Anda di halaman 1dari 13

POSISI AGAMA ISLAM DIANTARA AGAMA LAINNYA

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

METODE STUDI ISLAM

Yang diampu oleh:

HERI IRAWAN, S.H, M.H

Disusun Oleh :

Anggun Lestari 2221020018

Muhammad Asyri 2221020116

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2023/1444 H

1
KATA PENGANTAR

Puji an syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
berkah dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya,
makalah ini disusun guna memenuhi tugas “ Metode Studi Islam”, dalam makalah ini kami
membahas tentang “Posisi Agama Islam Diantara Agama Lainnya”.

Kami juga ingin berterima kasih kepada Bapak HERl IRAWAN, S.H, M.H selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan baru, serta teman-teman sesama mahasiswa yang telah terlibat dalam pengerjaan
makalah ini sampai dengan selesai tepat pada waktunya

Kami merasa bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun selalu kami harapkan agar kedepan kami bisa membuat makalah lebih
baik dari sebelumnya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada
penulis dan pembaca tentang berbagai pendekatan dlam memahami agama, semoga makalah ini
bisa bermanfaat untuk orang banyak umumnya dan pada kami khususnya.

Bandar Lampung, 22 Maret 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 5

A. Kelompok-Kelompok Agama Di Dunia ......................................................... 5


B. Posisi Islam Diantara Dunia............................................................................ 5
C. Sifat Islam Diantara Agama-Agama Lain....................................................... 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan salah satu agama terbesar yang diakui di dunia. Bahkan di
negara tertentu, Islam merupakan negara yang berpenduduk mayoritas. Dalam ilmu
perbandingan agama, Islam merupakan agama samawi, yaitu agama yang diturunkan
dari langit atau lebih pastinya Islam merupakan agama yang diturunkan melalui
wahyu yang berasal dari Allah SWT.

Islam juga merupakan agama samawi yang terakhir turun ke muka bumi ini
dalam rangka menyempurnakan ajaran-ajaran agama sebelumnya. Bahkan Islam pun
mengakui keberadaan ajaranajaran agama sebelumnya dan meluruskan kesalah
pahaman yang dilakukan oleh pengikut agama tersebut.

Di dunia ini terdapat dua bagian atau jenis agama yaitu: yang pertama
adalah kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyunya dan yang
kedua adalah kelompok agama yang di dasarkan pada hasil renungan mendalam dari
tokoh yang membawanya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kedudukan atau
posisi islam di antara agama-agama lain di dunia, maka kita akan membahasnya di
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi islam terhadap agama-agama lain?
2. Apakah islam menjadi unsur pembaharuan terhadap agama lain?

C. Tujuan
1. Agar dapat memahami posisi islam di antara agama-agama di dunia.
2. Agar dapat memahami sifat ajaran agama islam terhadap agama-agama lain di
dunia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelompok-kelompok Agama Di Dunia

Sebelum Islam datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh
umat manusia. Para Ahli Ilmu Perbandingan Agama membagi agama secara garis besar
kedalam dua bagian yaitu sebagai berikut :

1. Kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyu-Nya sebagaimana


dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an dan agama ini biasanya disebut dengan agama
samawi (agama langit) karena berasal dari atas langit. Yang termasuk kedalam kelompok
agama ini antara lain Yahudi, Nasrani dan Islam.

2. Kelompok agama yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang
membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya dan
agama ini biasanya disebut dengan agama ardli (agama bumi) karena berasal dari bumi.
Yang termasuk kedalam kelompok agama ini antara lain Hindu, Budha, Majusi, Kong
Hucu dan lain sebagainya.

Agama-agama tersebut hingga saat ini masih dianut oleh umat manusia didunia
dan disampaikan secara turun temurun oleh penganutnya. Sebagian dari mereka ada yang
bersifat inklusif pluralis, yakni mengakui keberadaan agama-agama tersebut,
menghormati dan membiarkanya hidup berdampingan. Dan sebagian yang lain adapula
yang bersifat eksklusif, yakni tertutup, tidak mengakui agama-agama lain itu, bahkan
menganggapnya sebagai yang keliru dan mesti dijauhi.

B. Posisi Islam Diantara Agama-Agama Di Dunia


Islam adalah agama yang terakhir diantara agama besar di dunia yang semuanya
merupakan kekuatan raksasa yang menggeralan revolusi dunia dan mengubah Nasib
bangsa, agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang
datang sebelumnya. Mengenai posisi islam terhadap agama-agama yang datang
sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Ciri khas Agama Islam Dari Sudut Keyakinan

Dapat dilihat dari ciri khas agama islam yang paling menonjol yaitu bahwa islam
menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa sekian agama
besar di dunia sebelumnya yang datang diturunkan dan diwahyukan oleh Allah SWT.

5
Salah satu rukun iman ialah bahwa umat islam harus beriman kepada semua nabi
yang diutus sebelum nabi Muhammad SAW .

Artinya: Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS Al-Baqarah: 4).

posisi islam diantara agama-agama lainya dari sudut keyakinan adalah


agama yang meyakini dan mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul
sebelumnya. Dengan demikian orang islam bukan saja beriman kepada nabi
Muhammad SAW. Melainkan beriman pula kepada semua nabi. Dengan demikian,
orang islam adalah orang yang beriman kepada para nabi. Orang yahudi hanya
percaya kepada para nabi bangsa Israel, orang Kristen hanya percaya pada yesus
kristus dan dalam kadar kecil, percaya juga kepada para nabi bangsa Israel, orang
budha hanya percaya pada sang budha, orang majusi hanya percaya kepada zaraustra,
orang hindu hanya percaya kepada para nabi yang timbul di india, orang kong hu cu
hanya percaya kepada kong hucu, tetapi orang islam percaya kepada semua nabi dan
kepada Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.

Oleh karena itu, islam adalah agama yang meliputi semuanya, yang
mencangkup segala agama didunia. Demikian pula dengan kitab sucinya, yaitu
Alquran, adalah gabungan dari semua kitab suci di dunia. Maka kita sebagai umat
muslim harus percaya kepada semua nabi-nabi yang diutus oleh Allah SWT.

2. Islam Sebagai Penyempurna Agama


Posisi islam diantara agama-agama besar didunia dapat pula dilihat dari ciri khas
agama islam yang memberikan kedudukan yang istimewa diantara sekalian agama.
Selain menjadi agama yang terakhir, dan yang meliputi semuanya, islam adalah
pernyataan kehendak ilahi yang sempurna. Sebagaimana halnya bentuk-bentuk
kesadaran yang lain, kesadaran beragama bagi manusia sedikit demi sedikit dan
berangsur-angsur dari abad keabad mengalami kemajuan, dan ini menciptakan titik
kesempurnaan dalam islam.

Artinya : Orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,


sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (QS Al-Maidah: 3).

6
3. Peran Penting Yang Dimainkan Oleh Islam
Posisi islam diantara agama-agama yang lainnya dapat dilihat dari peran yang
dimainkannya. Dalam hubungan ini agama islam memeiliki tugas besar, yaitu :
a. Mendatangkan perdamaian dunia dengan memebentuk persaudaraan diantara
sekalian agama di dunia. Hal ini telah dijelaskan dalam al-qur’an bahwa
banyak dijumpai ayat-ayat dalam yang menganjurkan kepada umat islam agar
hidup saling berdampingan dan saling menghormati dengan penganut agama
yang lainnya.

b. Menghimpun segala kebenaran yang termuata dalam agama yang telah ada
sebelumnya. Hal ini diibaratkan dengan sebuah rumah, agama-agama
sebelumnya dapat diibaratkan sebagai yang membawa genteng, dinding,
pintu, jendela dan yang lainnya. Islam datang dengan membawa semua yang
menghimpunya dalam sebuah sistem bangunan yang kokoh dan utuh.

c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh para penganut


agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan dalam agamannya itu. Hal ini
dijelaskan di dalam al- qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan
adanya penyimpangan yang dilakukan sebagain penganut agama tertentu yang
kemudian dimasukkan ke dalam agama tersebut, islam dengan al- qur’an
datang mengoreksinya. Dalam hubungan ini al- qur’an datang sebagai al-
muhaimin, yaitu yang menguji dan menyeleksi serta sekaligus membersihkan
agama dari pengaruh paham-paham yang salah.
Artinya : Lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka
sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali
tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
(kepada-Nya). (QS Al-Mu’minun: 32).

d. Mengajarkan kebenaran yang abadi sebelumnya belum pernah diajarkan,


dihubungan dengan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam taraf
permulaan dari tingkat perkembangan mereka dan yang terakhir ialah
memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu
bergerak maju, karena agama-agama yang datang sebelumnya hanya berlaku
hanya utuk zaman tertentu saja, tetapi islam datang untuk zaman yang tidak
terbatas. Islam berlaku sepanjang zaman, segala bangsa dan segala keadaan
ajarannya tetap berlaku.

7
4. Unsur Pembaharuan Didalam Agama Islam
Posisi islam diantara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur
pembaharuan didalamnya. Dalam hal ini datangnnya islam memperoleh arti baru
yaitu :
Agama tidak boleh dianggap sebagai digma atau aturan yang orang harus
menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal. Dalam islam, agama
harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan atas pengalaman universal umat
manusia. Bukan hanya bangsa ini atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah
yang menerima wahyu ilahi. Sebaliknya wahyu diakui sebagai factor penting untuk
evolusi manusia. Selanjutnya mengenai pengertian agama sebagai ilmu, ini
dimantapkan dengan menyajikan ajaran agama sebagai landasan bagi perbuatan. Tak
ada satupun ajaran agama yang tak dijadikan landasan perbuatan bagi perkembangan
manusia menuju tingkat kehidupan yang lebih tinggi dan baik lagi.

Ruang lingkup agama itu tidak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan
juga mencakup kehidupan dunia. Karena islam tidak hanya mengajarkan kehidupan
akhirat saja,tetapi agama islam membawa dan mengajarkan kedua-duanya baik itu
kehidupan dunia maupun kehidupan di akhirat. Dengan kehidupan dunia yang baik,
manusia dapat mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi dan
kehidupan yang abadi.

5. Sifat Yang Dimiliki Oleh Ajaran Agama Islam

Posisi islam diantara agama-agama yang lain dilihat dari dua sifat yang
dimiliki ajaran islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir
ajaran-ajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru di
dalamnya. Sebelum islam datang misalnya dijumpai adanya kebiasaan melakukan
kurban persembahan kepada para dewa dan arwah leluhur untuk memperoleh
keberkahan. Kebiasaan kurban ini diteruskan oleh agama islam dengan mengganti
benda yang dikurbankan bukan lagi manusia melainkan hewan ternak. Tujuan dari
kurban adalah sebagai pengabdian dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia
yang diberikan Nya, dengan kurban tersebut maka akan tercipta tujuan agama, yaitu
menjalani hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
manusia. Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan
mensyukuri nikmat Allah hal ini yang merupakan masa lalu yang diteruskan oleh
islam pada masa berikutnya dengan melakukan perubahan.

Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang


banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. (QS Al-Kautsar:
1-2).

8
Islam terhadap agama lainnya adalah persuasif (bersifat membujuk secara
halus), yaitu dari satu segi islam melihat adanya hal-hal yang tidak disetujui dan harus
dihilangkan, namun dari segi yang lain islam mengupayakan agar menghilangkan
proses yang demikian tidak menimbulakan gejolak sosial atau masalah yang
merugikan. Upaya tersebut dilakukan secara persuasif. Proses tersebut dilakukan
secara bertahap sambil menjelaskan makna larangan tersebut yang disesuaikan
dengan tingkat kemampuan intelektual atau kecerdasan mereka, hingga akhirnya
perbuatan tersebut benar-benar ditinggalkan.

Sebagai contoh adalah terlihat pada larangan islam terhadap riba, judi dan
minuman keras. Islam menjelaskan bahwa riba dan judi akan menimbulakan
kesengsaraan dan merugikan ekonomi sosial masyarakat. Sedangkan minuman keras
dapat merusak pikiran dan kesehatan yang dapat merugikan kehidupan manusianya
itu sendiri. Namun dengan demikian islam dalam proses pelarangannya menggunakan
cara yang persuasif. Dimulai dengan membiarkan apa adanya, kemudian menjelaskan
pengaruh positif dan negatifnya pada saat mereka bertanya. Seteah itu minuman keras
tersebut dilarang pada saat-saat tertentu saja, yaitu pada saat akan melakukan salat,
kemudian dilarang pada waktu kapan saja. Hal ini pun telah dijelaskan dalam al-
quran.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,


berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.(QS Al-Maidah:90).

6. Islam dilihat dari segi moral dan akhlak


Hubungan islam dengan agama lain dilihat dari segi ajaran moral atau akhlak
yang mulia yang ada di dalamnya. Seperti kita jumpai ajaran moral dalam agama-
agama sebagai berikut:

Dalam hindu terdapat ajaran pengandalian tentang kesenangan. Ajaran ini


megajarkan bahwa keinginan terhadap kesenangan merupakan hal yang bersifat
alamiah, sesuai dengan kodrat manusia. Kepada orang yang menginginkan
kesenangan, ajaran hindu mengatakan: silahkan, hal itu tidak jelek. Karena dunia
penuh dengan keindahan dan hal-hal yang menyenangkan bagi pancaindera
kita. Ajaran tentang pengendalian diri dari mempertaruhkan hawa nafsu yang
berakibat terjadinya tindak kejahatan ini dapat pula dijumpai pada agama budha.
Dalam ajaran budha terdapat sejumlah ajaran etnis tentang larangan membunuh,
larangan mencuri, berdusta, mempertaruhkan hawa nafsu, dan minum-minuman yang
memabukkan. Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam ajaran
yahudi yang dibawa oleh nabi Musa.

9
Selanjutnya dalam agama kristen dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik
yang bertolak pada pengendalian diri. Dalam kitab perjanjian lama, terdapat kata-kata
yang sering diulang-ulang oleh yesus. Kata-kata tersebut antara lain berbunyi: “
cintailah sesama manusia seperti anda mencintai dirimu sendiri. Lakukanlah terhadap
orang lain apa yang anda ingin lakukan terhadap diri anda sendiri. Datanglah
kepadaku, kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku akan menyegarkan
kamu.” Lebih lanjut dalam agam kristen ditekankan agar mengabaikan sama
sekali sifat-sifat pribadi pada orang –orang tertentu, yang bisanya menimbulkan
perasaan suka atau tidak suka pada mereka, atau dengan kalimat yang hampir sama
nadanya: “Karena itu hendaklah engkau menghilangkan sifat mementingkan diri
sendiri dan bersifat pemurah dalam setiap hal yang menyangkut kebaikan hatimu”.

Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan (hedonisme) yang diikuti


oleh keharusan melakukan hal yang baik bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya
dapat dijumpai pula dalam ajaran islam yang bersumber pada Alquran dan Al-Sunah.
Alquran mengingatkan kepada penganutnya agar jangan tunduk terhadap hawa nafsu,
karena mereka yang mengikuti hawa nafsunya akan mudah terjerumus ke dalam
kehidupan yang menyengsarakan. Allah SWT berfirman:

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan


yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa
nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku
Termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Al-An’am: 56).

Berdasarkan ayat tersebut terlihat dengan jelas bahwa posisi ajaran islam
diantara agama-agama lain selain mengoreksi dan membenarkan juga melanjutkan
sambil memberikan makna baru dan tambahan-tambahan sesuai dengan kebutuhan
zaman.

C. Sifat Islam Diantara Agama-Agama lain


Posisi islam diantara agama-agama lain tampak bersifat:
a. Adil
Dengan sifatnya yang adil, ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang
dimainkan atau digunakan oleh agama-agama yang pernah ada didunia dan tidak
memihak salah satu agama serta tidak menyalahkan agama-agama sebelumnya.
b. Obyektif
Dengan sifatnya yang obyektif, ajaran islam memberikan penilaian apa adanya
terhadap agama-agama lain. Ajaran islam adalah agama yang memperbaiki dan
meluruskan ajaran-ajaran agama yang salah dan tersesat.

10
c. Proposional
Dengan bersifat proporsional, Islam memberikan perhatian terhadap ajaran agama
yang tidak seimbang. Islam adalah agama yang terbuka, mau berkompromi dan
berdialog dengan agama lain. Dengan sifatnya yang demikian ini, Islam telah tampil
sebagai penyempurna, korektor, pembenar dan sekaligus sebagai pembaru.

Posisi islam yang demikian itu membawa penganut islam sebagai umat yang
ideal dan sempurna, menjadi pemersatu dan perekat diantara agama-agama yang yang
ada di dunia. Namun demikian, diketahui bahwa di antara agama-agama tersebut terdapat
segi-segi perbedaan yang secara spesifik dimiliki oleh masing-masing. Segi-segi
perbedaan yang spesifik tersebut terdapat pada ajran yang bersifat teologis
normative. Ajaran tersebut dianggap sebagai yang ideal dan harus dilaksanakan. Ajaran-
ajaran yang demikian itu berkaitan dengan keyakinan dan ritualistic, yakni peribadatan.
Terhadap ajaran-ajaran yang demikian itu masing-masing agama dianjurkan harus
menghargai dan menghormati.

Dengan melihat posisi islam yang demikian itu, maka tidak ada alasan bagi
siapapun untuk mencurigai atau takut pada islam. Islam agama perdamaian, jauh dari
sikap bermusuhan, peperangan dan sebagainya. Terjadinya pertentangan antara satu
agama dengan agama lain sebagaimana terlihat dalam sejarah, sama sekali bukan
disebabkan karena faktor agama, melainkan karena faktor-faktor lain yang
mengatasnamakan agama. Hal seperti ini harus segera dicegah dan dikembalikan
kedalam situasi yang merperlihatkan keharmonisan hubungan antara agama-agama yang
ada didunia

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, terlihat dengan jelas bahwa posisi Islam di antara
agama-agama lain tampak bersifat adil, objektif dan proporsional.Dengan sifatnya yang
adil ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama yang
pernah ada di dunia. Sebagai yang bersifat objektif, ajaran islam memberikan penilaian
apa adanya terhadap agama-agama lain. Agama lain yang membenarkan akan dibenarkan
oleh Islam, dan apabila agama lain menyesatkan maka akan diperbaiki oleh ajaran Islam.
Dan terhadap ajaran agama yang tidak seimbang dalam memberikan perhatian, diberikan
perhatian yang proporsional. Dengan pandangan yang demikian itu, Islam bukanlah
agama yang eksklusif akan tetapi Islam tidak mau berkompromi dan berdialog dengan
agama lain, melainkan agama yang terbuka, rasional, objektif dan demokratis. Islam
adalah untuk orang-orang yang dapat menggunakan pemikirannya.Dengan sifatnya yang
demikian itu, maka Islam telah tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar dan
sekaligus sebagai pembaru. Posisi Islam yang demikian itu membawa penganut Islam
sebagai umat yang ideal, menjadi pemersatu dan perekat di antara agama-agama yang ada
di dunia.

Namun demikian, diketahui bahwa di antara agama-agama tersebut terdapat


segi-segi perbedaan yang secara spesifik dimiliki oleh masing-masing.Segi-segi
perbedaan yang spesifik tersebut terdapat pada ajaran yang bersifat teologis-
normatif.Yaitu ajaran yang diyakini benar, tanpa memerlukan dalil-dalil yang harus
memperkuatnya.Ajaran tersebut dianggap sebagai yang ideal dan harus
dilaksanakan.Ajaran-ajaran yang demikian itu berkaitan dengan keyakinan (teologis) dan
ritualistik yakni peribadatan.Terhadap ajaran-ajaran yang demikian itu, masing-masing
agama dianjurkan untuk saling menghargai dan menghormati.

B. Saran
Semoga makalah yang kelompok kami buat dapat memberikan manfaat
pengetahuan tantang posisi islam dalam agama-agama lain di dunia kepada pembaca.
Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk pembuatan makalah tentang
metodologi studi islam . Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini
,maka kami meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah
kami

12
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,1998

Muhsin Qiraati, Lesson From Alqur’an, edisi terjemah oleh MJ. Bafaqih dan Dede Aswar
Nurhamsyah, (Bogor: Cahaya, 2004), hal. 28

Abuddin Nata, Metodologi studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal.
119

13

Anda mungkin juga menyukai