Anda di halaman 1dari 22

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Studi Islam
Yang diampu oleh Umi Salamah, M.Pd.I.

Oleh:
Nadzir Habibul Arsy
2018.77.01.1067

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY AL HIKAM MALANG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oktober 2018,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 2
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 2
2.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
3.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1. Pengertian Islam ..................................................................................... 3
2.2. Doktrin Ajaran Islam .............................................................................. 4
2.2.1. Allah ......................................................................................... 4
2.2.2. Wahyu ...................................................................................... 4
2.2.3. Nabi dan Rasul ......................................................................... 5
2.2.4. Manusia .................................................................................... 6
2.2.5. Alam Semesta........................................................................... 7
2.2.6. Syetan dan Iblis ........................................................................ 7
2.2.7. Kafir ......................................................................................... 8
2.2.8. Jihad ......................................................................................... 8
2.3. Dimensi Ajaran Islam ............................................................................. 9
2.3.1. Syari’ah .................................................................................... 9
2.3.2. Thariqoh ................................................................................... 9
2.3.3. Tasawwuf ............................................................................... 10
2.3.4. Iman, Islam dan Ihsan ............................................................ 14
2.4. Ritualisasi dan Upacara Keagamaan ..................................................... 16
2.5. Institusi Kelembagaan dan Organisasi Islam ........................................ 17
BAB III PENUTUP .................................................................................... 20
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 20
3.2. Saran ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21

1
BAB I
PENDULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama islam adalah agama yang kaffah, diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW. Nabi Muhammad dijadikan Allah sebagai Rasul adalah untuk
menyempurnakan Akhlaq. Karena akhlak adalah hal yang paling penting.
Disamping itu agama yang ada disisi Allah hanyalah agama Islam. Sehingga
banyak ulama’ yang beranggapan bahwa semua ajaran yang di bawa oleh nabi-nabi
terdahulu adalah agama Islam.
Melihat banyaknya orang yang sudah mulai meremehkan ajaran agama
islam, Maka dari itu dalam makalah yang singkat ini saya akan membahas tentang
Pokok Pokok Ajaran Islam mulai dari segi Aqidah, Mu’amalah, Syari’ah, dan lain
sebagainya, yang merupakan hal penting dalam memperdalam ilmu Agama Islam.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat pendahuluan yang saya paparkan diatas, maka makalah ini akan membahas
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa perngertian dan makna Islam ?
2. Apa saja dokrin-doktrin yang ada dalam ajaran Islam ?
3. Apa saja dimensi yang muncul dalam islam ?
4. Apa saja pelaksanaan ritualitas dan upacara agama ?
5. Apa saja institusi kelembagaan dan organisasi Islam ?

1.3 Tujuan pembahasan


Tujuan pembahasan makalah ini sebagai berikut
1. Mengetahui pengertian dan makna islam
2. Mengetahui dokrin-doktrin ajaran islam
3. Mengetahui dimensi Islam
4. Mengetahui ritual dan upacara agama Islam
5. Mengetahui institusi kelembagaan dan organisasi islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Islam
Secara etimologi, islam merupakan kata jadian bahasa arab, yang berasal
dari :
1. Dari kata al-slam, al-salam, al-salamah, artinya bersih dan selamat dari
kecacatan lahir dan batin atau “al-khulush wa al-ta’ari al-afat al-dhahiran
wa al-bathinan” (bebas dan bersih dari penyakit lahir dan batin)
2. Dari kata al-silmu dan al-salmu artinya damai dan selamat atau “al-shulh
wa al-aman”
Kedua kata tersebut dari kata kerjanya salima yang berarti selamat.damai,
sentosa. Kata ini mempunya maksud bahwa dengan berislam, seseorang
akan memperoleh keselamatan, kedamaian dan kesentosaan baik didunia
maupun di akhirat.
3. Dari kata al-salmu, dan al-silmu, dalam arti “al-tha’ah wa al-idz’amu wa
istislam”. (taat, tunduk, patuh, menyerahkan diri). Kata ini dari kata kerja
aslama yang berarti berserah diri1

Secara terminologi, islam mempunyai cakupan sebagai berikut :


1. Wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada RasulNya untuk
disampaikan kepada segenap umat manusia dimana saja dan sepanjang
masa.
2. Suatu sistem keyakinan dan ketentuan ilahi yang mengatur segala peri
kehidupan dan penghidupan manusia dalam berbagai hubungan, baik
hubungan manusia dengan tuhanya, hubungan manusia dengan sesama
manusia, maupun hubungan manusia dengan alam.
3. Bertujuan mencari keridhaan Allah, keselamatan dunia dan akhirat serta
bagi segenap yang lain.
4. Pada garis besarnya islam terdiri atas aqidah, syari’ah (yang meliputi ibadah
dalam arti khas dan muamalah dalam arti luas) dan akhlaq.

1
Mudzakir A, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Wahid Hasyim University Press,2014),
hlm. 81
3
5. Bersumber pada kitab suci Al-Qur’an sebagai penyempurna wahyu-wahyu
Allah sebelumya, sejak manusia dihadirkan dibumi, yang dilengkapi dan
dijelaskan oleh Sunnah Rasulullah SAW.2

2.2. Doktrin Ajaran Islam


2.2.1 Allah
Dalam kepercayaan Islam, Allah adalah tuhanya orang islam. Tuhan
yang menciptakan dan mengatur alam semesta beserta isinya. Hal ini
sangatlah penting untuk orang islam, karena ketaatan orang islam tergantung
seberapa yakin dengan tuhannya. Melalui hadis Jibriliyyah3 yang disebutkan
dalam kitab Arba’in Nawawi4. Iman kepada Allah adalah yang paling
pertama dan paling utama. Beriman kepada Allah adalah syarat seseorang
untuk masuk agama islam, karena jika seseorang tidak mempercayai adanya
tuhan, maka keislamanya perlu dipertanyakan.
Dalam hal ini Ilmu Tauhid menjelaskan bahwa tuhan itu adalah Esa,
yang tidak terbagi oleh apapun. Tauhid meliputi tauhid Uluhiyah, Tauhid
Rububiyah, dan Tauhid Asma wa Sifat. Tauhid Uluhiyah menjelaskan bahwa
Allah adalah satu satunya illah sesembahan yang haq sehingga sesembahan
selaiNya adalah batal5. Tauhid Rububiyah menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang ada di alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan
wujud-Nya, kesemuanya adalah hasil dari perbuatan Allah semata6. Tauhud
Asma wa Sifat Menjelaskan bahwa Allah memiliki sifat yang tidak sama
dalam subtansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dari segi
bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat tersebut sama.7

2.2.2 Wahyu

2
Mudzakir A, Pengantar...,hlm. 82.
3
Menurut ahli hadis, hadis jibriliyyah adalah perbincangan Nabi Muhammad dengan
Malaikat Jibril yang menyamar menjadi manusia, untuk menerangkan suatu permasalahan kepada
sahabat nabi
4
Kitab yang dikarang oleh imam nawawi yang berisi 42 hadis penting di dalamnya.
5
Mudzakir A, Pengantar..., hlm. 118
6
M. Asnawi, dkk, Ilmu kalam kelas X, (Jakarta: Kementrian Agama, 2014), hlm. 28.
7
M. Asnawi, dkk, Ilmu kalam..., hlm. 27.
4
Kata wahyu berasal dari bahasa arab yaitu ”al-wahy” yang berarti
suara, api, dan kecepatan. Menurut kamus al-mufrodat fi Ghoro’ib al-qur’an
makna aslinya adalah al-isyaratu al-syari’ah yang memiliki arti isyarat yang
cepat yang disampaikan kedalam hati8. Wahyu merupakan sebuah
pencerahan, sebuah bukti atas realitas dan sebuah penegasan kebenaran. Ia
adalah sebuah tanda yang jelas, sebuah bukti atau indikasi, makna atau
signifikansi, bagi seorang pemerhati, yang harus diamati, direnungkan dan
dipahami.9
Wahyu Allah yang diturunkan kepada umat manusia adalah Al-
Qur’an yang sekarang menjadi kitab suci, tetapi perkataan nabi juga disebut
wahyu seperti telah disebutkan dalam al-qur'an. Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)10. Dalam hal ini
bisa disebutkan bahwa Hadis11 dan Sunnah12 nabi merupakan wahyu dari
Allah yang secara tidak langsung diturunkan oleh Allah.
Kitab yang disampaikan Allah kepada RasulNya ada empat, Zabur
yang diturunkan kepada Nabi Dawud As, Taurat yang ditirunkan kepada Nabi
Musa As, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa As, dan Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab Allah yang paling
sempurna adalah Al-Qur’an.
2.2.3 Nabi dan Rasul
Nabi adalah manusia pilihan Allah yang diberi wahyu oleh Allah,
jumlahnya ada 124.000, sedangkan rasul adalah manusia pilihan Allah yang
diberi wahyu oleh Allah dan diberi tugas untuk menyampaikannya kepada
umat manusia, jumlah rasul ada 313. Nabi dan rasul terahir adalah Nabi
Muhammad SAW.

8
Hudallah, Ilmu Kalam Kelas XII, (Jakarta: Kementrian Agama, 2016), hlm. 5.
9
Khoridatul M, ”Konsep Wahyu Al-Qur’an Dalam Perspektif Nasr Hamid Abu Zaid”,
Hermeneutik, 1 (Juni, 2015), hlm.
10
QS. An-Najm (53): 3-4.
11
Hadis menurut ahli hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya, sesudah Nabi Muhammad
SAW diangkat menjadi nabi.
12
Sunnah menurut ahli hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya, sesudah dan sesudah Nabi
Muhammad SAW diangkat menjadi nabi.
5
Disamping itu ada nabi dan rasul yang di beri gelar dengan ulul azmi,
mereka adalah nabi dan rasul yang paling sabar dalam menghadapi ujian yang
diterimanya. Nabi dan rasul yang diberi gelar ulul azmi ada lima, yaitu Nabi
Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As dan Nabi Muhammad
SAW.
Nabi Ibrahim As dan Nabi Muhammad Saw, adalah dua sosok yang
menjadi panutan utama risalah dakwah dizaman sekarang. Kesabaran dan
perjuanhgan dakwah dari dua Nabi Ulul Azmi tersebut membuahkan nilai
yaitu Syari’at dan Millah yang dapat diikuti dan dijalani bagi ummat Islam
hari ini sampai akhir masa. Saking istimewanya kedia nabi ini sampai sampai
dido’akan oleh umat islam sampai hari kiamat dalam setiap bacaan shalat
pada tahiyyat yakni berupa bacaan shalawat13
2.2.4 Manusia
Menurut seorang ahli pemdidikan mesir Munir Mursyid,
berpendapat tentang manusia sebagai animal rationale atau al-Insan
hayawan al-Natiq bersumber dari filsafat yunani dan bukan dari ajaran islam.
Terkain dengan hal ini adalah gagalnya teori evolusi Charles Darwin.
Ternyata darwin tak pernah bisa membuktikan dan menjelaskan mata rantai
yang terputus (missing link) dalam proses transformasi primata menjadi
manusia. Jadi pada hakikatnya manusia tidak pernah berasal dari hewan
manapun, tetapi makhluq sempurna ciptaan Allah dengan berbagai
potensinya, “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”(QS:95:4)14
Manusia menjadi khalifah dibumi ini dan mempunya tugas untuk
menjaga keharmonisan antara manusia, hewan, dan alam semesta. Tentunya
dengan akal yang telah diberi oleh Allah SWT, manusia harus memiliki sikap
dan greget untuk menjaga keharmonisan di bumi ini, dengan kesempurnaan
yang telah diberi oleh Allah SWT tentunya manusia akan jauh lebih baik dari
pada makhluk yang lain.

13
Hamam W, Bambang M, dan Ida A. Nilai Nilai Dakwah Ulul Azmi Dalam Al-Quran.
Komunikasi penyiaran islam, gelombang 2, tahun akademik 2015-2016
14
Siti K, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam Dan Barat”, Didaktita, 2 (Februari
2013), hlm. 298.
6
Manusia diciptakan oleh Allah berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
untuk saling mengenal satu sama lain, bukan untuk saling membenci.
Perbedaan yang muncul di antara manusia diharapkan menjadi warna-warna
keharmonisan, bukan menjadi perdebatan yang berakibat kepada permusuhan
sesama manusia. Karena Nabi Muhammad SAW pernah bersabda
“perbedaan diantara umatku adlaah rahmat”.
2.2.5 Alam Semesta
Para filsuf sebelum al-Ghazali mempunya pendapat bahwa alam itu
qadim (tidak mempunya permulaan), ini merupaka pendapat Aristoteles dan
pengikutnya. Para filsuf muslim sebelum al-Ghazali mengatakan bahwa alam
ini qadim. Sebab qadim tuhan atas alam semesta sama halnya dengan
wadimnya illat atas ma’lulnya. (ada sebab akibat). Yakni dati dzat dan
tingkatanya, juga dari segi zamannya. Menurut al-Ghazali yang qadim (tidak
mempunyai permulaan) hanyalah tuhan semata. Maka, selain tuhan haruslah
baru (hadis). Karena apabila terdapat sesuatu yang qadim selain tuhan, maka
dapat muncul paham; apabila yang qadim banyak, berarti tuhan banyak;
pemikiran ini tentu menimbulkan kemusyrikan yang pelakunya dosa besar
yang tidak dapat diampuni Tuhan; atau golongan ateisme yang menyatakan
bahwa alam yang qadim tidak perlu adanya pencipta.15
2.2.6 Syetan dan Iblis
Setan (Syaitan) berasal dari bahasa arab diambil dari bahasa ibrani
yang berarti lawan atau musuh. Ada juga yang mengatakan bahwa setan
merupakan kata arab asli (syatana, syata, syawata, syatana) yang
mengandung makna jauh, sesat, berkobar dan terbarbar seta ekstrim. kata
syatana yang berarti jauh, karena setan menjauhkan dari kebenaran atau
menjauh dari rahmat Allah SWT.16
Kata “iblis” pertama kali muncul dalam kisah penciptaan adam,
dimana Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepada
Adam. Seluruh malaikat bersujud kecuali sosok makhluk yang Allah sebut

15
A. Atabik, “Konsep Penciptaan Alam”, Fikrah, 1 (Juni, 2015), hlm. 103-104.
16
Muktafi’. “Penciptaan Setan Untuk Kebaikan Manusia”, Islamica, 2 (Maret, 2012), hlm.
7
sebagai Iblis, jadi iblis sesungguhnya adalah makhluk pembangkang yang
menolak perintah Allah dengan sombong.17
2.2.7 Kafir
Kafir secara bahasa arinya menutupi, orang bersikap kufur disebut
kafir. Oleh karenanya, bangsa arab menyebut malam dengan nama kafir,
dikarenakan malam menutupi siang. Oleh karena itu dalam bahasa arab
dinamai kafir karena ia menutupi siang. Sedangkan Kufur menurut
ensiklopedia Islam adalah al-Kufr (tertutup) atau tersembunyi, mengalami
perluasan makna menjadi ingkar dan tidak percaya, ketidak percayaan kepada
tuhan, yakni sebuah kehendak untuk mengingkari tuhan, sengaja tidak
mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.18
Kufur dibagi menjadi dua, ada kufur besar dan kufur kecil. Diantara
kufur yang besar adalah kufur karena mendustakan Allah, kufur karena
sombong, kufur karena ragu, kufur karena berpaling, dan kufur nifaq. Ada
juga kufur kecil, diantaranya adalah kufur nikmat, Qishah dan lain sebagainya
2.2.8 Jihad
Secara etimologi, jihad berasal dari kata kerja jahada-yujahidu,
masdarnya jihadan wa mujahadan. Dalam lisan al-arab, ibnu Mandzur
menjelaskan bahwa jihad berasal dari kata al-Juhd yang artinya kekuatan,
usaha, kesulitan. Perndapat Ibnu Mandzur sependapat dengan Muhammad
Murtadha al-Husni al-Zabidi. Sedangakan menurut terminologi jidah
memiliki makna beragam. Menurut lembaga riset Bahasa Arab-Mesir dalam
al-Mu’jam al-Wasith, jihad adalah memerangi kafir yang tidak ada ikatan
perjanjian damai.19
Ada beberapa macam jihad diantaranya adalah jihad al-Nafs (jihad
melawan hawa nafsu), Jihad al-Syaithan (jihad melawan syetan), jihad al-
Kuffar wa al-Munaffiqin (jihad melawan orang orang kafir dan orang orang

17
Anisah S. “Iblis Dan Upayanya Dalam Menyesatkan Manusia Dalam Perspektif Al-
Qur’an”, Hermeneutik, 1 (Juni,2013), hlm. 124.
18
Hudallah, Ilmu kalam..., hlm. 18.
19
Rif’at H.M, “Konsep Jihad dalam Perspektif Islam”, Kalimah, 1 (Maret, 2013) hlm 135-
136.
8
munafiq20), jihad al-Babi al-Zulmi wa al-Bida’ wa al Munkarat (jihad
melawan orang orang dzalim, ahli bid’ah dan pelaku kemungkaran).

2.3. Dimensi-Dimensi Islam


2.3.1 Syari’ah
Secara etimologi, kata syari’at berarti sumber air yang digunakan
untuk minum, namun dalam perkembanganya, kata ini lebih sering dipakai
untuk menyebut jalan yang lurus (al-Thotiqotu al-Mustaqim) yakni agama
yang benar. Secara terminologi, para pakar fiqih menjelaskan syari’at sebagai
berikut :
1. Al-Syabiti menjelaskan bahwa syari’at itu sama dengan
agama.
2. Manna al-Qattan(pakar fiqih dari mesir) mengatakan bahwa
syari’at itu ketentuan Allah SWT. Bagi hamba-hamba-Nya,
yang meliputi akidah, ibadah, akhlaq, dan tata kehidupan
manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Fathi al-Duraini (guru besar Universitas Damaskus)
mengatakan bahwa syari’at adalah yang diturunkan oleh
Allah SWT, baik yang ada dalam Al-Qur’an maupun
Hadis.21
Pada dasarnya Maqoshid al-Syari’ah22 ada lima.. Yaitu hifdzu al-Din
(Menjaga Agama), Hifdzu al-‘Aql (Menjaga Akal), Hifdzu al-Nafs (Menjaga
Diri), Hifdzu al-Nasl (Menjaga Nasab), Hifdzu al-Maal (Menjaga Harta).
2.3.2 Thariqoh
Secara bahasa kata thariqoh berasal dari bahasa arab thariqotun,
jamaknya adalah thuruq yang berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara,
(2) metode, sistem atau uslub, (3) madzhab, aliran, haluan (4) keadaan atau

20
Munafiq adalah masdar daru nifaq, artinya orang yang seolah olah dirinya islam, tetapi
pada dasarnya ia menyembunyikan kekafiran dan kejahatanya. Dalam makna lain munafiq adalah
perkataan dan hatinya berbeda.
21
Andi S, dan Ulfah H.M, Buku Fiqih-Ushul Fiqih kelas X, (Jakarta: Kementrian Agama,
2014 ) hlm. 6.
22
Maqashid al-Syari’ah berasal dari dua kata, Maqasid yang berarti tujuan, dan syari’ah
yang berarti sumber air. Secara terminologi Maqosid al-Syari’ah adalah tujuan adanya syari’at Allah
yang diperuntukan untuk manusia.
9
halah, (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung. Secara definisi Syekh
Muhammad Amin al-Kurdi mengemukakan tiga definisi yaitu:
1. Thoriqoh adalah pengalaman syari’at, melaksanakan ibadah
dengan tekun dan menjauhkan diri dari sikap meremehkan
ibadah
2. Thoriqih adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah
Allah sesuai dengan kesanggupanya; baik larangan dan
perintahnya yang nyata, maupun yang tidak
3. Thariqoh adalah meninggalkan yang haram dang yang makruh,
memperhatikan hal hal mubah, keutamaan (Fadhilah),
menunaikan hal hal yang diwajibkan dan yang disunnahkan,
sesuai dengan kesanggupan dibawah bimbingan seorang Arif23
(syekh) dari (Shufi) yang mencita citakan suatu tujuan.24
2.3.3 Tasawwuf
Tasawwuf menurut menurut etimologi berasal dari berbagai kata, (1)
al-Shuuffah (orang yang berpindah-pindah). Artinya orang ikut berpindah
dengan rasullullah dari Makkah ke Madinah. (2) al-Saff (Barisan). Kaum sufi
mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih, ikhlas dan senantiasa memilih
barisan paling depan dalam sholat berjamaah. (3) Sufi (Suci). Yang berarti
selalu ingin mensucikan hatinya dari sifat yang jelek. (4) Shopos
(Kebijaksanaan). Artinya kebijaksanaan sikap mental yang selalu memelihara
kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan
selalu bersikap bijaksana. (5) shuf (Bulu Domba). Disebut Shuf karena orang
sufi senang memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang
akan kerendahan hatinya. Serta meninggalkan usaha usaha yang bersifat
duniawi.25
Secara terminologi, Tasawwuf adalah sikap mental yang selalu
memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban, untuk
kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana dalam menggapai ridha Allah SWT.

23
Biasanya orang yang membimbing atau guru dalam thariqah disebut mursyid. Mursyd
harus mempunyai kezuhudan dan kewara’an yang tinggi disamping itu harus mempunyai tanggung
jawab yang besar kepada thariqah yang dianutnya.
24
M. Reza A, Buku Aqidah kelas XII, (Jakarta: Kementrian Agama, 2016) hlm. 5.
25
M. Hamzah, dkk, Buku Aqidah kelas XI, (Jakarta: Kementrian Agama, 2015) hlm. 115.
10
Al-Jily pencetus teori fanā’, baqa’, dan ittiḥād dalam tasawuf
mengemukakan, bahwa tasawuf mencakup tiga aspek yaitu khā’, ḥā’ dan jim,
maksudnya takhalli mengosongkan diri dari perangai yang tercela; ḥa’,
maksudnya tah ̣alli, berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji; dan jim,
maksudnya tajalli, berarti mengalami kenyataan ketuhanan.
Ada tiga sudut pandang yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
definisi tasawuf: Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas,
yang Kedua sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang
dan yang Ketiga sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan.26
Dalam ajaran Sunni ada istilah ajaran tasawwuf Sunni27. Munculnya
tokoh tokoh dan aliran tasawwuf ini begitu berperan dalam tasawwuf sunni.
Diantaranya sebagai berikut :
1. Hasan al-Basri
Hasan al-Basri adalah seorang sufi angkatan tabi’in, seorang
yang sangat takwa28, wara’29 dan zahid30. Nama lengkapnya
adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Ḥasan. Lahir di Madinah
pada tahun 21 H tetapi dibesarkan di Wadi al-Qura.
Hasan Basri menjadi orang yang sangat berperan dalam
pertumbuhan kehidupan sufi di Bashrah. Ajaran Pokok Hasan al-
Baṣri adalah zuhd, khauf31 dan raja’.32. Dasar pendiriannya yang
paling utama adalah zuhd terhadap kehidupan duniawi sehingga
ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi.
2. Rabi’ah al-Adawiyah
Nama lengkapnya adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al-
Adawiyah al-Baṣariyah, juga digelari Umm al-Khair. Ia lahir di
Bashrah tahun 95 H, disebut Rabi’ah karena ia puteri ke empat

26
M. Hamzah, dkk, Buku Aqidah..., hlm. 112-113.
27
Ajaran Tasawwuf yang berusaha memadukan aspek syari’ah dan hakikat, namun diberi
interpretasi dan metode baru yang dikenal pada masa shahabat al-shalihin dan lebih mementingkan
cara cara mendekatkan diri kepada Allah serta bagaimana meninggalkan diri dari hal-hal yang dapat
menggangu kekhusyu’an jalan ibadah yang mereka lakukan.
28
Menjalanjan segala perintah Allah dan Menjauhi LaranganNya
29
Menghindari segala sesuatu yang masih bersifat Syubhat
30
Meninggalkan semangat untuk meraih hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
31
Takut kepada Allah.
32
Selalu mengharap-harap ridha dari Allah SWT.
11
dari anak-anak Ismail. Diceritakan, bahwa sejak masa kanak-
kanaknya dia telah hafal al-Quran dan sangat kuat beribadah
serta hidup sederhana.Ajaran pokok yang terpenting dari sufi
wanita ini adalah al-mahabbah.33
Hal ini ada kaitannya dengan kodratnya sebagai wanita yang
berhati lembut dan penuh kasih, rasa estetika yang dalam
berhadapan dengan situasi yang ia hadapi pada masa itu. Cinta
murni kepada Tuhan adalah puncak ajarannya dalam tasawuf
yang pada umumnya dituangkan melalui syair-syair dan kalimat-
kalimat puitis.
3. Al-Ghazali
Menurut Abu al-Wafa’ al-Ganimi al-Taftazani, ada dua
corak tasawuf yang berkembang di kalangan sufi, yaitu pertama,
corak tasawuf sunni, di mana para pengikutnya memagari
tasawuf mereka dengan al-Quran dan as-Sunnah serta
mengaitkan keadaan dan tingkatan rohaniah mereka dengan
keduanya.
Kedua, corak tasawuf semi-filosofis, di mana para
pengikutnya cenderung pada ungkapan-ungkapan ganjil serta
bertolak dari keadaan fana menuju pernyataan tentang
terhadinya penyatuan ataupun hulul.34
Di tangan al-Ghazali lah tasawuf sunni mencapai
kematangannya. Abdul Qadir Mahmud berpendapat bahwa para
pemimpin sunni pertama telah menunjukkan ketegaran mereka
menghadapi gelombang pengaruh gnostik35 barat dan timur,
dengan berpegang teguh pada spirit Islam, yang tidak
mengingkari sufisme yang tumbuh dari tuntunan Alquran, yang

33
Mahabbah adalah rasa cinta yang begitu dalam sehigga dia tidak mempunyai kecintaan
selain dia.
34
Penyerapan roh ketuhanan ke dalam tubuh manusia
35
Agama dualistik, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh filosof Yunani, Yudaisme
dan Kristenan.
12
membawa syariat, juga yang menyuguhkan masalah-masalah
metafisika36.
4. Al-Hallaj
Al-Hallaj ini memiliki nama lengkap Husein bin Mansur al-
Hallaj. Lahir pada tahun 244 H atau 858 M di salah satu kota
kecil Persia, yakni kota Baidha. Masa kecilnya ia habiskan di
kota Wasiṭ dekat dengan Bagdad sampai usia 16 tahun. Diusia
16 ini ia mulai meninggalkan kota Wasith untuk menuntut ilmu
kepada seorang Sufi besar dan terkenal, yakni Sahl bin Abdullah
al-Tustur di negri Ahwaz.
Pokok dari ajaran al-h ̣ulul adalah pertama, diri manusia tidak
hancur, kedua ada dua wujud, tetapi bersatu dalam satu tubuh.
Helbert W. Mason berpendapat al-hulul adalah penyatuan sifat
ketuhanan dengan sifat kemanusiaan. Akan tetapi, dalam
kesimpulannya, konsep hulul al-Hallaj bersifat majazi, tidak
dalam pengertian yang sebanarnya. Menurutt Nashiruddin at-
Thusiy, al-hulul adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan
memilih tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di
dalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam
tubuh itu dilenyapkan.
5. Muhy al-Din Ibn ‘Araby
Ibn ‘Arabi, nama lengkapnya adalah Muhyi al-din Abu ‘Abd
Allah Muhammad bin ‘Ali Bin Muhammad bin Ahmad bin ‘Abd
Allah al-Hatmi at-Ta’i. Ia adalah seorang pemikir sufi yang
sangat terkenal dalam dunia Islam. Ia juga merupakan seorang
pemikir yang selalu menampilkan gagasan keagamaan yang
tidak lazim, selama hidupnya tak jarang Ibn ‘Arabi mendapat
kecaman dan perlawanan dari berbagai kalangan, terutama
kelompok ahli fikih yang terkenal literalis dan formalis, di
antaranya adalah Ibn Taymiyyah dan Ibn al-Qayyim al-Jawzi.

36
Matafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analistis atas hakikat
fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya,
13
Ajaran sentral Ibn Arabi adalah tentang wahdat al-wujud
(kesatuan wujud). Meskipun demikian, istilah wahdat Al-wujud
yang dipakai untuk menyebut ajaran sentralnya itu tidaklah
berasal dari dia, tetapi berasal dari Ibnu Taimiah, tokoh yang
paling keras dan mengecam dan mengkritik ajaran sentralnya
tersebut.37

2.3.4 Iman38, Islam39, dan Ihsan40


Untuk menjelaskan tentang iman, islam dan ihsan. Dapat dijelaskan
dalam hadis Arba’in Nawawi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sebagai
berikut :

‫س ْو ِل‬ ُ ‫س ِع ْندَ َر‬ ٌ ‫ بَ ْينَ َما ن َْح ُن ُجلُ ْو‬: ‫ي هللاُ َع ْنهُ أَيْضا ً قَا َل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع َم َر َر‬ ُ ‫َع ْن‬
‫اض‬ ِ َ‫ش ِد ْيد ُ بَي‬ َ ‫طلَ َع َعلَ ْينَا َر ُج ٌل‬ َ ‫ات يَ ْو ٍم إِ ْذ‬ َ َ‫سلَّ َم ذ‬َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫هللا‬
‫ َوالَ َي ْع ِرفُهُ ِمنَّا‬،‫سفَ ِر‬ َّ ‫ الَ يُ َرى َعلَ ْي ِه أَث َ ُر ال‬،‫ش ْع ِر‬ َّ ‫س َوا ِد ال‬ َ ُ ‫ش ِد ْيد‬
َ ‫ب‬ ِ ‫الثِ َيا‬
‫س ِإلَى النَّ ِبي ِ صلى هللا عليه وسلم فَأ َ ْسنَدَ ُر ْك َبت َ ْي ِه ِإلَى‬ َ َ‫ َحتَّى َجل‬،ٌ‫أ َ َحد‬
،‫ َيا ُم َح َّمد أ َ ْخ ِب ْر ِني َع ِن اْ ِإل ْسالَ ِم‬:‫علَى فَ ِخذَ ْي ِه َوقَا َل‬ َ ‫ض َع َكفَّ ْي ِه‬ َ ‫ُر ْك َبت َ ْي ِه َو َو‬
َّ‫ اْ ِإل ِسالَ ُم أ َ ْن ت َ ْش َهدَ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِال‬: ‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫فَقَا َل َر‬
‫ص ْو َم‬ُ َ ‫الزكاَة َ َوت‬ َّ ‫ي‬ َ ِ‫صالَة َ َوتُؤْ ت‬ َّ ‫س ْو ُل هللاِ َوت ُ ِقي َْم ال‬ ُ ‫هللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر‬
‫ فَ َع ِج ْبنَا‬،‫ت‬ َ ‫صدَ ْق‬ َ : ‫سبِ ْيالً قَا َل‬ َ ‫ت ِإلَ ْي ِه‬
َ ‫ط ْع‬ َ َ ‫ْت ِإ ِن ا ْست‬ َ ‫ضانَ َوت َ ُح َّج ْالبَي‬ َ ‫َر َم‬
ِ‫ أ َ ْن تُؤْ ِمنَ بِاهلل‬: ‫ان قَا َل‬ ِ ‫ فَأ َ ْخ ِب ْرنِي َع ِن اْ ِإل ْي َم‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ص ِدقُه‬ َ ُ‫لَهُ َي ْسأَلُهُ َوي‬
‫ قَا َل‬.‫اآلخ ِر َوتُؤْ ِمنَ ِب ْالقَدَ ِر َخي ِْر ِه َوش َِر ِه‬ ِ ‫س ِل ِه َو ْال َي ْو ِم‬ ُ ‫َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو ُر‬
‫ أ َ ْن ت َ ْعبُدَ هللاَ َكأَنَّ َك ت َ َراهُ فَإ ِ ْن‬:‫ قَا َل‬،‫ان‬ ِ ‫س‬َ ‫ قَا َل فَأ َ ْخبِ ْرنِي َع ِن اْ ِإل ْح‬،‫ت‬ َ ‫صدَ ْق‬ َ
‫ َما ْال َم ْسؤ ُْو ُل‬:‫ قَا َل‬،‫سا َع ِة‬ َّ ‫ فَأ َ ْخبِ ْرنِي َع ِن ال‬:‫ قَا َل‬. ‫اك‬ َ ‫لَ ْم ت َ ُك ْن ت َ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َر‬
ُ‫ قَا َل أ َ ْن ت َ ِلدَ اْأل َ َمة‬،‫اراتِ َها‬ َ ‫ قَا َل فَأ َ ْخ ِب ْرنِي َع ْن أ َ َم‬.‫سائِ ِل‬ َّ ‫َع ْن َها ِبأ َ ْعلَ َم ِمنَ ال‬
،‫ان‬ ِ َ‫ط َاولُ ْونَ فِي ْالبُ ْني‬ َ َ ‫اء يَت‬
ِ ‫ش‬ َّ ‫َربَّت َ َها َوأ َ ْن ت َ َرى ْال ُحفَاة َ ْالعُ َراة َ ْال َعالَةَ ِر َعا َء ال‬

37
M. Hamzah, dkk, Buku Aqidah..., hlm. 137-147
38
Iman secara bahasa artinya At Tashdiq (membenarkan) dengan hati. Sedang secara istilah
adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah Ta’ala adalah Dzat
yang wahid (satu), ahad (esa), fard (sendiri), shamad (tempat bergantung)
39
Sesungguhnya Islam dan iman apabila bertemu dalam satu tempat, maka Islam
ditafsirkan sebagai amalan-amalan lahir, sedangkan iman ditafsirkann sebagai amalan-amalan batin
yang berupa keyakinan.
40
Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika tidak bisa maka
hendaknya meyakini bahwa Allah melihat kita. Jadi ihsan merujuk pada kekhusyu’an dalam
beribadah, memperhatikan hak Allah dan menyadari adanya pengawasan Allah kepadanya serta
keagungan dan kebesaran Allah selama menjalankan ibadah.
14
ُ‫ هللا‬: ُ‫سائِ ِل ؟ قُ ْلت‬
َّ ‫ع َم َر أَت َ ْد ِري َم ِن ال‬ ُ ‫ يَا‬: ‫ ث ُ َّم قَا َل‬،‫طلَقَ فَلَ ِبثْتُ َم ِليًّا‬ َ ‫ث ُ َّم ا ْن‬
. ‫ قَا َل فَإِنَّهُ ِج ْب ِر ْي ُل أَتـَا ُك ْم يُ َع ِل ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬. ‫س ْولُهُ أ َ ْعلَ َم‬
ُ ‫َو َر‬
]‫[رواه مسلم‬
Yang artinya : Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika
kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari
tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat
putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas
perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam)
seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka
bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah
engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah,
dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian
dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula
yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang
Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia
berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku
tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah
kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya
maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku
tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya
tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku
tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan
dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam
sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa

15
yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “.
Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud)
mengajarkan agama kalian “. (riwayat Muslim).

2.4. Amalan Ritualitas dan Upacara Keislaman


Amalan41 ritualitas42 pada islam ada dua macam, amalan yang wajib dan
amalan yang sunnah. Amalan yang wajib mempunyai konsekuensi jika tidak
dilakukan maka mendapatkan dosa, jika dilakukan mendapatkan pahala. Amalan
sunnah mempunyai kensekuensi, jika dilakukan mendapatkan pahala, jika tidak
dilakukan tidak berdampak apa-apa. Contohnya sebagai berikut :
1. Amalan wajib
a. Sholat43, ibadah yang diawali dengan Takbir al-Ihram. Dan
diakhiri dengan salam. Setiap hari di lakukan dalam lima
waktu.
b. Zakat44, mengeluarkan sebagian harta karena harta tersebut
telam memenuhi 1 nisab dan haul.
c. Puasa/Shoum, Menahan diri dari hal-hal yang
membatalkan45 puasa mulai terbitnya fajar, Hingga
terbenamnya matahari. Puasa yang wajib bagi umat islam
adalah pada bulan ramadhan.
d. Haji, kewajiban ziarah seorang muslim ke kota haramain,
yang wajib dilakukan satu kali dalam seumur hidup jika ia
mampu, dengan ketentuan syarat dan rukun yang sudah
ditentukan.
2. Amalan Sunnah
Segala perbuatan ibadah yang tidak wajib dilakukan, seperti sholat
sunnah, i’tikaf dimasjid, shodaqoh, dan lain-lain. Kecuali ada

41
Berasal dari bahasa Arab ‘Amala yang berarti pekerjaan atau aktifitas.
42
Suatu simbol penyembahan kepada tuhan.
43
Menurut bahasa artinya adalah Do’a
44
Berasal dari bahasa Arab Zakka-Yuzakki yang berarti mensucikan
45
Hal-hal yang membatalkan puasa adalah, segala sesuatu yang masuk kedalam perut,
melakukan hubungan suami istri, dan ber-hadast besar.
16
penyebab yang mewajibkan seseorang untuk melakukan amalan
sunnah tersebut
Adapun upacara keislaman adalah yang ada dalam islam adalah mencakup
sebagai berikut :
1. Idul Fitri : perayaan yang dilakukan setiap tanggal 1 syawal. Yang
menandai berakhirnya puasa ramadhan. Diawali sholat Idul Fitri dan
dilanjutkan dengan saling bermaafan.
2. Idul adha : perayaan yang dilakukan setiap tanggal 10 dzulhijjah,
diawali dengan sholat Idul Adha, dan dilanjutkan dengan
menyembelih hewan qurban.
3. Maulid Nabi : perayaan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, yang
dilaksanakan setiap 12 Rabi’ul Awwal.
4. Isra’ Mi’raj : peristiwa safari Nabi Muhammad SAW menemui
Allah SWT, dan menjadi awal ditetapkanya Shalat sebagai Ibadah
kepada Allah
5. Tahun Baru Islam : setiap satu Muharram umat islam merayakan
tahun baru islam.

2.5. Institusi Kelembagaan Organisasi Keislaman


Kelembagaan Organisasi Islam ada kalanya berupa lembaga yang formal,
ada lembaga yang berupa ormas masyarakat dan lembaga pendidikan.
1. Formal
a. Departemen Agama : Kementerian Agama Republik Indonesia
adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan agama. Kementerian Agama dipimpin oleh
seorang Menteri Agama (Menag) yang sejak tanggal 9 Juni
2014 dijabat oleh Lukman Hakim Saifuddin.
b. Majelis Ulama’ Indonesia : Majelis Ulama Indonesia
(disingkat MUI) adalah lembaga yang mewadahi para
ulama, zu'ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk
membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di
seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal,

17
17 Rajab 1395 Hijriah, atau tanggal 26
Juli 1975 di Jakarta, Indonesia, untuk membantu pemerintah
dalam melakukan hal-hal yang menyangkut dengan umat Islam,
seperti mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah
makanan, penentuan kebenaran sebuah aliran dalam agama
Islam, dan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seorang
penganut agama Islam dengan lingkungannya.
2. Organisasi Masyarakat
a. Nahdhatul Ulama’ : (Kebangkitan Ulama’ atau kebangkitan
cendekiawan), disingkat NU, adalah sebuah organisasi terbesar di
Indonesia. Organisasi itu berdiri pada 31 Januiri 1923 dan
bergerak dibidang keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi.
b. Muhammadiyah : Muhammadiyah adalah salah satu sebuah
organisasi islam di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari
nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW.
3. Lembaga Pendidikan
a. Pesantren : Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang
para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan
guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan
mempunyai asramauntuk tempat menginap santri. Santri
tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid
untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan
lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk
dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Madrasah : Madrasah merupakan sebuah kata dalam bahasa
Arab yang artinya sekolah. Asal katanya yaitu darasa(baca:
darosa) yang artinya belajar. Di Indonesia, madrasah
dikhususkan sebagai sekolah (umum)
yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran

18
tentang keislaman. Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara
dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs)
setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah
Atas (SMA)

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW,
melalui perantara Malaikat Jibril dan Al-Qur’an menjadi pedoman ajaran Islam
yang paling tinggi kedudukanya.
Islam mempelajari tentang doktrin doktrin yang terdapat pada ajaranya.
Seperti Allah, Wahyu, Rasul, dan lain sebagainya, hal ini sangat diperlukan supaya
umat islam mempunyai pondasi yang kokoh dan tidak terombang-ambing oleh
banyaknya sekte dan kepercayaan yang muncul dimasyarakat.
Dimensi dimensi islam ada Syari’ah, Thariqat, Sufisme, Iman, Islam dan
Ihsan. Hal ini juga sangat diperlukan karena mencakup tentang ibadah dan
mu’amalah manusia dalam kehidupan sehari-hari
Setiap agama tentunya mempunya cara masing masing untuk melakukan
ritual, begitu juga dengan islam, yang mempunyai amalan-amalan tersendiri untuk
melakukan melakukan penyembahan terhadap Allah SWT.
Islam juga tersruktur, dalam artian mempunyai wadah yang jelas untuk
menampung umat islam terutama di Indonesia, karena yang menjadikan islam di
Indonesia kuat adalah karena adanya wadah yang kuat yang kokoh baik secara
formal atau melalui organisasi masyarakat.

3.2 Saran
Saya menyadari didalam makalah saya yang singkat ini masih banyak
kekurangan, maka kami mengharap saran dari saudara untuk menambahkan dan
membetulkan jika ada kesalahan, baik kesalahan ketik, format, maupun tata bahasa.
Semoga makalah yang singkat ini bisa membawa manfaat bagi kita semua.

20
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim

Mudzakir A, Pengantar Studi Islam, 2014, Semarang: Wahid Hasyim University


Press.

M. Asnawi, dkk, Ilmu kalam kelas X, 2014, Jakarta: Kementrian Agama.

Hudallah, Ilmu Kalam Kelas XII, 2016, Jakarta: Kementrian Agama.

Andi S, dan Ulfah H.M, Buku Fiqih-Ushul Fiqih kelas X, 2014, Jakarta: Kementrian
Agama.

M. Reza A, Buku Aqidah kelas XII, 2016, Jakarta: Kementrian Agama.

M. Hamzah, dkk, Buku Aqidah kelas XI, 2015, Jakarta: Kementrian Agama.

Khoridatul M, ”Konsep Wahyu Al-Qur’an Dalam Perspektif Nasr Hamid Abu


Zaid”, Hermeneutik, 1 (Juni, 2015).

Hamam W, Bambang M, dan Ida A. Nilai Nilai Dakwah Ulul Azmi Dalam Al-
Quran. Komunikasi penyiaran islam, gelombang 2, tahun akademik 2015-
2016

Siti K, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam Dan Barat”, Didaktita, 2


(Februari 2013).

A. Atabik, “Konsep Penciptaan Alam”, Fikrah, 1 (Juni, 2015).

Muktafi’. “Penciptaan Setan Untuk Kebaikan Manusia”, Islamica, 2 (Maret, 2012).

Anisah S. “Iblis Dan Upayanya Dalam Menyesatkan Manusia Dalam Perspektif Al-
Qur’an”, Hermeneutik, 1 (Juni,2013).

Rif’at H.M, “Konsep Jihad dalam Perspektif Islam”, Kalimah, 1 (Maret, 2013).

21

Anda mungkin juga menyukai