Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBAHARUAN SYAHADAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Islam Terapan


Dosen Pengampu : Shofiyatul Maula S.H.I., M.H.

Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Tasya Maudina Rizky (2320110026)
2. Ridwan (2320110025)
3. M. Ainal Misbah (2320110024)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak berkat dan juga
rahmat-Nya, sehingga kami bertiga dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
“Pembaharuan Syahadat” guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Islam Terapan
dari Ibu Shofiyatul Maula, S.H.I, M.H. Sholawat beserta salam selalu terhaturkan semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabat beliau.

Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak akan terlepas dari
kekurangan dan juga ketidaksempurnaan, dalam materi terutama juga dalam penulisan. Namun,
kami telah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan kami sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karena itu, kami selaku penulis dengan segala rendah hati dan
tangan terbuka menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami selaku penulis makalah berharap, semoga makalah ini bisa dipahami dan bisa
memberikan manfaat bagi para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Kudus, 30 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………...…………….……i
KATA PENGANTAR………………………………………………..……..…………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………...……………………….……iii
BAB I……………………………….…..………………….…………………………………1
PENDAHULUAN……………………..……………………………………..……….………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..…….….…….…1
1.2 Rumusan Masalah……...………………………………….…………………………...….1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...…..….1
BAB II…………….……….………………………………………………...……….……….2
PEMBAHASAN…….……………………………….…………………...……….………….2
2.1 Pengertian Syahadat………………………...……………………………………..….…..2
2.2 Keutamaan Syahadat…………………………..………………………….………………3
2.3 Macam-Macam Syahadat……………………………………...……………………….…4
2.4 Syarat-Syarat Syahadat……………………………………..…………………………..…6
BAB III………………..…………………………………………...…………….……………9
PENUTUP….……………………………………………………...…………….……………9
3.1 Kesimpulan…...……………………………………………….…………….…………….9
3.2 Saran………...…………………………………………………...……………..…………9
DAFTAR PUSTAKA……..………………………………..………………………….…..…10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam agama Islam, kalimat syahadat sudah tidak jarang lagi di pendengaran manusia.
Syahadat adalah syarat utama bagi keislaman seseorang. Tidak ada islam di hidup manusia jika
tanpa syahadat baik dalam hati, pikiran, ucapan maupun perbuatan.

Syahadat merupakan salah satu hal vital di dalam kehidupan orang islam. Syahadat di
ibaratkan sebagai ruh dan islam sebagai jasadnya. Jika tidak ada ruh, maka jasad akan mati.
Berbicara tentang syahadat ini menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah mengapa syahadat
menjadi bagian primer bagi umat muslim.

Di dalam agama Islam, dua kalimat syahadat merupakan rangkaian yang tidak dapat
terpisahkan serta juga harus diimani secara utuh. Haram hukumnya jika terdapat umat islam
yang hanya mengimani salah satu saja. Misal hanya mengakui Allah SWT namun tidak dengan
Nabi Muhammad SAW begitu juga sebaliknya. Untuk itu,umat islam harus mengetahui makna
yang ada terdapat dalam dua kalimat syahadat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud syahadat ?.


2. Apa keutamaan syahadat ?.
3. Apa saja macam-macam syahadat ?.
4. Apa saja syarat-syarat syahadat ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian syahadat.


2. Untuk mengetahui keutamaan syahadat.
3. Untuk mengetahui macam-macam syahadat.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat syahadat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Syahadat.

Syahadat adalah rukun islam yang pertama, dimana syahadat menjadi syarat utama
seseorang beragama Islam.

Syahadat berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yashadu syahadatan yang artinya telah
beraksi. Secara harfiah maknanya ialah memberikan kesaksian dan pengakuan. Kemudian di
lafal syahadat terdapat kalimat tauhid yakni lailahailallah yang juga berasal dari bahasa arab
yang berarti mengesakan Allah atau pengakuan bahwa di alam semesta ini tiada Tuhan kecuali
Allah.

Pengertian syahadat menurut etimologi menerapkan bahwa ketika mengatakan dan


membenarkan syahadat muslim perlu mempunyai tiga kelakuan yaitu memberi kesaksian, lisan
dengan melihat, dan keterangan itu berlandaskan tauhid.

Dalam perkembangan sejarah, tauhid telah berkembang menjadi salah satu cabang ilmu
islam, yaitu ilmu tauhid. Ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang mempelajari dan membahas
masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah
kemahaesaan Allah.

Ibnu Taimiyah (1983:6) menyatakan tauhid merupakan suatu perkara yang harus dibenarkan
dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang, sehingga jiwa itu menjadi yakin dan mantap tidak
terpengaruhi oleh keraguan dan juga tidak dipengaruhi oleh syakwasangka. Selanjutnya, Hasan
al-Bana (1983:9) menyebutkan bahwa tauhid sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya, sehingga menjadi ketenangan jiwa yang menjadikan kepercayaan bersih dari
berbagai keraguan dan kebimbangan.

Sedangkan menurut istilah syahadat ialah ungkapan, janji, dan sumpah umat islam, dengan:

1. Membenarkan diri dalam hati.


2. Diakui dengan lisan.
3. Meyakinkan dengan kelakuan-kelakuan.

Dede Ahmad Ghazali, Studi Islam: Suatu Pengantar dengan Pendekatan Interdisipliner,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015).

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989).

2
2.2 Keutamaan Syahadat.

Syahadat sangat utama dibandingkan dengan ibadah yang lain seperti yang didakwahkan
oleh para Nabi dan Rasul. Keutamaan tersebut diantaranya:

1. Allah akan menghapus dosa-dosanya.

Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: “aku mendengar
Rasulullah bersabda, “Allah yang maha suci dan maha tinggi berfirman yang artinya: “…wahai
6enga nis, seandainya engkau 6enga kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau
ketika mati tidak mempersekutukan aku dengan suatu apapun, pasti aku akan berikan
kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi: 3540, ia berkata “Hadis hasan
gharib”)

2. Allah ta’ala akan menghilangkan kesedihan dan kesulitannya di dunia maupun akhirat.

Dalil dalam firman Allah yang artinya: “barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak terduga…”
(QS At-Thalaq: 2-3)

3. Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hatinya rasa cinta kepada iman serta
menjadikan rasa benci pada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.

Allah berfirman didalam Qur’an yang artinya: “…tetapi Allah akan menjadikanmu cinta pada
keimanan dan menjadikan iman indah dalam hatimu serta menjadikanmu benci pada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS Al Hujurat:
7)

4. Allah ta’ala akan menjamin memasukkan ke surga.

Utsman bin Affan RA berkata: “Rasulullah bersabda yang artinya: barang siapa yang
meninggal dunia sedang ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali
Allah, makai a masuk surga.” (HR Muslim)

5. Allah akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan, dan kemuliaan.

Allah berfirman yang artinya: “wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama
Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)

Yasmin, Ummu. Materi Tarbiyah, (Solo: Media Insan, 2004)

3
2.3 Macam-Macam Syahadat.

Para ulama membagi syahadat menjadi 2 macam syahadat, yakni:

a. Syahadat Tauhid

Syahadat tauhid adalah kesaksian bahwa Allah ialah satu-satunya Tuhan, harus disembah,
ditaati perintah-Nya, serta menjadikanNya tujuan akhir. “La ilaha illalah” (Tiada Tuhan selain
Allah) yaitu ungkapan yang berarti seperti ajaran yang menerangkan Tuhan dan materi-Nya,
watak dan perilaku-Nya. Keesaan pada materi-Nya mempunyai arti bahwa tiada tujuan materi
Allah SWT yang selayaknya kecuali Tuhan. Sebagaimana terkandung didalam al-quran surah
Al-Ikhlas ayat 1.

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Esa, yang artinya
Allah itu Esa dalam dzat, sifat, dan dalam perilaku-Nya. Keesaan Allah pada sifat adalah tidak
ada yang menyamai dengan sifat-Nya karena kecuali Allah tidak ada yang mempunyai sifat
keTuhanan. Pada perbuatan ialah hanya Allah langsung tanpa diikatkan dengan mahluk-Nya.

Syahadat Tauhid juga perlu disertai dengan penghayatan kesaksian kalimat Toyyibah, sebagai
berikut:

1. La Maujuda Illaallah, adalah saksi bahwa Tuhan ada dan tidak ada yang mempunyai bentuk
fundamental kecuali Allah, dengan begitu hanya Allah yang mempunyai 1 tujuan yaitu wujud
Tuhan.
2. La Ma’buda Illahallah, adalah saksi bahwa hanya Tuhan yang disembah, mendapat
penyembahan dan pengabdian dari seluruh mahluk-Nya.
3. La Mathluba Illaallah, adalah kesaksian untuk mengikuti perintah Allah, apapun yang
menyangkut sikap dan perbuatan oleh perintah Allah.
4. La Maqsuda Illaallah, adalah kesaksian bahwa tidak ada yang menjadi tujuan lain umat-Nya
didalam sudut pandang aktifitas ialah hanya mengejar ridho Allah SWT.

Keempat kalimat tersebut menandakan melaksanakan dari pada pelaksanaan syahadat yang
diikrarkan, ialah salah satu syahadat tauhid “La mathluba illaallah” yang harus disyahadatain
dengan keyakinan serta penghayatan.

b. Syahadat Rasul

Syahadat Rasul yakni kebenaran alkisah Nabi Muhammad SAW, ini berarti masing-masing
harus mengakui alkisah Nabi Muhmmad yang ditugasi oleh Allah untuk menginstruksikan
manusia agar berkeyakinan terhadap Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Safrida, Dewi Andayani, Aqidah dan Etika Dalam Biologi, (Aceh: Universitas Syiah Kuala
Pres, 2017)

4
Didalam perkataan Wa Anna Muhammadar Rasulullah (dan Muhammad adalah hamba dan
rasul-Nya), perkataan ini diathafkan dengan maksud meneruskan amil bahwa adanya saksi
tentang pengimanan bagi hamba utusan Allah SWT.

Syahadat Rasul termaksud kepada keyakinan Nabawiyah, yang mana semua muslim
mujtahid’min harus meng’itiqadkan, jika tidak maka tidak bisa disebut mu’mim maka seorang
yang berkeyakinan mengakui Rasul Nabi Muhammad SAW. Jadi selain mengakui/meyakini
Allah Swt, mengakui kerasullan Nabi Muhammad menjadikan sah keimanan seorang muslim.

Selain Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul, ada 2 komponen syahadat yang jikalau keduanya
perlu diwujudkan dalam kalimat syahadat, baik syahadat tauhid maupun syahadat rasul, maka
syahadat yang diikrarkan dan yakini menjadi batal. Dua bagian syahadat tersebut adalah:

1. Syahadat Munjin (syahadat yang menguatkan hati dan jiwanya), yaitu syahadat yang pernah
dijanjikan dan disaksikan dalam hati apabila seseorang muslim berikrar dalam ucapan, itu tidak
mengakui dalam hati yang berhubungan dengan Tuhan sebagai Allah SWT yang harus
disembah dan Nabi Muhammad SAW ialah utusan Allah, lalu kualitas muslim tersebut tidak
sah.
2. Syahadat Sar’an (syahadat yang hanya diucapkan saja tanpa memegang teguh jiwa dan hati),
yaitu syahadat yang dijanjikan dengan ucapan saja. Seorang mukmin diterima dan diucapkan
benar jika keteguhan hatinya sudah selaras dengan ucapannya.

Muhammad bin Abdul Wahab berkata “sudah kelihatan yakni dari agama dan Rasulullah SAW
dan umat sudah setuju, alkisah kebenaran dari islam dan suruhan tentang mahluk-Nya yakni
‘Asyhadu anla ilaha illaallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah” (syahadat bahwa
tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan nabi Muhammad adalah utusan
Allah). Sebagian orang atheis telah menjadi muslim, mewujudkan sahabat baik, orang yang sah
dan wasiatnya menjadi terlindungi. Dan apabila kegiatan itu keluar dari nuraninya tersebut lalu
ia sudah berkeyakinan. Apabila dia tidak mengucapkan ucapannya tanpa ada kata didalam
nuraninya, hingga mendudukan keislamannya tanpa ada keimanan didalam jiwa, hati dan juga
batinnya.

Abdurrahman Hasan, Syarah Fathul Majid (Penjelasan Kitab Tauhid), (Jakarta: Pustaka Shifa,
2002)

M. Mahfud, Doktrin Tentang Syahadat, (Serang: IAIN SMH Banten, 2010)

5
2.4 Syarat-Syarat Syahadat

Dua kalimat syahadat yang diucapkan yakni menjadi petunjuk bahwa ia memeluk agama
Islam. Memahaminya akan mengantarkan umat manusia kepada syurga “Bukankah kalimat
syahadat adalah pintu syurga?” Ya benar, kalimat syahadat adalah kunci syurga. Syahadat baru
dinilai sah jika melengkapi syarat-syarat syahadat sebagai berikut:

1. Ilmu
Ilmu disini yaitu paham tentang makna dan tujuan kalimat syahadat yang mengandung
peniadaan dan penetapan.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ْ‫ّللا ُ ي َ ع ْ ل َ مُ مُ ت َ ق َ ل َّ ب َ ك ُ مْ َو َم ث ْ َو ا ك ُ م‬
َّ ‫ت َو‬ َّ ‫ف َ ا عْ ل َ مْ أ َ ن َّ ه ُ َّل إ ِ ل َٰ َ ه َ إ ِ َّّل‬
ِ ‫ّللا ُ َو ا سْ ت َ غ ْ ف ِ ْر ل ِ ذ َ ن ْ ب ِ َك َو ل ِ ل ْ مُ ْؤ ِم ن ِي َن َو ا ل ْ مُ ْؤ ِم ن َ ا‬
“Maka ketauhilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan 9enga nis
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusah dan tempatmu tinggal.” (QS Muhammad:19)
‫ح ق ِ َو ه ُ مْ ي َ ع ْ ل َ مُ و َن‬ َ ْ ‫إ ِ َّّل َم ْن ش َ ِه د َ ب ِ ا ل‬
“…kecuali orang yang mengakui al-haq dan mereka mengetahui (mengilmui)” (QS Az
Zukhruf:86)
al haq disini adalah kalimat La ilaha illaallah, mereka mengilmui dengan betul akan makna
dan tujuan dari kalimat syahadat tersebut sampai masuk kedalam hati mereka.

2. Yakin
Maksud dari yakin disini adalah keyakinan yang tanpa keraguan, apabila orang menyebutkan
kalimat syahadat maka keimanannya akan selalu bertambah karena keimanan seseorang tidak
akan bermanfaat jika tidak yakin.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ِ ُ ‫ج ا ه َ د ُوا ب ِ أ َ ْم َو ا ل ِ ِه مْ َو أ َن ْ ف‬
‫س ِه مْ ف ِي س َ ب ِ ي ِل‬ َ ‫اّلل ِ َو َر س ُ و ل ِ هِ ث ُم َّ ل َ مْ ي َ ْر ت َا ب ُ وا َو‬
َّ ِ ‫إ ِ ن َّ َم ا ا ل ْ مُ ْؤ ِم ن ُ و َن ا ل َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا ب‬
‫ّللا ِ أ ُو لَٰ َ ئ ِ َك ه ُ م ُ ال صَّ ا ِد ق ُ و َن‬
َّ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hujurat:15)
Keimanan kepada Allah dan rasul-Nya diharuskan dengan keimanan yang tanpa keraguan,
apabila ada seseorang yang ragu dengan Allah dan rasul-Nya maka bisa di kategorikan
golongan orang munafik.

Safrida, Dewi Andayani, Aqidah dan Etika Dalam Biologi, (Aceh: Universitas Syiah Kuala
Pres, 2017)

6
3. Menerima
Maksudnya yakni menerima apa yang dituntut dari kalimat syahadat dengan hati dan lisan yang
Ikhlas tanpa kemunafikan.
Allah berfirman,
‫خ ي ْر ِم ن ْ هَ ا َو ه ُ ْم ِم ْن ف َ َز ع ي َ ْو َم ئ ِذ آ ِم ن ُ و َن‬
َ ُ ‫ح س َ ن َ ِة ف َ ل َ ه‬
َ ْ ‫ج ا ءَ ب ِ ا ل‬
َ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa yang membawa kebaikan, makai a memperoleh (balasan) yang lebih baik
daripadanya, sedang mereka itu adalah orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat
pada hari itu.” (QS An-Naml:89)
Orang yang menerima akan mendapat balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan tetapi
dengan syarat keikhlasan tidak ada kemunafikan dalam hatinya.

4. Taat/Patuh
Maksudnya yakni patuh dan berserah diri dengan isi kandungan syahadat.
Allah berfirman,
‫ور‬ ْ ُ ‫ّللا ِ ع َا ق ِ ب َ ة‬
ِ ُ‫اْل ُم‬ َّ ‫س ن ف َ ق َ ِد ا سْ ت َ ْم س َ َك ب ِ ا ل ْ ع ُ ْر َو ة ِ ا ل ْ ُو ث ْ ق َ َٰى َو إ ِ ل َ ى‬ َّ ‫َو َم ْن ي ُ سْ ل ِ مْ َو ْج هَ ه ُ إ ِ ل َ ى‬
ِ ‫ّللا ِ َو ه ُ َو مُ ْح‬
“Dan barangsiapa yang menyerahkan wajahnya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya
kepada Allah kesudahan segala urusan.” (QS Luqman:22)
Bisa disimpulkan bahwa orang yang taat yakni orang yang selalu berpegang teguh pada kalimat
syahadat.

5. Jujur
Yakni kejujuran yang tiada dusta, mengucapkan kalimat syahadat dengan jujur tanpa paksaan
dari orang lain dan mengatakan bahwa kalimat syahadat benar dan bisa dibuktikan
kebenarannya.
Allah berfirman pada surah Al-Ankabut ayat 1-3 yang artinya “Alif laam miim Apakah manusia
itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka
tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang yang berdusta.”
Beriman berarti jujur, jika seseorang berkata beriman tetapi dusta maka di ragukan akan
keimanannya.

6. Ikhlas
Yakni menyempurnakan amal dengan niat dan jauh dari kesyirikan, karena keikhlasan dapat
melepaskan atau menangkal dari kesyrikan.

Safrida, Dewi Andayani, Aqidah dan Etika Dalam Biologi, (Aceh: Universitas Syiah Kuala
Pres, 2017)

7
Allah berfirman pada surah Az-Zumar ayat 3 yang artinya:
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih dari syirik, Dan orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya” Sesungguhnya
Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”.

7. Cinta
Maksudnya yakni mencinta kalimat syahadat dan apa yang dituntut dan kandungnya, mencintai
orang-orang yang mengamalkan dan membenci kepada para penghambatnya.
Allah berfirman,
‫ّلل ِ َو ل َ ْو‬ ُ ‫ّللا ِ َو ا ل َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا أ َ ش َد‬
َّ ِ ‫ح ب ًّ ا‬ َّ ِ ‫ح ب‬ ُ َ ‫ّللا ِ أ َ ن ْ د َا د ًا ي ُحِ ب و ن َ ه ُ مْ ك‬
َّ ‫اس َم ْن ي َ ت َّ خِ ذ ُ ِم ْن د ُو ِن‬ ِ َّ ‫َو ِم َن ال ن‬
َّ ‫ج ِم ي ع ً ا َو أ َ َّن‬
ِ ‫ّللا َ ش َ ِد ي د ُ ا ل ْ ع َ ذ َ ا ب‬ َ ِ ‫ّلل‬ َّ ِ َ ‫ب أ َ َّن ا ل ْ ق ُ َّو ة‬
َ ‫ي َ َر ى ا ل َّ ِذ ي َن ظ َ ل َ ُم وا إ ِ ذ ْ ي َ َر ْو َن ا ل ْ ع َ ذ َ ا‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya” (QS Al-Baqarah:165)
Kecintaan bisa dibuktikan dengan pengabdian atau mendahulukan yang dicintai dari pada orang
lain, apabila seseorang cinta kepada rabb-Nya berarti dia harus melakukan apa yang rabb-Nya
perintah dan menjauhi apa yang dilarang, tetapi cinta bisa bertumbuh bahkan bisa berkurang
walaupun demikian apapun hal nya jika disertai dengan kecintaan maka akan jalan dengan
sempurna.

Safrida, Dewi Andayani, Aqidah dan Etika Dalam Biologi, (Aceh: Universitas Syiah Kuala
Pres, 2017)

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Syahadat adalah rukun islam yang pertama. Syahadat berarti mengakui bahwa tidak ada
Tuhan yang wajib disembah selain Allah, dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah.
Syahadat dalam islam sudah seperti nafas yang selalu menemani di hidup umat manusia.
Syahadat merupakan syarat yang utama untuk keislaman umat manusia. Tanpa adanya syahadat
maka tidak ada pula islam di dalam kehidupan manusia.
Seseorang yang telah bersyahadat haruslah memiliki pengetahuan tentang syahadat dan
wajib memahami isi kandungan dari kalimat syahadat dan bersedia menerima apapun
konsekuensi atas ucapannya. Orang yang mengucapkan syahadat juga harus bisa mengerti
makna syahadat secara sempurna tanpa ada keraguan sedikitpun.

3.2 Saran
Menyikapi hal-hal yang sudah tertulis diatas, maka hendaknya kita sebagai umat islam
senantiasa menjaga syahadat atau keislaman kita dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat
merusak syahadat. Selain itu, kita perlu untuk belajar dan lebih mendalami arti hakikat dan
makna dari syahadat itu sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dede Ahmad Ghazali, Studi Islam: Suatu Pengantar dengan Pendekatan Interdisipliner,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015).

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989).

Yasmin, Ummu. Materi Tarbiyah, (Solo: Media Insan, 2004)

Safrida, Dewi Andayani, Aqidah dan Etika Dalam Biologi, (Aceh: Universitas Syiah Kuala
Pres, 2017)

Abdurrahman Hasan, Syarah Fathul Majid (Penjelasan Kitab Tauhid), (Jakarta: Pustaka Shifa,
2002)

M. Mahfud, Doktrin Tentang Syahadat, (Serang: IAIN SMH Banten, 2010)

10

Anda mungkin juga menyukai