Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AQIDAH

MAKNA HAKIKAT DAN DAMPAK DUA KALIMAT SYAHADAT


Di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah (Aqidah)
Dosen pengampu (Suwandi, M.pd.I)

Disusun Oleh kelompok 1 :

1. Puguh maskute kamaruzzaman


2. Putra dodi maulana
3. Putri lestari
4. Pathurrahman
5. Suhendri

FAKULITAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATRAM
2023
ABSTRAK
Hakikat merupakan suatu kata benda yang berasal dari bahasa Arab “Al-Haqq” yang di
dalam bahasa Indonesia yaitu “hak” dengan artian memilik atau ke-punyaan, kebenaran, atau
juga yang benar-benar ada. Secara etimologi kata hakikat sendiri berarti inti sesuatu, puncak atau
juga sumber dari segala sesuatu.Dapat di simpulkan bahwa hakikat ialah suatu kalimat atau
ungkapan yang dapat di gunakan untuk menunjukan makna yang sebenarnya atau juga makna
yang paling mendasar dari sesuatu.

Seperti pada kondisi atau pemikiran, atau benda, tetapi bisa juga beberapa yang menjadi
ungkapan yang seudah sering kita gunakan di dalam kondisi tertentu sehingga akan menjadi
semacam konvensi dan hakikat seperti itu dapat di sebut sebagai hakikat secara adat kebiasaan.

Secara Bahasa, syahadat adalah pengakuan kesaksian. Pengakuan atas kesaksian iman Islam
sebagai rukun Islam yang pertama. Syahadat berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘syahida’
yang artinya ia telah memberi persaksian. Secara harfiah, syahadat artinya memberikan
persaksian, memberikan ikrar setia, atau memberikan pengakuan. Sedangkan pengertian
syahadat secara terminologi adalah pernyataan diri segenap jiwa dan raga atas persaksian bahwa
Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Pengertian syahadat secara syariat adalah pengakuan, pembenaran, dan keyakinan bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT, yang tiada sekutu bagiNya. Syahadat
juga merupakan pondasi yang menjadi penentu diterima atau ditolaknya amalan seorang
muslim.Syahadat terdiri dua kalimat yaitu Asyhadu an-laa ilaaha illallaah, yang artinya “saya
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah”. dan Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah,
yang artinya “dan saya bersaksi bahwa Nabi muhammad adalah utusan Allah”.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah aqidah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan tugas makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah aqidah. Selain itu tugas makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Makna Hakikat Dan Dampak Dua Kalimat Syahadat bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suwandi, M. pd.I Selaku Dosen mata kuliah
Aqidah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan Makalah ini.

DAFTAR ISI

ii
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

C.A PENDAHULUAN……………………………………………………………...
……………..1
1. Latar Belakang………………………………………………….………………1-1
a. Rumusan Masalah……….………………………………………………..2
b. Tujuan …………………………………………………………………….2
C.B PEMBAHASAN….…………………………………………………………..
……………….3
1. Pengertian Hakikat Dan Dampak Dua Kalimat Syahadat……………...……….3-6
2. Pengaruh Hakikat Dan Dan Dampak Dua Kalimat Syahadat…………..………7-8
C.C PENUTUP……………………………………………………………………..
……………...9
1. Kesimpulan………………………………………………………………………10
2. Saran ….…………………………………………………………………………11
3. Daftar Pustaka……………………………………………………………………12

iii
A. PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Hakikat merupakan suatu kata benda yang berasal dari bahasa Arab “Al-Haqq” yang di
dalam bahasa Indonesia yaitu “hak” dengan artian memilik atau ke-punyaan, kebenaran, atau
juga yang benar-benar ada. Secara etimologi kata hakikat sendiri berarti inti sesuatu, puncak

atau juga sumber dari segala sesuatu. Dapat di simpulkan bahwa hakikat ialah suatu kalimat
atau ungkapan yang dapat di gunakan untuk menunjukan makna yang sebenarnya atau juga
makna yang paling mendasar dari sesuatu.

Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah
salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan,
dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia.

Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh,
sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut
tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan
seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat
islam.

Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh
yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani
salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak
mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut. Secara
Bahasa, syahadat adalah pengakuan kesaksian. Pengakuan atas kesaksian iman Islam sebagai
rukun Islam yang pertama. Syahadat berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘syahida’ yang
artinya ia telah memberi persaksian. Secara harfiah, syahadat artinya memberikan persaksian,

1
memberikan ikrar setia, atau memberikan pengakuan. Sedangkan pengertian syahadat secara
terminologi adalah pernyataan diri segenap jiwa dan raga atas persaksian bahwa Tiada Tuhan
selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

a. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa pengertian hakikat dan dampak dua kalimat syahadat

2. Macam-macam hakikat

3. Apa pengaruh hakikat dan dampak dua kalimat syahadat

b. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui makna hakikat dua kalimat syahadat

2. Mengetahui macam-macam hakikat

2. Mengetahui pengaruh hakikat dan dua kalimat syahadat

2
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Hakikat Dan Dampak Dua Kalimat Syahadat

a. Pengertian hakikat

Hakikat merupakan suatu kata benda yang berasal dari bahasa Arab “Al-Haqq” yang di dalam
bahasa Indonesia yaitu “hak” dengan artian memilik atau ke-punyaan, kebenaran, atau juga yang
benar-benar ada. Secara etimologi kata hakikat sendiri berarti inti sesuatu, puncak atau juga
sumber dari segala sesuatu.

Hakikat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI memiliki dua definisi yakni Definisi
berarti : kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. pada “hakikat”nya mereka adalah orang
baik-baik; syariat palu-memalu, pd — nya adalah balas-membalas, pb kebaikan yang harus
dibalas dengan kebaikan juga Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara etimologi,
pengertian hakikat adalah kenyataan atau fakta yang sesungguhnya.

Menurut laman Dictionary, hakikat bisa berbentuk sebagai kata kerja dan kata sifat.Tidak
hanya secara bahasa, ilmu hakikat juga dijelaskan dalam agama. Contohnya, hakikat dalam
Islam.Dikutip dari laman an-nur.ac.id, hakikat bisa diartikan sebagai kebenaran, yakni makna
terdalam dari praktik yang ada dalam syari'at (hukum yang mengatur) dan tarekat (suatu jalan
atau cara).Dilansir dari laman kemenag.go.id, meneliti hakikat dalam Islam menjadi salah satu
langkah awal bagi seseorang dalam melakukan pembinaan diri serta kewajiban hidup manusia.

Dalam hal ini, hakikat merupakan tahap ketiga dalam ilmu tasawuf, atas syariat dan tarekat
dari suatu tahapan dalam perjalanan spiritual menuju Allah yang al-Haqq. Sederhananya, hakikat
dalam Islam adalah ilmu kebenaran dalam mengenal Allah dengan sebenar-benarnya (ma'rifat).

3
Salah satu contoh hakikat yaitu hakikat manusia. Dalam hal ini, pada hakikatnya semua manusia
mempunyai kedudukan yang sama.Contoh lainnya yaitu hakikat hukum yang berarti cakupan
sistem hukum yang menciptakan sebuah aturan yang adil ke masyarakat.Itu tadi penjelasan
tentang apa yang dimaksud hakikat lengkap dengan penjelasan contohnya.

Iqrar La Illa Illallah tidak dapat diujudkan secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW. Oleh sebab itu Iqrar La Illa Illallah harus diikuti olehiqrar
Muhammadur Rasulullah. Dua iqrar itulah yang dikenal dengan dua kalimat
syahadat(syahadatin) yang menjadi pintu gerbang seseorang memasuki dien Allah SWT.Kata
ashadu secara etimologis berakar dari kata syaha-da yang mempunyai tiga
pengertian:musyahadah (menyaksikan), syahadah (kesaksian) dan half (sumpah). Ketiga
pengertianitu dipakai di dalam Al-Qur’an:

Hakikat berarti kebenaran atau kenyataan yang sebenarnya, seakar dengan kata al- Haqq,
“reality“, absolut adalah kebenaran esoteris yang merupakan batas-batas dari transendensi dan
teologis. Dalam kepustakaan sufi, hakikat berarti persepsi atas realitas menurut pengetahuan
mistik

Dalam pengertian seperti ini, hakikat merupakan tahap ketiga dalam ilmu tasawuf, yakni: syari’at
(hukum yang mengatur), tarekat (suatu jalan atau cara); sebagai suatu tahapan dalam perjalanan
spiritual menuju allah al-haqq, hakikat (kebenaran yang essensial), dan ma’rifat (mengenal Allah
dengan sebenar-benarnya, baik asma, sifat, maupun af’al-Nya). Allah Swt. berfirman:

Artinya: Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar. (QS. Al- Waqiah [56]: 95-96)

Artinya: Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya maka tidak ada
sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari
kebenaran)? (QS Yunus [10]: 32)

4
B. Pengertian Dua Kalimat Syahadat Dan Dampak Dua Kalimat Syahadat

1.Pengertian Dua Kalimat Syahadat

Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang harus
diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya.
Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu bahwa tiada Ilah(Tuhan)
selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah. Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah
syahadat ini ada 3 syarat yang diperlukan agar syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu :
mengetahui ma’nanya dengan benar, membenarkan dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq), dan
ikhlas yakni mengerti apa yang dia persaksikan dengan benar. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19) Juga di
dalam surat Az Zukhruf ayat 86 Allah berfirman : "Kecuali mereka yang menyaksikan kebenaran dan
mereka mengerti" (QS Az Zukhruf (43)86) Dua kalimah syahadat ini merupakan satu kesatuan yang
tidak boleh dipisahkan. Ini berarti bahwa apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia
juga harus mempercayai bahwa Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti.

Secara Bahasa, syahadat adalah pengakuan kesaksian. Pengakuan atas kesaksian iman
Islam sebagai rukun Islam yang pertama. Syahadat berasal dari bahasa Arab, masdar dari
‘syahida’ yang artinya ia telah memberi persaksian. Secara harfiah, syahadat artinya
memberikan persaksian, memberikan ikrar setia, atau memberikan pengakuan. Sedangkan
pengertian syahadat secara terminologi adalah pernyataan diri segenap jiwa dan raga atas
persaksian bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Syahadat juga merupakan rukun Islam yang pertama

Inti dari syahadatain adalah beribadah hanya kepada Allah SWT semata, dan menjadikan
Rasulullah sebagai titik uswatun hasanah. Hal ini terdapat dalam al-Quran pada Q.S al-Ahzab
ayat 21, yang artinya : “Sesunggunya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang

5
baik (uswatun hasanah) bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah.”

Jika memang setiap muslim memahami dan mengiqrarkan secara benar syahadatain, in
syaa Allah akan memberikan dampak yang besar, antara lain dapat diukur dari sikap yang
dilahirkan (cinta) terhadap Allah SWT, dan Rasul-Nya, sebagaimana yang terdapat dalam
Q.S al-Baqarah ayat 165 yang artinya : “…Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah…” dan Q.S. at-Taubah ayat 24 : “Katakanlah: Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaanmu yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di
jalan-Nya maka sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

2. Dampak Dua Kalimat Syahadat

Beberapa dampak dari dua kalimat syahadat yaitu;

a. Memperoleh ketenangan menjalankan hidup ini tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi
bagaimanapun.

b. “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, .. “
(QS.ar-Ro’d : 28)

c. Memotivasi seseorang untuk hidup selalu optimis dengan bimbingan hidayah Allah

“ Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan
berkata),’Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah
kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu” (Q.S. Fussilat : 30)

6
d. Hidup yang penuh berkah yang dirasakan oleh mereka yang mengamalkan dengan sebaik-
baiknya kalimat syahadat.

“ Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, .. “ (Q.S. al-A’raf : 96)

e. Tidak boleh dibunuh. Seperti yang tercantum dalam hadits Rasulullah,

‫امرت ان اقاتل الناس حتى يشهد ان ال إله إال هللا و أن محمدا رسول هللا‬

“ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
(yang berhak disembah) melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah “.

f. Harta dan jiwanya dijamin oleh Islam.

g. Seseorang yang telah bersyahadat mempunyai konsekuensi bahwa dia harus melaksanakan
apa yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Allah, sesuai yang telah tercantumkan di al-
Quran atau yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dan masih banyak pula dampak dari Syahadatain, yang mana bisa kita dapatkan di al-Quran
ataupun as-Sunnah.

7
B. Macam-Macam Hakikat

Hakikat memiliki empat macam, yaitu lughuwi, syar’i, ‘urf khash dan ‘ruf ‘am. Berikut ini
penjelasannya:

1. Hakikat Lughawi

Hakikat lughuwi adalah makna suatu kata yang di buat ahl bahasa. Makna hakikat lughuwi ini
adalah makna asal dari sebuah kata, sebelum makna kata tersebut berkembang. Sederhanaya
untuk menggambarkan makna lughuwi, mungkin kita sering menemukan kalimat “definisi ini
secara bahasa”, nah “definisi ini secara bahasa”, inilah makna hakikat lughuwi. Memang sebuah
kata itu berkembang terus menerus, namun makna kata yang berkembang itu tidak bisa di sebut
makna lughuwi, yang di maksud dari makna lughuwinya tetap makna asli yang pertamaya.
Makanya kita juga sering menemukan “kata ini berasal dari bahasa arab”, maka jika kita ingin
mengetahui makna lughuwinya maka harus melacak dari kamus arab.

Untuk contohnya dalam al-Quran, misalnya kata rabbukum dalam ayat di bawah ini:

‫َيا َأُّيَها الَّناُس اْع ُبُدوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم َو اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬

“Wahai manusia, sembahlah Tuhan kalian yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum
kalian, agar kaian bertakwa” (QS. Al-Baqarah, 2: 21)

Kata rab makna lughuwinya adalah sifat Allah yang berkaitan dengan kepengasuhan. Kemudian
makna rab berkembang menjadi bermakna “memiliki”, “memperbaiki”, “mendidik”, dan
“Tuhan”.

2. Hakikat Syar’iyah

Hakikat syar’iyah adalah makna suatu kata yang di buat oleh syari’, yaitu Allah SWT. dan
Rasulullah SAW. dalam bahasa lainnya hakikat syar’iyah ini adalah makna yang di kehendaki
Allah dan Rasulullah Saw. Msalnya kata al-Shalat dalam ayat di bawah ini:

‫اَّلِذ يَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِباْلَغْيِب َو ُيِقيُم وَن الَّص اَل َة َوِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ُيْنِفُقوَن‬

8
“Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, melaksanaka shalat dan menginfakkan
sebagain rizqinya” (QS. Al-Baqarah, 2: 3)

Kata al-Shalat dalam ayat di atas di maknai secara hakikat syar’iyahnya, yaitu perkataan-
perkataan dan perbuatan-perbuatan yang di awali dengan takbir dan di akhiri dengan salam.
Sedangkan makna lughuwinya al-Shalat adalah doa. Makna-makna syar’iyah ini banyak kita
temukan dalam kitab-kitab fiqh, misalnya kata al-Shaum, makna syara’nya adalah menjaga diri
hal-hal yang membatalkan puasa sedangkan makna lughuwinya adalah menjaga, misalnya lagi
kata al-Zakat, makna syara’nya adalam mengeluarkan harta tertentu dengan cara tertentu dan di
berikan kepada golongan-golongan tertentu.

3. Hakikat Urf Khas

Hakikat ‘urf khas adalah makna yang di buat oleh kalangan tertentu, seperti Ahl nahw, fuqaha’,
muhadditsin dan kalangan lainya. Dalam perkemabangannya pada era kontemporer ini, makna
ini di susun dan di rumuskan oleh pakar-pakar keilmuan atau lembaga negara. Pakar keilmuan
dan lembaga kenegaraan merumuskan makna suatu kata yang di definisikannya sesuai
persepektif mereka. Maka dari suatu kata harus di maknai sesuai dengan konteks pembicaranya.
Misalnya kata al-Sunnah, dalam kalangan muhadditsin bermkna sabda, perbuatan atau taqrir
rasulullah saw. Sedangkan dalam kalangan fuqaha’ kata al-Sunnah bermakna sesuatu yang bila
di kerjakan mendapatkan pahala dan bila di tinggalkan tidak mendapatkan siksa. Sedangkan
contoh dalam al-Quran yaitu seperti kata al-Shiyam dalam ayat di bawah ini:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-baqarah, 2: 183)

Kata al-Siyam dalam kalang tasawuf (sufi) bermakna 1) puasa orang awam, yaitu menjaga dari
hal-hal yang membatalkan puasa; 2) puasa seseorang khas, yaitu menjaga diri selain hal-hal yang
membatalkan puasa juga menjaga diri maksiat kepada Allah Swt. 3) puasa khuwasu al-
Khash, yaitu selain menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dan maksiat, juga
menjaga diri dari agar hatinya selalu ingat kepada Allah dan tidak lupa dari Allah Swt.

9
4. Hakikat ‘Urf ‘Am

Hakikat ‘urf ‘am adalah makna suatu kata yang di buat atau berkembang dalam masyarakat.
Makna ini berkembang dalam masyarakat alamiah tanpa melalui proses akademik, diskusi, atau
rembukan dari masyarakat. Makna ini berkembang secara natural dan menjadi kebiasaan
masyarakat dalam memaknai suatu kata tersebut dalam kesehariannya. Walau demikian, tetapi
makna ini tetap membawa makna lughuwinya.

Contoh kata ghaith dalam ayat al-Quran di bawah ini:

‫َو ِإْن ُكْنُتْم َم ْر َض ى َأْو َع َلى َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئ ِط َأْو اَل َم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم َتِج ُدوا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َص ِع يًدا َطِّيًب ا َفاْمَس ُحوا‬
‫ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك ْم ِم ْنُه‬

“Dan jika kalian sakit atau dalam perjalanan atau salah satu dari kalian kembali dari tempat
buang air besar atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak mendapatkan (tidak
ada) air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (bersih); lalu usaplah wajah kalian dan
kedua tangan kalian dengan debu itu”. (Qs. Al Maidah: 6)

Kata ghaith dalam ayat di atas memakai makna hakikat ‘uruf ‘am, yaitu buang air besar, bukan
memakai makna lughuwinya, yaitu jurang yang di buat tempat buang air besar atau Spiteng.

C. Pengaruh Hakikat Dan Dua Kalimat Syahadat

1. Pengaruh hakikat
Berbicara tentang manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan dirinya sendiri
dan juga menghadapi kodrat. Manusia merupakan kesatuan dengan alam, tapi juga
berjarak dengannya. Manusia bisa melakukan apa saja terhadap alam, tidak seperti

10
hewan. Lalu manusia selalu berubah dalam situasi. Karena dia selalu terlibat dalam
situasi, situasi itu berubah dan merubah manusia.
Manusia adalah pencipta dan pemecah problem, dari dirinya problem itu muncul
dan dipecahkan. Satu problem dipecahkan, problem yang lainnya diciptakan. Dengan
demikian manusai itu hidup di atas “tumpukan problem”, makin panjang umur
seorang manusia dan makin tinggi status dan derajatnya, maka akan semakin banyak
pula problem yang di hadapinya.
Manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam
menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia
lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia
lainnya. Hal ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak
dapat memenuhinya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lain membentuk
kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup.
Hakikat manusia adalah merupakan makhluk dimensional yang mempunyai
kelebihan dari pada makhluk lainnya. Manusia mempunyai kelebihan serta kehendak
yang telah ada pada dirinya, dan juga manusia bagian dari alam yang melakukan
apapun terhadap alam, ia mempunyai tempat yang unik dan istimewa berinterpretasi
di dunia ini. Manusia merupakan titipan Tuhan keatas bumi untuk menjadi makhluk
individu, sosial, dan kebudayaan, serta religius.

2. Pengaruh dua kalimat syahadat


Dua kalimat syahadat memiliki kedudukan yang penting dalam syariat
Islam. Syahadatain (dua kalimat syahadat) adalah kesaksian bahwa tidak ada ilah
(sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Azza wa Jalla, dan

11
bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba serta Rasul-
Nya. Kedua kesaksian ini merupakan keyakinan mantap yang diekspresikan dengan lisan.
Syahadat (kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang dipersaksikan itu ada dua
hal. Hal itu, karena Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penyampai risalah
dari Allah Azza wa Jalla. Jadi, kesaksian bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah hamba dan Rasul (utusan) Allah Azza wa Jalla merupakan kesempurnaan
kesaksian “Lâ ilâha illallâh”.
Syahadatain (dua kesaksian) merupakan prinsip dasar yang menjadikan penentu
keabsahan dan diterima atau tidaknya amalan para hamba. Suatu amalan akan sah dan
diterima apabila dilakukan dengan keikhlasan hanya karena Allah Azza wa Jalla dan
mutâba’ah (mengikuti) Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ikhlas karena
Allah Azza wa Jalla merupakan realisasi dari syahadat (persaksian) LÂ ILÂHA
ILLALLÂH, tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allah Azza wa Jalla. Sedangkan mutâba’ah atau mengikuti Sunnah dari Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan realisasi dari syahadat (kesaksian) bahwa Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.
Dalam kehidupan umat Islam, penting untuk memahami makna dan konsekuensi dari
dua kalimat syahadat ini. Dengan mengetahui pentingnya dua kalimat syahadat dalam
kehidupan umat Islam, kita dapat mengamalkan dan mempertanggungjawabkan kalimat
syahadat yang sering kita ucapkan

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

12
Hakikat merupakan suatu kata benda yang berasal dari bahasa Arab “Al-Haqq” yang di dalam
bahasa Indonesia yaitu “hak” dengan artian memilik atau ke-punyaan, kebenaran, atau juga yang
benar-benar ada. Secara etimologi kata hakikat sendiri berarti inti sesuatu, puncak atau juga sumber
dari segala sesuatu. Hakikat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI memiliki dua definisi
yakni Definisi berarti : kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya.

Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang harus
diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya.
Ada beberapa dampak dua kalimat syahadat yaitu: Memperoleh ketenangan menjalankan
hidup ini tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi bagaimanapun, “ Orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, .. “ (QS.ar-Ro’d : 28),
Memotivasi seseorang untuk hidup selalu optimis dengan bimbingan hidayah Allah, Hidup
yang penuh berkah yang dirasakan oleh mereka yang mengamalkan dengan sebaik-baiknya
kalimat syahadat, Tidak boleh dibunuh. Seperti yang tercantum dalam hadits Rasulullah,
Harta dan jiwanya dijamin oleh Islam, Seseorang yang telah bersyahadat mempunyai
konsekuensi bahwa dia harus melaksanakan apa yang diperintahkan dan yang dilarang oleh
Allah, sesuai yang telah tercantumkan di al-Quran atau yang telah disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW
2. Dua kalimat syahadat memiliki kedudukan yang penting dalam syariat Islam. Syahadatain
(dua kalimat syahadat) adalah kesaksian bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Azza wa Jalla, dan bahwasanya Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba serta Rasul-Nya

h. SARAN

Diharapkan agar kita semua dapat mengamalkan nilai nilai yang terkandung tidak hanya
sekedar mengetahui saja, namun dapat mengamalkannya. Meskipun penulisan ini jauh dari
kata sempurna minimal kita bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari hari. Masih banyak

13
kesalan dari penulisan kelompok kami, namun kami hanyalah manusia yang adalah tempat
salah dan dosa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing (babalala)
yang telah memberikan kami tugas kelompok demi diri kita sendiri dan untuk bangsa dan
negara.

i. DAFTAR PUSTAKA

https://umroh.com/blog/syahadat/#:~:text=Syahadat%20terdiri%20dari%20dua
%20kalimat%2C%20yaitu%3A%201%20Asyhadu
n-nur.ac.id/kedudukan-dan-fungsi-hakikat-dalam-islam/#:~:text=Hakikat%20berarti
%20kebenaran%20atau%20kenyataan,atas%20realitas%20menurut%
Pengertian Hakikat dan Definisinya (Pembahasan Terlengkap) (studinews.co.id)
https://eunlassi.wordpress.com/2016/04/27/hakikat-dan-dampak-dua-kalimat-syahadat/
https://www.academia.edu/44450223/MAKALAH_Makna_La_ilahailallah_dan_Hakikat_dan_Da
https://www.makalah.co.id/2013/06/makalah-syahadat.html mpak_Dua_Kalimat_Syahadat
https://ilhamsazili.blogspot.com/2016/09/pengaruh-syahadat-dalam-kehidupan.html?m=1
https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/arti-hakikat-penulisan-yang-tepat-dan-maknanya-
218mSSBSwjW/full

14
15

Anda mungkin juga menyukai