Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AIK III

MAKNA SYAHADAT DAN HAL-HAL YANG MEMBATALKAN


SYAHADAT
Dosen Pengampu : Dr. Amirah, S.Ag., M.si

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Fachirah Makhul : 105611101522


2. Gusmiarni : 105611103322
3. Agus Maulana : 105611129419

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah ini.
Pada kesempatan kali ini kami menulis makalah dengan tema “Makna
Syahadat dan Hal-Hal yang Membatalkan Syahadat”.
Makalah ini ditujukan sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang
diberikan. Dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai
AIK III.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Amirah, S.Ag.,
M.si. selaku dosen mata kuliah AIK III . Dan penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata lengkap dan sempurna untuk
menjangkau pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak
berkembang. Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang kami tulis
ini, dengan kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun agar makalah yang kami tulis akan datang lebih baik dan
sempurna. Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah yang telah
ditulis ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin

Makassar, 14 Oktober 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan Makalah ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................3
A. Makna Syahadat .........................................................................................3
B. Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Syahadat .............................................7
C. Syarat Dikabulkannya Syahadat ...............................................................11
D. Pengaruh Syahadat Dalam Kehidupan Manusia ......................................12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................15


A. Kesimpulan ...............................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi umat Islam, kata syahadat dan sholat bukanlah kata yang asing
lagi di telinga manusia Syahadat dan salat adalah seperti nafas yang
senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat
utama keislaman seseorang. Dan sholat merupakan kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna. Tanpa syahadat dalam hati,
pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam
kehidupan manusia. Syahadat dan sholat adalah sutu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan
sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram
bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi
umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui
Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam
dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka
terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai makna yang
terkandung dalam dua kalimat tersebut.
Sholat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah salat, sehingga
barang siapa mendirikan salat maka ia mendirikan agama (Islam), dan
barang siapa meninggalkan salat, maka ia meruntuhkan agama Islam.
Salat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Salat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mu'allaf baik sedang sehat
maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga salat-salat sunah.

1
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa makna syahadat?
2. Apa saja yang dapat membatalkan syahadat?
3. Apa syarat dikabulkannya kalimat syahadat?
4. Bagaimana pengaruh syahadat dalam kehidupan manusia?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa makna syahadat.
2. Untuk mengetahui perkara yang membatalkan syahadat.
3. Dapat mengetahui syarat dikabulkannya syahadat.
4. Dapat mengetahui pengaruh syahadat dalam kehidupan manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Syahadat
Syahadat berasal dari kata syahada – yasyhadu – syuhudan –
syahidan, artinya menyaksikan. Menurut istilah, syahadat artinya
penyaksian kesadaran manusia, bahwa di alam raya ini tidak ada ilahi
melainkan Allah swt. Kata Syahadat dalam bahasa arab diambil dari kata
musyahadah yang artinya melihat dengan mata kepala. Syahadat adalah
mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, syahadat haruslah mengandung
keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan.' Dua kalimat
syahadat adalah pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan
oleh hati untuk menjadikan diri sebagai umat Islam. Seseorang yang
sudah mengucapkan dua kalimat syahadat berarti ia telah melakukan
sumpah setia dihadapan Allah Swt. Hanya Dialah satu-satunya dzat yang
patut disembah, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah
utusan yang menjadi panutan hidupnya.
Sebagian kaum muslimin masih belum mengerti makna kalimat
syahadat, mereka hanya mengetahui kalimatnya saja dan mereka
ucapkan tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. Dua
kalimat syahadat ini adalah kalimat thoyyibah yang mana dengan
kalimat inilah seseorang dikatakan seorang muslim. Rasulullah Bersabda:
"Apabila mereka mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah), maka kehormatan dan
harta mereka terjaga dariku kecuali dengan haknya, dan perhitungan
mereka atas Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun perlu diketahui
pengucapan tanpa keyakinan adalah sia-sia belaka, maka dari itu
pengucapan kalimat syahadat diperlukan pengetahuan dan keyakinan
yang kuat bukan hanya pengucapan saja karena iman adalah diucapkan
oleh lisan, diyakini oleh hati, dan dilaksanakan oleh anggota tubuh.
Seseorang belum dikatakan beriman jika tidak merealisasikan tiga paket

3
tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah : 8-10.
Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada
Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-
orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah
menambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta”
Syahadat (‫ )هادة ش‬adalah konsep fundamental dalam Islam yang
mengandung makna kesaksian dan pengakuan terhadap prinsip-prinsip
dasar iman Muslim. Syahadat terdiri dari dua bagian utama: Syahadat
Thohir (kesaksian tentang keesaan Allah) dan Syahadat Rasul (kesaksian
tentang kenabian Muhammad). Berikut adalah penjelasan lengkap dan
terperinci mengenai makna syahadat:
Syahadat Thohir adalah bagian pertama dari syahadat dalam agama
Islam. Kata "Thohir" berasal dari bahasa Arab yang artinya "murni" atau
"bersih." Syahadat Thohir adalah kesaksian tentang keesaan Allah, atau
Tawhid, yang merupakan konsep dasar dalam iman Islam. Syahadat
Thohir memiliki tiga dimensi utama yang mencerminkan pemahaman
tentang keesaan Allah:
1. Tawhid al-Rububiyyah : Keesaan dalam Penciptaan dan Pengaturan
Tawhid al-Rububiyyah mengacu pada keesaan Allah dalam penciptaan,
pengaturan, dan pengendalian alam semesta. Ini mencakup pemahaman
bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta yang menciptakan segala
sesuatu di alam semesta ini. Tidak ada keberadaan lain yang memiliki
kemampuan mencipta seperti-Nya. Selain itu, Allah juga adalah Pengatur
yang mengendalikan dan memelihara seluruh makhluk serta kejadian di
alam semesta.

4
2. Tawhid al-Uluhiyyah : Keesaan dalam Penyembahan
Tawhid al-Uluhiyyah berkaitan dengan keesaan dalam penyembahan. Ini
menekankan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan diberi
ibadah. Tidak boleh ada penyekutuan dalam ibadah kepada-Nya.
Pemahaman ini menolak segala bentuk syirik, yaitu mengaitkan sesuatu
atau seseorang dengan Allah dalam ibadah. Seorang Muslim yang
memahami Tawhid al-Uluhiyyah sepenuhnya tunduk dan mengabdi hanya
kepada Allah.
3. Tawhid al-Asma' wa al-Sifat : Keesaan dalam Sifat-sifat Allah
Tawhid al-Asma' wa al-Sifat mencakup pemahaman tentang sifat-sifat
Allah yang unik dan tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-Nya. Ini
berarti bahwa sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis
adalah sifat-sifat yang luar biasa dan tidak ada yang serupa dengan-Nya.
Misalnya, sifat-sifat kasih sayang, kebijaksanaan, keadilan, dan kekuatan
Allah adalah sifat-sifat ilahi yang unik dan tidak dimiliki oleh siapa pun di
alam semesta ini.
Dengan memahami dan bersaksi tentang Tawhid dalam Syahadat
Thohir, seorang Muslim mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya
Tuhan yang layak disembah, satu-satunya Pencipta dan Pengatur alam
semesta, serta bahwa sifat-sifat-Nya adalah unik dan tidak dapat
dibandingkan dengan makhluk-Nya. Syahadat Thohir adalah dasar iman
Islam yang mendalam dan merupakan fondasi bagi kehidupan spiritual
dan moral umat Muslim.
Syahadat Rasul adalah bagian kedua dari syahadat dalam agama
Islam. Syahadat Rasul adalah kesaksian tentang kenabian Nabi
Muhammad, yang merupakan penutup para nabi dalam tradisi Islam.
Syahadat ini menunjukkan pengakuan dan kepatuhan seorang Muslim
terhadap ajaran dan petunjuk yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Berikut adalah penjelasan mengenai Syahadat Rasul :

5
1. Menerima Nabi Muhammad sebagai Utusan Allah
Syahadat Rasul adalah pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah yang terakhir kepada manusia. Seorang Muslim mengakui bahwa
Allah telah memilih Muhammad sebagai rasul-Nya untuk menyampaikan
pesan dan ajaran-Nya kepada umat manusia. Muhammad menerima
wahyu dari Allah dalam bentuk Al-Quran, kitab suci umat Islam, yang
berisi petunjuk untuk kehidupan manusia.
2. Mengikuti Ajaran Nabi
Seorang Muslim yang bersyahadat mengakui bahwa mereka harus
mengikuti ajaran dan tata cara hidup yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Ini mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari ibadah,
moralitas, etika, hingga hukum. Nabi Muhammad memberikan contoh
teladan yang harus diikuti oleh umat Islam, dan mengikuti ajarannya
adalah bagian integral dari keimanan seorang Muslim.
3. Cinta dan Penghormatan kepada Nabi
Syahadat Rasul juga mencakup rasa cinta, kasih sayang, dan
penghormatan yang mendalam terhadap Nabi Muhammad. Seorang
Muslim harus mencintai Nabi dengan sepenuh hati dan menghormatinya
sebagai figur yang penuh kebijaksanaan dan kebajikan. Penghormatan ini
tercermin dalam cara umat Islam merujuk kepada Nabi, mengikuti tradisi-
tradisi yang diajarkannya, dan menjaga etika moralitas dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mengemban Pesan dan Tugas Dakwah
Selain menjadi teladan moral, Nabi Muhammad juga diutus untuk
menyampaikan pesan dakwah (pemberitahuan tentang kebenaran Islam)
kepada seluruh manusia. Oleh karena itu, bagi umat Islam, Syahadat
Rasul juga mencakup tanggung jawab untuk mengemban misi dakwah ini
dengan menyebarkan ajaran Islam, mengajak orang lain menuju
kebenaran, dan menunjukkan keindahan ajaran Islam melalui tindakan

6
dan perilaku yang baik.
Melalui Syahadat Rasul, seorang Muslim mengakui kebenaran
risalah Nabi Muhammad dan berjanji untuk mengikuti ajaran-Nya dengan
penuh kesetiaan dan ketaatan. Ini adalah ekspresi dari kepatuhan dan
pengabdian kepada Allah melalui kenabian Muhammad, dan merupakan
prinsip dasar dalam iman Islam. Dengan memaknai syahadat dengan
benar, seorang Muslim mendapatkan arahan dan tujuan hidup yang jelas,
memperkuat iman, dan membimbing perilaku sehari-hari sesuai dengan
ajaran Islam. Syahadat bukan hanya kata-kata, tetapi adalah landasan dan
prinsip hidup yang memberikan makna mendalam bagi umat Muslim

B. Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Syahadat


Hal-hal yang membatalkan syahadat adalah hal-hal yang
membatalkan Islam. Karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat
seseorang masuk Islam. Mengucapkan keduanya adalah pengakuan
terhadap kandungan dan konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa
segala macam syi’ar-syi’ar Islam. Jika dia menyalahi ketentuan ini, berarti
ia telah membatalkan perjanjian yang telah diikrarkannya ketika
mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut. Hal-hal yang membatalkan
syahadat diantaranya:
1. Syirik
Syirik adalah memalingkan bentuk peribadatan kepada selain Allah
atau menyamakan Allah dengan mahluk dalam hal-hal semestinya bagi
Allah, karena merupakan hak-Nya.
Syirik ada dua tingkatan yaitu :
1. Syirik akbar yaitu menyebabkan amalan pelakunya hapus,
mengeluarkan dari agama Islam dan menyebabkan masuk kedalam
neraka kekal abadi.

7
Seperti : Menyembah berhala, datang ke tukang ramal nasib atau
perbintangan
2. Syirik asghor yaitu syirik yang menyebabkan hapusnya amalan yang ia
kerjakan, masuk keneraka sesuai dengan dosa yang diperbuat dan
pelakunya tidak keluar dari agama Islam.
Seperti : riya’ dan sum’ah
Syirik ada 3 macam
1. Syirik Dalam Keyakinan
Seperti : orang nasrani menyakini bahwa Allah adalah trinitas dan lain-
lain
2. Syirik dalam perkataan yaitu seseorang mensifati diri sendiri atau
orang lain dengan sifat yang sempurna ataupun orang yang menolak
sifat-sifat Allah.
3. Syirik dalam perbuatan yaitu syirik orang beribadah kepada selain
Allah dalam bentuk-bentuk peribadatan seperti :
- Memberikan rizki untuk selain Allah (sesaji)
- Berdo’a kepada selain Allah
- Menyembah untuk selain Allah
- Berhukum dengan selain hukum Allah
2. Kufur
Kufur yaitu menutup kebenaran dan menyelimuti dengan
kebathilan. Macam-macam kufur diantaranya :
1.1.1. Kufur takdzid yaitu menyakini kedustaan rasul dalam setiap apa
yang di awanya.(Qs. Fathir [35] : 26)
َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ
‫ف كان ن ِك ري‬ ‫ثم أخذت ال ِذين كفروا فكي‬

“Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; Maka (lihatlah) bagaimana


(hebatnya) akibat kemurkaan-Ku”.

8
1.1.2. Kufur iba’was takbir yaitu menolak perintah allah dan tidak
mengerjakannya, namun ia menyambutnya dengan enggan dan
sombong. (Qs. Al-Baqarah [2] : 34)
َ ََ َْ َ ْ َ ََ َ ْ
َ ‫ان م َن ْال َكافر‬ ُ َ َ ُ َ ْ َُْ ْ
‫ين‬ ‫ِ ر‬ ِ ‫يس أ َب واستك َ َي وك‬ ‫َوِإذ قلنا ِلل َمال ِئك ِة ْاس ُجدوا آلد َم ف َس َجدوا ِإال ِإب ِل‬

“Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat:


"Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis;
ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir”.

Seperti : kufur iblis yang enggan tunduk terhadap nabi adam atas perintan
Allah.
1.1.3. Kufur i’rodl yaitu berpaling dari apa yang dibawa oleh rosul ia tidak
dibenarkan dan tidak menudstakanya. (Qs. As-Sajadah [32] : 22)
َ َ ْ َ‫ن‬ ْ َّ ْ َ َ ْ َ َّ ُ ِّ َ َ َ ِّ ُ ْ َّ ُ َ ْ َ ْ َ َ
‫ي ُمنت ِق ُمون‬ ‫ض َعن َها ِإنا ِم َن ال ُم ْج رر ِم‬‫ات رب ِه ثم أعر‬
ِ ‫ومن أظلم ِممن ذكر ِبآي‬

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang Telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya, Kemudian ia berpaling daripadanya?
Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang
yang berdosa”.
1.1.4. Kufur syakk yaitu ragu-ragu teradap apa yang dibawa rasul ia tidak
yakin kebenaranya dan tidak yakin kedustaanya. (Qs. Ibrahim [14] :
4)
ُ َ َ
‫اَّلل َم ْن َيش ُاء َو َي ْه ِدي َم ْن َيش ُاء َوه َو‬ َ‫َو َما َأ ْر َس ْل َنا م ْن َر ُسول إال بل َسان َق ْومه ل ُي َب ِّ ن‬
ُ َّ ‫ي َل ُه ْم َف ُيض ُّل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ٍ ِ
ُ‫ْال َعز ُيز ْال َحكيم‬
ِ ‫ر‬

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa


kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada
mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan

9
memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan
yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”.
1.1.5. Kufur juhud yaitu menolak semua yang diturunkan Allah dan
menolak sebagian dari dasar islam yang sudah maklum adanya. (QS.
27 : 14, 6 : 33)
“Dan mereka mengingkarinya Karena kezaliman dan kesombongan
(mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan”.
3. Murtad
Murtad mempunyai arti :
Orang yeng keluar dari dienul islam dalam keadaan berakal dan
sadar tidak dipaksa oleh dien yang lain. Seperti: orang muslim memeluk
agama lain. Orang yang mengingkari dasar islam seperti wajibnya shalat.
Orang yang melakukan amalan yang bertentangan dengan islam.
4. Nifak
Nifak yaitu seseorang yang menampakan imanya dikalangan orang-
orang yang yang beriman (umat islam) padahal hatinya mendustakan dan
mengingkarinya.
Nifak dibagi menjadi 2 macam :
1. Nifak aqidi yaitu nifak dalam aqidah yang mengakibatkan kafir.
2. Nifak amali yaitu nifak dalam perbuatan yang mengakibatkan fasik
dan maksiat, seperti dusta, khianat dan menyelisihi janji.
5. Orang Yang Membuat “Perantara” Antara Dirinya Dengan Allah
Pembatalan ini merupakan pembatalan yang merupakan
pembatalan yang paling banyak terjadi dan paling berbahaya bagi setiap
muslim, karena ia telah menjadikan perantara-perantara antara dirinya
dengan Allah yang ia seru agar perantara-perantara menghilangkan
bencana, menyelamat kesedihan dan kesulitan, mereka itu adalah kafir
berdasarkan ijma’kaum muslimin (ulama) seperti yang diisyalirkan dalam

10
Al-Qur’an.
Tidak menkafirkan orang musyrik atau ragu terhadap kekafiran
mereka, atau membenarkan mahdzab (ideologi) mereka.
Menyakini ada petunjuk yang lebih sempurna dari pada petunjuk nabi
atau menyakini ada hukum yang lebih baik dari pada hukum beliau yang
meliputi dua hal :
1. Orang yang menyakini bahwa selain petunjuk nabi itu lebih baik dari pada
petunjuk beliau. (Qs. Ali imran : 85)
2. Orang yang menyakini bahwa hukum buatan manusia lebih baik dari
hukum beliau. (QS. An nisaa : 60-66)

C. Syarat Dikabulkannya Syahadat


Dalam Islam, syahadat (kesaksian iman) adalah manifestasi dari
keyakinan yang mendalam terhadap Tawhid (keesaan Allah) dan kenabian
Nabi Muhammad. Syahadat merupakan pilar utama iman dan merupakan
langkah pertama bagi seseorang yang memeluk Islam. Namun, untuk
mengabulkan syahadat seseorang, terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi:
1. Niat yang Ikhlas (Niat Tulus Lurus) :
Seseorang harus berniat dengan tulus dan ikhlas untuk memeluk Islam,
yaitu untuk mengakui keesaan Allah dan menerima Muhammad sebagai
Nabi dan utusan-Nya. Niat ini harus murni dan tidak tercampur dengan
motivasi atau tekanan eksternal.
2. Keyakinan yang Kokoh :
Seseorang harus memiliki keyakinan yang teguh terhadap Tawhid
(keesaan Allah) dan kenabian Nabi Muhammad. Keyakinan ini harus
bersifat mutlak dan tidak ragu-ragu.
3. Memahami Arti dan Makna Syahadat :
Sebelum mengucapkan syahadat, seseorang harus memahami arti dan

11
makna dari kata-kata yang akan diucapkannya. Ini mencakup pemahaman
tentang keesaan Allah, kenabian Muhammad, dan konsepsi dasar iman
Islam.
4. Mengucapkan Syahadat dengan Keyakinan dan Kesadaran Penuh :
Seseorang harus mengucapkan syahadat dengan keyakinan dan
kesadaran penuh, tanpa paksaan, tekanan, atau keraguan. Pengucapan
syahadat harus bersifat sukarela dan tulus.
5. Memiliki Niat untuk Mengikuti Ajaran Islam :
Memeluk Islam tidak hanya tentang mengucapkan kata-kata, tetapi juga
memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk mengikuti ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Ini mencakup melakukan ibadah, mengikuti
hukum-hukum Islam, dan mencari ilmu agama.
6. Menerima Ajaran dan Hukum Islam :
Seseorang harus menerima dan siap untuk mengikuti ajaran dan hukum
Islam secara keseluruhan, termasuk ibadah, etika, moralitas, dan hukum
hukum yang diatur dalam Al-Quran dan Hadis.
7. Menerima Nabi Muhammad Sebagai Nabi Terakhir:
Seseorang harus menerima Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir yang
diutus oleh Allah kepada manusia. Ini mencakup pengakuan bahwa tidak
akan ada Nabi setelahnya dan bahwa ajarannya adalah ajaran terakhir
yang akan membimbing manusia.
Penting untuk diingat bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan
Maha Penyayang. Ketika syarat-syarat di atas terpenuhi dan syahadat
diucapkan dengan ketulusan hati, Allah akan menerima taubat dan
kesaksian iman seseorang.

D. Pengaruh Syahadat Dalam Kehidupan Manusia


Syahadat memiliki dampak yang sangat mendalam pada
kehidupan manusia, khususnya bagi umat Muslim. Ini bukan hanya

12
sekadar kata-kata atau ritual, tetapi adalah prinsip-prinsip dasar yang
membimbing perilaku, moralitas, dan perspektif hidup seorang Muslim.
Berikut adalah beberapa pengaruh syahadat dalam kehidupan manusia:
1. Panduan Moral dan Etika :
Syahadat memberikan panduan moral dan etika yang kuat. Seorang
Muslim diarahkan untuk menjalani hidup dengan integritas, kejujuran,
dan keadilan, mencerminkan nilai-nilai Islam dalam semua tindakan dan
interaksi.
2. Ketentraman Batin dan Kesejahteraan Psikologis :
Syahadat membawa ketentraman batin dan kesejahteraan psikologis.
Keyakinan yang mendalam pada keesaan Allah memberikan rasa
kepastian, ketenangan, dan kepercayaan diri dalam menghadapi
tantangan dan ujian kehidupan.
3. Pengaruh dalam Pengambilan Keputusan :
Syahadat memengaruhi proses pengambilan keputusan seseorang.
Seorang Muslim, dalam setiap keputusan yang diambil, mencari panduan
dari ajaran Islam dan mempertimbangkan nilai-nilai moral yang diajarkan
oleh syahadat.
4. Ketegasan dalam Ketaatan :
Syahadat memotivasi seseorang untuk tetap teguh dalam ketaatan
kepada Allah. Meskipun dihadapkan pada cobaan atau kesulitan,
keyakinan pada syahadat memotivasi seorang Muslim untuk tetap
berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam.
5. Pandangan Positif tentang Kehidupan :
Syahadat memberikan pandangan positif tentang kehidupan. Meskipun
menghadapi kesulitan, seorang Muslim percaya bahwa semua ujian dan
rahmat Allah memiliki tujuan yang baik dan mendalam.
6. Panduan dalam Hubungan Sosial :
Syahadat memberikan pedoman dalam hubungan sosial. Seorang Muslim

13
diarahkan untuk bersikap adil, penyayang, dan toleran terhadap orang
lain, terlepas dari perbedaan agama, suku, atau ras.
7. Kasih Sayang dan Kemanusiaan :
Syahadat mendorong kasih sayang dan kemanusiaan. Seorang Muslim
diajarkan untuk berbelas kasih, membantu yang membutuhkan, dan
berkontribusi positif dalam masyarakat.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Syahadat berasal dari kata syahada – yasyhadu – syuhudan –
syahidan, artinya menyaksikan. Menurut istilah, syahadat artinya
penyaksian kesadaran manusia, bahwa di alam raya ini tidak ada ilahi
melainkan Allah swt. Kata Syahadat dalam bahasa arab diambil dari kata
musyahadah yang artinya melihat dengan mata kepala. Syahadat adalah
mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, syahadat haruslah mengandung
keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan.' Dua kalimat
syahadat adalah pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan
oleh hati untuk menjadikan diri sebagai umat Islam. Seseorang yang
sudah mengucapkan dua kalimat syahadat berarti ia telah melakukan
sumpah setia dihadapan Allah Swt. Hanya Dialah satu-satunya dzat yang
patut disembah, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah
utusan yang menjadi panutan hidupnya. Syahadat Thohir adalah bagian
pertama dari syahadat dalam agama Islam. Kata "Thohir" berasal dari
bahasa Arab yang artinya "murni" atau "bersih." Syahadat Thohir adalah
kesaksian tentang keesaan Allah, atau Tawhid, yang merupakan konsep
dasar dalam iman Islam. Melalui Syahadat Rasul, seorang Muslim
mengakui kebenaran risalah Nabi Muhammad dan berjanji untuk
mengikuti ajaran-Nya dengan penuh kesetiaan dan ketaatan. Ini adalah
ekspresi dari kepatuhan dan pengabdian kepada Allah melalui kenabian
Muhammad, dan merupakan prinsip dasar dalam iman Islam. Dengan
memaknai syahadat dengan benar, seorang Muslim mendapatkan arahan
dan tujuan hidup yang jelas, memperkuat iman, dan membimbing
perilaku sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Hal-hal yang dapat
membatalkan syahadat diantaranya syirik, kufur, murtad, Nifak, Orang
Yang Membuat “Perantara” Antara Dirinya Dengan Allah.

15
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik
dan saran senantiasa kami tunggu guna perbaikan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin Ya
Rabbal’alamin.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul syakir, 2015. Memaknai kalimat syahadat dan ajaran pokok rukun islam
Semarang, Rineka cipta.

Muhammad Dewantoro, 2011. Perkara yang membatalkan syahadat,


Jakarta, Esis.

Dewantoro, Muhammad, 2003. Agenda Mar'ah Shalinah, Solo Hidayatul Insan


http/id.wikipedia.org/wiki/Yang Membatalkan Syahadat www. Yang
Membatalkan Syahadatain.Com

17

Anda mungkin juga menyukai