk mengakui dan
menghormati semua nabi sebelumnya. Islam tidak terbatas pada satu tempat atau
waktu tertentu. Ajaran Islam berlaku untuk semua orang, di mana pun mereka
berada dan kapan pun mereka hidup, meskipun muncul di Mekah dan
berkembang di Madinah.
Islam juga mengajarkan bahwa penting untuk menyelaraskan iman
dengan ilmu pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan agama
dapat saling melengkapi untuk meningkatkan pemahaman kita tentang Tuhan
dan dunia. Sebagai cara untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
diri mereka sendiri dan mencapai keseimbangan dalam hidup mereka, agama
Islam sangat mendorong penganutnya untuk melakukan introspeksi dan
peningkatan kesadaran diri. Pengembangan etika, moral, dan spiritual yang lebih
baik adalah bagian dari ini. Ajaran Islam menekankan pentingnya keadilan,
perdamaian, dan kerukunan antar manusia. Ini juga mencerminkan prinsip-
prinsip moral Islam yang menekankan menghormati hak asasi manusia,
meningkatkan toleransi, dan membangun masyarakat yang adil dan damai.
Selain itu, ajaran Islam juga memerintahkan bahwa kita harus tunduk
pada Sunnatullah, atau hukum alam yang ditetapkan oleh Allah. Ini
menunjukkan bahwa, sebagai Pencipta, manusia dan alam semesta semuanya
tunduk pada ketentuan-ketentuan itu. Islam sangat menekankan pentingnya
kebersihan, keselamatan, dan kesucian, baik secara fisik maupun spiritual. Ini

1
mencerminkan prinsip bahwa orang harus menjaga kebersihan dan kesucian
lahir dan batin untuk mencapai keselamatan baik di dunia maupun akhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari karakteristik ajaran islam?
2. Bagaimana implikasi ajaran Islam terhadap kehidupan manusia?
3. Bagaimana konsepsi islam diberbagai bidang yang menjadi karakteristiknya?
C. Tujuan
1. Pembaca mampu definisi dari karakteristik ajaran islam.
2. Untuk memahami bagaimana implikasi ajaran islam terhadap kehidupan
manusia.
3. Mampu menerapkan konsepsi islam diberbagai bidang dalam kehidupan
sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penamaan Islam dan Implikasinya Dalam Kehidupan Manusia


Wilfred Cantwell Smith menyatakan, bahwa "the first observation is that
of all the world's religious traditions the Islamic Would seem to be the one with
a built-in name. The world "Islam" occurs in the Qur'an itself, and Muslim are
insistent on using this term to designate their system of faith. In contrast to what
has happened with other religious communities" (Pengamatan pertama ialah,
bahwa dari semua tradisi keagamaan di dunia, tradisi Islam akan tampak sebagai
satu-satunya nama yang built-in (terpasang tetap). Kata Islam sendiri terdapat
dalam Al- Qur'an, dan orang-orang Islam teguh menggunakan istilah itu untuk
mengenal sistem keiman-an mereka. Berbeda dengan apa yang terjadi pada
masyarakat keagamaan lain). Pengamatan Smith menunjukkan bahwa agama
Islam bukan "Mohammedanism" sebagaimana banyak ditulis oleh penulis Barat
(Orientalist). Mereka menamainya demikian karena dikaitkan dengan si
pembawanya, Muhammad SAW, seperti halnya yang dilakukan oleh agama lain.
Meskipun Al-Qur'an jelas menyatakan bahwa nama agama itu adalah Islam.
seperti yang dikatakan Allah dalam surah al-Maidah ayat tiga.1
Nama Islam sendiri bukan nama yang lahir berdasarkan nama dari
pendirinya seperti halnya pada agama-agama lain, contohnya seperti agama
Budha, mengapa disebut agama Budha? Karena tokoh yang mendirikan agama
tersebut ialah bernama Budha Gautama, atau seperti agama Nasrani atau Kristen,
karena tokoh yang mendirikannya ialah Nabi Isa atau Yesus yang bergelar al-
Masih atau Kristus, confusianisme yang dibawa oleh Confucius atau Kong
Hucu. Nama Islam juga bukan pada nama tempat kelahian tokoh, misalnya
seperto, agama Hindu, karena muncul di India, Hindia atau Hindustan, yakni
lembah atau seberang sungai Indus. Dan nama Islam juga bukan berdasarkan
kebangsaan atau suku atau bahkan dinasti seperti agama Yahudi, karena tumbuh
di kalangan bangsa, suku atau dinasti Yahuda atau Yuda, dan juga tidak dibuat

1
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi & Pendekatan
(Jakarta: Prenamedia Group).

3
berdasarkan nama tempat kelahiran tokoh yang mendirikan agamma Nasrani,
yang berdasarkan tempat kelahiran Isa, yaitu Nazareth di Palestina.2
Nama Islam adalah nama yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW dan bukanlah agama baru. Sebagaimana diseutkan dalam Al-Qur'an
seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Nuh (QS. Yunus: 71-72), Nabi Ibrahim (QS.
ALi Imran: 67; al-Hajj: 78), Nabi Yaqub (QS. Al-Baqarah:132), Nabi Yusuf QS.
Yusuf:101), Nabi Sulaiman (QS. An-Naml:29 - 37), Nabi Isa (QS. Ali
Imran:52), dan orang lain yang beragaam Islam juga. Umat Islam percaya bahwa
penggunaan istilah "Mohammedanisme" untuk menyebut Islam bukan hanya
tentang ajarannya, tetapi juga tentang kepercayaan terhadap Muhammad sebagai
manusia, bukan tuhan. Istilah "Kristen" digunakan untuk orang Kristen, tetapi
tidak relevan jika itu adalah "Mohammedanisme" untuk Islam. Istilah Islam
yang benar adalah “Islam”, yang berasal dari nama Allah SWT yang berarti
“mengerti, memahami, dan memahami segala sesuatu”.
Ajaran Islam ditujukan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk
kelompok tertentu. Ini berbeda dengan para Rasul sebelumnya yang diutus
hanya untuk satu bangsa atau wilayah. Ajaran Nabi dan Rasul berikutnya
disempurnakan dan diluruskan oleh bangsa-bangsa di daerah tertentu. Nabi
Muhammad adalah Rasul terakhir yang diutus untuk semua orang. Karena itu,
meskipun Islam pertama kali muncul dan berkembang di Jazirah Arab, titah
Islam menjangkau semua orang Arab dan non-Arab dengan cara yang sama dan
tidak tergantung pada satu ras bahasa, tempat maupun masa dan kelompok
manusia.
Menurut ajaran Islam, prinsip utamanya ialah kepatuhan pada Nabi dan
Rasul yang hidup sebelum Nabi Muhammad SAW. Orang-orang yang dimaksud
harus tunduk pada ajaran Nabi, bukan ajaran dunia. Ayat 4 dan 136 dari Al-
Quran menyatakan hal ini. Mereka yang beragama Islam tunduk kepada nabi-
nabi dari agama lain, sehingga agama lain dapat mempengaruhi mereka. Namun,
umat Islam dipandang setara dengan semua agama lain dan Nabi Muhammad
SAW. Islam juga menjunjung tinggi semua ajaran agama, seperti Al-Qur'an,
yang berisi seluruh ajaran Islam.
2
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi & Pendekatan
(Jakarta: Prenamedia Group) hlm. 66.

4
Sejarah menunjukkan bahwa dakwah Islam menghasilkan peningkatan
nilai-nilai kemanusiaan yang luar biasa, baik dalam hal tingkah laku individu
maupun hubungan antar individu. Dakwah Islam memang dimulai di Mekkah,
dan kemudian berkembang di Yatsrib (Madinah). berdasarkan fakta bahwa
sebagian besar manusia di dalamnya telah terjerumus ke dalam sistem dan
perspektif hidup jahiliah atau ke lembah materialisme dalam tingkah laku
mereka sendiri dan dengan orang lain. Bukan berarti tidak memiliki peradaban
atau kekuatan material, tetapi berarti tidak berperikemanusiaan dan terlalu egois.
Pandangan ini tidak hanya ada di masyarakat Mekkal Yatsrib, tetapi juga di
Semenanjung Arab, emperor Persi di timur, dan emperior Romawi di utara dan
barat atau bahkan merata di seluruh dunia. 3
Karena keunggulan Islam, dakwahnya mudah dilakukan di dunia ini.
Eksperimen-eksperimen ini dapat diterapkan pada masyarakat lain untuk
menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan menentang pandangan hidup
materialisme dan jahiliah. Nilai-nilai kemanusiaan harus dipenuhi oleh semua
orang di mana pun dan kapan pun. Untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan,
Nabi Muhammad SAW memulai dakwah Islam. Meskipun dakwah Islam pada
awalnya ditujukan kepada orang-orang di Mekkah dan Madinah, konteksnya
mencakup prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk orang-orang di luar kedua
kota tersebut. bahkan menjadi harapan semua orang di mana pun dan kapan pun.
Karena itu, dakwah Islam bersifat global dan tidak lokal.
Fakta bahwa Al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab karena fakta bahwa
itulah bahasa yang pertama kali digunakan oleh orang-orang di daerah-daerah
awal penyebaran Islam, atau karena fakta bahwa bahasa tersebut merupakan
bahasa pertama yang mendorong masyarakat untuk menganut prinsip-prinsip
moral. Menyatakan bahwa dakwah Islam hanya berlaku untuk orang-orang di
Mekkah atau Madinah akan menghilangkan universalitas dakwah Islam karena
universalitas dakwah Islam terlihat dari prinsip-prinsip dasarnya, yang
mencakup nilai-nilai manusia yang universal. Berbeda dengan revolusi lokal,
universalisme dakwah Islam mencakup semua orang, tidak terbatas pada satu
daerah atau budaya tertentu. Sebaliknya, revolusi lokal terbatas pada konteks
3
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi & Pendekatan
(Jakarta: Prenamedia Group) hlm. 67-68

5
geografis atau budaya tertentu. Karena pemahaman Islam merupakan sumber
utama gagasan tentang apa yang dimaksud dengan “universalitas Islam”,
penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan “universalitas Islam” dapat
dicapai melalui analisis dan kajian tentang pemahaman Islam. Meskipun kata
“Islam” memiliki banyak arti, makna dasar yang sama dapat dijelaskan dan
dipahami melalui pengkajian dan pemahaman ajaran Islam.4
Pertama, kata "Islam" berasal dari kata "al-salamu", "al-salmu", dan "al-
silisuz", yang berarti "menyerahkan diri, pasrah, tunduk, dan patuh." Oleh
karena itu, kata "Islam" menggambarkan sikap seseorang yang menyerahkan
diri, pasrah, tunduk, dan patuh terhadap Tuhannya atau makhluknya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Sikap ini tidak hanya berlaku untuk hamba-Nya
(manusia), tetapi juga berlaku untuk alam semesta, yaitu sikap penyerahan diri,
pasrah, tunduk, dan patuh kepada penciptanya (Khalik). Segala sesuatu di langit
dan di bumi, baik benda mati maupun benda hidup, adalah taat, patuh, dan
pasrah (Islam) kepada Tuhan (QS. Fushsilat: 11), demikian pula segala sesuatu
di bumi, baik benda mati maupun benda hidup (QS. an- Nahl: 49 dan Ali Imran:
83) berjalan secara alami, teratur, dan seimbang mengikuti "hukum alam"
Tuhan. sehingga norma-norma ini digunakan oleh manusia untuk membangun
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semua makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan, jadi seharusnya mereka
semuanya memiliki fitrah untuk pasrah kepada-Nya. Namun, ada kemungkinan
bahwa tidak semua makhluk hidup harus taat dan pasrah kepada Tuhan karena
adanya pembangkangan dan pelanggaran terhadap aturan-Nya. Khususnya,
manusia (sebagai makhluk hidup) memiliki kelebihan tertentu dibandingkan
dengan makhluk lainnya karena penitipan manusia bukan hanya melalui proses
fisik atau materi, seperti bahan-bahannya berasal dari bumi dan langit, seperti
turab atau halus yang membutuhkan cahaya atau sinar matahari, tetapi juga
melalui proses nonfisik immateri, yaitu roh Tuhan meniupkan sesuatu ke dalam
tubuh materiilnya, sehingga benar-benar bentuk manusia. Sebuah bagian dari
roh Ilahi itu telah melakukan perjanjian awal dengan Tuhan, dan telah bersedia,

4
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi & Pendekatan
(Jakarta: Prenamedia Group) hlm.69

6
patuh, tunduk, dan pasrah kepada Tuhan (ber-Islam), seperti yang disebutkan
Allah dalam Al-A'raf ayat 172. Karena itu, makhluk hidup.5
Islam bertujuan untuk mengajar semua orang tanpa mengharuskan status
fisik atau spiritual mereka. Hal ini didasarkan pada ajaran Allah yang fokus pada
keimanan, keyakinan, dan keyakinan. Ajaran Islam didasarkan pada ilmu
tentang Tuhan, namun aspek lain dapat mempengaruhi ajarannya. Ajaran Nabi
Muhammad (Rasul Terakhir) merupakan inti dari semua ajaran Islam. Islam
bersifat universal, artinya berlaku bagi semua orang, apapun situasinya. Ini
berfungsi sebagai panduan dan panduan untuk semua ajaran Islam.
Kedua, Islam berasal dari kata al-silmu yang berarti “damai” atau
“aman”, artinya umat Islam adalah orang-orang yang beriman dan berilmu.
Umat Islam diartikan sebagai orang yang menciptakan keimanan dan ilmu
pengetahuan dengan Tuhan, kemanusiaan, diri sendiri, dan ajaran Islam. Tuhan
itu kekal dan kekal, sedangkan umat manusia baik terhadap sesamanya karena
tidak kalah dengan sesamanya. Islam yang mementingkan diri sendiri
menyangkut perbaikan diri dan penemuan diri, sedangkan ajaran Islam
menyangkut perbaikan diri, pengembangan diri, dan penerapan ilmu sesuai
ajaran Islam tanpa melanggar atau mewajibkan hukum Islam (Sunnatullah).
Pengertian itu dapat dipahami dari firman Allah dalam al-Baqarah ayat
208; an-Nisa' ayat 91, at-Tahrim ayat 6; dan al-Anbiya ayat 105–107. Makna al-
Islam, yang berarti "menyerahkan atau pasrah" kepada Tuhan. Sebagai seorang
nabi, seseorang dapat menggunakan seluruh kekuatannya untuk menciptakan
perdamaian dan kebijaksanaan di dunia. Tuhan memberikan ajaran kepada
manusia untuk mengatasi ketakutan dan kebinasaan. Pentingnya menjadi
seorang nabi terlihat dari seluruh aspek kehidupan yang berlandaskan Tuhan,
sehingga manusia dapat hidup damai dan setara. Manusia itu unik dan menjadi
doktrin utama Islam, namun diajarkan dalam berbagai bahasa dan budaya untuk
memahami, memahami, dan bekerja sama, bukan untuk dipisahkan karena
perbedaan dalam kehidupannya.
Islam adalah sistem kepercayaan yang menekankan pentingnya
introspeksi dan kesadaran diri sebagai cara untuk menjadi lebih sadar diri dan
5
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi & Pendekatan
(Jakarta: Prenamedia Group) hlm. 70.

7
lebih memahami diri sendiri. Hal ini mengajarkan orang untuk hidup rukun
dengan orang lain, yang menumbuhkan rasa ikatan dan persatuan. Dunia
menjadi lebih terbuka untuk belajar tentang identitas manusia dan etika baru
melalui ajaran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, agama Islam mengatasi
perbedaan budaya, ras, bahasa, dan lokasi geografis. serupa disebutkan dalam
Alquran ayat 118 dan 118, orang percaya bahwa manusia dapat berbeda satu
sama lain. Untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan, tujuan Islam adalah
mewujudkan keharmonisan individu dan masyarakat. Jiwa manusia adalah
produk dari keyakinan ini, dan jiwa manusia adalah alat untuk mencapai tujuan
tersebut.
Pentingnya Islam terletak pada ajarannya, yang didasarkan pada ajaran
Nabi Muhammad SAW. Islam membahas hak asasi manusia, politik, dan agama,
serta ajaran Tuhan. Dalam Al-Baqarah ayat 256, Islam menghormati hak asasi
manusia dan umat Islam secara keseluruhan. Karena memerlukan makna yang
lebih dalam, seperti ketakwaan dan kerendahan hati, ajaran Islam tidaklah benar.
Islam bertujuan untuk menciptakan dunia yang tidak menghancurkan agama lain
dengan menggabungkan ajaran dan realitas Nabi Muhammad SAW. Tujuannya
adalah untuk memadukan ajaran semua agama, mengajarkan ajaran Nabi
Muhammad SAW, dan memberikan nilai moral dan spiritual bagi kehidupan
manusia. Universalitas dalam Islam bukan hanya cita-cita tetapi juga strategi
untuk mempertahankan dunia.
Ketiga, kata “Islam” berasal dari kata-kata “as-salmu, as-salmu, dan
salamatu, yang berarti “bersih” dan “selamat dari cacat lahir batin.” Hal ini dapat
dipahami dari firman Allah dalam QS al-Syuara ayat 89 bahwa manusia terdiri
dari dua bagian, yaitu jasad dan roh. Jasad manusia telah melakukan perjanjian
dengan Tuhan dan siap untuk tunduk, patuh, dan pasrah kepada sunnatullah
Selama manusia terus menjaga diri dan memelihara fitrahnya, dan pilihannya
mengarah pada diri dan memelihara fitrahnya, manusia akan bersih dan selamat
dari kecacatan, baik lahir maupun batin, dan akan selamat di dunia akhirat.6

B. Pengertian Karakteristik Ajaran Islam


6
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi & Pendekatan
(Jakarta: Prenamedia Group) hlm. 71 – 75.

8
Secara etimologi, kata Islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama,
Yuslimu Islâman yang berarti keselamatan. Kata ini juga bisa dibentuk dari tiga
susunan huruf yaitu sin, lam dan mim.7
Kata Islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT., bukan dari manusia, dan
bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama Islam
diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam
tersebut kepada umat manusia.8

C. Karakteristik Ajaran Islam

Apabila meneliti sumber keputusan islam yang diutus oleh para


cendekiawan atau para ulama. Kita akan mengetahui bahwa ajaran-ajaran islam
memiliki karakteristik yang khas, yang berbeda dari ajaran-ajaran agama
lainnya. Ali Anwar Yusuf menyebutkan bahwa karakteristik ajaran islam
tersebut adalah sebagai berikut.

1. Komprehensif
Walaupun umat islam itu berbeda-beda bangsa dan berlainan suku,
dalam menghadapiasas-asas yang umum, umat islam bersatu padu
untuk mengamalkan asas-asas tersebut.
2. Moderat
Islam memenuhi jalan tengah, jalan yang imbang, tidak berat ke
kanan untuk mementingkan kejiwaan (rohani) dan tidak berat ke kiri
untuk mementingkan kebendaan (jasmani). Inilah yang diistilahkan
dengan teori wasathiyah, menyelaraskan antara kenyataan dan fakta
dengan ideal dan cita-cita.
3. Dinamis
Ajaran Islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang,
mempunyai daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan ajaran Islam terpencar dari sumber

7
Dodi Limas, ISLAMIC STUDIES Pendekatan Dan Teori Pemikiran Dalam Metodologi Studi Islam
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2015). 177
8
Limas. 179

9
yang luar dan dalam, yaitu Islam yang memberikan sejumlah hukum
positif yang dapat dipergunakan untuk segenap masa dan tempat.9
4. Universal
Ajaran Islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau bangsa
tertentu, melainkan sebagai rahmatan lil 'alamin, sesuai dengan misi
yang diemban oleh Rasulullah SAW. Ajaran Islam diturunkan untuk
dijadikan pedoman hidup seluruh manusia untuk meraih kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. Dengan demikian, hukum Islam bersifat
untuk seluruh umat manusia di muka bumi dan setiap bangsa dan
negara. universal, dapat diberlakukan di muka bumi dan dapat
diberlakukan di setiap bangsa dan negara.10
5. Elastis dan fleksibel
Ajaran Islam berisi disiplin-disiplin yang dibebankan kepada setiap
individu. Disiplin tersebut wajib ditunaikan dan orang yang
melanggarnya undam akan berdosa. Meskipun jalurnya sudah jelas
membentang, dalam keadaan dan tertentu terdapat kelonggaran
(rukhshah). Kelonggaran-kelonggaran tersebut menunjukkan bahwa
ajaran Islam bersifat elastis, luwes, dan giver manusiawi. Demikian
pula, adanya qiyas, ijtihad, istihsan, dan mashlahih mursalah,
merupakan salah satu jalan keluar dari kesempitan.
6. Tidak memberatkan
Ajaran Islam tidak pernah membebani seseorang sampai melampaui
kadar kemampuannya karena Islam mempunyai misi sebagai
rahmatan bagi manusia. Islam datang untuk membebaskan manusia
dari segala sesuatu yang memberatkannya.
7. Graduasi (berangsur-angsur)
Ajaran-ajaran Islam yang diberikan kepada manusia secara
psikologis sesuai dengan fitrahnya sendiri. Apabila ajaran-ajaran
tersebut diturunkan sekaligus, sangat sulit bagi manusia untuk
menjalankannya. Oleh karena itu, Allah menurunkan ajaran Islam

9
Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 145
10
Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 145-146

10
secara berangsur-angsur, agar manusia melaksanakannya dengan
sebaik-sebaiknya.
8. Sesuai dengan fitrah manusia
Ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia, dalam arti sesuai dengan
sin watak hakiki dan asli yang dimiliki oleh manusia. Dengan
demikian, slan ajaran Islam yang sesuai dengan fitrah manusia
memberikan keterangan Kar yang pasti tentang kepercayaan asli dan
hakiki yang ada dalam diri ber manusia. Artinya, kondisi awal
ciptaan manusia memiliki potensi untuk ke selalu mengetahui dan
cenderung pada kebenaran, yang dalam Al-Quran disebut dengan
hanif.11
9. Argumentatif filosofis
Ajaran Islam merupakan ajaran yang argumentatif; tidak cukup
dalam menetapkan persoalan-persoalan dengan mengandalkan
doktrin lugas dan instruksi keras. Demikian pula, tidak cukup sekadar
berdialog dengan hati dan perasaan serta mengandalkannya untuk
menjadi dasar pedoman. Akan tetapi, harus dapat mengikuti dan
menguasai segala persoalan dengan disertai alasan yang kuat dan
argumentasi yang akurat.12
Karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh
setiap umat muslim dengan berpedoman pada al-Quran dan Hadis. Dari berbagai
sumber tentang Islam yang ditulis para tokoh, dapat diketahui bahwa Islam
memiliki karakteristik yang khas, yang dapat dikenali melalui konsepsinya
dalam ajarannya. Karakter tersebut antara lain:13

1. Dalam bidang akidah


Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini
adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun
prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib
disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh

11
Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 146
12
Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung , 2009, hlm. 146-147
13
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 180-181

11
diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang
berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan
atas panggilan Allah. Dalam prosesnya keyakinan tersebut harus
langsung, tidak boleh melalui perantara. Akidah demikian itulah
yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya pada Allah, yang
selanjutnya berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia
dan lainnya yang menggantikan posisi Tuhan. Akidah dalam Islam
meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang
wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimah
syahadat yaitu menyatakan tiada tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi
Muhammad sbagai utusan-Nya; perbuatan dengan amal sholeh.
Akidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang
beriman tidak ada rasa dalam hati; atau ucapan dimulut dan
perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman
kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang
dikemukakan oleh orang yang beriman itu kecuali sejalan dengan
kehendak Allah.14
2. Dalam bidang agama
Melalui karyanya yang berjudul Islam Doktrin dan Peradaban,
Nurcholis Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran Islam
dalam bidang agama. Menurutnya, bahwa dalam bidang agama,
Islam mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis
adalah sebuah aturan Tuhan (Sunnah Allah) yang tidak akan berubah,
sehingga tidak mungkin untuk dilawan atau diingkari. 10 Dan Islam
adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama
lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan
menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.15
3. Dalam bidang ibadah
Secara harfiah Ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT,
karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Majelis Tarjih
14
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 181
15
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 182

12
Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan beribadah
sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati segala
perintahnya, menjauhi segala larangannya dan mengamalkan segala
yang diizinkannya.16
4. Dalam bidang pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang,
laki-laki atau perempuan dan berlangsung sepanjang hayat. 16 Dalam
bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang
tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua
aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari
kandungan surat al-Alaq. Didalam al-Qur'an dapat dijumpai berbagai
metode pendidikan, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita,
hukuman, nasihat dan lain sebagainya. Berbagai metode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan
dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak membosankan anak
didik.17
5. Dalam bidang sosial
Karakteristik ajaran Islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung
tinggi tolong menolong, saling menasihati, tentang hak dan
kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang
rasa dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam
pandangan Islam tidak ditentukan oleh nenek moyang, kebangsaan,
warna kulit, bahasa, jenis kelamin, dan sebagainya yang berbau rasis.
Mutu dan tinggi derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya
yang ditunjukkan dengan kinerja karyanya yang bermanfaat bagi
umat manusia.
6. Dalam bidang perekonomian
Karakteristik ajaran Islam yang selanjutnya dapat dipahami dari
konsepsinya dalam bidang kehidupan yang harus dilakukan. Urusan
16
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 183-184
17
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 185

13
didunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat, kehidupan
akhirat dapat dicapai dengan dunia. 18 Pandangan Islam mengenai
kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam ajaran fiqih
yang menjelaskan tentang bagaimana menjelaskan sesuatu usaha
ataupun ajaran Islam mengenai berzakat juga dalam konteks
berekonomi.18
7. Dalam bidang kesehatan
Ciri khas Islam lainnya dapat dilihat dari konsep kesehatannya.
Ajaran Islam memegang prinsip mencegah lebih baik daripada
mengobati. Dalam bahasa Arab, prinsip ini berbunyi, al-wiqayah
Khair min al-laj.19
8. Dalam bidang politik
Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya
dalam bidang politik. Dalam al-Qur'an surat An-Nisa ayat 156
terdapat perintah mentaati ulil amri yang terjemahannya termasuk
penguasa di bidang politik, pemerintah dan negara. Dalam hal ini
Islam tidak menerangkan atau menyuruh ketaatan yang buta. Tetapi
menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan selektif, maksudnya
adalah jika pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntunan
Allah SWT., dan Rasul-Nya maka hendaknya kita menaatinya,
namun jika pemimpinnya bertentangan dan bertentangan dengan
kehendak Allah SWT., dan Rasul-Nya, maka ia dapat dikritik atau
dinasihati agar kembali ke jalan yang benar dengan cara yang
persuasif. Dan kalau pemimpinnya juga tidak memperhatikan, tidak
apa-apa jika tidak dipatuhi.20
9. Dalam bidang pekerjaan
Karakteristik Islam selanjutnya dapat dilihat dari ajarannya mengenai
kerja. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah

18
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 186
19
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 186-187
20
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 187-188

14
SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja
yang bermutu, terarah kepada pengabdian kepada Allah SWT., dan
kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu Islam tidak
menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas manfaat
kerja.

D. Karakteristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan


Islam mempunyai karakteristik yang sangat luas dan tidak bisa memisah-
misahkan dengan yang lainnya. Para ilmuan muslim juga mempergunakan
berbagai pendekatan untuk mengetahui dan memahami karakteristik ajaran
Islam. Dan tidak untuk memperdebatkan antara satu dengan yang lainnya.
Melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaan untuk kemaslahatan umat.
Karakteristik tersebut mencerminkan Islam sebagai risalah yang dibawa
Muhammad merupakan pelengkap risalah-risalah yang telah dibawa terlebih
dahulu.
Karateristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan
dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis
ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan
Islam. 28 Dalam bidang ilmu dan teknologi, Islam mengajarkan kepada
pemeluknya untuk bersikap terbuka atau tidak tertutup. Sekalipun kita yakin
bahwa Islam itu bukan timur bukan barat, ini tidak berarti kita harus menutup
diri dari keduanya. Bagaimanapun, Islam adalah sebuah paradigma terbuka. Ia
merupakan mata rantai peradaban dunia. Dalam sejarah kita melihat Islam
mewarisi peradaban Yunani-Romawi di Barat, dan peradaban-peradaban Persia,
India, dan Cina Timur. Selama abad VII sampai abad XV, ketika peradaban
besar di Barat dan Timur itu tenggelam dan mengalami kemerosotan, Islam
bertindak sebagai pewaris uatamanya untuk kemudian di ambil alih oleh
peradaban Barat sekarang melalui Renaissance. Jadi dalam bidang ilmu dan
kebudayaan Islam menjadi mata rantai yang penting dalam sejarah peradaban
dunia. Dalam kurun waktu selama delapan abad itu, Islam bahkan

15
mengembangkan warisan- warisan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
perdaban- perdaban tersebut.
Banyak contoh yang dapat dijadikan bukti tentang peranan Islam sebagai
mata rantai peradaban dunia. Islam misalnya, mengembangkan matematika
India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pemerintahan dari Persia, logika
Yunani, dan sebagainya. Tentu saja dalam proses peminjaman dan
pengembangan itu terjadi dialektika internal. Jadi misalnya untuk pengkajian
tentu Islam menolak logika Yunani yang sangat rasional untuk digantikan
dengan cara berfikir intuitif yang lebih menekankan rasa seperti yang dikenal
dalam tasawuf. Dan dengan proses ini pula Islam tidak sekedar mewarisi tetapi
juga melakukan enrichment (memperkaya) dalam substansi dan bentuknya.
Melalui inilah Islam akhirnya mampu menyumbangkan warisannya sendiri yang
otentik.
Karateristik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut
dapat pula dilihat dari 5 (lima) ayat pertama surat al-Alaq yang diturunkan
Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW.31 Pada ayat tersebut terdapat kata iqra'
yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni, selain berarti
membaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi,
membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisa dan penyimpulan
secara induktif. Semua cara tersebut dapat di gunakan dalam proses mempelajari
sesuatu. Hal itu merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan. Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu
pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk berfikir, merenung dan
sebagainya.
Demikian pentingnya ilmu ini hingga Islam memandang bahwa orang
menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan Allah.32 Islam menempuh
jalan demikian, karena dengan ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapat
meningkatkan kualitas dirinya untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.
Hal demikian dilakukan Islam, karena informasi sejarah mengatakan bahwa
pada saat kedatangan Islam di tanah Arab, masalah ilmu pengetahuan adalah
milik kaum elit tertentu yang tidak boleh dibocorkan kepada masyarakat umum.
Hal demikian sengaja dilakukan agar masyarakat tersebut bodoh yang

16
selanjutnya mudah dijajah, diperbudak dan disimpangkan keyakinannya serta
diadu domba.21

E. Karakteristik Islam Sebagai Disiplin Ilmu


Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, atau ilmu keislaman, selain
sebagai ajaran yang berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan dengan
karakteristiknya yang unik. Termasuk dalam disiplin ilmu keislaman, menurut
Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia tahun 1985, adalah Alqur'an, tafsir,
Hadist, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, hukum islam (fiqih), sejarah kebudayaan
islam, dan pendidikan islam.
Sebelum itu, Harun Nasution menyatakan bahwa Islam berbeda dengan
pemahaman umum karena memiliki banyak aspek, bukan hanya satu atau dua.
Sebenarnya, Islam memiliki teologi, ibadag, moral, mistisme, filsafat, sejarah,
dan keudayaan. Ini menyebabkan munculnya berbagai jurusan dan fakultas di
berbagai Institut atau universitas Islam Negeri (IAIN/UIN) di seluruh Indonesia,
serta berbagai Perguruan Tinggi Islam swasta lainnya di tanah air.
Setelah menguraikan ciri-ciri ajaran Islam yang yang secara dominan
ditandai oleh pendekatan normatif, historis, dan filosofis ini, jelas bahwa ajaran
Islam memiliki karakteristik yang hampir ideal secara keseluruhan. Islam adalah
agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter,
kerja keras yang berkualitas, demokratis, adil, dan seimbang antara dunia dan
akhirat. Itu juga memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan dan
mengutamakan pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan
dengan memperhatikan kebersihan tubuh, pakaian, makanan, tempat tinggal,
lingkungan, dll. Islam juga telah dianggap sebagai ilmu keislaman dengan
banyak cabangnya. Karakteristik Islam yang sangat ideal itu tampaknya belum
sepenuhnya diterapkan oleh umatnya. Ada perbedaan antara ajaran Islam yang
ideal dan kenyataan umatnya yang demikian itu.22

F. Karakteristik Umum Ajaran Islam

21
Limas Dodi, ISLAM STUDIES Pendekatan dan Teori Pemikiran dalam Metodologi Studi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu.2015) hlm 190-193
22
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013). Hlm. 93-94.

17
Terkait dengan karakteristik umum ajaran islam oleh Yusuf Qardhawi dalam
bukunya khsais al ammah li al islam menyebutkan karakteristik umum ajaran
islam dibagi menjadi 7, penjelasannya sebagai berikut.
1. Rabbaniyah (karakteristik ketuhanan)
Karakteriatik rabbaniyah mengandung arti bahwa islam merupakan
agamayang bersumber dari allah Swt, bukan bersumber dari manusia. Jika
agama islam bersumber dari Allah Swt , maka nabi Muhammad sebagai
rasulullah beliau hanya pembawa atau penyampai ajaran islam tersebut dari
Allah Swt. Agama islam itu bersumber dari allah yang memiliki sifat maha
sempurna, maka ajaran islam senantiasa aktual dan konstektual sepanjang
masa.
2. Insaniyah (karakteristik kemanusiaan)
Agama islam diturunkan untuk dibawa oleh seorang manusia dilengkapi dengan
wahyu dan juga diperuntukan untuk manusia juga. Oleh sebab itu, islam merupakan
satu-satunya agama yang sesuai fitrah manusia karena ajarannya pun juga sesuai
dengan fitrah manusia. Maka tidak ada satupun ajarannya yang bertentangan
dengan fitrah manusia, walau secara kasat mata ada orang yang menemukan hal-hal
dianggap bertentangan, pasti hanya karena daya pemahaman manusia yang kurang
tepat terhadap teks agama tersebut.23
3. Syumuliyah (komprehensif)
Agama islam merupakan agama yang memiliki ajaran yang sangat lengkap, tidak
hanya mengutamakan aspek yang satu dan mengabaikan aspek yang lain. Akan
tetapi menyangkut seluruh asek kehidupan manusia. Kelengkapan ajaran islam itu
tampak dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi, keluarga,
masyarakat sampai pada persalan-persoalan berangsa.
4. Al-Waqi’iyah (dapat direalisir atau dapat dilaksanakan)
Karakteristik ini mengajarka bahwa islam merupakan agama yang dapat di amalkan
oleh manusia, atau deangan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan ajaran islam ini dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda
latarbelakang, apakah dia itu orang kaya, miskin, berjenis kelamin pria atau wanita,
anak-anak remaja, dewasa, berpendidikan atau berpendidikan rendah, bangsawan,
rakyat biasaberbeda suku adat istiadat dan sebagainya.
5. Al-Washatiyah (pertengahan atau keseimbangan)
23
Dede Ahmad Ghazali and Heri Gunawan, STUDI ISLAM: Suatu Pengantar Dengan Pendekatan
Interdisipliner (Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, 2015). Hlm. 22-23

18
Allah Swt menyebutkan bahwa umat islam adalah ummatan washatan yaitu umat
yang seimbang dalam beramal baik yang terkait dengan pemenuhan terhadap
kebutuhan jasmani, maupun kebutuhan rohani. Manusia memang membutuhkan
konsep agama yang seimbang. Hal ini karena tawazun merupakan sunnatullah. 24
6. Al-Wudhuh (jelas atau mudah di pahami)
Termasuk dalam karakteristik penting lainnya dari ajaran islam adalah tentang
konsepnya aaranya yang jelas atau mudah dipahami. Ajaran islam ini jelas,
membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam.
Dalam masalah akidah/keakinan kepada allah, konsep isla, begitu jelas sehingga
dengan akidah yang mantap seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-
ketentuan Allah Swt dan rasul-rasulnya.
7. Al-Jam’iyah Baina Ats Tsabat wa al-Murunnah (adanya keterpaduan anatara
yang tetap permanen dan fleksibel)
Yang dimaksud dengan permanen atau tetap adalah hal-hal yang tidak bisa
diganggu gugat, atau bersifat taufiqi yang ketentuannya selalu begitu. Contohnya,
ajaran islam tentang sholat 5waktuyang wajib dikerjakan dan ini sifatnya permanen,
baik waktu maupun jumlah rakaatnya. Akan tetapi dalam melaksnankannya ada
ketentuan yang bersifat fleksibel.25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama
yang memiliki nama yang berasal dari Al-Qur'an, bukan nama pendirinya,
seperti yang dilakukan oleh agama lain. Dalam ajarannya, Islam universal,
24
Dede Ahmad Ghazali and Heri Gunawan, STUDI ISLAM: Suatu Pengantar Dengan Pendekatan
Interdisipliner (Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, 2015). Hlm. 25-26
25
Dede Ahmad Ghazali and Heri Gunawan, STUDI ISLAM: Suatu Pengantar Dengan Pendekatan
Interdisipliner (Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, 2015). Hlm.27 - 28

19
menekankan kepatuhan pada Tuhan dan nilai-nilai kemanusiaan. Perdamaian,
kesadaran diri, dan kesucian adalah nilai-nilai yang ditekankan dalam Islam
selain menghormati hak asasi manusia. Agama ini bertujuan untuk menyatukan
semua agama, mengajarkan ajaran Nabi Muhammad SAW, dan memberikan
nilai moral dan spiritual untuk kehidupan manusia.
Islam adalah bahwa itu adalah agama yang luas, moderat, fleksibel,
universal, tidak memberatkan, progresif, dan sesuai dengan fitrah manusia.
Akidah, agama, ibadah, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, dan
pekerjaan adalah semua bagian dari ajaran Islam. Islam menekankan betapa
pentingnya kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua orang, dan
percaya bahwa semua tindakan, termasuk pekerjaan, dapat dianggap sebagai
ibadah kepada Allah SWT.
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan adalah
bahwa Islam tidak hanya terbuka dan akomodatif terhadap berbagai jenis ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dari berbagai sumber, tetapi juga selektif dalam
menerima ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Islam menganggap ilmu pengetahuan penting untuk meningkatkan diri
dan memanfaatkan peluang dalam kehidupan. Ayat-ayat seperti surat al-Alaq
dalam al-Qur'an mendorong orang Islam untuk membaca, menelaah, mengamati,
dan belajar lebih banyak.

Oleh karena itu, Islam memainkan peran penting sebagai penghubung


dalam sejarah peradaban dunia, memperkaya warisan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan serta memberikan nilai tambahan selama perkembangan
mereka.Ajaran Islam memiliki sifat-sifat yang komprehensif, merangkul seluruh
aspek kehidupan manusia. Islam mengakui sumbernya yang berasal dari Allah
SWT, dengan Nabi Muhammad sebagai pembawa ajaran tersebut. Ajaran Islam
juga sesuai dengan fitrah manusia, dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-

20
hari, seimbang, jelas dipahami, dan memiliki unsur keterpaduan antara yang
tetap dan fleksibel.

DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Dede Ahmad, and Heri Gunawan, STUDI ISLAM: Suatu Pengantar Dengan
Pendekatan Interdisipliner (Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, 2015)

Limas, Dodi, ISLAMIC STUDIES Pendekatan Dan Teori Pemikiran Dalam Metodologi
Studi Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2015)

21
Muhaimin, Abdul Mujib, and Jusuf Mudzakkir, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi &
Pendekatan (Jakarta: Prenamedia Group)

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013)

Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

22

Anda mungkin juga menyukai