Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

“KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM”

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu :

AMIRULLAH, S.Pd.I., M.A

KELOMPOK 8 :

1. NISRINA FEBRIA EFIYANI :2201025171


2. SALSABILA AZZAHIRAH :2201025115
3. DINA SELVIANA :2201025025

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA TIMUR

TP. 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, shalawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.beserta keluarga, sahabat,
dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah
menyusun makalah yang berjudul “Karakteristik Ajaran Islam”.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata
kuliah Agama Islam dengan dosen Amirullah, S.Pd.I, M.A. Adapun ruang lingkup
pembahasan dalam karya tulis ini meliputi: Pengertian karakteristik ajaran Islam,
dan macam-macam karakteristik ajaran Islam.

Tak lupa kami mengucap terima kasih pada seluruh pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat
waktu. Akhir kata, semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita
semua.

Jakarta, 18 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN .....................................................................1

A.Latar Belakang .......................................................................1

B.Tujuan .....................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN ........................................................................2

A. Pengertian Karakteristik Ajaran Islam ..................................2

B. Macam-Macam Karakteristik Ajaran Islam ..........................2

BAB III

PENUTUP ................................................................................11

A. Kesimpulan .........................................................................11

B. Saran ....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya rahmat bagi seluruh
alam semesta. Dalam Islam dikenal sebuah syariah sebagai aturan-aturan bagi
umat yang bersumber pada wahyu Allah.

Namun dalam era globalisasi sekarang ini, banyak terjadi penyimpangan-


penyimpangan dari diri umat manusia yang tentunya tidak sejalan dengan syariah
Islam. Disekitar kita banyak orang-orang pintar, namun tidak memiliki akhlak
yang baik . Tentu kita sudah tau bahwa di Negara kita banyak terjadi kasus
menimpa pejabat negara . Salah satu penyebabnya adalah karena terabaikannya
Ajaran Islam untuk mencetak individu-individu yang beradab. Beberapa institusi
pendidikan terkadang mengabailkan pentingnya Ajaran Islam.

Hal ini menjadi sangat penting untuk dibahas karena menyangkut masa
depan generasi penerus. Tanpa ditegakkannya syariah islam dalam kehidupan
sehari-hari, maka semakin hari akan semakin banyak kerusakan. Hal ini yang
mendasari penulis membahas mengenai Ajaran Islam.

B.Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain :

a. Untuk mengetahui karakteristik ajaran islam dengan baik.


b. Untuk mengetahui pentingnya Ajaran Islam bagi masyarakat luas.
c. Untuk mengetahui penerapan karakteristik ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakteristik Ajaran Islam


Karakteristik berasal dari bahasa Inggris, “Character”, yang berarti
watak, karakter, dan sifat. Selanjutnya, kata ini menjadi Characteristik yang
berarti sifat yang khas, yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam bahasa Indonesia, character berarti sifat yaitu rupa atau keadaan yang
tampak pada suatu benda. Atau kata yang menyatakan keadaan sesuatu seperti
panjang, keras, dan besar1. Sedangkan islam mempunyai arti agama yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada Al-qur’an dan
diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah2. Dari definisi tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa karakter ajaran islam adalah sesuatu karakter yang harus
dimiliki oleh setiap umat manusia dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan hadits.

B. Macam-macam karakteristik Ajaran Islam

Berikut ini, akan dikemukakan beberapa dari sekian banyak ciri dan
karakteristik ajaran Islam yang menonjol semoga dengannya dapat tergambar
keunggulan dan keistimewaan ajaran Islam:

1. Rabbaniyah (Ketuhanan)

Ajaran Islam memiliki sifat Rabbaniyah, dalam arti ajarannya


bersumber dari Allah SWT, bukan dari manusia. Allah telah menetapkan
melalui wahyu-Nya ketentuan-ketentuan hukum dengan meletakkan
prinsip-prinsip umum (secara universal), Ajaran Islam merupakan sebuah
manhaj rabbani yang murni, karena sumbernya adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keseluruhan pokok ajarannya
meliputi Aqidah dan ibadahnya, akhlak dan moralnya, syari’ah dan
peraturannya adalah Rabbaniyah Ilahiyah dalam batas prinsip-prinsip

1
Dr.H.Abuddin Nata, M.A.,Studi Islam Komprehensif, hal. 113.
2
Prof. Dr.H.Faisal Ismail, M.A,Studi Islam Kontemporer, hal. 14.

2
atau dasar-dasar hukumnya (secara garis besar), bukan dalam hal-hal
parsial, detail persoalan dan tekhnis pelaksanaan.

Firman Allah:

ٌ ‫اس قَ ْد َج ۤا َء ُك ْم ب ُْره‬
١٧٤ ‫َان ِّم ْن َّر ِّب ُك ْم َواَ ْنزَ ْلنَا ٰٓ اِّلَ ْي ُك ْم نُ ْو ًرا ُّم ِّب ْينًا‬ ُ َّ‫يٰٓاَيُّ َها الن‬
Yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
kebenaran dari Rabbmu (Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah
Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an).”
(QS. An-Nisa : 174).

Dengan demikian telah menjadi suatu ketetapan dalam prinsip-prinsip


Islam bahwa syari’at satu-satunya adalah Allah. Manusia diberi ketetapan
suatu ketentuan hukum mengenai suatu masalah yang belum ada ketentuan
hukum secara pasti dalam nash yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan
metode tertentu yang tidak menyalahi nash (Berijtihaj).

2. Insaniyyah (Kemanusiaan)

Ajaran Islam memiliki ciri insaniyyah, karena ia ditunjukan untuk


manusia maka semua tuntunannya sesuai dengan fitrah manusia.
Sesungguhnya setiap orang yang mengkaji Islam melalui kitab suci Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul akan mengtahui secara jelas Islam mengerahkan
perhatian yang optimal pada “sisi manusiawi” termasuk pada bab ibadah
khusus (mahdhah).

Sebagai contoh kewajiban zakat, dalam substansinya kita akan


mendapatkan sisi kemanusiaanya dalam ibadah, dengan berzakat manusia
akan menyadari bahwa zakat termasuk ibadah yang berkemanusiaan.
Ibadah-ibadah lain juga tidak terlepas dari aspek kemanusiaan yang
diselipkan secara tersirat. Shalat merupakan pertolongan bagi manusia
dalam menghadapi pertarungan hidup. Sebagaimana Allah telah
berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan

3
(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-
orang yang sabar”.3

Shalat yang ditegakkan akan menjauhkan manusia dari perbuatan keji


dan mungkar. Sedangkan puasa merupakan pendidikan bagi kemauan
manusia melalui kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan pendidikan
perasaannya untuk merasakan penderitaan orang lain. Dan haji merupakan
muktamar (konfrensi) Rabbani dan insane dimana Allah menyeru kepada
hamba-hamba-Nya :

“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar


mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka,
makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir”.4

3. Alamiyyah (Bersifat universal dan mencakup semua aspek kehidupan)


Alamiyyah merupakan sarwajagat, buana, global atau universal, yaitu
meyakini bahwa ajaran islam adalam sesuai pada semua manusia tanpa
mengira bangsa, tempat dan zaman.
Ajaran Islam sesuai dan dapat diamalkan pada semua tempat, masa
dan zaman. Islam juga untuk semua manusia tanpa mengira kedudukan
warna kulit dan derajat seseorang.
Berikut hak asasi manusia yang dijaga oleh islam, antara lain :
• Kebebasan bersuara
• Kebebasan melindungi nyawa
• Kebiasaan beragama
• Kebebasan memiliki harta
• Kebebasan memelihara kehormatan diri
• Hak untuk mendapatkan kesehatan
• Hak untuk mendapatkan pendidikan

3
PT Sygma Examedia Arkanleema, Al-Qur’an QS Al-Baqarah/153
4
PT Sygma Examedia Arkanleema, Al-Qur’an QS Al-Hajj/28

4
• Hak untuk memelihara harta benda.

Berikut bukti Alamiyyah :

a. Sosial
1. Tiada paksaan dalam memeluk Islam
2. Semua manusia bebas mengamalkan agama dan budaya masing-
masing
3. Kebebasan memiliki harta yang halal
a. Ibadah
1. Kewajiban menunaikan perkara fradu ‘ain dan fadhu kifayah
2. Setiap ibadah boleh dilakukan mengikuti kemampuan dan
keupayaan masing-masing
3. Setiap pekerjaan manusia itu sebagai ibadah jika cukup segala
syarat
4. Setiap amalan manusia akan diberikan ganjaran.5

4. Washatiyyah (Moderasi)

Karakteristik wasathiyyah memiliki keistimewaan ajaran Islam yang


karakter keseimbangannya antara keteguhan pada prinsip yang harus kekal
dan lestari dikembangkan atau antara keteguhan pada prinsip yang
setidaknya terus berubah dan berkembang actual. Kekekalan pada prinsip-
perinsip dasar dan kaidah-kaidah umum, nilai-nilai agama, moral serta
sasaran dan tujuan tetap fleksibel dalam sarana dan metode, dalam hal-hal
cabang maupun dalam masalah-masalah duniawi dan ilmiyah. Islam selalu
bersikap moderat dalam menyikapi berbagai persoalan.

Arinsip moderasi ini diwujudkan dalam keseimbangan positif manusia


dalam setiap aspek kehidupannya meliputi aspek aqidah/keyakinan dan
prakteknya, aspek jasmani dengan ruhaninya. Islam mengajarkan umatnya
agar meraih materi duniawi, tetapi dengan nila-nilai ukhrawi. Islam juga

5
Alamiyah,senisah81,2020 hal.3,5,6,7

5
mengajarkan keseimbangan antara akal dengan hati, antara hak dan
kewajiban.

Islam memberikan hak dan kewajiban sesuai dengan kemaslahatan


umat, sehingga Islam tidak memberikan hak dan kebebasan individu yang
terlalu berlebihan, sebaliknya Islam juga tidak memberikan kekuasaan dan
legitimasi yang berlebihan kepada masyarakat, sehingga masyarakat
berlaku sewenang-wenang terhadap hak individu. Firman Allah:

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat
pertengahan....”.6

5. Waqi’iyah (Realistis)

Al-Waqi’iyah di definisikan sebagai realiti dan kebenaran. Ia


melibatkan ajaran Islam yang bersifat praktikal sesuai amalan di dalam
kehidupan manusia. Kemusykilan dan permasalahan serta persoalan yang
berlaku sepanjang proses kehidupan manusia akan dapat di selesaikan
mengikuti kaedan Islam bergantung kepada keadaan dan kesesuaian realiti
sebenarnya. Maka Islam itu dilihat sebagau fleksibel dalam menyelesaikan
semua kemusykilan yang timbul bergantung kepada keadaan7.

Prinsip yang wujud dalam Al-Waqi’iyah adalah menjadikan ibadah


sebagai perkaedahan untuk pembangunan berteraskan Islam. Pertama,
ajaran Islam bersifat praktikal dan bukanlah utopia (khayalan). Maka
Islam mengambil kenyataan sesuai kehidupan manusia di dunia ini yang
dipenuhi dengan unsur-unsur amar makruf nahi munkar.8 Islam itu meluar
dan fleksibel dalam melihat realiti dan kebenaran kehidupan. Islam juga
dilihat sebagai kaedah pengaplikasian secara praktikal denga tuntutan
syarak dan tidak membebankan umat Islam dala kehidupan. Hal ini secara
langsung dapat menyumbang kepada terlaksananya Islam.

6
PT Sygma Examedia Arkanleema, Al-Qur’an QS Al-Baqarah/143
7
Mohd Saudi Abdullah (tanpa tahun). Islam-Agama yang Indah. Diakses pada 22 Agustus 2010
8
Mohd Saudi Abdullah (tanpa tahun). Islam-Agama yang Indah. Diakses pada 22 Agustur 2010

6
Kedua, Islam berkemampuan menyelesaikan sebarang persoalan yang
bersangkutan dengan kehidupan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengamalkan ajaran Islam secara holistik. Dengan kehebatan Allah SWT
maka segala persoalan dan masalah kehidupan manusia adalah di dalam
pengetahuan-Nya. Justru itu, agama Allah SWT sahaja yang mampu
menyelesaikan masalah dan rukhsah dalam menjalani kehidupan di dunia
sebagai proses persediaan hari kiamat.

Ketiga, Islam memberi ruang kepada perkembangan fikiran yang


melahirkan tamadun ilmu. Ia meliputi ajaran Islam yang senantiasa
mengarahkan manusia meningkatkan daya fikiran yang tinggi, kreatif dan
inovatif bagi melahirkan tamadun yang gemilang. Terdapat ayat Al-Qur'an
dan Hadits yang menyeru manusia supaya menuntut ilmu.

Berikut beberapa prinsip-prinsip Waqi’iyah ialah :

• Praktikal bukan utopia (khayalan)


• Menyelesaikan masalah
• Menekankan kesederhanaan
• Positif terhadap pemikiran

Konsep Islam di desaign sesuai dengan realitas obyektif manusia,


kondisi ruang dan waktu yang melingkupinya, hambatan internal dan
eksternalnya, potensi riil yang dimiliki manusia untuk menjalani hidup.
Islam memandang manusia dengan segala kekuatan dan kelemahannya;
denga ruh, akal dan fisiknya; dengan harapan-harapan dan ketakutannya;
dengan mimpi dan keterbatasannya.

Menerusi ilmu ini khasnya ilmu fardhu kifayah dan ilmu fardhu’ain
sebagai kerangka pembangunan Islam secara Al-Waqi’iyah. Ilmu
fardhu’ain menyediakan segala kerangka asas kepada manusia dalam
usaha mereka melaksanakan yugas sebagai hamba Allah SWT Ilmu fardhu
kifayah pula meliputi ilmu-ilmu seperti pembangunan, perundangan,
perniagaan, perubahan, dll.

7
Disimpulkan bahwa justifikasi Islam adalah meluas dan fleksibel
dalam melihat realiti dan kebenaran kehidupan semasa. Hal ini secara
langsung dapat menyumbang kepada terlaksananya pembangunan
berteraskan Islam.

6. Al-Wudhu (Kejelasan)

Al-Wudhu atau jelas. Jelas dengan arti semua yang terknadung di


dalam Islam tidak mengandung sedikitpun keraguan dan kerancuan.
Sumbernya valid karena berasal dari Al-Qur’an dan As sunnah shohihah.
Sebagai contoh, dari segi aqidah , Islam dengan gamblang menjabarkan
konsep ketuhanan yang tunggal, Esa, atau dikenal dengan istilah tauhid.
Laa ilaaha illallah, tiada tuhan selain Allah9.

Konsep ketuhanan dalam Islam sangat jauh dari kerancuan, tidak


seperti yang terdapat pada agama lainnya dengan jumlah tuhan sebanyak
tuga bahkan lebih namun dalam satu pribadi, tuhan yang beranak dan
diperanakkan, tuhan yang memiliki ibu, dan berbagai kerancuan lainnya.
Dari segi ibadah, Islam juga menjelaskan secara jelas jalan-jalan yang
dapat menghantarkan seorang hamba kepada Tuhannya, Robbuna Jalla
wa’alla. Bentuk-bentuk peribadatan dalam Islam terbatas terhadap apa
yang terdapat pada Al-Qur’an dan As sunnah. Dan segala bentuk
peribadatan yang tidak ada contohnya dari Rasul dan para sahabatnya,
maka ibadahnya itu tertolak dan peribadatan itu tergolong dalam perilaku
bid’ah.

Tidak seperti pada agama yang lain, misalnya nasrani, bentuk


peribadatan mereka dari waktu ke waktu selalu berubah, bahkan sampai
pada isi kitab sucinya. Islam juga dengan jelas menerangkan tentang
akhlakul karimah, pembagian warisan, cara bermu’amalah, kesehatan,
dsb10.

9
WordPress.com. Tema: Solipsus oleh Tiffany Nguyen.
10
WordPress.com. Tema: Solipsus oleh Tiffany Nguyen.

8
Bahkan Islam menerangkan hal-hal yang sangat kecil seperti tata cara
masuk kamar mandi. Begitulah mengapa Islam memiliki karakteristik Al-
Wudhu atau jelas karena tidak ada sedikitpun dalam ajaran Islam yang
menimbulkan keraguan atau kerancuan.

Begitulah mengapa Islam memiliki karakteristik Al-Wudhu atau jelas


karena tidak ada sedikitpun dalam ajaran Islam yang menimbulkan
keraguan atau kerancuan. Jikalau sebagian orang ada yang merasa ajaran
Islam memiliki kerancuan, hal itu tidak lain disebabkan karena dangkalnya
pemahaman orang tersebut11.

7. Al-Haraj (Tidak memberatkan)

Tabiat manusia tidak menyukai beban yang membatasi


kemerdekaannya dan manusia senantiasa memperhatikan beban hukum
dengan sangat hati-hati. Syariat Islam dapat menarik manusia dengan cepat
dan mereka dapat menerimanya dengan penuh ketetapan hati. Hal ini
karena Islam menghadapkan pembicaraannya kepada akal, dan mendesak
manusia bergerak dan berusaha serta memenuhi kehendak fitrah yang
sejahtera12. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 286:

‫سا ا ََِّّل ُو ْس َع َها‬


ً ‫ّٰللاُ نَ ْف‬
‫ف ه‬ ُ ‫ََل يُ َك ِّل‬
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”13

Karena asas meniadakan kesempitan atau kesukaran inilah islam


memberikan dispensasi kepada umat Islam pada saat menghadapi suatu
hal yang darurat atau hajat14, misalnya:

a. Orang yang berpergian, sakit, hamil, atau menyusui, boleh tidak


berpuasa berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 185:

11
WordPress.com. Tema: Solipsus oleh Tiffany Nguyen.
12
Fathurrahman djamil, 1997, Filsafat hukum islam, Logos Wacana Ilmu: Jakarta.hlm.66.
13
Masjfuk Zuhdi, 1990, Pengantar Hukum Islam, PT Ikrar Mandiriabadi: Jakarta.hlm.22.
14
Dede Rosyada, Hukum islam dan pranata sosial, Jakarta : PT Grafindo persada, 1996, Hal. 105.

9
‫سفَ ٍر فَ ِّعدَّة ٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُخ ََر‬ َ ‫ضا ا َ ْو‬
َ ‫عل ى‬ ً ‫َو َم ْن َكانَ َم ِّر ْي‬
Artinya: “Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (kemudian ia
berbuka) maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ia
tinggalkan.”
b. Orang yang tidak kuat berdiri dalam melaksanakan sholat boleh sholat
dengan duduk bahkan dengan terlentang, menyesuaikan kondisi dan
kesehatannya. Seperti contoh pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh
Al-Bukhori dari Imran bin Hushain sebagai berikut:

‫ فَإ ِّ ْن لَ ْم ت َ ْستَ ِّط ْع فَقَا ِّعدًا‬،‫ص ِّل قَائِّ ًما‬


َ
Artinya: “Sholatlah dengan berdiri. Maka jika engkau tidak mampu
berdiri, duduklah!”
c. Orang yang boleh makan makanan yang haram seperti daging babi,
apabila dalam keadaan terpaksa, sesuai dengan firman Allah surat Al-
Baqarah ayat 173:

‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوالد ََّم َولَ ْح َم ْال ِّخ ْن ِّزي ِّْر َو َما ٰٓ ا ُ ِّه َّل بِّ ٖه ِّلغَي ِّْر ه‬
‫ّٰللاِّ ۚ َف َم ِّن‬ َ ‫اِّنَّ َما َح َّر َم‬
َ ‫َل اِّثْ َم‬
ۗ ‫علَ ْي ِّه‬ ٰٓ َ َ‫عا ٍد ف‬
َ ‫غي َْر بَاغٍ َّو ََل‬ َ ‫ط َّر‬ ُ ‫ض‬
ْ ‫ا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) tidak
menyebut asma Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.15

Diadakan hukum darurat untuk dipergunakan diwaktu darurat.


Mentakhfikan hukum adalah menggugurkan suatu hukum, seperti hukum
sholat bagi wanita yang sedang menstruasi dan wanita musafa (yang baru
bersalin), adakalanya dengan mengurangi yang diperlukan itu, seperti
sholat bagi musafir, menangguhkan pelaksanaan ke waktu lain, seperti
puasa bagi orang yang musafir.16

15
Masjfuk Zuhdi, op.cit.,hlm.22-24
16
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, 2001, Falsafah Hukum Islam, PT Pustaka Rizki Putra:
Semarang.hlm.61

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari makalah ini. Saya menyimpulkan bahwa Islam


merupakan agama Rahmatan Lil’alamin yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam
sekaligus menjadi karakter utama yang ada dalam ajarannya.

Islam memiliki berbagai karakter yang merupakan cabang dari karakter


utama yang sesuai dengan fitroh setiap makhluk ciptaan Allah, di antaranya:

• Islam sebagai agama yang memiliki rasa ketuhanan yang begitu kuat
terhadap Sang pencipta.
• Islam sebagai agama yang kemanusiaannya begitu erat dalam bidang
ibadah maupun tidak.
• Islam sebagai agama yang universal (menyeluruh).
• Islam sebagai agama yang moderasi seimbang antara akal dengan hati,
antara hak dan kewajiban.
• Islam sebagai agama yang realistis bersifat praktikal sesuai amalan di
dalam kehidupan manusia.
• Islam smerupakan agama yang jelas dan tidak mengandung sedikitpun
keraguan dan kerancuan.
• Islam sebagai agama yang tidak memberatkan umatnya dalam suatu hal
yang tidak bisa dilakukan umatnya.

B. SARAN

Dengan adanya pembahasan tentang Karakteristik Ajaran Islam ini,


diharapkan kita semua dapat memahami lebih lanjut tentang karakter-karakter
dalam Islam dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian makalah yang kami yang buat semoga bermanfaat bagi kita
semua sebelumnya kami disini sangat mengharapka saran dan kritik dari pembaca
agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H.Abuddin Nata, M.A.,Studi Islam Komprehensif, hal. 113

Prof. Dr.H.Faisal Ismail, M.A,Studi Islam Kontemporer, hal. 14

PT Sygma Examedia Arkanleema, Al-Qur’an QS Al-Baqarah/153

PT Sygma Examedia Arkanleema, Al-Qur’an QS Al-Hajj/28

Alamiyah,senisah81,2020 hal.3,5,6,7

PT Sygma Examedia Arkanleema, Al-Qur’an QS Al-Baqarah/143

Mohd Saudi Abdullah (tanpa tahun). Islam-Agama yang Indah. Diakses pada 22
Agustus 2010

WordPress.com. Tema: Solipsus oleh Tiffany Nguyen

Fathurrahman djamil, 1997, Filsafat hukum islam, Logos Wacana Ilmu:


Jakarta.hlm.66

Masjfuk Zuhdi, 1990, Pengantar Hukum Islam, PT Ikrar Mandiriabadi:


Jakarta.hlm.22

Fathurrahman djamil,op.cit., hlm.66

Dede Rosyada, Hukum islam dan pranata sosial, Jakarta : PT Grafindo persada,
1996, Hal. 105.

Masjfuk Zuhdi, op.cit.,hlm.22-24

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, 2001, Falsafah Hukum Islam, PT Pustaka Rizki
Putra: Semarang.hlm.61

12
13

Anda mungkin juga menyukai