Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“AS-SUNNAH (AL-HADIST) SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Jonedi Yasril (2210622036)

Fahrur Razi (2210621010)

Bintang Farras (2210622018)

Randi Masandra (2210623008)

Dosen Pembimbing :

Dafri Harweli, S.Pd.I.,M.Pd.I

FAKULTAS PETERNAKAN

KAMPUS II PAYAKUMBUH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat.Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Pendidikan Agama Islam dengan judul ”DINUL ISLAM”. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di
Universitas Andalas Kampus II Payakumbuh. Semoga semua ini bisa memberikan sedikit
pembelajaran dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Payakumbuh, 25 Oktober 2022

Penulis

i
Daftar Isi

BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Aqidah Islamiyah.................................................................................................2
2.2 Ruang Lingkup Aqidah Islamiyah.........................................................................................2
2.3 Hal-hal yang Membatalkan Aqidah.......................................................................................3
2.4 Pengertian Syariah Islamiyah.................................................................................................5
2.5 Ruang Lingkup Syariah Islamiyah.........................................................................................6
2.6 Fungsi Syariah Islamiyah.......................................................................................................8
2.7 Prinsip-prinsip Syariah Islamiyah..........................................................................................9
2.8 Pengertian akhlak Islamiyah................................................................................................12
2.9 Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah.......................................................................................12
2.10 Akhlak yang Islami............................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah ajaran yang paling sempurna bagi semua orang. Karena ajaran Islam
mengajarkan umatnya tidak hanya berbuat untuk dunia tetapi juga berbuat untuk masa depan,
guna mencapai kebahagiaan di kemudian hari yang dijanjikan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Nabi Muhammad, yang menjadi pedoman bagi manusia dengan berbuat, untuk mencapai tujuan
hidup manusia.

Dalam ajaran Islam terdapat hukum-hukum yang berasal dari sumber-sumber hukum
Islam tertentu yang teridentifikasi dan tidak diragukan lagi. Meskipun masih terdapat perbedaan
pendapat di antara sebagian ulama, namun Islam memperbolehkan manusia untuk bebas memilih
hukum yang ada dengan tidak menyimpang dari sumber hukum Islam yang paling murni dari
Allah SWT, khususnya mungkin Al-Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan Aqidah Islamiyah?
2. Menjelaskan Ruang Lingkup Aqidah Islamiyah?
3. Menjelaskan Hal-hal yang Membatalkan Aqidah?
4. Menjelaskan Pengertian Syariah Islamiyah?
5. Menjelaskan Ruang Lingkup Syariah Islamiyah?
6. Menjelaskan Fungsi Aqidah Islamiyah?
7. Menjelaskan Prinsip-prinsip Syariah Islamiyah?
8. Menjelaskan Pengertian Akhlak Islamiyah?
9. Menjelaskan Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah?
10. Menjelaskan Akhlak yang Islami?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama islam dalam rangka pengambilan nilai
2. Sebagai bahan diskusi kelompok mata kuliah Agama Islam
3. Menambah wawasan tentang Dinul Islam

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aqidah Islamiyah
Aqidah Islamiyyah merupakan keimanan yang teguh dan bersifat pasti terhadap Allah
SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada
para malaikat-Nya, rasul-Nya, kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, serta mengimani
segala apa yang sudah shih mengenai prinsip-prinsip agama (ushuluddin), perkara yang ghaib,
beriman kepada apa yang sudah menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh
berita-berita qath’i (yang pasti), baik itu secara ilmiah ataupun amaliyah yang sudah ditetapkan
menurut dari Al Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.

Seperti yang sudah Allah SWT firmankan dalam QS.An-Nuur:54

‫غ‬ُ ‫ُول ِإاَّل ْالبَاَل‬


ِ ‫قُلْ َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوَأ ِطيعُوا ال َّرسُو َل فَِإ ْن تَ َولَّوْ ا فَِإنَّ َما َعلَ ْي ِه َما ُح ِّم َل َو َعلَ ْي ُك ْم َما ُح ِّم ْلتُ ْم َوِإ ْن تُ ِطيعُوهُ تَ ْهتَدُوا َو َما َعلَى ال َّرس‬
ُ‫ْال ُمبِين‬

“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu
sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang”.

2.2 Ruang Lingkup Aqidah Islamiyah


Ruang lingkup Aqidah islam meliputi ilahiyat, nubuwat, rukhuniyat, dan sam’iyat. Ilahiyah
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah, seperti wujud, nama-
nama, sifat- sifat, dan perbuatan-perbuatan Allah SWT.

a) Ilahiyat (pembahasan akan segala hal atau segala sesuatu yang memiliki hubungan
dengan Ilahi, seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain sebagainya)
b) Nubuwat (pembahasan mengenai segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan Nabi
dan Rasul, termasuk pembahasan mengenai Kitab Allah, mukjizat, dan lain sebagainya)

2
c) Rukhaniyat (pembahasan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisika, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan masih banyak yang lainnya)
d) Sam’iyat (pembahasan akan segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui dalil naqli
berupa Al Quran dan Sunnah, seperti halnya alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-
tanda kimat, surga dan neraka, dan yang lainnya)

2.3 Hal-hal yang Membatalkan Aqidah


1. Syirik

Syirik adalah perilaku yang menyekutukan Allah Swt. Bertindak dan bertingkah ada
yang harus dipuji dan dipuja selain Allah. Syirik adalah dosa terbesar seorang manusia yang
mendurhakai Allah Swt. Syirik Sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Syirik Akbar dan Syirik Asghar

a. Syirik Akbar ialah menyekutukan Allah SWT seperti menyembah berhala. Penyembahan
berhala dalam sejarah nabi sudah ada sejak Nabi Nuh AS. Disebut syirik Akbar jika :

1. Melakukan perbuatan yang jelas-jelas menganggap ada tuhan-tuhan lain selain


Allah Swt. dan tuhan-tuhan itu dijadikannya sebagai tandingan di samping Allah
Swt.
2. Menganggap ada sesembahan selain Allah Swt.
3. Menganggap Tuhan mempunyai anak atau segala perbuatan yang mengingkari
kamahakuasaan Allah Swt.

b. Syirik Asghar ialah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan amalan keagamaan bukan atas
dasar keikhlasan untuk mencari ridha Allah, melainkan untuk tujuan lain. Syirik Asghar
merupakan perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan ada yang kuasa di samping
Allah Swt. Contohnya pernyataan seseorang : “jika seandainya saya tidak ditolong dokter itu ,
saya pasti akan mati”. Pernyataan seperti ini menyiratkan seakan-akan ada pengakuan bahwa ada
sesuatu yang berkuasa selain Allah Swt.

3
Allah berfirman dalam Q.S. An-nissa ayat 36 :

‫هّٰللا‬
‫ب‬
ِ ‫َّاح‬
ِ ‫ب َوالص‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
ِ ‫ار ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َج‬ ِ ‫َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال َج‬
‫ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا‬ ِ ‫بِ ْال َج ۢ ْن‬
ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۙ ِل َو َما َملَ َك‬

”Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan
berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

2. Nifaq

Secara Bahasa, Nifaq berarti lubang tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus) dari
sarangnya. Dikatakan pula, kata Nifaq berarti lubang bawah tanah tempat tersembunyi. Menurut
Ibnu Rajab, Nifaq secara Bahasa bersinonim dengan kata mencela, berbuat makar dan
menampakkan kebaikan serta menyembunyikan kejahatan. Nifaq sendiri terdiri dari 2 bagian
yakni Nifaq Akbar dan Nifaq Asghar.

3. Kufur

Kufur adalah perbuatan yang mengingkari Allah SWT. dan Rasul-Nya, termasuk di
dalamnya mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

4. Murtad

Istilah murtad berarti keluar dari agama Islam dalam bentuk niat, perkataan, atau
perbuatan yang menyebabkan seseorang menjadi kafir atau tidak beragama sama sekali. Murtad
sendiri terbagi menjadi tiga bagian yakni Murtad dengan Perkataan, Murtad dengan Perbuatan
dan Murtad dengan Iqtiyad atau Keyakinan.

4
5. Khurafat

Khurafat atau percaya dengan hal-hal yang tidak logis biasanya berkembang dari nenek
moyang secara turun menurun dan akhirnya diyakini hingga sekarang. Misalnya, duduk di pintu
akan menghalangi jodoh.

6. Tahayul

Kata tahayul berasal dari bahasa Arab yang artinya: berangan-angan tinggi, melamun,
membayangkan atau menghayal (Kamus Munawwir). Mengkait-kaitkan kejadian-kejadian yang
dianggap aneh dengan sesuatu, yang mana tidak ada dasarnya di dalam ajaran Islam.

Sebagai contoh tahayul adalah : mempercayai akan mendapatkan rejeki ketika orang
tertimpa kotoran cicak. Atau suara burung yang dianggap aka nada tamu yang dating, dan lain
sebagainya.

7. Munafik

Munafik merupakan apabila berjanji ia mengingkari, apabila berkata ia berdusta, dan


apabila dipercaya ia berkhianat.

2.4 Pengertian Syariah Islamiyah


Definisi Syariah adalah jalan yang jelas yang telah ditunjukkan Allah kepada umat
manusia. Jalan ini berupa hukum dan peraturan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadits,
Ijmas dan Qiyas Nabi Muhammad.

Tujuan Syariah adalah untuk menjaga umat manusia agar tidak tersesat di dunia ini dan di
akhirat. Allah telah memberi tahu kita jalan mana yang harus kita tempuh.

Meskipun dapat diartikan sebagai metode dalam bentuk hukum dan peraturan dalam
Islam, makna literal dari Syariah itu sendiri tidak. Dalam ndica Arab, Syariah adalah sumber air.
Banyak orang Arab juga menggunakan istilah Syariah untuk merujuk pada jalan menuju sumber
air.

5
Menurut para ulama, definisi syariah mencakup hukum dasar yang ditetapkan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, dengan sesama manusia, dan juga kepada
alam.

Hal ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 13 :

‫ك ْالفَوْ ُز ْال َع ِظ ْي ُم‬ ٍ ّ‫ك ُح ُدوْ ُد هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن يُّ ِط ِع هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهٗ يُ ْد ِخ ْلهُ َج ٰن‬
َ ِ‫ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِد ْينَ فِ ْيهَا ۗ َو ٰذل‬ َ ‫تِ ْل‬

“Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan
memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung”

Karena Syariah adalah hukum dasar, artinya masih terlalu umum. Hal ini ditunjukkan
dalam poin-poin hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad.
Undang-Undang Dasar masih sangat ndicat, tetapi perlu penelitian yang lebih mendalam untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menyesuaikannya dengan perkembangan
kehidupan manusia.

Pembahasan dalam Syariah bersifat umum, termasuk keyakinan dan moralitas manusia.
Syariah karena itu aman atau diperlukan. Ruang lingkup yang dibahas dalam fiqh adalah metode
atau praktik perilaku manusia, tetapi dalam fiqh tidak ada kepastian karena sifatnya yang
merupakan hasil pemikiran para ulama mujtahid.

2.5 Ruang Lingkup Syariah Islamiyah


Ruang lingkup Syariah Islamiyah antara lain berikut :

1. Ibadah

Yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual),
yang terdiri dari :

a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan haji.

6
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam.

-Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu, mandi, tayamum, pengaturan menghilangkan
najis, peraturan air, istinja, adzan, qomat, I‟tikaf, do‟a, sholawat, umroh, tasbih, istighfar, khitan,
pengurusan mayit, dan lain-lain.

-Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah, dan lain-lain.

2. Muamalah

Yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lainnya dalam hal
tukar-menukar harta ( jual beli ), diantaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja
sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan, rampasan perang, utang-piutang, pungutan,
warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.

3. Munakahat

Yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan
berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya : perkawinan, perceraian,
pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung
dari suami yang wafat, meminang, khulu‟, li‟am dzilar, ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain.

4. Jinayat

Yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya : qishsash, diyat, kifarat,


pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad, khianat dalam perjuangan, kesaksian dan lainlain.

5. Siyasat

Yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik), diantaranya :


ukhuwa (persaudaraan) musyawarah (persamaan), „adalah (keadilan), ta‟awun (tolong

7
menolong), tasamu (toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab ndica), zi’amah
(kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.

6. Akhlak

Yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar, tawadlu, (rendah
hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja’ah (berani), birrul walidain (berbuat baik
pada ayah ibu), dan lain-lain.

7. Peraturan-peraturan lainnya

Seperti makanan, minuman, sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan kemiskinan,


pemeliharaan anak yatim, da’wah, perang, dan lain-lain

2.6 Fungsi Syariah Islamiyah


Fungsi syariat dalam hukum Islam adalah jalan atau jembatan di mana umat manusia
berdiri dan dibimbing. Syariah juga menjadi media untuk menjalankan kehidupan di dunia agar
dapat mencapai tujuan akhir dengan selamat. Hal ini dapat dijelaskan dengan menjalin hubungan
baik dengan Sang Pencipta yang disebut Habluminallah, dan hubungan dengan sesama manusia
atau Hablumminannas.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-maidah ayat 48 :

َ‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َمٓا اَ ْنزَ َل هّٰللا ُ َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َو ۤا َءهُ ْم َع َّما َج ۤا َءكَ ِمن‬ ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ْال ِك ٰت‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬
َ ‫َواَ ْنزَ ْلنَٓا اِلَ ْي‬
‫هّٰللا‬ ٰ ٰ ‫هّٰللا‬ ۤ ِّ ۗ ‫ْال َح‬
‫ت اِلَى ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم‬ ِ ۗ ‫ق لِ ُكلٍّ َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َّو ِم ْنهَاجًا ۗ َولَوْ َشا َء ُ لَ َج َعلَ ُك ْم اُ َّمةً وَّا ِح َدةً وَّل ِك ْن لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َمٓا ا ٰتى ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ي ْٰر‬
َ‫َج ِم ْيعًا فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُوْ ۙن‬

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah

8
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan”

Hubungan baik ini patut disembah dan dianggap baik oleh Allah SWT. Hingga pada
akhirnya, seorang Muslim mampu mencapai tujuan hidup hasanah fi dunya dan hasanah fil
akhirat. Dikutip dari Dr.Syariah Islamiyah. Bapak H. Sutisna, dari gambaran kasar tentang fungsi
syariat, ada dua tipe manusia, yaitu hamba yang harus berserah diri kepada Allah Swt.

Manusia sebagai khalifah di muka bumi seharusnya mengatur dan mengatur tata
kehidupan mereka. Oleh karena itu, jika seseorang ingin menjalankan fungsi hamba dan khalifah
di bumi, pertama-tama ia harus mematuhi Syariah. Karena Allah telah menurunkan Syariat Islam
untuk membantu membawa manusia kepada keridhaan Allah.

2.7 Prinsip-prinsip Syariah Islamiyah


Syariat Islam, yang dikenakan kepada manusia oleh Allah, mengandung sejumlah tidak
hanya menerima dan menarik manfaat, tetapi juga menolak dan meramalkan berbagai kerugian
bagi seorang Muslim atau lima hal utama yang menjadi dasar kehidupan Muslim atau Muslimah
yaitu :

1. Pemeliharaan Jiwa (Hifzhun Nafsi)

Kedudukan jiwa dalam agama mendapat perhatian yang besar, untuk menjaga dan
memelihara kelangsungan hidupnya serta mencegah segala sesuatu yang dapat mengancam atau
menghancurkan jiwa/kehidupan seseorang. Syariah mengizinkan apa yang sebelumnya dilarang
ketika seseorang menghadapi keadaan darurat. Seperti orang yang tersesat di hutan, sekarat
karena kelaparan dan tidak menemukan apa pun selain bangkai untuk dimakan. Oleh karena itu,
ia diperbolehkan memakan daging bangkai agar tidak berlebihan hingga kenyang, agar nyawa
tidak melayang. Demikian juga, jika Anda sangat haus dan tersedak, tetapi Anda tidak dapat
menemukan apa pun untuk diminum selain kamul. Jika dia tidak segera minum, dia akan mati.
Oleh karena itu, diperbolehkan minum hanya untuk menghilangkan dahaga. Bahkan jika keadaan
darurat mengizinkan apa yang awalnya dilarang, itu tidak boleh diterapkan secara berlebihan,

9
hanya untuk memuaskan perut yang sangat lapar, atau membasahi tenggorokan yang sangat
haus.

Seperti dijelaskan dalam aturan Fiqhiyyah berikut:

ِ ‫ات تُبِ ْي ُح ال َمحْ ظُوْ َرا‬


‫ت‬ ُ ‫ضرُوْ َر‬
َّ ‫اَل‬

“Dharurat itu dapat memperbolehkan hal-hal yang (semula) dilarang.”

َّ ‫َما اُبِ ْي َح لِل‬


ِ ‫ضرُوْ َر ِة يُقَ َّد ُر بِقَد‬
‫َر ِه‬

“Apa saja yang diperbolehkan karena darurat, maka harus dilaksanakan sekadarnya.”

2. Menjaga Kecerdasan (Hifzhul Aqli)

Kecerdasan merupakan nikmat terbesar disamping manfaat kehidupan (life). Karena itu,
manusia mampu membedakan yang benar dan yang batil, memilah dan memilih mana yang baik
(Masrahat) dan bermanfaat, dan mana yang merusak (Mahsadat) dan berbahaya (Madharat).
Untuk alasan yang baik, penciptaan pesawat telah memungkinkan manusia untuk terbang lebih
cepat dari pada burung dan untuk mengalahkan singa, beruang, buaya, hiu, paus, dan apa pun
yang jauh lebih besar dalam kekuatan dan ukuran tubuh daripada manusia. perut bumi dapat
dimanfaatkan secara besar-besaran untuk kepentingan umat manusia. Hati ini juga yang
membimbing dan membimbing manusia kepada kebenaran. Oleh karena itu, keberadaan akal

10
harus selalu dijaga dan dibudidayakan untuk kepentingannya. Untuk tujuan ini, Syariah
mewajibkan umat Islam untuk mencari ilmu dan mendorong mereka untuk berpikir lebih banyak
untuk diri mereka sendiri, keluarga mereka, agama mereka, bangsa mereka, dan kepentingan
nasional mereka. Selain itu, larangan penggunaan obat-obatan terlarang, konsumsi minuman
yang membuat ketagihan (khamr), menonton pornografi dan banyak bermain game, karena dapat
merusak otak manusia.

3. Perlindungan Agama (Hifzhud Diin)

Agama merupakan pedoman hidup manusia yang tertib dan seimbang, baik lahir maupun
batin, agar manusia dapat hidup, selamat dan cemerlang di dunia dan di akhirat. Untuk itu,
Syariah menetapkan berbagai pedoman untuk mendukung, menghadapi, dan mempertahankan
eksistensi agama. Selain itu, Syariah melarang kemusyrikan (politeisme), kekufuran (kafir),
kemunafikan (monafik), pemisahan diri dari Islam (murtad), dan pernikahan dengan non-
Muslim. Juga, menghina Tuhan atau agama lain sama saja dengan menghina Tuhan atau Islam
itu sendiri, jadi jangan lakukan itu.

4. Memelihara Keturunan (Hifzhun Nasli):

Keturunan ibarat separuh jiwa kelangsungan hidup manusia yang dikaruniai libido.
Memiliki keturunan memungkinkan manusia untuk mengikuti petunjuk Ilahi dan melanjutkan
tugas khalifah untuk membuat bumi berkembang dalam berbagai hal yang bermanfaat bagi orang
lain. Oleh karena itu, memelihara keturunan menjadi perhatian penting syariat Islam untuk
menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, mulai dari lingkungan keluarga,
masyarakat komunal hingga tatanan nasional yang menopang stabilitas nasional. Untuk itu,
Islam menyelenggarakan sistem pemeliharaan keturunan berupa melegalkan perkawinan,
berpedoman pada naluri seksual, dan melahirkan anak yang halal dan reproduktif (saleh-salehah)
yang baik. Demikian pula, Islam melarang perzinahan dan penyimpangan seksual lainnya. Hal
ini dapat merugikan kepentingan keturunan dan mencegah penyebaran penyakit kelamin akibat
penyimpangan seksual. Tentunya jika tidak dicegah akan berdampak pada kesehatan dan

11
kenyamanan hidup masyarakat. Selain itu, dilarang menggugurkan kandungan, vasektomi, dan
duktektomi tanpa alasan yang sah karena tergolong upaya menggugurkan kandungan.

5. Pelestarian Harta (Hifzhul Maal):

Harta adalah wasilah (penengah) untuk pemenuhan berbagai keinginan, dan kehidupan
yang dapat mendukung amalan ibadah, saya bisa melakukannya. Kekayaan memungkinkan
orang untuk membeli pakaian yang menutupi alat kelamin mereka. Hal ini sebenarnya salah satu
syarat khasiat doa yang digunakan untuk zakat, ndicat, hibah dan haji untuk menjamin
keberhasilan acara peringatan hari besar Islam (PHBI) tersebut. dan akan segera datang. Oleh
karena itu, harta benda harus dijaga keberadaannya karena dapat menunjang tegaknya atau
berhasilnya perjuangan agama, bahkan dikategorikan sebagai bentuk jihad, dimana mati adalah
syahid jika meninggal dalam mencari nafkah. Setelah harta/uang diperoleh, maka harus di
tasharhukan (digunakan) untuk memenuhi kepentingan dasar seperti sandang, pangan, papan dan
kebutuhan lainnya yang halal. Juga, jangan lupa untuk berbagi melalui sedekah dan zakat yang
membantu melindungi dan meningkatkan kekayaan dari kejahatan dan bencana. Selain itu, tidak
dapat digunakan secara berlebihan atau tidak perlu. Pembelanjaan yang boros, perusakan harta
benda. Hukum Islam juga melindungi hak milik dari harta milik seseorang yang diperoleh
melalui ketekunan seseorang, baik yang beriman maupun yang tidak beriman, melalui
seperangkat aturan yang melarang perambahan atas harta benda seseorang. Oleh karena itu,
Islam melarang pencurian, perampokan, pemenggalan kepala, pemerasan,
penjarahan/penjarahan, penipuan, perusakan, atau perbuatan zalim lainnya yang merugikan
orang lain. Syariah mengizinkan pemilik harta untuk mengembangkan kekayaannya menurut
pikiran dan keinginan mereka sendiri, tetapi mereka tidak boleh melanggar Syariah, sehingga
mereka tidak boleh dikenakan riba, galal (kecurangan), meishir (spekulasi), kebutuhan umum,
penimbunan (hithical). Secara khusus syariat mewajibkan pemilik harta untuk menjaga hartanya,
sehingga jika pemilik harta meninggal dunia karena menjaga hartanya, tergolong syahid.

12
2.8 Pengertian akhlak Islamiyah
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari huruf mufradatnya ‫( لق‬khuluq) dalam Arab
jamak ‫( اخالق‬akhlak). Secara bahasa, akhlak adalah budi pekerti, budi pekerti, kesantunan
(berdasarkan etika dan moralitas), yaitu perbuatan baik yang dihasilkan dari sikap jiwa yang
benar terhadap penciptanya dan manusia. Akhlak Islami adalah perilaku (kebiasaan) sehari-hari
yang baik yang diawali dengan munculnya keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik.
Sebab, melalui panca inderanya, ada stimulus yang membuatnya bertanya-tanya apakah dia akan
melakukan sesuatu atau tidak. Melakukan ini sesuai dengan norma-norma hukum Islam
menciptakan kecenderungan mental yang kuat, kepuasan dalam melakukannya secara teratur,
dan harga diri yang tinggi di hadapan Allah SWT. dan satu sama lain.

2.9 Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah


Ruang lingkup akhlak sangat luas karena menjangkau seluruh tingkah laku manusia,
mulai dari sikap, perkataan dan suara hati. Sedangkan ruang lingkup akhlak meliputi:

a. Akhlak manusia terhadap Allah SWT Allah SWT yang menciptakan segalanya
termasuk manusia dengan segala kebutuhannya patut disembah dan diagungkan. Akhlak
terhadap Allah Swt. adalah keseluruhan tingkah laku, perkataan dan suara hati dalam
menyembah dan mengagungkan Sang Pencipta, seperti dalam mentauhidkan-Nya, berzikir,
berdoa, bersyukur atas nikmat-Nya, kepatuhan atas perintah dan larangan-Nya, serta totalitas
beribadah kepada-Nya.

b. Akhlak manusia terhadap manusia di dalam al Quran banyak sekali ayat yang
menerangkan hubungan manusia dengan manusia lainnya, diantaranya:

1) Akhlak terhadap Rasulullah SAW. Mencintai setulus hati dengan mengikuti semua
sunnah beliau, bershalawat kepada beliau dan menjadikannya panutan dalam berakhlak.

2) Akhlak terhadap orang tua dengan menyayangi mereka, bertutur kata dengan lemah
lembut, membantu mereka, tidak membuat susah dan membanggakan mereka.

3) Akhlak terhadap guru, menghormati, mengikuti nasehat baiknya, karena guru yang
mengajar dan mendidik, juga menjadi pengganti orang tua kita disekolah.

13
4) Akhlak terhadap diri sendiri dengan memelihara nama baik diri, menjaga kesucian diri
seperti berpakaian yang pantas, menutup aurat, menghiasi diri dengan sikap baik, jujur, amanah,
pemaaf dan sifat baik lainnya.

5) Akhlak terhadap masyarakat, karena manusia membutuhkan pertolongan dari orang


lain, maka perlunya kerja sama, saling menolong, saling menghormati antar sesama. Akhlak
manusia terhadap alam. Alam adalah seluruh apa yang ada dilangit, dibumi, baik tumbuh-
tumbuhan, hewan, serta apa yang dikandungnya. Manusia sebagai khalifah di bumi sepatutnya
berakhlak terhadap alam dalam menjaga kelestarian dari kerusakan-kerusakan oleh tangan-
tangan yang tidak bertanggung jawab. Jangan sampai manusia merusak lingkungan dan alam
sekitar karena akan berdampak kembali ke manusia seperti tanah longsor akibat penggundulan
hutan, banjir karena membuang sampah ke sungai dan sebagainya.

2.10 Akhlak yang Islami


Akhlak Islam adalah akhlak yang berakar pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah
diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Artinya, untuk meningkatkan hubungan antara
ciptaan (manusia) dan Halik (Allah Tala). Asas atau landasan keutamaan moral itu banyak
jenisnya yang pada dasarnya mencakup semua aspek, yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian,
pemeliharaan harga diri, dan mampu menghasilkan akhlak yang baik di semua tingkatan.

1. Al-Hikmah (Bijaksana)

Hikmah adalah suatu keadaan jiwa yang dapat mengatur sikap marah dan mengendalikan
nafsu syahwat. Serta mendorongnya menurut kehendak hikmah. Dengan kata lain, kebijaksanaan
adalah kondisi jiwa yang memahami yang benar dari yang salah pada yang bersifat ikhtiar atau
pilihan.

Menurut Al-Ghazali al hikmah yaitu kemampuan seorang menggunakan penalaran,


renungan dengan benar untuk mendapatkan pengetahuan yang masuk akal atau rasional dan
kemudian diaplikasikan setiap hari dalam tingkah lakunya.

2. Ass-Syaja’ah (Keberanian)

Kebenarian juga tidak boleh berlebihan, dan jika berlebihan dinamakan tahawwur yakni
berani tanpa perhitungan dan pemikiran yang matang, sembrono atau nekat. Keberanian

14
merupakan tindakan pertengahan antara kedua kehinaan yang meliputinya yaitu melampui
batasan.

3. Al-Iffah (Menjaga Kehormatan Diri)

Al-Iffah adalah menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan.
Dengan demikian, seorang yang afif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang
diharamkan walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya.

4. Al-Adl (Keadilan)

Al-Adl adalah jika seseorang menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan sebagaimana
ia menuntut apa yang menjadi haknya.

Seperti firman Allah SWT :

‫َت اِحْ ٰدىهُ َما َعلَى ااْل ُ ْخ ٰرى فَقَاتِلُوا الَّتِ ْي تَ ْب ِغ ْي َح ٰتّى تَفِ ۤ ْي َء اِ ٰلٓى اَ ْم ِر هّٰللا ِ ۖفَا ِ ْن‬
ْ ‫ط ۤا ِٕىفَ ٰت ِن ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ا ْقتَتَلُوْ ا فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَهُ َم ۚا فَا ِ ۢ ْن بَغ‬
َ ‫َواِ ْن‬
َ‫ت فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَهُ َما بِ ْال َع ْد ِل َواَ ْق ِسطُوْ ا ۗاِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِط ْين‬
ْ ‫فَ ۤا َء‬

“Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara
keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka
perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah
Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku
adil.” (Al-Hujurat/49:9)

ّ ٰ ‫صبَرْ تُ ْم لَه َُو خَ ْي ٌر لِّل‬


َ‫صبِ ِر ْين‬ َ ‫َواِ ْن عَاقَ ْبتُ ْم فَ َعاقِبُوْ ا بِ ِم ْث ِل َما ُعوْ قِ ْبتُ ْم بِ ٖ ۗه َولَ ِٕى ْن‬

“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi
orang yang sabar.” (An-Nahl/16:126)

15
16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ajaran Islam adalah ajaran yang paling sempurna bagi setiap orang. Karena Islam
mengajarkan manusia untuk berbuat tidak hanya untuk dunia ini, tetapi juga untuk akhirat, guna
mencapai kebahagiaan akhirat yang dijanjikan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur'an. Nabi
Muhammad yang menjadi pemimpin umat manusia untuk memenuhi tujuan hidupnya.

3.2 Saran
Makalah ini dirancang untuk membantu pembaca memahami sedikit rasa ingin tahu
tentang Dinull Islam. Semoga makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://jabar.nu.or.id/syariah/prinsip-prinsip-dasar-syariat-islam-1loxO (DIAKSES
TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-syariah-lengkap-dengan-fungsi-dan-
kegunaannya-1wZVXLvdmgA/full (DIAKSES TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

https://wakalahmu.com/artikel/literasi-asuransi-syariah/inilah-pengertian-syariah-yang-
wajib-diketahui (DIAKSES TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

https://jabar.nu.or.id/syariah/prinsip-prinsip-dasar-syariat-islam-1loxO (DIAKSES
TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

https://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/madinah/article/download/558/395#:~:text=Akhlak
%20Islami%20adalah%20akhlak%20yang,(Allah%20Ta%E2%80%9Fala) (DIAKSES
TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

Arifin, M. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT.
Golden Terayon Press. (DIAKSES TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

Dradjat, Zakiyah. 1982. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan
Bintang. (DIAKSES TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

Jalaudin. 2003. Psikologi Agama. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada. (DIAKSES


TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

Sukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. (DIAKSES
TANGGAL 25 OKTOBER 2022)

18

Anda mungkin juga menyukai