Anda di halaman 1dari 21

Ma’rifausysyahadatain (Mengenal Makna dua kalimat Syahadat)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Agama Islam

Di Bawah Bimbingan Drs. Muqtafin M.pd

Kelompok 1

1. Muhammad Harits Fadlurrahman (21612288)


2. Mimi Syahfitri (21612251)
3. Nadilla (216112093)
4. Putri Nadia Mahar Arini (21612097)

KELAS REGULER SORE 1

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

TANJUNGPINAN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Alhamdulillah hirabbil


aa’lamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah kami yang berjudul
“Ma’rifausysyahadatain (Mengenal Makna dua kalimat Syahadat)” telah
dapat kami selesaikan dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
di dalamnya. Dan juga, kami berterima kasih kepada bapak Drs.Muqtafin
M.pd selaku dosen mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Agama pada Program Studi Manajemen, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Tanjungpinang.

Kami sangat berharap makalah ini bermanfaat dalam menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai makna dua kalimat syahadat.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

.                                                                           Tanjungpinang, 22 September
2021

.                                                                                             Penyusun

Ma’rifausysyahdatain (Mengenal makna dua kalimat syahadat) Hal i


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR……………………………..……………………... i
DAFTAR ISI.……………….………………..…………………………...…. ii

BAB I PENDAHULUAN….......…………………...……………………….. 3

1.1 Latar Belakang…….....………..……………………..……………....... 3


1.2 Rumusan Masalah….……………….………………..……………....... 3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………...…………. 5

2.1 Ma’rifausyshadatain (Mengenal 2 kalimat Syahadat)………. 5


2.1.1 Pengertian Syahadat …………………………………………….5
2.1.2 Makna Syahadat Beserta Dalil dan Sumbernya……………………6
2.1.3 Kandungan Syahadat………………………………………………13
2.1.4 Syarat Syahadat……………………………………………………15

BAB III PENUTUP………..…………………………………….....………. 19

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA ………....…………………………………………… 20

Ma’rifausysyahdatain (Mengenal makna dua kalimat syahadat) Hal ii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah,
Keluarga dan Para Sahabatnya yang telah memberi taufiq dan
hidayahNya sehingga
Makalah ini selesai ditulis. Makalah ini membahas mengenai ma’na
shahadah, yang membatalkan
shahadah, keutamaannya, kedudukan, dan sebab-sebab penyimpangan
yang terjadi
dalam memahami shahadah. Karena tanpa mengetahui ilmu ini,
seseorang akan mudah terjerumus ke dalam jurang kesesatan dan dosa
besar yang tidak diampunioleh Allah SWT.Dalam penyusunan makalah
dan dengan keterbatasan penulis maka saran dan perbaikan makalah ini
sangat dibutuhkan untuk menyempurnakannya.Semoga makalah ini
bermanfaat untuk memperbaiki aqidah kaum muslimin.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa Makna dari dua kalimat syahadat
2. Dail dalil dua kalimat syahadat
3. Apa saja kandungan dari dua kalimat syahadat
4. Apa saja syarat syarat dua kalimat syahadat

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa


yang telah dirumuskan di atas.

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Ma’rifausysyhadatain (Mengenal Makna dua kalimat Syahadat)

2.1.2 Pengertian Syahadat

Syahadat adalah berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang


berarti telah bersaksi. Kemudian secara harfiah maknanya ialah
memberikan kesaksian dan memberikan pengakuan. Setelah
mengikrarkan dua kalimt syahadat kemudian mengetahui makna
yang terkandung didalam keduanya dan segala konsekuensinya,
sehingga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
yaitu kita beriman dan bertaqwa kepada Allah, menjalankan segala
perintah dan menjauhi segala larangannya, menyembah
hanya kepada Allah tanpa menyekutukannyasedikitpun dengan
sesuatu apapun merupakan bentuk dan implementasi terhadap
kalimat tauhid. Selalu mengikuti sunnah Nabi, ittiba’, tidak taklid
atau ikut-ikutan dalam mengerjakan suatu amalan ibadah, terlebih
lagi menjauhi segala perbuatan bid’ah apapun bentuknya sebagai
bentuk utama dari penerapan sekaligus konsekuensi terhadap
kalimat syahadat. Syahadat yaitu ucapan ayshadu Alla ilaha illallah
wa ayshadu Anna
Muhammadarrasulullah (aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya) Syahadat menurut
bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang artinya telah
bersaksi. Arti secara harfiah syahadat adalah memberikan
persaksian,memberikan ikrar setia dan memberikan pengakuan.
Syahadat terdiri dari dua kalimat persaksian yang disebut dengan
Syahadatain, yaitu:
Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 4
1. Ayshadu An-la ilaha illallah yang artinya saya bersaksi tiada
tuhan selain Allah
2. Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah yang artinya dan
saya bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.(Hamid Ahmad At-
Thahir),Pernyataan kalimat Syahadat dengan lisan paling tidak
diucapkan satu kali seumur hidup sebagai pernyataan hasi secara
resmi, sebagai pernyataan awal sebagai pemeluk agama Islam.
Sebagai konsekuensinya setiap muslim kenai kewajiban
berikutnya, yang masing-masing mempunyai ketentuan yang
khusus bagi setiap macam ibadah. Sementara itu adalah
kenyataan seorang muslim yang baik tidak hanya mengucapkan
sekali saja ucapan Syahadat, sebab setiap menunaikan shalat
akan diulangi berkali-kali bacaan sahadat itu. ini membedakan
orang muslim sejati denga orang kafir (yang tidak beriman). Hal ini
penting sekali karena ekspresi itu membebaskan konsep tauhid
(keesaan Allah) dari semua ketidaksucian dan menjadikannya suci,
sederhana, dan terlepas dari setiap bahaya syirik. (Begum ‘Aisyah
Bawany, 1994:17)
Syahadat adalah pengakuan dan penyaksian dengan sebenarnya
baik secara lahir maupun batin.
Kalimat Syahadat:

ِ ‫أَ ْش َه ُد أَنْ اَل إِلَ َه إِاَّل هللاُ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُح َّم ًدا َرس ُْو ُل‬
‫هللا‬

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan
aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Dua kalimat syahadat ialah:
1. Syahadat Tauhid : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Esaan
Allah SWT.

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 5


2. Syahadat Rasul : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan
Nabi Muhammaad SAW.
Makna kata Muhammad Rasulullah,menuntut kesediaan
menjadikan Rasullullah sebagai teladan, sehingga bernilai disisi
Allah. Kalimat ini menjadikan seorang muslim memiliki rasa cinta,
ridho dengan segala yang dicontohkan dari segi amal, perkataan
dan semua tingkah laku beliau. Selain sifatnya yang dimaksud oleh
Allah atau juga karena keteladanan Rasulullah dan juga
pengorbanan yang sangat mulia kepada umatnya. Allah telah
menganugerahkan syafaat dan derajat yang tinggi kepada
Rasulullah, menunjuki manusia agar manusia mencintai beliau dan
melandasi kehendak untuk mengikuti beliau karena cinta kepada
Allah.tentang akhlak beliau, Sayyidah ‘Aisyah pernah berkata : “
Akhlak beliau adalah alquran .” menurut Syaikh Muhammad Ali Al
Harakan : “ Maka siapa yang memiliki akhlak seperti akhlak beliau,
dialah orang yang paling baik, paling sempurna, dan paling layak
menerima cinta semua hamba ALLAH.”

2.1.3 Makna Syahadat Beserta Dalil dan Sumbernya

Pentingnya Mengetahui Makna Syahadat LÂ ILÂHA ILLALLÂH (


ُ‫) الَإِ ٰلـ َه إِاَّل هللا‬
Telah diketahui secara pasti bahwa persaksian tauhid merupakan
kunci agama Islam, pokoknya agama, dan tiang bangunannya.
Tidak ada Islam bagi orang yang belum meyakini, mengucapkan,
dan mengamalkannya.
Tidak diragukan lagi bahwa keadaan seperti ini tidak akan terwujud
kecuali setelah mengetahui maknanya, karena urutan ini (ilmu,
keyakinan, ucapan, dan amal.) bagaikan urutan bangunan dan
pondasinya, serta cabang dan pokoknya. Karenanya, siapa saja

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 6


yang tidak mengetahui maknanya dan tidak dapat
menggambarkannya maka ia seperti orang yang mengigau disaat
tidur, tidak mengetahui apa yang ia ucapkan.
Yang demikian itu, karena setiap yang mengerti akan adanya Allâh
Azza wa Jalla , dia mengetahui secara pasti bahwa yang dimaksud
dari dua kalimat syahadat adalah hakikat dan maknanya serta yang
mencakup ilmu dan amal. Adapun sekedar pengucapan saja tanpa
mengetahui maknanya dan tanpa meyakini hakikatnya, maka ini
tidak akan memberikan manfaat dan juga tidak akan membebaskan
seorang hamba dari kesyirikan dan cabang-cabangnya.
Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah (wafat th. 310 H) ketika
menafsirkan firman Allâh Azza wa Jalla :

َ ‫إِاَّل َمنْ َش ِه َد ِب ْال َح ِّق َو ُه ْم َيعْ لَم‬


‫ُون‬

“… Kecuali orang-orang yang menyaksikan dengan benar dan


mereka mengetahui.” [Az-Zukhrûf/43: 86]
Beliau rahimahullah berkata, “Persaksian dia terhadap kebenaran
dan ikrar dia terhadap tauhid maksudnya: kecuali yang beriman
kepada Allâh dan mereka mengetahui hakikat Tauhid.”
Jadi, sesuatu yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim adalah
memahami kalimat yang agung ini (yaitu kalimat ُ‫ اَل إِ ٰلـ َه إِاَّل هللا‬, LÂ
ILÂHA ILLALLÂH) dan mengetahui kandungannya dengan benar –
sebagaimana yang akan dijelaskan nanti–. Lantas, ilmu apa yang
bermanfaat bagi dirinya kalau tidak mengetahui makna kalimat
yang bisa mengantarnya pada kesuksesan?!
Pentingnya mengetahui makna LÂ ILÂHA ILLALLÂH semakin
ditekankan ketika banyak orang yang menyimpang dari
pemahaman yang benar, dan semakin jarang orang yang serius
menjelaskan dan menjabarkan makna kalimat ini. Betapa banyak
penafsiran-penafsiran kalimat ini yang keliru menghiasi buku-buku

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 7


dan lisan-lisan ahli bid’ah, serta berakibat pada penyimpangan
dalam agama seseorang. Allaahul Musta’aan!
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

َ ‫ِين َم َع ُه إِ ْذ َقالُوا لِ َق ْوم ِِه ْم إِ َّنا ب َُرآ ُء ِم ْن ُك ْم َو ِممَّا َتعْ ُب ُد‬


ْ‫ون مِن‬ َ ‫ت لَ ُك ْم أُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة فِي إِب َْراهِي َم َوالَّذ‬
ْ ‫َق ْد َكا َن‬
ُ‫ضا ُء أَ َب ًدا َح َّت ٰى ُت ْؤ ِم ُنوا ِباهَّلل ِ َوحْ َده‬
َ ‫َاوةُ َو ْال َب ْغ‬ َ ‫ون هَّللا ِ َك َفرْ َنا ِب ُك ْم َو َبدَا َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ُم ْال َعد‬
ِ ‫ُد‬
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrâhîm dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka
berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri
dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allâh , kami
ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allâh saja…” [Al-Mumtahanah/60:4]
Dan Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ِ ‫﴾ إِاَّل الَّذِي َف َط َرنِي َفإِ َّن ُه َس َي ْهد‬٢٦﴿ ‫ون‬


﴾٢٧﴿ ‫ِين‬ َ ‫َوإِ ْذ َقا َل إِب َْراهِي ُم أِل َ ِبي ِه َو َق ْو ِم ِه إِ َّننِي َب َرا ٌء ِممَّا َتعْ ُب ُد‬
َ ‫َو َج َعلَ َها َكلِ َم ًة َبا ِق َي ًة فِي َعق ِِب ِه لَ َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع‬
‫ُون‬
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan
kaumnya, ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap
apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah Rabb) Yang
menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah
kepadaku.’ Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat Tauhid itu kalimat
yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada
kalimat Tauhid itu.” [Az-Zukhrûf/43:26-28]
Maksudnya, Ibrâhîm Alaihissallam menjadikan loyalitas karena
Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan berlepas diri dari setiap sembahan
selain-Nya sebagai kalimat yang kekal pada keturunannya, yang
terus diwariskan oleh para Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
pengikut-nya, dari sebagian mereka kepada sebagian yang lain.
Yang dimaksud ialah kalimat LÂ ILÂHA ILLALLÂH (tidak ada ilah
yang berhak diibadahi dengan benar selain Allâh ). Inilah yang

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 8


diwariskan oleh imam orang-orang yang hanîf kepada para
pengikut beliau sampai datangnya hari Kiamat.
Dengan kalimat Tauhid inilah, bumi dan langit dapat tegak. Allâh
Azza wa Jalla menjadikan fitrah seluruh makhluk di atas kalimat ini.
Di atasnya agama dan kiblat itu dibangun, serta pedang-pedang
jihad dihunuskan. Ia murni hak Allâh Subhanahu wa Ta’ala atas
seluruh hamba-Nya, sekaligus merupakan kalimat yang melindungi
darah, harta, dan keturunan di kehidupan dunia, kemudian
menyelamatkan manusia dari siksa kubur dan Neraka. Ia adalah
lembaran terbuka yang seseorang itu tidak akan masuk Surga,
melainkan dengannya.
Ia adalah tali yang jika seseorang tidak berpegang dengannya,
niscaya dia tidak akan sampai kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
Ia adalah kalimat Islam dan kunci pembuka Surga yang penuh
keselamatan. Dengannya, manusia terbagi menjadi orang
sengsara, bahagia, diterima, ataupun ditolak. Dengannya juga,
negeri kekufuran terpisah dengan negeri keimanan, serta
terbedakan antara negeri kenikmatan dengan negeri kesengsaraan
dan kehinaan. Ia adalah tiang yang mengandung perkara yang
wajib sekaligus yang sunnah.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

َ ‫ان آ ِخ ُر َكاَل ِم ِه اَل إِ ٰلـ َه إِاَّل هللاُ َد َخ َل ْال‬


‫ـج َّنـ َة‬ َ ‫ َمنْ َك‬.
Barangsiapa akhir ucapannya adalah LÂ ILÂHA ILLALLÂH pasti
masuk Surga.
Ruh dan rahasia kalimat ini adalah pengesaan Allâh Subhanahu wa
Ta’ala dalam kecintaan, pemuliaan, pengagungan, takut dan
berharap (hanya kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala ), dan perkara-
perkara lain yang mengiringinya; berupa tawakkal, taubat,
keinginan, dan ketakutan. Seorang hamba tidak mencintai selain-
Nya. Kalaupun mencintai selain Allâh Azza wa Jalla itu karena

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 9


kecintaan itu merupakan bagian dari cinta kepada Allâh Azza wa
Jalla dan merupakan sarana untuk menambah rasa cinta kepada
Allâh Azza wa Jalla . Seorang hamba juga tidak takut kepada selain
Allâh Azza wa Jalla , tidak berharap kepada selain-Nya, tidak
bertawakkal selain kepada-Nya, ia hanya mengharap kepada Allâh,
tidak takut selain kepada-Nya, hanya ber-sumpah dengan nama-
Nya, tidak bernadzar selain kepada-Nya, hanya bertaubat kepada-
Nya, tidak mentaati selain perintah-Nya, hanya mengharapkan
ganjaran dari-Nya, tidak memohon pertolongan ketika terjadinya
kesulitan selain kepada-Nya, hanya bersandar kepada-Nya, tidak
sujud selain kepada-Nya, serta hanya menyembelih untuk-Nya dan
dengan nama-Nya. Seluruh perkara ini terkumpul pada satu
kalimat, yaitu, “Tidaklah disembah dengan semua macam ibadah,
melainkan hanya Allâh semata.” Inilah realisasi dari kalimat
syahadat ُ‫اَل إِ ٰلـ َه إِاَّل هللا‬.
Oleh karena itulah, Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan api
neraka bagi orang yang mengucapkan dan merealisasikan kalimat
syahadat ُ‫ اَل إِ ٰلـ َه إِاَّل هللا‬dengan benar. Mustahil orang yang
merealisasikan dan menerapkan syahadat ini masuk Neraka.
Pernyataan ini sesuai dengan firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
َ ‫َوالَّذ‬
َ ‫ِين ُه ْم ِب َش َهادَات ِِه ْم َقا ِئم‬
‫ُون‬
“Dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiannya.” [Al-
Ma’ârij/70:33]
Hamba tersebut telah melaksanakan syahadat tersebut secara lahir
dan batin, baik melalui hati maupun anggota badannya.
Sebagian manusia ada yang syahadatnya mati, sebagian lagi
syahadatnya tertidur sehingga harus dibangunkan supaya terjaga,
sebagian lagi ada yang syahadatnya berbaring, dan sebagian lagi
ada yang syahadatnya miring hampir berdiri. Kedudukan syahadat
dalam hati seperti kedudukan roh terhadap badan. Ada roh yang
mati, roh yang sakit dan lebih dekat kepada kematian, roh yang

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 10


lebih dekat dengan kehidupan, serta ada roh yang sehat dan
melaksanakan kemaslahatan badan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ِ ‫إِ ِّنـيْ أَل َعْ لَ ُم َكلِ َم ًة اَل َيقُ ْولُـ َها َع ْب ٌد عِ ْن َد ْالـ َم ْو‬.
ْ ‫ت إِاَّل َو َج َد‬
‫ت ر ُْو ُح ُه لَـ َها ر ُْوحً ا‬
“Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang tidaklah
seorang hamba mengucapkannya ketika dia meninggal dunia,
melainkan rohnya akan mendapatkan roh baginya”.
Dengan demikian, kehidupan roh bergantung pada kalimat
tersebut, seperti halnya kehidupan badan tergantung dari
keberadaan roh; Juga sebagaimana orang yang meninggal di atas
kalimat ini sehingga berhak berada di Surga dan bergerak bebas di
dalamnya. Oleh karena itu, barangsiapa merealisasikan dan
melaksanakan inti kalimat ini niscaya rohnya akan bergerak bebas
dalam Surga, bahkan tempat tinggal dan hidupnya menjadi
kehidupan yang terbaik. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

‫ِي ْال َمأْ َو ٰى‬


َ ‫﴾ َفإِنَّ ْال َج َّن َة ه‬٤٠﴿ ‫س َع ِن ْال َه َو ٰى‬ َ ‫َوأَمَّا َمنْ َخ‬
َ ‫اف َم َقا َم َر ِّب ِه َو َن َهى ال َّن ْف‬
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka
sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” [An-Nâzi’ât/79:40-41]
Surga adalah tempat tinggal bagi mereka pada hari Pertemuan
dengan-Nya kelak.
Surga pengetahuan, kecintaan, kedekatan dengan Allâh ,
kerinduan terhadap pertemuan dengan-Nya, senang dengan Allâh,
dan ridha terhadap-Nya merupakan tempat tinggal rohnya di dunia.
Barangsiapa surga tersebut adalah tempat tinggalnya di dunia
maka Surga yang abadi akan menjadi tempat tinggalnya di akhirat.
Sebaliknya, orang yang terhalang dari Surga dunia maka dia akan
lebih terhalang dari Surga yang abadi. Orang-orang yang
melakukan kebajikan berada di dalam Surga kenikmatan meskipun

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 11


mereka mengalami kesulitan dan kesempitan hidup di dunia;
sedangkan orang-orang yang durhaka berada dalam Neraka
kepedihan meskipun kehidupan dunia mereka serba cukup. Allâh
Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

‫صالِحً ا مِنْ َذ َك ٍر أَ ْو أ ُ ْن َث ٰى َوه َُو م ُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة ۖ َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم أَجْ َر ُه ْم ِبأَحْ َس ِن َما‬
َ ‫َمنْ َع ِم َل‬
َ ُ‫َكا ُنوا َيعْ َمل‬
‫ون‬
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” [An-Nahl/16: 97]
Kehidupan yang baik adalah Surga dunia. Allâh Subhanahu wa
Ta’ala berfirman :

‫ض ِّي ًقا َح َرجً ا َكأ َ َّن َما‬ َ ‫ص ْد َرهُ لِإْل ِ سْ اَل ِم ۖ َو َمنْ ي ُِر ْد َأنْ يُضِ لَّ ُه َيجْ َع ْل‬
َ ُ‫ص ْد َره‬ َ ْ‫َف َمنْ ي ُِر ِد هَّللا ُ أَنْ َي ْه ِد َي ُه َي ْش َرح‬
‫ص َّع ُد فِي ال َّس َما ِء‬ َّ ‫َي‬
Barangsiapa yang Allâh menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
(memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allâh
kesesatannya, niscaya Allâh menjadikan dadanya sesak lagi
sempit…” [Al-An’âm/6:125]
Kenikmatan manakah yang lebih baik dibandingkan kelapangan
dada ? Dan, adzab manakah yang lebih pedih daripada sempitnya
dada? Allâh Azza wa Jalla berfirman :

‫﴾ لَ ُه ُم‬٦٣﴿ ‫ون‬ َ ُ‫ِين آ َم ُنوا َو َكا ُنوا َي َّتق‬ َ ‫﴾ الَّذ‬٦٢﴿ ‫ون‬ َ ‫أَاَل إِنَّ أَ ْولِ َيا َء هَّللا ِ اَل َخ ْوفٌ َع َلي ِْه ْم َواَل ُه ْم َيحْ َز ُن‬
‫ك ه َُو ْال َف ْو ُز ْال َعظِ ي ُم‬ َ ِ‫ت هَّللا ِ ۚ ٰ َذل‬
ِ ‫ْال ُب ْش َر ٰى فِي ْال َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا َوفِي اآْل خ َِر ِة ۚ اَل َت ْبدِي َل لِ َكلِ َما‬
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allâh itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 12


mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam
kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat
(janji-janji) Allâh . Yang demikian itu adalah kemenangan yang
besar.” [Yûnus/10:62-64]
Mukmin yang ikhlas kepada Allâh merupakan manusia yang paling
baik hidupnya, paling tenteram pikirannya, paling lapang dadanya,
dan paling bahagia hatinya. Inilah Surga yang disegerakan
sebelum Surga yang abadi.

2.1.4 Kandungan Syahadat


Kandungan 2 kalimat syahadatMadlul Syahadah Pernyataan (ikrar),
yaitu suatu statemen seorang muslim mengenai keyakinannya.
Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah, malaikat,
dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang beriman).
Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan
memperjuangkan apa yang diikrarkan. Sumpah (qosam) yaitu
pernyataan kesediaan menerima akibat dan risiko apapun dalam
mengamalkan syahadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti
siap dan bertanggungjawab terhadap tegaknya Islam. Pelanggaran
terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang
munafik adalah neraka Jahanam. Perjanjian yang teguh (mitsaq)
yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan
terhadap semua perintah Allah yang terkandung dalam Kitabullah
maupun Sunnah Rasul.
ImanSyahadah yang dinyatakan seorang muslim penuh kesadaran
sebagai sumpah dan janji setia ini merupakan ruh iman, yaitu :
Ucapan (qoul) yang senantiasa sesuai dengan isi hatinya yang
suci. Perkataan maupun kalimat yang keluar dari lidahnya yang
baik serta mengandungi hikmah. Syahadah diucapkan dengan
penuh kebanggaan iman (isti’la-ul iman) berangkat dari semangat
isyhadu biannaa muslimin.

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 13


Membenarkan (tashdiq) dengan hati tanpa keraguan. Yaitu sikap
keyakinan dan penerimaan dengan tanpa rasa keberatan atau
pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah.
Perbuatan (amal) yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan
kefahaman terhadap maksudmaksud aturan Allah. Amal merupakan
cerminan dari kesucian hati dan upaya untuk mencari ridha Ilahi.
Amal yang menunjukkan sikap mental dan moral Islami yang dapat
dijadikan teladan.
Ketiga perkara diatas tidak terpisahkan sama sekali. Seorang
muslim yang tidak membenarkan ajaran Allah dalam hatinya
bahkan membencinya, meskipun kelihatan mengamalkan
sebahagian ajaran Islam adalah munafiq I’tiqodi yang terlaknat.
Muslim yang meyakini kebenaran ajaran Islam dan menyatakan
syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan dalam
kehidupan adalah munafiq amali. Sifat nifaq dapat terjadi
sementara terhadap seorang muslim oleh karena berdusta,
menyalahi janji atau berkhianat.
IstiqomahKeimanan seseorang muslim yang mencakupi tiga unsur
di atas mesti selalu dipelihara dandijaga dengan sikap istiqomah.
Istiqomah adalah konsisten, tetap dan teguh. Tetap padapendirian,
tidak berubah dan tahan uji. Sikap istiqomah akan melahirkan tiga
hal yangmerupakan ciri orang-orang beriman sempurna,
yaitu:Syaja’ah (keberanian) muncul karena keyakinan sebagai
hamba Allah yang selalu dibela dan didukung Allah. Tidak takut
menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk tegaknya yang
haq (benar). Keberanian juga bersumber kepada keyakinan
terhadap qadha dan qadar Allah yang pasti. Tidak takut pada
kematian karena kematian di jalan Allah merupakan anugerah yang
selalu dirindukannya.
Ithmi’nan (ketenangan) berasal dari keyakinan terhadap
perlindungan Allah yang memelihara orang-orang mukmin secara

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 14


lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat pada Allah dan selalu
berpanduan kepada petunjuk-Nya (kitabullah dan sunnah), maka
ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya.
Tafa’ul (optimis), meyakini bahawa masa depan adalah milik orang-
orang yang beriman.
Kemenangan ummat Islam dan kehancuran kaum kufar sudah
pasti. Mukmin menyadari bahwa amal perbuatan yang
dilakukannya tidak akan sia-sia, melainkan pasti dibalas Allah
dengan pembalasan yang sempurna.
Assa’adah Ketiga hasil istiqomah tadi akan membuahkan
kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. Jadihanya syahadah
sejati dapat menimbulkan sa’adah. Hanya Islam dengan konsep
syahadah yangdapat memberikan kebahagiaan kepada manusia di
dunia maupun di akhirat.

2.1.5 Syarat Syarat Syahadat


Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat.
Tanpa syarat-syarat itu syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang
mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu adalah:
1. lmu, yang menafikan jahl (kebodohan).
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Syarat Pertama: ‘Ilmu (Mengetahui).
Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa
yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan
ketidaktahuannya dengan hal tersebut.

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 15


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya :… Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa`at
ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka
meyakini (nya). [Az-Zukhruf : 86]
Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan
memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya.
Seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa
maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
2. Syarat Kedua: Yaqin (yakin).
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan sya-
hadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka
persaksian itu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya
kemudian mereka tidak ragu-ragu …” [Al-Hujurat : 15]
Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
“Artinya : Siapa yang engkau temui di balik tembok (kebon) ini,
yang menyaksikan bahwa tiada ilah selain Allah dengan hati
yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan
(balasan) Surga.” [HR. Al-Bukhari]
Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak
masuk Surga.

3. Syarat Ketiga: Qabul (menerima).


Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-
bah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.
Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta’ati,
maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah:

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 16


“Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan
kepada mereka: ‘Laa ilaaha illallah’ (Tiada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. dan
mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang
penyair gila?” [Ash-Shafat: 35-36]
Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka
mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan
penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti
mereka belum me-nerima makna laa ilaaha illallah.
4. Syarat Keempat: Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan
kandungan Makna Syahadat).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Artinya : Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang
dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” [Luqman : 22
Al-‘Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim
wajhahu adalah yanqadu (patuh, pasrah).
5. Syarat Kelima: Shidq (jujur).
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-
nya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya
mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Artinya : Di antara
manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepa-da Allah
dan Hari kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka
ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah: 8-
10]

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 17


6. Syarat Keenam: Ikhlas. Yaitu membersihkan amal dari segala
debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena
mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam hadits ‘Itban,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka
orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena
menginginkan ridha Allah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
7. Syarat Ketujuh: Mahabbah (Kecintaan).
Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” [Al-
Baqarah: 165]
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih.
Sedangkan ahli syirik mencintai Allah dan mencintai yang
lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan laa
ilaaha illallah.
Syarat Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah”
Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati.
Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang
telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah
dicegahnya. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari
hal-hal yang gha-ib, baik yang sudah lewat maupun yang akan
datang. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri,
harta, anak, orangtua.

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 18


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Syahadat adalah berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang
berarti telah bersaksi. Arti secara harfiah syahadat adalah
memberikan persaksian,memberikan ikrar setia dan memberikan
pengakuan.Sementara itu kenyataan seorang muslim yang baik
tidak hanya mengucapkan sekali saja ucapan Syahadat, sebab
setiap menunaikan shalat akan diulangi berkali-kali bacaan sahadat
itu.

2. Pentingnya Mengetahui Makna Syahadat LÂ ILÂHA ILLALLÂH ( ‫الإِ ٰلـ َه‬


َ
ُ ‫ ) إِاَّل‬Telah diketahui secara pasti bahwa persaksian tauhid
‫هللا‬
merupakan kunci agama Islam, pokoknya agama, dan tiang
bangunannya.

3. Kandungan 2 kalimat syahadat Madlul Syahadah Pernyataan (ikrar),


yaitu suatu statemen seorang muslim mengenai keyakinannya.
Istiqomah adalah konsisten, tetap dan teguh. Tidak takut pada
kematian karena kematian di jalan Allah merupakan anugerah yang
selalu dirindukannya.Ithmi’nan (ketenangan) berasal dari keyakinan
terhadap perlindungan Allah yang memelihara orang-orang mukmin
secara lahir dan batin.

4. Syarat syarat syahdata secara global terdapat tujuh syarat yaitu:

1. Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).


2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’
(kebencian).

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 19


DAFTAR PUSTAKA
Al-quran & Terjemahannya. Departemen Agama Islam
Abidin,S.A Zainal.kunci ibadah. Karya toha putra semarang.2001
Majalah As-sunnah edisi 01/Tahun XVII/1434H/2013 Diterbitkan
oleh yayasan lajanah istiqomah
Pesantren Berbasis Edukasi dan sosial keummatan
ponpeselkisi.blogspot.com

Ma’rifausysyahdatain (Mengnal makna dua kalimat syahadat) Hal 20

Anda mungkin juga menyukai