Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN

Dosen pengampu:Dr. Ibnu Parhan M.Hum


Mata kuliah : Islam dan Moderasi Beragama
Disusun Oleh:
1. Nur Rahma Hajatun Juwita (23040460038)
2. Muhammad Fauzan Dirgantara (23040460039)
3. Wiaminah (23040460040)

PROGRAM STUDI TASAWUF PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMRANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kami hanturkan kehadirat allah swt. Yang telah melimpakan Rahmat dan
hidayah nya sehingga kami bisa menyelesaikan sebuah makalah tentang “Islam Sebagai
Agama Rahmatan Lil’alamin”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusutan sebuah makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari sebuah pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masiih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karna itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Pengertian Hakikat Islam Rahmatal Lil ‘Alamin.............................. 2
B. Ajaran moderasi (wasathiyah) dalam Al Qur’an dan Hadist .......... 3
C. Fleksibiltas Penerapan Islam.............................................................. 4

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 6


A. Kesimpulan .................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 7

iii
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Istilah islam Rahmatan lil’alamin merujuk pada ajaran agama islam yang
memiliki pokok dan prinsip yang sama dalam ketauhidan dan akidah dengan ajaran
para rasul sebelumnya. Isitilah ini bahkan kerap disematkan dalam dakwah dakwah
para ulama Ketika menyiarkan agama islam. Dalam Al-Quran surat Al-anbiya’ ayat
107, Allah berfirman, yang Artinya: Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) Rahmat bagi semesta lain.

Islam adalah agama Rahmat untuk semesta alam. Agama yang telah melewati
pelbagi tahapan ujian di dunia, mulai dari ujian zaman jibiliah, hingga zaman
teknologi. Posisinya sebagai agama yang merahmati seluruh alam sekaligus sebagai
penyempurna agama-agama sebelumnya menjadikan Islam istimewa. Salah satu tokoh
yang mampu melihat dan memetik keistimewaan. Islam itu adalah KH. Hasyim
Muzadi. Dengan mengusung gagasan Islam Rahmatan lil Alamin, ia berhasil
menampilkan wajah Islam yang khas, komprehensif, holistik dan building in Qur’an,
dibandingkan istilah Islam Liberal, Islam Progresif, Islam Nusantara dan lain
sebagainya. Ada tiga metode yang ia gunakan dalam mengampanyekan konsep
tersebut: pendekatan dakwah, pendekatan hukum dan pendekatan politik. Ketiganya,
dapat membawa Islam dengan rahmat, damai dan lemah lembut, di negara-bangsa
yang multi-agama, suku, etnis dan budaya.

B. RUMUS MASALAH
1. Apa hakikat islam rahmatan lil’alamin
2. Apa dalil ajaran moderasi ( waathiyah)
3. Bagaimana penerapan fleksibilitas ajaran islam

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1.. Mengetahui hakikat islam rahmatan lil’alamin

2. Mengetahui dalil ajaran moderasi (waathiyah)

3. mengetahui penerapan fleksibilitas ajaran islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian hakikat islam rahmatan lil’alamin

Islam Rahmatan Lil Alamin adalah ajaran Islam bertujuan untuk


mempromosikan maslahat, kebaikan, dan perdamaian global untuk semua makhluk
hidupdan juga semua orang. Menemukan hakikat keislaman Rahmatan Lil'amin dan
ajaran Islamnya merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
Pendekatan kajian literatur dan analisis sumber-sumber ilmiah yang berkaitan dengan
Islam digunakan dalam penelitian ini (Ramatan lil Alamin).

Temuan menunjukkan bahwa Islam adalah agama kebaikan kosmis. Islam itu unik
karena merupakan agama yang memberkati seluruh alam sambil meningkatkan agama
lain. Agama-agama telah melalui berbagai fase ujian sepanjang sejarah, dari ujian
masa jahiliyah hingga zaman modern. Al-'lamn mengacu pada segala sesuatu di alam,
termasuk orang-orang kafir, tumbuhan, hewan, dan jin, sedangkan rahmat adalah
nikmat Allah. Kehadiran Nabi Muhammad adalah untuk kebaikan semua orang,
Karena dia memperkenalkannya pada cahaya tauhid dan prinsip-prinsip moral dan
mengilhami dia untuk tidak pernah berhenti belajar, Nabi Muhammad dipandang
sebagai rahmat. Oleh karena itu, Al-Qur'an menyeru umat Islam untuk mengikuti
jejak rasulnya dengan menebarkan kebaikan kepada seluruh alam untuk
menumbuhkan pemikiran yang baik, tenang, dan ceria. Saya berharap temuan
penelitian ini dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kesadaran untuk berbaik hati
kepada seluruh alam karena dunia semakin mengalami krisis cinta dan penuh dengan
ketidak pedulian antar sesama.Islam melarang menusia berlaku semena mena terhdap
mahluk allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam hadits
Riwayat al-imam al-hakim,bahwa Rasulullah bersabda:” Sewenang-wenang
membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan
meminta pertanggungjawaban kepadanya”.

Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan.Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-
wenang, apalagidengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran islam,maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

2
Artinya; Sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih
kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya.Sungguh
begitu indahnya Islam itu bukan.Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang,
apalagidengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran islam,maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

B. Ajaran Moderasi (Wasathiyah) Dalam Al Qur’an dan Hadist

Ajaran moderasi atau wasathiyah dalam Islam adalah konsep yang menekankan pada
keseimbangan dan keadilan dalam beragama. Konsep ini ditemukan dalam Al-Quran dan
Hadist Nabi. Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat
yang moderat atau wasathiyah (QS. Al-Baqarah: 143).

‫َو َك َٰذ ِلَك َج َع ْلَٰن ُك ْم ُأَّم ًة َو َس ًط ا ِّلَت ُك وُنو۟ا ُشَه َدٓاَء َع َلى ٱلَّن اِس َو َي ُك وَن ٱلَّر ُسوُل َع َلْي ُك ْم َش ِه يًد اۗ َو َم ا‬
‫َج َع ْلَن ا ٱْلِقْب َلَة ٱَّلِتى ُك نَت َع َلْي َه ٓا ِإاَّل ِلَن ْع َلَم َم ن َي َّت ِبُع ٱلَّر ُسوَل ِمَّمن َي نَقِلُب َع َلٰى َع ِقَب ْيِهۚ َو ِإن َك اَنْت‬
‫َلَك ِبيَر ًة ِإاَّل َع َلى ٱَّلِذيَن َه َدى ٱُهَّللۗ َو َم ا َك اَن ٱُهَّلل ِلُيِض يَع ِإيَٰم َن ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل ِبٱلَّن اِس َلَر ُءوٌف َّر ِحيٌم‬

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi
kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa
amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.”

Dalam hadist, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya moderasi dalam
beragama. Beliau bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah dan siapa saja yang
mempersulitnya maka ia akan mengalahkannya”.

Menurut Khairan M Arif dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, konsep moderasi
Islam atau wasathiyah saat ini telah menjadi arah atau aliran pemikiran Islam yang telah
menjadi diskursus penting dalam dunia Islam dewasa ini. Konsep ini melihat kondisi

3
umat Islam yang selalu menjadi tertuduh dalam setiap peristiwa kekerasan yang
dilakukan oleh personal muslim yang tidak memahami karakter dan ajaran Islam.

Dalam pandangan para ulama dan fuqaha, konsep moderasi Islam mencakup
beberapa prinsip:

 al-khairiyah (menjadi yang terbaik),


 al-tawazun (keseimbangan),
 raf’u al-haraj (menghilangkan kesulitan),
 al-'is (keadilan), dan al-tasamuh (toleransi).

Konsep Wasathiyah Islam atau moderasi Islam saat ini telah menjadi arah atau aliran pemikiran
Islam yang telah menjadi diskursus penting dalam dunia Islam dewasa ini, melihat kondisi umat Islam
yang selalu menjadi tertuduh dalam setiap peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh personal muslim
yang tidak memahami karakter dan ini ajaran Islam. Oleh karenanya penilitian literatif ini bertujuan
memberikan pemahaman dan konsep orisinil tentang aliran pemikiran moderasi islam, agar setiap
muslim modern dapat memahami dan mengimplementasikannya dengan benar dan komprehensif
dalam kehidupannya sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan kajian literasi
Islam klasik maupun modern dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan kitab-kitab klasik dan modern dari para
Ulama dan Fuqaha yang kompeten dibidangnya. Literatur tersebut dikaji dan dianalisa oleh peneliti
dengan teliti untuk menghasilkan kesimpulan yang tepat dan teruji. Hasil penelitian ini adalah;
diketahuinya secara pasti makna dan konsep moderasi Islam menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan para
Ulama serta menjawab keraguan sebagian muslim terhadap konsep moderasi Islam.

a) Al-Quran
Al-quran, kitab suci umat Islam, menjadi sumber utama konsep “ Rahmatan
lil’alamin .Allah sering disebut dengan naman ama “Ar-rahman” ( maha pengasih)
dan “Ar-rahim” (maha penyayang) dalam Al-Quran sebagai contoh, dalam Surah Al-
Fatihah, pembukaan Al-Quran, kita berdoa kepada Allah yang maha pengasih dan
maha penyayang.

b) Hadist
Hadist adalah koleksi perkataan, pembuatan, dan persatuan Nabi muhammad Banyak
hadis yang menekan kan pesan Rahmat dan kasih saying terhadap mahluk lain. Nabi
Muhammad diutus sebagai Rahmat bagi seluruh alam menggaris bawahi peran nya
sebagai teladan dalam berlaku baik kepada semua.

4
C. FLEKSIBILITAS PENERAPAN AJARAN ISLAM

Fleksibilitas dalam penerapan ajaran Islam mengacu pada kemampuan hukum Islam
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kondisi masyarakat yang terus
berkembang. Fleksibilitas hukum Islam berarti kelenturan hukum Islam dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai contoh, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang rumusan hukum saat
pandemi Covid-19 menggambarkan fleksibilitas hukum Islam. Fatwa ini menyesuaikan
kondisi dan situasi darurat saat pandemi Covid-19, sehingga rumusan hukum yang
awalnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan hukum untuk kondisi normal dengan cara
normal, tetapi situasi kedaruratan pandemi bisa dilakukan rukhshah (keringanan).
Sifat fleksibilitas Syariat Islam tebukti dengan beberapa kaidah oleh ahli hukum
islam, salah satunya,”suatu adat kebiasaan bisa dijadikan patokan suatu hukum”.
Konsep-konsep penerapan ajaran Islam:
1. Toleransi dan Kedamaian: Konsep rahmatan lil alamin tercermin dalam
ajaran toleransi dan perdamaian. Islam mendorong hubungan baik dengan
tetangga dan menganjurkan menyelesaikan konflik dengan cara damaIi

2. Kepedulian Lingkungan: Islam mengajarkan pemeliharaan alam dan


lingkungan. Pengharaman pemborosan, penggunaan sumber daya alam
dengan bijak, serta perlindungan terhadap hewan adalah contoh praktek
dalam semangat rahmatan lil alamin.

3. Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan: Islam mendorong pencarian ilmu


pengetahuan. Nabi Muhammad bersabda, "Menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap Muslim," menggarisbawahi pentingnya Pendidikan.

4. Bantuan Kemanusiaan: Praktek bantuan kemanusiaan dalam Islam


menggambarkan nilai-nilai rahmatan lil alamin, di mana umat Muslim
berkontribusi dalam membantu mereka yang terkena dampak bencana atau
kesulitan.

5
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Hakikat Islam sebagai rahmatan lil alamin melibatkan konsep kasih sayang,
toleransi, dan kepedulian terhadap seluruh alam semesta. Sumber-sumber seperti Al-
Quran, Hadis, Piagam Madinah, dan praktek Nabi Muhammad memainkan peran
penting dalam membentuk pandangan ini. Konsep ini tercermin dalam praktik-praktik
Islam seperti keadilan, kedamaian, peduli lingkungan, pendidikan, dan bantuan
kemanusiaan. Dengan menghayati nilai-nilai ini, umat Islam dapat berkontribusi pada
menciptakan dunia yang lebih harmonis, damai, dan penuh rahmat bagi semua
makhluk.

6
Daftar Pustaka

Refrensi

1) https://tafsirweb.com/598-surat-al-baqarah-ayat-143.html
2) https://cariustadz.id/artikel/detail/konsep-wasathiyah-islam-menurut-al-quran-
dan-hadis-nabi
3) https://www.kompasiana.com/
abdullohjalaluddinsyah0616/62bdc96d3991aa728736a322/fleksibilitas-
hukum-islam-dalam-transformasi-sosial
4) https://ihram.republika.co.id/berita/r2armp335/wapres-fatwa-mui-gambarkan-
fleksibilitas-hukum-islam

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai