Anda di halaman 1dari 16

AGAMA ISLAM

MAKALAH
KONSEP AJARAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu :
Muhammad Azwar.,LC.,M.,Th.I/ Ulpan,S.pdI.,M.pdI

Disusun oleh :
1. Shaerly Margareta ( F202201117 )
2. Nur Aulia Ramadani ( F202201071 )
3. Amanah Intan Amalia (F202201099)
4. Tiara Mulya Ningsih (F202201102)
5. Amanda Tri Utami (F202201092)
6. Icha Idah Ayu Fithriyah .I(F202201089)
7. Nur Hikmah Wati (F202201088)
8. Fadilla Ananda (F202201064)

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI


2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat
dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai Agama telah berkembang
selama empatbelas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik
itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas. Penyusunan
tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Konsep Ketuhanan Dalam
Islam, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
re&erensi dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya
demi dan saran dari pembaca.

Kendari, 17 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................1

Daftar isi..................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................


1.2 Pokok Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................

BAB II Pembahasan

2.1 Konsep ketuhanan dalam islam.........................................................................


2.2 Konsep iman dan ketakwaan.............................................................................
2.3 Kesempurnaan islam.........................................................................................
2.4 Tabi'at dalam islam............................................................................................

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................

Daftar Pusaka...........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam konsep Islam Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai maha tinggi
yang Nyata dan Esa, Pencipta yang maha kuat dan maha Tahu, yang abadi,
Penentu Takdir dan hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan
konseptualisasi Tuhan sebagai yang Tunggal dan maha kuasa. Penciptaan
dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan
kemurah hatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji
keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya.Tuhan
dalam Islam tidak hanya maha Agung dan maha kuasa, namun juga Tuhan
yang personal : Menurut Al-Quran dia lebih dekat pada manusia dari pada
urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon
pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, dia memandu
manusia pada jalan yanglurus, “jalan yang diridhai-Nya”. Untuk lebih
memperdalam mengenai konsep ketuhanan dalam islam, kami akan
menyajikannya lewat makalah yang kami buat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penafsiran dari konsep ketuhanan dalam Islam
2. Apa penafsiran dari konsep iman dan ketakwaan
3. Apa penafsiran dari kesempurnaan Islam
4. Apa penafsiran dari Tabi’at dalam Islam

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui konsep ketuhanan dalam Islam
2. Untuk mengetahui konsep Iman dan Ketakwaan
3. Untuk mengetahui apa itu kesempurnaan Islam
4. Untuk mengetahui Tabi’at dalam Islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ketuhanan dalam Islam


A. Pentingnya Dua Kalimat Syahadat ( kandungan Syahadat)
Dua kalimat syahadat –asyhadu an la ilaha illa-Llah wa asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah -memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
ajaran Islam karena:

Pertama, ia adalah madkhalun ilal Islam (pintu gerbang masuk ke dalam


Islam).

Syahadatain adalah pilar Islam yang pertama. Oleh karena itu, syarat utama
bagi seorang non muslim yang akan masuk Islam adalah mengucapkan
syahadatain; mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi
kecuali Allah Ta’ala, serta mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan-Nya yang diberi amanah untuk menyampaikan risalah kepada seluruh
umat manusia.

 seorang manusia harus benar-benar menjaga keimanannya agar sesuai


dengan tuntutan fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala, yaitu
mengimani rububiyyah-Nya—mengakui Allah Ta’ala sebagai Rabb, Tuhan
Yang Menciptakan, Memiliki, Memberi Rizki, dan Mengatur segala urusan.

Jadi, selain mengakui Allah Ta’ala sebagai Pencipta, Pemilik, Pemberi rizki,


dan Pengatur segala urusan, seorang manusia pun harus mengakui
Allah Ta’ala sebagai satu-satunya ilah (sesembahan) yang hak dan
mengakui kerasulan/risalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua, syahadatain penting karena ia adalah khulashatu ta’alimil


Islam (intisari ajaran Islam). Intisari ajaran Islam mencakup dua hal: (1)
Ajaran  al-ibadatu lillah (ibadah kepada Allah) baik
secara fardiyyan (individu) maupun jama’iyyan (kolektif).[2] Ajaran ini

5
terkandung dalam kalimat syahadat: La Ilaha Illa-Llah.
Allah Ta’ala berfirman,

ُ‫وحي ِإلَ ْي ِه َأنَّه‬ َ ِ‫َو َما َأرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬


ِ ُ‫ك ِم ْن َرسُو ٍل ِإاَّل ن‬

Mengamalkan manhajullah tersebut dilakukan dengan cara


mengikuti qudwatur rasul (contoh teladan rasul).

Ketiga, syahadatain itu penting karena ia adalah asasul inqilab (fondasi


perubahan),  fardiyyan (individu) maupun ijtima’iyyah (kemasyarakatan).

Lihatlah apa yang terjadi kepada bangsa Arab di masa lalu. Sebelum
kedatangan Islam, mereka berada dalam kondisi jahiliyyah, yakni tidak
memiliki ma’rifah (pengetahuan) tentang agama yang benar. Mereka tidak
mengenal Sang Pencipta; tidak mengetahui bagaimana mengabdi kepada-
Nya, dan tidak terbimbing dengan pola kehidupan yang teratur yang diridhai
oleh-Nya.

Berawal dari kesadaran terhadap makna syahadatain, bangsa Arab kemudian


berubah menjadi bangsa yang mulia -menjadi khairu ummah-. Mereka
menjadi pribadi-pribadi yang sadar akan eksistensi dirinya sebagai hamba-
hamba Allah yang mengemban misi agung dalam kehidupannya.

Mereka menjadi pemegang kendali peradaban karena spirit La Ilaha Illa-


Llah Muhammadur rasulullah senantiasa berkobar di dalam dada-dada
mereka. Mereka menyeru seluruh umat manusia agar menghambakan diri
kepada Allah Ta’ala dan menjalankan syariat-Nya seperti diajarkan oleh
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Keempat, syahadatain penting karena ia adalah haqiqatu da’watir rasuli


shallallahu ‘alaihi wa sallam (hakikat dakwah Rasulullah). Bahkan
syahadat La Ilaha Illa-Llah pun adalah merupakan hakikat dakwah para
rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

6
Secara rinci Al-Qur’an menjelaskan pula bahwa ajakan kepada kalimat La
Ilaha Illa-Llah inilah yang diserukan Nabi Nuh (lihat: QS. Al-A’raf, 7: 59),
Nabi Hud (lihat: QS. Al-A’raf, 7: 65), Nabi Shalih (lihat: QS. Al-A’raf, 7:
73), Nabi Syu’aib (lihat: QS. Al-A’raf, 7: 85), dan lain-lain.

Kelima, syahadatain penting karena ia mengandung fadhailun


‘adzimah (keutamaan yang agung). Siapa saja yang beriman kepada kalimat
syahadat, maka ia akan memperoleh kebaikan yang besar. Ali Juraisyah
menyatakan bahwa dengan mengucapkan kalimat syahadat seseorang akan
mendapatkan dua keuntungan: keuntungan duniawi dan keuntungan
ukhrawi. Keuntungan di dunia adalah ia diakui sebagai seorang muslim,
sehingga darah dan hartanya terlindungi. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam hadits riwayat Bukhari dalam point keempat di atas. Sepatah kalimat
(syahadatain) saja sudah cukup untuk melindungi darah dan harta seseorang,
dan sekaligus memasukkannya ke dalam Islam. Kita tidak diperintahkan
untuk membedah dada seseorang untuk mengetahui isi hatinya.

Sedangkan keuntungan ukhrawinya ialah bahwa seseorang yang


mengucapkan kalimat syahadat akan dikeluarkan dari neraka, asalkan
ucapannya itu didukung oleh keimanan meskipun hanya sebesar debu.
Artinya, dengan syahadat ia akan terselamatkan dari mendekam selama-
lamanya di dalam neraka. Hal ini ditegaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam.

Dari uraian singkat di atas jelaslah bagi kita bahwa syahadatain itu memiliki


kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. 

7
B. Syarat-syarat diterimanya syahadat
Dua kalimat syahadat memiliki beberapa syarat, yaitu:

1. Ilmu (‫)العلم‬
Maksudnya adalah ilmu tentang makna kalimat syahadat yang mengandung
peniadaan dan penetapan, yang menghilangkan kebodohan tentang hal
tersebut.

2. Yakin (‫)اليقين‬

Maksudnya adalah keyakinan yang menghilangkan keraguan, sehingga


setiap orang yang mengucapkan kalimat syahadat yakin dengan apa yang
dikandung oleh kalimat tersebut secara pasti. Karena sesungguhnya
keimanan itu tidak akan bermanfaat kecuali dengan ilmu yang yakin, bukan
prasangka, maka bagaimana jika keraguan masuk kepadanya? (Tentu lebih
tidak bisa diterima.)

3. Menerima (‫)القبول‬

Maksudnya adalah menerima apa yang terkandung dari kalimat syahadat


tersebut dengan hati dan lisannya.

4. Taat/patuh (‫)االنقياد‬

Maksudnya adalah kepatuhan terhadap apa yang dikandung oleh kalimat


syahadat dan tidak menyelisihinya.

5. Jujur ( ‫)الصدق‬

Yakni kejujuran yang menolak kedustaan, maksudnya adalah mengucapkan


kalimat syahadat dengan jujur dari hati dan lisannya.

6. Ikhlas (‫)اإلخالص‬

8
Maksud ikhlas adalah memurnikan amal dengan niat yang benar dari segala
bentuk kesyirikan.

C. Pentingnya mengenal Allah SWT

Ma’rifatullaah atau mengenal Allah adalah hal utama yang harus


disempurnakan oleh seorang muslim. Para mad’u yang terlibat di dalam
dakwah harus memahami dan mengenal Allah dengan benar (shahih). Harus
tertanam di dalam hati sanubari bahwa Allah adalah Rabb sekalian alam. 
Walaupun setiap manusia telah bersaksi bahwa Allah sebagai Rabb dan
hadits nabi yang mengatakan bahwa jiwa manusia adalah fitrah.\

D. Pembuktian keberadaan Allah SWT

Banyak pakar yang memperdebatkan masalah ini, banyak bahkan yang


mengkaji ulang perihal masalah yang satu ini,ilmu sekarang betul-betul telah
berkembang dan digunakan untuk menafsir,memperkirakan bahkan memberi
kejelasan tentang bukti adanya allah.
Adanya Allah swt adalah sesuatu yang bersifat aksiomatik (sesuatu yang
kebenarannya telah diakui, tanpa perlu pembuktian yang bertele-tele).
Namun, di sini akan dikemukakan dalil-dalil yang menyatakan wujud
(adanya) Allah swt, untuk memberikan pengertian secara rasional.
Mengimani Wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala Wujud Allah telah
dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’, dan indera.
Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari
atau tidak, disertai belajar ataupun tidak naluri berketuhanannya itu akan
bangkit. Firman Allah. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi”. (al-A’raf:172). Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka:
“Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”,
maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?,
(az-Zukhruf:87)

9
E. Hidup dibawah naungan tauhid

Sering orang bertanya, “Apakah Allah itu ada?” “Dimana Allah?”


Keberadaan Allah hanya bisa kita akui bila kita memiliki landasan tauhid
yang benar. Allah memang tidak menampakkan wujudnya, tapi Allah
dengan segala sifatnya dapat dirasakan keberadaan-Nya. Kejelasan tauhid
akan tergambar dari kalimat syahadat yang diucapkan. Dari kalimat ini akan
terjalin hubungan yang harmonis, penuh kecintaan kepada Allah. Kecintaan
kepada Allah akan melahirkan pengorbanan kepada-Nya untuk berjuang di
jalan-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-
Nya. Allah berfirman, “katakanlah Dia- lah Allah, Yang Maha Esa, Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada- Nya segala sesuatu.” (QS.112:1-2)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala penglihatan itu dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.” (QS.6:103) Tauhid yang murni hanya akan tercapai bila
mengenal hakekat penciptaan. Betapa indah hidup di bawah naungan kasih
sayang dan belain Allah. Namun banyak diantara orang sulit untuk
memurnikan tauhidnya, karena selain tidak kenal dengan Allah, mereka
masih menyekutukan Allah dengan tandingan-tandingan yang lain.. Jadikan
ia sebagai pegangan utama kita, bacaan pertama yang kita baca sebelum
koran terhidang. Petunjuk hidup, jalan keselamatan. Lantunan ayat suci Al-
quran saja telah membuat hati tentram, apa lagi hikmah yang terkandung di
dalamnya.

10
2.2 Konsep Iman dan Ketakwaan
A. Iman
Iman adalah adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan
sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya.
Wujud Iman ada 4, yakni:
1) Ilahiyah: Hubungan dengan Allah
2) Nubuwwah: Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, dan mukjizat
3) Ruhaniyah: Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat, Jin, Syetan, Ruh
4) Sam’iyah: Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sam’i
Tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu
Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-
Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya.
2. Senantiasa tawakal
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga
4. Menafkahkan rezki yang diterimanya
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan
6. Memelihara amanah dan menepati janji
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin

B.Takwa

Taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan
menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti
kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan.
Seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah
mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah,
(Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan
mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

11
2.3 Kesempurnan Islam
Allah Subhanahu wa Ta’ala, merupakan hal yang sudah terpatri dalam akal
manusia bahwa sesuatu yang sempurna adalah suatu yang sangat layak
untuk dijadikan pilihan. Maka, demikian jugalah dalam beragama. Sudah
menjadi suatu pilihan yang tepat memilih Islam sebagai agama karena ia
berasal dari Dzat Yang Maha Mulia, Maha Mengetahui dan Maha Hikmah,
yang Dia telah menyempurnakan Islam sebagai agama bagi kita. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitabNya yang mulia :

‫يت لَ ُك ُم اِإْل ْساَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْ‚م َوَأ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم َأ ْك َم ْل‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Kusempurnakan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhoi Islam sebagai
agama bagimu.”

(QS : Al Maidah [5] : 3).

Kesempurnaan dien(agama) yang dimaksudkan dalam ayat ini mencakup


perkara aqidah, syari’at-Nya, sumbernya yang berupa Al-Kitab dan As-
Sunnah, dan apa yang ditunjukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah. Dengan
kata lain, seluruh bagian dari ajaran islam telah Allah ‘azza Wa Jalla
sempurnakan. Hal ini merupakan kelebihan yang hanya ada pada Islam.

2.4 Tabi'at dalam Islam

Tabiat adalah perilaku manusia yang sudah alami ada di dalam diri manusia,
TABIAT memiliki arti watak, budi pekerti, perbuatan yang selalu dilakukan,
kelakuan, tingkah laku. Pengertian diatas menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online. Berangat dari arti diatas tabiat manusia merupakan watak
atau tingkah lalu yang di miliki setiap manusia. tetapi tabiat manusia itu
berbeda-beda.

Dalam Al-Qur’an yang Allah SWT turunkan sebagai petunjuk dan pedoman
bagi umat manusia. Secara gamblang telah jelas tabiat manusia sebagai
berikut:

12
1. Memiliki bentuk penciptaan yang sempurna. Sebagaimana firman Allah
SWT, “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin: 4).
2. Kecintaan kepada lawan jenis dan keluarga. Allah SWT berfirman,
“Dijandikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak…,” (QS Ali-Imran: 14).
Kecintaan terhadap harta. Allah SWT berfirman, “Dijandikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenagan
hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga),”
(QS Ali-Imran: 14).
Dan dari firman Allah yang lain, “Dan kamu mencintai harta benda
dengan kecintaan yang berlebihan,” (QS Al-Fajr: 20).
3. Cenderung memiliki sifat kikir. Dan Allah SWT berfirman, “Dan apabila
ia mendapat kebaikan ia sangat kikir,” (QS Al-Ma’arij: 21).
4. Suka berkeluh kesah ketika mendapat kesulitan. sebagaimana firman
Allah SWT, “Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir. Apabila ia ditimpa kesulitan ia berkeluh kesah,” (QS Al-Ma’arij:
20).
5. Sering tergesa-gesa. Allah berfirman, “Dan manusia mendoa untuk
kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia
bersifat tergesa-gesa,” (QS Al-Isra’: 17)
6. Suka menzalimi diri sendiri dan lupa terhadap RabbNya. Dalam firman
Allah SWT, “Sesungguhnya, Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir amanat akan mengkhianatinya, dan
dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya, manusia itu amat
zalim dan bodoh,” (QS Al-Azab: 72).
7. Memiliki kecenderungan untuk berbuat salah atau dosa. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW, “Setiap Anak Adam suka berbuat salah, dan
sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertaubat,” (HR Ibnu Majah).
8. Kecenderungan untuk beragama dan mengagungkan sesuatu(taqdis).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah setiap manusia lahir melainkan
dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi
dan Nasrani,” (HR Bukhari).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa konsep
Ketuhanan dapatdiartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang
dianggap penting oleh manusiaterhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun
konkret). Filsafat Ketuhanan dalam Islammerupakan aspek ajaran yang
fundamental, kajian ini harus dilaksanakan secara intensif. Tuhan (ilah) ialah
sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusiasedemikian rupa,
sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Dalam ajaran
Islamdiajarkan kalimat “la illaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan.Yaitu “tidak Ada Tuhan”, kemudian baru diikuti
dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal ini berarti bahwa seorang muslim
harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebihdahulu, sehingga
yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.
Iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan
sedikitpun mengenai yang dating dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Wujud
iman yakni ; (1) Ilahiyah, (2) Nubuwwah, (3) Ruhaniyyah, dan (4)
Sami’yah. Sedangkan Takwa atau ketakwaan berarti takut dan menghindari
apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan.
Kesempurnaan dien(agama) yang dimaksudkan dalam (QS : Al Maidah [5] :
3) mencakup perkara aqidah, syari’at-Nya, sumbernya yang berupa Al-Kitab
dan As-Sunnah, dan apa yang ditunjukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah.
Dengan kata lain, seluruh bagian dari ajaran islam telah Allah ‘azza Wa Jalla
sempurnakan. Hal ini merupakan kelebihan yang hanya ada pada Islam.
Secara gamblang telah jelas tabiat manusia sebagai berikut:
1. Memiliki bentuk penciptaan yang sempurna
2. Kecintaan kepada lawan jenis dan keluarga
3. Cenderung memiliki sifat kikir
4. Suka berkeluh kesah ketika mendapat kesulitan
5. Sering tergesa-gesa
6. Suka menzalimi diri sendiri dan lupa terhadap RabbNya

14
7. Memiliki kecenderungan untuk berbuat salah atau dosa
8. Kecenderungan untuk beragama dan mengagungkan sesuatu(taqdis).

3.2 Saran
Sebagai pemula di bangku perkuliahan, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan 
saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan
bermanfaat bagi kami untuk lebih memperbaiki atau memperdalam kajian
ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://tarbawiyah.com/ahammiyatus-syahadatain-pentingnya-dua-kalimat-
syahadat/
https://muslim.or.id/28007-7-syarat-diterimanya-dua-kalimat-syahadat.html
www.kompasiana.com › pentingnya-mengenal-allah
http://irwan-prayitno.com/2012/09/pentingnya-mengenal-allah/
https://a-firdaus07.blogspot.com/2013/10/hidup-di-bawah-naungan-
tauhid.html
https://www.academia.edu/37425086/
Contoh_Makalah_Konsep_Ketuhanan_Dalam_Islam
https://alhijroh.com/aqidah/kesempurnaan-islam/
M.Iwan Januar/Madania Prima/2008

16

Anda mungkin juga menyukai