“KALIMAT SYAHADAT”
Dosen:
Nama :
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami lantunkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat nikmat dan
karunianya lah kami masih bisa diberikan kesehatan yang kita alami sampai detik
ini.Shalawat teriring salam selalu kami curahkan kepada hamba Allah yang maha perkasa
yaitu Nabi Muhammad SAW, berkat jasa beliau kita bisa mempelajari islam semakin luas
Alangkah indahnya dalam penulisan makalah ini kami bisa mengetahui sedikit demi
sedikit kajian ilmu bahasa. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas kuliah dalam Mata
Kuliah pendidikan agama islam Jurusan teknik Arsitektur , Universitas islam darul ulum
lamongan.
Adapun judul Penulisan makalah ini adalah "kalimat sahadat. Walaupun banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami harap tulisan ini bisa bermanfaat khususnya
HALAMAN JUDUL...................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
C. Posisi syahadat.................................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................................
B. SARAN..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah
salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh,
sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak
ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan
seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat
islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian
utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani
salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak
mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Iman dalam arti khusus yakni “pengikraran yang bertolak dari hati”, obyeknya adalah
Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, utusan-Nya, hari akhir dan kepada kepastian (takdir) baik
dan buruknya dari Allah.Atau bisa juga diartikan sikap jiwa yang tertanam dalam hati yang
dilahirkan dalam perkataan dan perbuatan.Doktrin ini bertumpu pada kepercayaan adanya
dzat Pencipta alam semesta. Pengucapan iman tercermin dalam ucapan kalimah syahadah:
karena iman pada dasarnya adalah percaya dan membenarkan bahwa tiada Tuhan
Iman ialah bahwa engkau percaya akan Allah, percaya akan adanya malaikat-
serta percaya akan qadla dan qadar Allah swt.Keyakinan kepada Allah Yang Esa (tauhid)
merupakan titik pusat keimanan seorang muslim, karena dalam setiap aktivitasnya senantiasa
dipertautkan secara vertical dengan Allah swt. Demikian pentingnya arti dan peranan tauhid
ini, sehingga Al-Islam mengajarkan bahwa iman kepada Allah Yang Maha Esa harus sebersih
dan semurni mungkin, serta menutup celah-celah yang dikhawatirkan masuknya syirik
(mempersekutukan Tuhan).
Tauhid dalam islam betul-betul murni, yaitu beritikad bahwa Allah itu esa, taka da
sekutu bagi-Nya. Itikad ini harus dihayati, baik dalam niat, amal maupun maksud dan tujuan.
1. Tauhid-Dzat, artinya mengitikadkan bahwa Dzat Allah Esa, tidak terbilang. Dzat Allah
itu hanya dimiliki oleh Allah saja, yang selain Allah tidak ada yang memilikinya.
2. Tauhidus-Shifat, artinya mengitikadkan bahwa taka da sesuatupun yang menyamai sifat
Allah, dan bahwa hanya Allah saja yang memilki sifat kesempurnaan.
3. Tauhidul-Wujud, artinya mengitikadkan bahwa hanya Allah yang wajib ada, yaitu yang
4. Tauhidul-Af’al, yaitu mengitikadkan bahwa Allah sendiri yang mencipta, menata dan
5. Tauhidul-Ibadat, yaitu mengitikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak dipuja dan
dipuji.
6. Tauhidul-Qashdi, yaitu mengitikadkan bahwa kepada Allah –lah segala amal, langsung
Rukun pertama dari kelima rukun islam ialah kalimat Syahadat. Untuk sahnya islam,
tidak bisa tidak, seseorang harus mengucapkannya secara urut dan disertai dengan memahami
maknanya.
Seseorang yang memeluk agama islam diwajibkan membuat pernyataan dengan lisan
yang disebut “syahadat”, yaitu mengucapkan kalimat kata-kata: “Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Itulah dua
kalimat syahadat yang menjadi kunci pembuka pintu bagi seseorang yang inginmemeluk
agama islam. Bagian pertama dari kalimat syahadat itu merupakan gabungan antara
peniadaan dan pengecualian, yang mengakibatkan adanya penetapan, yaitu: penetapan akan
meyakini dalam hatiku secara kuat, dan menjelaskan kepada orang lain bahwa tiada zat yang
berhak disembah di alam semesta ini kecuai Allah Yang Maha Esa dan bahwasanya Dia tidak
Adapun pengertian bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah ialah: Aku
mengetahui dan meyakini dalam hatiku secara kuat, dan menjelaskannya kepada orang lain
bahwa junjungan kita Muhammad bin Abdullah adalah hembah Allah dan Rasul-Nya, di
utus-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, yang benar dalam segala apa yang ia sampaikan dari
Allah. Seluruh makhluk-Nya wajib membenarkan dan mengikutinya.Dan barang siapa yang
mendustakannya, maka dia adalah zalim dan kafir, dan barang siapa menyalahi petunjuknya,
memenuhi syarat ini tidak memberi makna apa-apa kepada pengucapnya. Syarat yang
dimaksud ialah:
1. Ilmu
Ilmu dalam hal ini bermakna mengetahui apakah yang dinafikan dan mengetahui
2. Yakin
Maksud yakin ialah percaya dengan teguh kukuh dalam hati atau dikenali sebagai
kepercayaan yang jazam dan tiada sebarang keraguan walaupun sebesar zarrah.
3. Ikhlas
4. Al-Qur’an menyebut:
“Manusia paling bahagia yang menerima syafaatku pada hari kiamat ialah orang
yang mengucapkan la illaha ilallah dengan hati dan jiwa yang ikhlas”
Benar
Al-Qur’an menyebutkan:
“Tiadalah seseorang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesunggunya
Muhammad itu Rasulullah (dengan persaksian) yang benar dari hatinya, melainkan
6. Taslim
Perkataan ini bermaksud tunduk dan patuh serta berserah diri lahir dan batin kepada
Allah
7. Qabul
Begitu juga dengan kalimah Syahadah, mereka yang tidak meneria kalimah ini tidak
C. Posisi Syahadat
Syahadat menempati urutan pertama dalam rukun islam.Tanpa syahadah, rukun Islam
lainnya akan runtuh. Begitu juga dengan rukun iman. Tegaknya Islam mesti didahului oleh
tegaknya rukun Islam; dan tegaknya rukun Islam mesti didahului oleh tegaknya syahadah.
Rasulullah saw. mengisyaratkan bahwa Islam itu bagaikan sebuah bangunan. Untuk
berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5 (lima) tiang pokok, yaitu syahadatain,
2. Apabila syahadat yang merupakan inti ajran Islam sudah menancap dalam dirinya
4. Syahadat inilah yang akan selalu memompa semangat ummat Islam untuk selalu
6. Syariat yang dibawa rosul dapat berbeda-beda namun intinya tetap sama yaitu
Syahadat dapat menyelamatkan dari azab Allah di dunia dan akhirat. Juga menjadi sebab
terhapusnya dosa dan maksiat sertta sebab masuknya seseorang kedalam surga dan tidak
kekal di neraka.
hal-hal yang penting. Tanpa terlambangnya prinsip dan hal-hal yang penting itu dalam
perwujudan masyarakat, maka masyarakat itu tidak dapat dikatakan masyarakat islam.
Ciri pertama yang membedakan wujud masyarakat muslim ada bahwa masyarakat ini
berdiri atas dasar penghambatan diri manusia kepada Allah semata dalam seluruh persoalan.
Penghambatan ini dilambangkan dan dibentuk oleh syahadat La ilaha illa Allah,
MuhammadRaasulullah.
kepada Allah semata, dalam kepercayaan dan konsepsi para anggotanya, dalam system social
dan perundang-undangan mereka, dan juga dalam upacara peribadatan dan ibadah mereka.
Kalau ada salah satu dari segi-segi ini yang tidak terdapat, berarti islam itu sendiri tidak ada.
Karena yang ada itu sesungguhnya justru Rukun pertamanya: La ilaha illa Allah, Muhammad
Raasulullah.
2. Mengingkari nikmat Allah, baik yang kelihatan atau yang tidak kelihatan, baik yang
5. Memfokuskan segala ketaatan kepada selain Allah dengan Cara ang tidak
dikehendaki-Nya.
6. Benci atau menantang slah satu kandungan ajaran Islam aatu membenci seluruh ajran
islam.
7. Mencintai kehidupan dunia melebihi kecintaanya terhadap akhirat (dunia gila) dan ia
telah menjadikan dunia ini sebagai tujuan utamanya, serta merupakan segala-galanya
dalam hidupnya.
8. Menghina salah satu isi Al-Qur’an atau sunnah atau orang –oarang alim yang
9. Tidak beriman dengan seluruh sumber-sumber hokum islam dari Al-Qur’an dan
Sunnah.
10. Mengangkat orang-orang kafir dan munafiqin sebagai pemimpin serta tidak mencintai
11. Mengafirkan orang yang mengucapkan dua kalimat Syahadat serta tidak mengafirkan
orang yang elah ingkar terhadap Syahadatain dan tidak menghalalkan perang
dengannya.
4. Atau secara umum mentaati segala perintah dan menjahui apa yang dilarang Allah
SWT.
7. Rela atas segala ketentuan Allah yang dilimpahkan kepadanya. Q.S. Al-An’aam,
6:162
Makna syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengetahui dan meyakini bahwa Muhammad
utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa yang tidak boleh disembah,
sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan. Akan tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang
menaatinya masuk surga dan siapa yang mendurhakainya masuk neraka. Selain itu anda juga
mengetahui dan meyakini bahwa sumber pengambilan syariat sama saja apakah mengenai
syiar-syiar ibadah ritual yang diperintahkan Allah maupun aturan hukum dan syariat dalam
segala sector maupun mengenai keputusan halal dan haram. Semua itu tidak boleh kecuali
lewat utusan Allah yang bisa menyampaikan syariat-Nya. Oleh karena itu seorang muslim
tidak boleh menerima satu syariatpun yang datang bukan lewat Rasul SAW. Allah ta’ala
berfirman :
“ Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya
“ Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu
1. Pada ayat pertama Allah memerintahkan kaum muslimin supaya menaati Rasul-Nya
seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ia mau berhukum kepada Rasul dalam
perkara yang diperselisihkan antara dia dengan orang lain, kemudian ia puas
“ Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada contohnya dari urusan kami
”
III. PENUTUP
A. KESIMPUAN
Dari pembahasan yang telah di kemukakan di atas secara konklusif dapat kami ambil
1. Pengucapan iman tercermin dalam ucapan kalimah syahadah: ash-hadu an-la ilaha
illallah, wa asy-hadu anna muhammadan rasulullah, karena iman pada dasarnya adalah
percaya dan membenarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah.
2. Dalam mengungkapkan Syahadat terdapat beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:
3. Syahadat adalah rukun islam yang pertama dari shalat, puasa, zakat dan haji.
4. Syahadat bisa rusak dan bisa batal bila seseorang melakukan sesuatu bukan karena Allah
B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun.Punulis menyadari dalam makalah ini masih banyak
Ssekali kekurangan dan jauh dari kesan “sempurna”.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membcanya.Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Hawwa, Sa’id, Al-Islam Syahadatain dan FFenomena Kekufuran, Jakarta: Al-Ishlahy, 1990
Awang, Ramli, akidah penghayatan tauhid Al-Qur’an, Kuala Lumpur: Universitas teknologi
Malaysia, 2005
Zain, Habib, Mengenal mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan secara terpadu,