Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA ARAB

“NAKIRAH DAN MA’ RIFAH FII AL-QUR’ AN”

Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Royani S.Ag.,

Oleh:
KELOMPOK 5
1. Arista Desfannya Putri Pratama (11230960000035)
2. Azizah Wijayani (11230960000007)
3. Azmiyatul Khusna (11230960000030)
4. Viona Sagitareni (11230960000022)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah dengan judul “Islam” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Studi Islam. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Kota Tangerang Selatan, 22 September 2023

Arista Desfannya Putri Pratama

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
B. BATASAN MASALAH....................................................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................2
D. TUJUAN.......................................................................................................................................2
E. MANFAAT....................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
A. DEFINISI ISLAM...........................................................................................................................3
B. SUMBER ISLAM...........................................................................................................................3
C. KEDUDUKAN AGAMA ISLAM......................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................... 9
PENUTUP....................................................................................................................9
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................9
B. SARAN.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam berasal dari kata Salama dalam bahasa Arab yang berarti tunduk atau
damai. Secara istilah Islam berarti berserah diri secara utuh dan taat kepada Allah
SWT. Islam dibawa dan disebarkan ke seluruh alam oleh Nabi Muhammad SAW,
Nabi akhir zaman. Isi kandungan Islam adalah berupa ajaran tentang penyerahan diri
kepada Allah SWT. Sebagaimana telah disebutkan dalam Alqur’an : “Tidak ada yang
lebih baik dalam beragama dari pada yang menyerahkan seluruh dirinya kepada
Allah, lalu ia berbuat ihsan dan mengikuti sepenuh hati agama Ibrahim. Allah
mengangkat Ibrahim sebagai kekasih-Nya”.

Islam diturunkan di dunia ini sebagai agama wahyu yaitu sebagai agama yang
mempunyai dasar Alqur’an sebagai sumber yang paling utama dan diperjelas oleh
Nabi SAW dengan sunahnya dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan persetujuan
secara diam sehingga sunnah dipandang sebagai sumber kedua ajaran Islam.

Di dalam kedua sumber tersebut telah dijelaskan tentang berbagai macam hal
diantaranya perintah, larangan, janji dan ancaman. Keduanya juga membahas
hubungan manusia dengan Allah (ibadah) dan hubungan manusia dengan alam
sekitar (muamalah). Hubungan manusia dengan Tuhan berupa sholat, puasa, haji
dan lain sebagainya. Hubungan manusia dengan manusia berupa saling tolong-
menoiong, saling menghormati, silaturahim, dan lainnya. Nabi SAW bersabda:
“Kutinggalkan untuk kamu semuanya dua pusaka warisan, yang kalau kamu
berpegang kepadanya erat-erat, kamu tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah
dan sunnah Rasul-Nya".

Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi SAW dan disebarkan untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam. “Tidak Aku mengutus engkau kecuali untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam". Sehingga dengan agama yang sempuma dan
akhlaq layaknya Nabi SAW umat islam dapat menjadi rahmat bagi seluruh alam.

1
B. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan tidak terlalu luas, saya perlu membatasi pembahasan dalam
makalah ini. Pembatasan yang saya terapkan yaitu hanya membahas mengenai
definisi, sumber, kedudukan, fungsi, serta sejarah Islam.

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan saya terapkan yaitu:
1. Definisi Islam
2. Sumber Islam
3. Kedudukan Islam
4. Fungsi Islam
5. Sejarah Islam
D. TUJUAN
1. Mengetahui apa definisi dari Islam.
2. Mengetahui sumber-sumber Islam.
3. Mengetahui kedudukan Islam.
4. Mengetahui fungsi dari Islam.
5. Mengetahui Sejarah Islam.

E. MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini tak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan
saya dan pembaca tentang Islam sekaligus membuat kita lebih jauh mengenal dan
memahami nya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ISLAM
Islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh,
dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah
SWT. Orang yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap
ajaran-ajaran Islam. Seorang muslim berarti juga harus mampu menyelamatkan
diri sendiri, juga menyelamatkan orang lain.Tidak cukup selamat tetapi juga
menyelamatkan.

Secara istilah Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk
umat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Inti ajarannya (rukun Islam) adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji bila mampu.

Penjelasan

Islam datang ke bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian dengan sikap
kepasrahan total kepada Allah SWT, sehingga seorang yang beragama Islam
akan mengutamakan kedaiaman pada diri sendiri maupun pada orang lain. Juga
keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.

Dalam sebuah hadits Nabi SAW dikatakan:

‫ َو اْلُم َه اِج ُر َم ْن َهَج َر َم ا َن َه ى ُهَّللا َع ْن ُه‬،‫اْلُمْس ِلُم َم ْن َسِلَم اْلُمْس ِلُموَن ِمْن ِلَس اِنِه َو َي ِده‬

Artinya:

Seorang muslim itu yang menyelamatkan muslim yang lain dari perkataannya, dan
dari perbuatan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah
dari sesuatu yang dilarang Allah. (HR. Nasa’i).

B. SUMBER ISLAM
Sumber ajaran Islam pertama dan kedua (Al-Quran dan Hadits/As-Sunnah)
langsung dari Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw.

Sedangkan yang ketiga (ijtihad) merupakan hasil pemikiran umat Islam, yakni
para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al-
Quran dan As-Sunnah.

1. Sumber Ajaran Islam: Al-Qur’an

3
Secara harfiyah, Al-Quran artinya “bacaan” (qoroa, yaqrou, quranan),
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. 75:17-18:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengum-pulkannya dan


‘membacanya’. Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah
‘bacaan’ itu”.

Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman Allah yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran tentang keimanan (akidah/tauhid/iman),
peribadahan (syariat), dan budi pekerti (akhlak).

Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar


pula dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya. Al-Quran membenarkan
Kitab-Kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkan sebelumnya.

“Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum
yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta
alam” (Q.S. 10:37).

“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Quran itulah yang
benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya...” (Q.S. 35:31).

Al-Quran dalam wujud sekarang merupakan kodifikasi atau pembukuan yang


dilakukan para sahabat. Pertama kali dilakukan oleh shabat Zaid bin Tsabit
pada masa Khalifah Abu Bakar, lalu pada masa Khalifah Utsman bin Affan
dibentuk panitia ad hoc penyusunan mushaf Al-Quran yang diketuai Zaid.
Karenanya, mushaf Al-Quran yang sekarang disebut pula Mushaf Utsmani.

2. Sumber Ajaran Islam: Hadits/As-Sunnah

Hadits disebut juga As-Sunnah. Sunnah secara bahasa berarti "adat-istiadat"


atau "kebiasaan" (traditions). Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan,
dan penetapan/persetujuan serta kebiasaan Nabi Muhammad Saw.
Penetapan (taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw terhadap
perkataan dan perilaku sahabat.

Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam dijelaskan Al-Quran dan


sabda Nabi Muhammad Saw.

“Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga mereka


menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, lalu mereka tidak merasa berat hati terhadap putusan yang
kamu berikan dan mereka menerima sepenuh hati.” (Q.S. 4:65).

“Apa yang diberikan Rasul (Muhammad) kepadamu maka terimalah dan apa
yang dilarangnya maka tinggalkanlah.” (Q.S. 59:7).

4
“Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian berpegang
teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah (Al-
Quran) dan Sunnah-ku.” (HR. Hakim dan Daruquthni).

“Berpegangteguhlah kalian kepada Sunnahku dan kepada Sunnah Khulafaur


Rasyidin setelahku.” (H.R. Abu Daud).

Sunnah merupakan “penafsir” sekaligus “juklak” (petunjuk pelaksanaan) Al-


Quran. Sebagai contoh, Al-Quran menegaskan tentang kewajiban shalat dan
berbicara tentang ruku’ dan sujud. Sunnah atau Hadits Rasulullah-lah yang
memberikan contoh langsung bagaimana shalat itu dijalankan, mulai takbiratul
ihram (bacaan “Allahu Akbar” sebagai pembuka shalat), doa iftitah, bacaan Al-
Fatihah, gerakan ruku, sujud, hingga bacaan tahiyat dan salam.

Ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup, beliau melarang para sahabatnya
menuliskan apa yang dikatakannya. Kebijakan itu dilakukan agar ucapan-
ucapannya tidak bercampur-baur dengan wahyu (Al-Quran). Karenanya,
seluruh Hadits waktu itu hanya berada dalam ingatan atau hapalan para
sahabat.

Kodifikasi Hadits dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (100
H/718 M), lalu disempurnakan sistematikanya pada masa Khalifah Al-Mansur
(136 H/174 M). Para ulama waktu itu mulai menyusun kitab Hadits, di
antaranya Imam Malik di Madinah dengan kitabnya Al-Mutwaththa, Imam Abu
Hanifah menulis Al-Fqhi, serta Imam Syafi’i menulis Ikhtilaful Hadits, Al-Um,
dan As-Sunnah.

Berikutnya muncul Imam Ahmad dengan Musnad-nya yang berisi 40.000


Hadits. Ulama Hadits terkenal yang diakui kebenarannya hingga kini adalah
Imam Bukhari (194 H/256 M) dengan kitabnya Shahih Bukhari dan Imam
Muslim (206 H/261 M) dengan kitabnya Shahih Muslim. Kedua kitab Hadits itu
menjadi rujukan utama umat Islam hingga kini. Imam Bukhari berhasil
mengumpulkan sebanyak 600.000 hadits yang kemudian diseleksinya. Imam
Muslim mengumpulkan 300.000 hadits yang kemudian diseleksinya.

Ulama Hadits lainnya yang terkenal adalah Imam Nasa'i yang menuangkan
koleksi haditsnya dalam Kitab Nasa'i, Imam Tirmidzi dalam Shahih Tirmidzi,
Imam Abu Daud dalam Sunan Abu Daud, Imam Ibnu Majah dalam Kitab Ibnu
Majah, Imam Baihaqi dalam Sunan Baihaqi dan Syu'bul Imam, dan Imam
Daruquthni dalam Sunan Daruquthni.

3. Sumber Ajaran Islam: Ijtihad

Secara bahasa, ijtihad artinya usaha sungguh-sungguh yang dilakukan para


ahli agama (ulama) untuk mencapai suatu putusan (simpulan) hukum syara'
(syariat Islam) mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam
Alquran dan Sunah.

jtihad juga berarti pendapat atau tafsiran (KBBI).

5
Ijtihad adalah berpikir keras untuk menghasilkan pendapat hukum atas suatu
masalah yang tidak secara jelas disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Pelaku atau orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid.

Kedudukan Ijtihad sebagai sumber hukum atau ajaran Islam ketiga setelah Al-
Quran dan As-Sunnah, diindikasikan oleh sebuah Hadits (Riwayat Tirmidzi
dan Abu Daud) yang berisi dialog atau tanya jawab antara Nabi Muhammad
Saw dan Mu’adz bin Jabal yang diangkat sebagai Gubernur Yaman.

“Bagaimana memutuskan perkara yang dibawa orang kepada Anda?”


“Hamba akan memutuskan menurut Kitabullah (Al-Quran).”
“Dan jika di dalam Kitabullah Anda tidak menemukan sesuatu mengenai soal
itu?”
“Jika begitu, hamba akan memutuskannya menurut Sunnah Rasulillah.”
“Dan jika Anda tidak menemukan sesuatu mengenai hal itu dalam Sunnah
Rasulullah?”
“Hamba akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri (Ijtihadu bi
ra’yi) tanpa bimbang sedikit pun.”

“Segala puji bagi Allah yang telah menyebabkan utusan Rasulnya


menyenangkan hati Rasulullah!”
Hadits tersebut diperkuat sebuah fragmen peristiwa yang terjadi saat-saat
Nabi Muhammad Saw menghadapi akhir hayatnya. Ketika itu terjadi dialog
antara seorang sahabat dengan Nabi Muhammad Saw.
“Ya Rasulallah! Anda sakit. Anda mungkin akan wafat. Bagaimana kami
jadinya?”
“Kamu punya Al-Quran!”

“Ya Rasulallah! Tetapi walaupun dengan Kitab yang membawa penerangan


dan petunjuk tidak menyesatkan itu di hadapan kami, sering kami harus
meminta nasihat, petunjuk, dan ajaran, dan jika Anda telah pergi dari kami, Ya
Rasulallah, siapakah yang akan menjadi petunjuk kami?”
“Berbuatlah seperti aku berbuat dan seperti aku katakan!”

“Tetapi Rasulullah, setelah Anda pergi peristiwa-peristiwa baru mungkin timbul


yang tidak dapat timbul selama hidup Anda. Kalau demikian, apa yang harus
kami lakukan dan apa yang harus dilakukan orang-orang sesudah kami?”

“Allah telah memberikan kesadaran kepada setiap manusia sebagai alat


setiap orang dan akal sebagai petunjuk. Maka gunakanlah keduanya dan
tinjaulah sesuatu dan rahmat Allah akan selalu membimbing kamu ke jalan
yang lurus!”

Ijtihad adalah “sarana ilmiah” untuk menetapkan hukum sebuah perkara yang
tidak secara tegas ditetapkan Al-Quran dan As-Sunnah.

Pada dasarnya, semua umat Islam berhak melakukan Ijtihad, sepanjang ia


menguasai Al-Quran, As-Sunnah, sejarah Islam, juga berakhlak baik dan
menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

6
Lazimnya, Mujtahid adalah para ulama yang integritas keilmuan dan
akhlaknya diakui umat Islam. Hasil Ijtihad mereka dikenal sebagai fatwa. Jika
Ijtihad dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, maka hasilnya disebut
Ijma’ atau kesepakatan.

C. KEDUDUKAN AGAMA ISLAM


Kedudukan agama dalam Islam bertujuan untuk menumbuh kembangkan
akidah. Mewujudkan manusia yang taat beragama dan berakhlak mulia. Adapun
ruang lingkupnya seperti: Alqur’an dan hadist, aqidah, akhlak, fiqih, tarikh dan
kebudayaan Islam.
Agama memiliki kedudukan tersendiri sebagai penyeimbang kehidupan manusia di
dunia dan akhirat.
 Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat
 Keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani
 Keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial
 Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal
11 keistimewaan Islam
1. Lafadz Islam diberikan langsung oleh Allah SWT
Allah berfirman: “Sesungguhnya agama (yang diridhai disisi Allah hanyalah
Islam.” (QS. 3 : 19)
2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk
Islam
Firman Allah: “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : “Jika mereka
berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang
dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya
akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu.”
(QS. 8 : 38)
3. Islam menjadi sebab terhindar seseorang dari api neraka
Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk Neraka barang siapa dalam hatinya ada
iman walaupun seberat biji sawi.” (HR. Muslim)
4. Islam adalah agama dalil
Islam bukan agama opini, dalam menafsirkan Al-Quran, kita diharuskan
menafsirkan berdasarkan pemahaman para Sahabat yang langsung didapat dari
Rasulullah SAW.
5. Islam menghapus agama samawi yang lainnya
Allah berfirman: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi.” (QS. 3 : 85)

7
6. Hukum Islam berlaku untuk semua lapisan umat
7. Dalam Islam, orang yang khilaf atau lupa tidak dihukum
Allah berfirman: “Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf
padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 33 : 5)
8. Islam membahas semua urusan / perkara baik duniawi maupun ukhrowi
Pernah kaum musyrikin berkata kepada Salman Al Farisi radliallahu anhu: “Nabi
kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab
buang hajat.” Salman menjawab: “Ya, beliau mengajarkan kami adab buang
hajat.” (HR. Muslim no. 262)
9. Islam saja agama yang sempurna
Allah berfirman: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.” (QS. 5 : 3)
10. Islam menghendaki kemudahan dan sesuai dengan kemampuan.
Allah berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu.” (QS. 2 : 185)
11. Islam untuk semua umat
Allah berfirman: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (QS. 21 : 107)
D. FUNGSI ISLAM
Agama Islam, hakikatnya, adalah sistem keyakinan dan prinsip-prinsip hukum serta
petunjuk perilaku manusia, yang didasarkan pada Alquran, Hadis dan Ijtihad ulama.
Berdasarkan hal ini, Islam, paling tidak, mempunyai empat fungsi.
Pertama, Islam berfungsi sebagai tuntunan bagi manusia agar memiliki al-akhlaq
alkarimah (perangai yang mulia dan terpuji). Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq mulia. Al-akhlaq al-
karimah harus kita lakukan, baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang
berhubungan dengan sesama manusia dan alam di sekeliling kita.”
Kedua, agama Islam itu berfungsi sebagai jalan untuk menggapai kemaslahatan,
ketenangan dan kedamaian serta keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Tak
satupun ajaran dari Islam, baik perintah maupun larangan, yang bertujuan untuk
menciptakan kerusakan di muka bumi ini atau kesengsaraan di akhirat nanti. Allah SWT
berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini setelah Allah
memperbaikinya.” (QS al-A’raf: 56)

8
Ketiga, Islam mengandung ajaran-ajaran yang moderat, seimbang dan lurus, atau al-
din al-qayyim. Islam menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat. Allah berfirman:
“Dan carilah pada apa-apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dalam (kenikmatan) dunia.” (QS.
al-Qashash: 77)
Keempat, agama mestinya berfungsi sebagai pemersatu umat yang berbeda-beda,
baik dari segi keagamaan, suku dan adat istiadat. karena agama mengajarkan
bagaimana berperilaku dan bersikap secara baik terhadap orang-orang yang berbeda-
beda itu. Pemersatuan umat yang beragam ini telah dipraktikkan Nabi setelah
memasuki Kota Madinah tahun 622 H dengan membuat Piagam Madinah yang
mempersatukan umat Islam secara internal dan antara umat Islam dan umat-umat lain
yang ada di sana, khususnya Yahudi dan Nasrani.
E. SEJARAH ISLAM

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nakirah adalah isim yang masih asli, umum, tidak tertentu, dan tidak khusus, dan
bersinonim dengan kata umum dalam bahasa Indonesia. Sedangkan isim Ma'rifah
adalah isim yang menunjukkan pada sesuatu yang tertentu dan dapat langsung
diketahui maksudnya, yang diistilahkan dalam bahasa Indonesia adalah kata khusus.
Adapun isim nakirah terbagi dua, yaitu: (1) isim yang bisa menerima alif dan lam
dan (2) isim yang tidak bisa menerima alif dan lam; sedangkan Isim ma'rifah terbagi
kepada tujuh bagian, yaitu: (1) isim damir (kata ganti), (2) isim 'alam (kata benda), (3)
isim isyarah (kata tunjuk), (4) isim mausul (kata sambung), (5) isim ma'rifah dengan
alif dan lam, (6) al-Mudaf pada isim ma'rifah, dan (7) munada (kata panggil). Di
antara pembagian ma'rifah tersebut, maka yang paling ma'rifah adalah isim damir.

B. SARAN
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah

9
ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga
mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kita khususnya bagi pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al Qifari, Abudzar. 2022. Nakirah dan Ma‘ Rifah Fii Al-Qur’an. Universitas Islam
Negeri
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Fayza, Faddillah. Pembahasan Isim Nakirah dan Isim Ma’rifah dalam Bahasa Arab.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong.
Isim Ditinjau dari Ta’yin. https://metoderumuz.com/isim-ditinjau-dari-tayin/ [Diakses
pada 9 September 2023]
Isim nakiroh: Pengertian, Jenis, Macam, Tanda dan Contohnya. Online
https://www.pinhome.id/blog/isim-nakiroh-pengertian-jenis-macam-tanda-dan-
contohnya/ [Diakses pada 18 September 2023]
Isim ma'rifat: Pengertian, Fungsi, Tanda dan Contohnya. Online
https://annajah.co.id/penjelasan-isim-marifah-dan-contohnya/?k_id=9346cdef-
b474-4888-96bc-b125aee8a8a8 [Diakses pada 18 September 2023]
Shorof, Nahwu. 2021. Pembagian Kalimah Isim dalam Bahasa Arab dan
Penjelasannya. https://www.nahwushorof.id/2021/06/pembagian-kalimah
isim.html [Diakses pada 9 September 2023]

iii

Anda mungkin juga menyukai