Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SUMBER AJARAN ISLAM

(Al-Qur’an , Al-Hadits dan Ijtihad)

Dosen pengampu:

Ahmad Damiri, S.Sy.,M.Ag

Disusun Oleh :
- Dea Nurina Apri (722463004)
- Athala Rhakana Putri Arinie (722461039)
- Elsa febrianti (722463006)

STIE SYARIAH INDONESIA PURWAKARTA

Jl. Veteran no. 150. Telp (0264) 862444 Ciseureuh Purwakarta, jawa barat 41118
www.sties-purwakarta.ac.id email : fo@sties-purwakarta.ac.id

KATA PENGANTAR

Rasa syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
mengenasi Sumber Ajaran Islam,. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca, Semoga makalah ini dapat menjadi
refrensi dan pengetahuan serta bermanfaat. Khususnya dalam hal pengetahuan Sumber Ajaran
Islam (Al-Qur’an, Al-Hadits dan Ijtihad)
Kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan Terima kasih kepada Bapak Ahmad
Damiri,S.Sy.,M.Ag selaku dosen pengampu. Juga kepada teman-teman yang sudah membantu
dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Terakhir Kami ucapkan mohon maaf, karena kami merasa masih belum sempurna dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami terbuka dalam menerima kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar dalam tugas berikutnya bisa lebih baik lagi.

Purwakarta, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..…..1


1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….…...2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..2
2.1 Arti Kata Islam …………………………………………………………………..3
2.2 Kedudukan Islam diantara Agama-agama Di dunia …………………………….4
2.3 Al-Qur’an ………………………………………………………………………..6
2.4 Al-Hadits…………………………………………………………………………8
2.5 Ijtihad…………………………………………………………………………….8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….……3


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..13

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber hukum dalam agama Islam yang paling utama dan pokok dalam
menetapkan hukum dan memecah masalah dalam mencari suatu jawaban adalah al-
Qur’an, al-Hadis dan Ijtihad. Sebagai sumber paling utama dalam Islam, al- Qur`an
merupakan sumber pokok dalam berbagai hukum Islam. Al-Qur’an sebagai sumber
hukum isinya merupakan susunan hukum ya mengenai apa-apa yang seharusnya ia
perbuat dan ia tinggalkan dalam kehidupan kesehariannya. Sedangkan al-Hadis
merupakan sumber hukum yang kedua setelah al-Qur’an. Disamping sebagai sumber
ajaran Islam yang secara langsung terkait dengan keharusan mentaati Rasulullah Saw,
juga karena fungsinya sebagai penjelas. Dan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam yang
ketiga berfungsi untuk menetapkan suatu hukum dimana hal tersebut tidak dibahas
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Al-Qur’an merupakan hidayah Allah yang melengkapi segala aspek kehidupan
manusia. Sumber paling utama dalam Islam adalah al-Qur’an, yang merupakan sumber
pokok bagi aqidah, ibadah, etika, dan hukum. al-Qur’an merupakan sumber primer
karena tidak lepas dari apa yang dikandung oleh al- Qur’an itu sendiri.Di dalam al-
Qur’an sendiri di jelaskan segala sesuatu yang berkenaan dengan segala kebutuhan
manusia demi kelangsungan hidupnya. Meskipun al-Qur’an itu bukanlah ilmu
pengetahuan dan bukan pula ilmu filsafat. Tetapi didalamnya terkandung pembicaraan-
pembicaraan yang penuh isyarat untuk ilmu pengetahuan dan ilmu kefilsafatan. Sejak
pertama kali di turunkan, al-Qur’an telah merubah arah dan paradigma bangsa Arab dan
manusia pada umumnya. Berbagai sisi kehidupan manusia mengalami pergeseran arah
yang lebih baik dengan hadirnya al-Qur’an. Hal ini merupakan salah satu pengaruh
ajaran dan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam al- Qur’an. Sementara itu, ada
yang mengatakan bahwa semua ilmu dan pengetahuan yang ada di dunia dan akhirat
sudah terangkum semua di dalam al-Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah


Apa arti kata Islam?
Pengertian Al-Qur’an?
Pengertian Al-Hadist?
Fungsi Al-Hadist?
Pengertai Ijtihad?
Fungsi Ijtihad?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
2. Untuk menambah wawasan kepada para pembaca dan kami sebagai penulis
mengenai Sumber Ajaran Agama Islam.
1

BAB II

Pembahasan

2.1 Arti Kata Islam

Diantara Agama-agama besar di dunia, Islam memiliki keistimewaan karena mempunyai


satu nama yang penting sekali artinya, satu nama yang menunjukkan arti yang sebenarnya.

Kata Islam makna aslinya masuk dalam perdamaian dan orang muslim

ialah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia. Damai dengan Allah
artinya berserah diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya, dan damai dengan Manusia
bukan saja berarti menyingkiri berbuat jahat atau sewenang-wenang kepada sesamanya
melainkan pula ia berbuat baik kepada sesamanya.

Dua pengertian ini dinyatakan dalam Qur’an suci sebagai inti agama

Islam yang sebenarnya, Quran mengatakan :


“ iya Barangsiapa berserah diri sepenuhnya kepada Allah (aslama) Dan berbuat baik
kepada orang lain, iya memperoleh pahala Dari Tuhannya, Dan tiada ketakutan
menimpa mereka Dan tiada pula mereka akan susah.”

Jadi, sudah dari permulaan sekali Islam adalah agama perdamaian, dan

dua ajaran pokoknya yaitu ke esa An Allah dan kesatuan atau Persaudaraan umat
manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya.

Islam bukan saja dikatakan sebagai agama sekalian Nabi sebagaimana

tersebut di atas, melainkan pula sebagai sesuatu yang secara tak disadari tunduk
sepenuhnya kepada undang-undang Allah Yang kita saksikan pada alam semesta, ini pun
tersirat dalam kata Aslama, arti yang luas ini tetap dipertahankan dalam penggunaan
kata itu dalam hukum syara, karena menurut hukum syara Islam mengandung arti dua
macam yakni :

1. mengucap kalimat Syahadat yaitu menyatakan bahwa tak ada Tuhan selain
Allah, dan bahwa Muhammad itu utusan Allah.
2. berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah yang ini hanya dapat
dicapai melalui penyempurnaan Rohani.
2

Jadi orang yang baru saja masuk Islam ia disebut muslim sama halnyaseperti orang
yang berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya.

2.2 Kedudukan Islam diantaranAgama-agama di Dunia

Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar dunia,
Yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakkan revolusi
dunia, dan mengubah nasib sekalian bangsa. tetapi Islam bukan saja agama
yang terakhir, melainkan pula agama yang melingkupi segala galanya dan
mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya. ciri khas agama Islam yang
paling menonjol ialah Islam menyuruh para pemeluknya supaya beriman dan
mempercayai bahwa sekalian agama besar di dunia yang datang sebelumnya,
diturunkan dan di Wahyu kan oleh Allah. salah satu rukun Iman ialah orang
harus beriman kepada sekalian Nabi yang di Utus sebelum nabi Muhammad
Saw, Quran Suci mengatakan :
“ Dan orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepada engkau dan apa
yang diturunkan sebelum engkau” (2:4)
“ katakan lah kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim dan Ismail dan Ishaq dan
Ya’qub dan anak cucu, Dan apa yang diberikan kepada Musa dan ‘Isa, dan apa
yang diberikan kepada para nabi dari Tuhan mereka, dan kami tak membeda-
bedakan salah satu diantara mereka“ (2:136)
“ utusan beriman kepada apa yang diwahyukan kepadanya dari Tuhannya, dan
demikian pula kaum mukmin. mereka semua beriman kepada Allah Dan
malaikat-Nya dan kitab-Nya Dan para utusan-Nya. kami tidak membeda-
bedakan salah satu di antara para utusan-Nya.” (2:285)

Jadi, orang Islam bukan saja beriman kepada Nabi Muhammad Saw melainkan pula
beriman kepada semua Nabi. menurut ajaran Qur’an Suci Yang terang benderang, semua
bangsa telah kedatangan Nabi :

“ tak ada satu umat, melainkan seorang juru ingat telah berlalu di kalangan
mereka.” (35:24)

oleh karena itu, orang Islam ialah orang yang beriman kepada para Nabi dan Kitab Suci
Dari semua bangsa. agama lain hanya percaya kepada Nabi dari bangsanya sendiri,
tetapi orang Islam percaya kepada semua Nabi Dan kepada Nabi Muhammad sebagai
Nabi terakhir, oleh karena itu, Islam adalah agama Yang meliputi semuanya Yang
mencakup segala agama di dunia. demikian pula kitab Suci nya, yaitu Al-Qur’an adalah
gabungan dari semua kitab di dunia.

Qur’an mengatakan :

“ lembaran lembaran Suci yang didalamnya, berisi kitab-kitab yang benar.”

Masih ada lagi ciri khas Islam yang memberinya kedudukan Istimewa di antara sekalian
Agama. Selain menjadi agama dunia yang terakhir dan yang meliputi semuanya, Islam
adalah pernyataan kehendak Illahi yang sempurna. Quran Mengatakan :

“ pada hari ini, Aku sempurnakan untuk kamu Agama Kamu, dan aku
lengkapkan nikmatku kepada kamu, dan Aku pilihkan untuk kamu Islam sebagai
Agama.” (5:3)
Sepertinya halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain. Kesadaran beragama bagi
manusia sedikit berangsur-angsur dari abad ke abad mengalami kemajuan, demikian
pula wahyu tentang kebenaran agung yang diturunkan dari langit. Juga mengalami
kemajuan, dan ini mencapai titik kesempurnaan dalam Agama Islam.

Jadi Tugas Agama Islam yang besar ialah :


1. Mendatangkan perdamaian di dunia dengan membentuk persaudaraan
dianatara sekalian agama di dunia.
2. Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang sudah-
sudah.

3. Membetulkan kesalahan-kesalahan Agama dan menyaring mana yang benar


dan mana yang palsu.
4. Mengajarkan kebenaran abadi, yang sebelumnya tak pernah diajarkan
berhubung keadaan bangsa atau atau umat pada waktu itu masih dalam tahap
permulaan dari tingkat perkembangan mereka.
5. Memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang
selalu begerak maju.

2.3 Pengertian al-quran

 Al-Quran

Menurut Bahasa al quran; bacaan atau yang dibaca Sedangkan, Menurut


Istilah alquran ; yang diturunkan kepada nabi terakhir Muhammad SAW, melalui
perantara malaikat Jibril dengan jalan mutawatir, dan bernilai ibadah bagi yang
membacanya.  Alquran adalah kitab suci dan bagian penting dalam hidup umat Islam. Bagi
kaum muslimin, Alquran adalah hukum dan perintah, pedoman untuk berperilaku dan
moral, serta berisi filosofi agama. Ini adalah kompilasi wahyu yang diberikan kepada Nabi
Muhammad dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Contoh nama lain dari AL-QURAN
yaitu AL-FURQON, AL-ZIKRA, dan AL-HUDA.
- AL-FURQON yaitu pembeda atau pemisah. Contohya : Manusia
dapat
memperbedakan di antara buruk dengan baik
- AZ-ZIKRA yaitu peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah
ta’ala
kepada manusia. Contohnya : Larangan-larang yang terdapat dalam Al-quran.
- AL-HUDA yaitu petunjuk. Contohnya : Al- quran Sebagai pedoman hidup bagi
semuannya fungsi AL-QURAN diantaranya adalah sebagai penyembuh penyakit/AS-
SYIFA.
. Ketika itu Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para
penderita tersebut. salah satu keistimewaan AL-QURAN adalah
 Didalam Al-quran sudah diterangkan apa yang akan terjadi dan yang sudah
terjadi. Contoh : Dalam QS. Al-Baqarah ayat 26. Allah tidak Malu
memperkenalkan makhluk yang sangat kecil, bahkan yang lebih kecil dari
itu seperti virus. cara-cara AL-QURAN diturunkan kepada Nabi
MUHAMMAD SAW

5
- Malaikat jibril memasukkan wahyu ke dalam hati nabi muahammad
- Malaikat jibri menampakkan dirinya kpd nabi muhammad berupa seorang
lelaki yang mengucapkan kata kata kepadanya
- Wahyu datang kepada nabi muhammad seperti gemerincingnya lonceng.
- Malaikat jibril menampakkan dirinya kepada nabi muhammad seperti
rupanya yang asli

1. Syifa

Syifa’ berarti penyembuh. Dengan demikian, Alquran memiliki sifat yang dapat
menyembuhkan. Alquran memang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk mengobati segala macam penyakit manusia.
Penyakit yang dimaksud di sini tentunya adalah penyakit hati, seperti iri,
kecewa, marah, dendam, dan lain sebagainya. Jika seseorang memiliki penyakit
hati seperti ini, sangat dianjurkan untuk membaca Alquran.
Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 82 yang berbunyi:
‫آن َما ه َُو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ ِإاَّل خَ َسارًا‬
ِ ْ‫َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُر‬
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Alquran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
2. Ruh
Ruh merupakan sesuatu yang ada di dalam tubuh seseorang dan menjadikan
orang tersebut hidup. Alquran memiliki sifat Ruh yang maknanya adalah dengan
membaca Alquran, maka hati dan ruh manusia menjadi hidup, sebab terdapat
kebaikan dan ilmu yang bermanfaat di dalamnya.
‫ك رُوحًا ِم ْن َأ ْم ِرنَا‬ َ ِ‫َو َك ٰ َذل‬
َ ‫ك َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي‬
Artinya: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh
(Alquran) dengan perintah Kami.” (QS. Asy-Syura: 52)
3. Busyra
Busyra artinya adalah kabar gembira. Alquran memiliki sifat Busyra karena di
dalamnya terdapat kabar gembira bagi orang-orang yang beriman, seperti yang
telah dijelaskan dalam surat An-Nahl berikut:
َ‫ق لِيُثَبِّتَ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوهُدًى َوبُ ْش َر ٰى لِ ْل ُم ْسلِ ِمين‬
ِّ ‫ك بِ ْال َح‬ ِ ‫قُلْ نَ َّزلَهُ رُو ُح ْالقُد‬
َ ِّ‫ُس ِم ْن َرب‬
Artinya: “Katakanlah! Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan (Alquran) itu dari
Tuhanmu dengan benar untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).”(QS. An-Nahl: 102)

6
> 5 macam contoh ilmu pengetahuan yang diterangkan dalam AL-QURAN!
- Api didasar laut (QS At-Thur: 1-6)
- Kelahiran Manusia (QS. Al Waqi’ah:57-59)
- Fungsi Gunung (QS Al Anbiya:31)( QS An Naba’: 6-7)
- Besi (Q.S Al Hadiid ayat 25)
- Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita (QS. Al Alaq:15-16)
Ayat dalam surah Al-Quran yang diturunkan pada periode Mekkah sebelum
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Contoh : ayat-ayatnya cenderung pendek-
pendek , lafadz “ya ayyuhannas” Ayat dalam surah Al-Quran yang diturunkan pada
periode Madinah setelah Rasulullah SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah). Contoh :
Ayatnya cenderung panjang, Banyak dijumpai seruan yang berbunyi “Ya
ayyuhalladzina aamanuu”

2.4 Pengertian Al-Hadits

Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Hadits
menjadi rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-hukum yang terdapat dalam
Al Quran.
Dikutip dari buku Memahami Ilmu Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits
dimaknai sebagai jadid, qarib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang
baru. Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi.

Sementara itu, khabar artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari
seseorang kepada yang lainnya.

- Fungsi Al-Hadist terhadap Al-Quran


Hadits merupakan sumber kedua setelah al-Qur’an. Kedudukan hadits berada
setelah Al-Qur’an. Dengan demikian hadits memiliki fungsi terhadap al-Qur’an.
Fungsi utama Hadits Terhadap Al-Qur’an sebagai Berikut :
1. Memperkuat hukum yang sudah ada dalam Al-Qur’an.
2. Merinci ayat Al-Qur’an yang masih bersifat mujmal atau global.
3. Mmenetapkan hokum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an
4. Membatasi ayat Al-Qur’an yang bersifat umum.

2.5 Pengertian Ijtihad


Kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti “al-masyoqot”
(kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan kemampuan) atas dasar pada firman Allah
Swt dalam QS. Yunus ayat 9 yang artinya: ..”dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu
untuk disedekahkan) selain kesanggupan”.
7

Pengertian ijtihad sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yakni pengertian ijtihad secara etimologi dan
pengertian ijtihad secara terminologi. Pengertian ijtihad secara etimologi memiliki pengertian:
“pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”. Sedangkan pengertian ijtihad
secara terminologi adalah penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada
kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu; agar maksud
dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat.

Fungsi Ijtihad

Dasar dari ijtihad adalah Al Quran dan Sunnah. Jadi para ulama tidak sembarang
menentukan hukum dari suatu permasalahan.

Allah SWT berfirman dalam ayatnya yang artinya ;


“Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang
yang khianat”. (QS. An-Nisa’: 105).

Fungsi ijtihad sendiri di antaranya adalah:

1. fungsi ijtihad al-ruju’ (kembali):mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al-


Qur’an dan sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.

2. fungsi ijtihad al-ihya (kehidupan): menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai


dan Islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.

3. fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan): memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah di-
ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks
zaman dan kondisi yang dihadapi.
8

Rukun Ijtihad

Adapun rukun ijtihad adalah:

1. al-Waqi’ yaitu adanya kasus yang terjadi atau diduga akan terjadi tidak diterangkan
oleh nash,

2. mujtahid ialah orang yang melakukan ijtihad dan mempunyai kemampuan untuk
ber-ijtihad dengan syarat-syarat tertentu,

3. mujtahid fill ialah hukum-hukum syariah yang bersifat amali (taklifi), dan

4. dalil syara untuk menentukan suatu hukum bagi mujtahid fill.

Syarat Mujtahid
Mujtahid adalah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath (mengeluarkan
hukum dari sumber hukum syariat) dan tatbiq (penerapan hukum). Terdapat banyak perbedaan
dalam menentukan syarat-syarat mujtahid. Adapun syarat-syarat yang telah disepakati adalah ;

 Mengetahui al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber hukum Islam primer sebagai fondasi dasar hukum Islam. Oleh
karena itu, seorang mujtahid harus mengetahui al-Qur’an secara mendalam.
 Mengetahui Asbab al-Nuzul
Mengetahui sebab turunnya ayat termasuk dalam salah satu syarat mengetahui al-Qur’an
secara komprehensif, bukan hanya pada tataran teks tetapi juga akan mengetahui secara
sosial-psikologis.
 Mengetahui Nasikh dan Mansukh
Hal ini bertujuan untuk menghindari agar jangan sampai berdalih menguatkan suatu hukum
dengan ayat yang sebenarnya telah di-nasikh-kan dan tidak bisa dipergunakan untuk dalil.
9
 Mengetahui As-Sunnah
Yang dimaksudkan as-Sunnah adalah ucapan, perbuatan atau ketentuan yang diriwayatkan
dari Nabi SAW.
 Mengetahui Ilmu Diroyah Hadis
Seorang mujtahid harus mengetahui pokok-pokok hadis dan ilmunya, mengenai ilmu
tentang para perawi hadis, syarat-syarat diterima atau sebab-sebab ditolaknya suatu hadis,
tingkatan kata dalam menetapkan adil dan cacatnya seorang perawi hadis dan hal-hal yang
tercakup dalam ilmu hadis. Kemudian mengaplikasikan pengetahuan tadi dalam
menggunakan hadis sebagai dasar hukum.
 Mengetahui Hadis yang Nasikh dan Mansukh
Mengetahui hadis yang nasikh dan mansukh ini dimaksudkan agar seorang mujtahid jangan
sampai berpegang pada suatu hadis yang sudah jelas dihapus hukumnya dan tidak boleh
dipergunakan.
 Mengetahui Asbab Al-Wurud Hadis
Syarat ini sama dengan seorang mujtahid yang seharusnya menguasai asbab al-nuzul, yakni
mengetahui setiap kondisi, situasi dan lokus hadis tersebut muncul.
 Mengetahui Bahasa Arab
Seorang mujtahid wajib mengetahui bahasa Arab dalam rangka agar penguasaannya pada
objek kajian lebih mendalam karena teks otoritatif Islam menggunakan bahasa Arab.
 Mengetahui Tempat-Tempat Ijma
Bagi seorang mujtahid, harus mengetahui hukum-hukum yang telah disepakati oleh para
ulama sehingga tidak terjerumus dalam memberikan fatwa yang bertentangan dengan hasil
ijma.
 Mengetahui Ushul Fiqh
Ilmu ushul fiqh, yaitu suatu ilmu yang telah diciptakan oleh para fuqaha untuk meletakkan
kaidah-kaidah dan cara untuk mengambil istinbat hukum dari nash dan mencocokkan cara
pengambilan hukum yang tidak ada nashhukumnya.
 Mengetahui Maksud dan Tujuan Syariah
Sesungguhnya syariat Islam diturunkan untuk melindungi dan memelihara kepentingan
manusia.

10
 Mengenal Manusia dan Kehidupan Sekitarnya
Seorang mujtahid harus mengetahui tentang keadaan zaman, masyarakat, problem, aliran
ideologi, politik dan agamanya serta mengenal sejauh mana interaksi saling memengaruhi
antara masyarakat tersebut.
 Bersifat Adil dan Takwa
Hal ini bertujuan agar produk hukum yang telah diformulasikan oleh mujtahid benar-benar
proporsional karena memiliki sifat adil, jauh dari kepentingan politik dalam istinbat
hukumnya.

11
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al-Qur’an adalah firman Allah shalih likulli zaman wa fi kulli makan. Segala perkara
yang ada pada dasarnya kembali kepada al-Qur’an, sebagaimana sifat al-Qur’an yaitu huda
(petunjuk). Petunjuk yang benar akan memberikan jalan dan solusi yang benar. Meskipun al-
Qur’an terdiri atas 30 juz, tetapi petunjuk yang ada didalamnya sangatlah lengkap dan
mencakup semua persoalan yang ada.

Barangsiapa yang hendak memahami kandungan hukum dalam ayat al-Qur’an maka
wajib baginya mereka memahami sunna Nabi, hal ini dikarenakan korelasi antara keduanya
sangatlah erat. Kedudukan sunnah menjadi sakral ketika al-Qur’an hanya menjelaskan hukum
secara umum, disini diperlukan peran sunnah Nabi sebagai perinci dari hukum yang umum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ali,Maulana.1980. (Islamologi Indonesia: Darul Kutubil Islamiyaa),83


Andre Kurniawan, Pengertian Alquran dan Fungsinya bagi Umat Islam, Bukan Sekadar
Bacaan dalam https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-alquran-dan-fungsinya-bagi-umat-
islam-bukan-sekadar-bacaan-kln.html diakses September 16, 2022.
Kristina, Pengertian Hadits Menurut Bahasa, Fungsi, dan Kedudukannya. Dalam
https://news.detik.com/berita/d-5588482/pengertian-hadits-menurut-bahasa-fungsi-dan-
kedudukannya. Diakses September 16, 2022.
Andre Kurniawan, Ketahui Pengertian Ijtihad, Rukun beserta Fungsinya, Berikut Syarat dari
Mujtahid. Dalam
https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-pengertian-ijtihad-rukun-beserta-fungsinya-berikut-
syarat-dari-mujtahid-kln.html. Diakses September 18, 2022

13

Anda mungkin juga menyukai