Oleh Kelompok 5 :
NURAID (0303192105)
SUMATERA UTARA
MEDAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang
telah dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun pokok bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang ” Ajaran Pokok
Tasawuf Maqamat dan Ahwal ” yang bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Akhlak
Tasawuf.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Dr. Hj. Ira
Suryani, M.Si yang telah setia memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan dan selama penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan mahasiswa/i teman sejawat yang turut memberikan dukungan baik
berupa materil maupun moril.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan
dan kesilapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sekalian yang bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan
pertimbangan bagi penulis untuk kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I :
PENDAHULUAN
BAB II :
PEMBAHASAN
BAB III :
PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................... .
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang ketuhanan ALLAH ta’ala, baik
yang berhubungan dengan zatnya,dengan perbuatannya,maupun yang berhubungan antar seorang
hamba dengannya. Urainyan yang berhubungan dengan zatnya disebut tauhid uluhiyah, uraian
yang berhubungan dengan perbuatannya di sebut tauhid rububiyah dan uraian yang berhubungan
dengan abdi hamba terhadapnya di sebut tauhid ‘ubudiah.
Ilmu tauhid juga sering di sebut dengan 1. Ilmu ma’rifat 2. Ilmu aqa’id 3. Ilmu kalam 4.
Ilmu ushuluddin 5. Ilmu fiqh al-akbar
BAB II
PEMBAHASAN
b. Tauhid rububiyah
Tauhid rububiyah, rububiyahadalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama
ALLAH,yaitu rabb. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: Al-Murabbi
(pemelihara), Al-Nashir (penolong), Al-malik (pemilik), Al- Mushlih (yang
memperbaiki), Al-Sayyid (tuan). Dalam termiologi syariat Islam, istilah tauhid
rubbiyah berarti percaya bahwa hanya ALLAH satu-satunya pencipta, pemilik,
pengendali alam raya yang dengan takdirnya ia menghidupkan dan mematikan
serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnahnya, dalam pengertian ini istilah
tauhid rububiyah belum terlepas dari akar makna bahasanya, sebab ALLAH
adalah pemelihara makhluk, para rasul dan wali-walinya dengan segala spesifikasi
yang telah diberikannya kepada mereka.
Tauhid rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan berikut ini: pertama,
beriman kepada perbuatan ALLAH yang bersifat umum. Misalnya menciptakan,
memberi rizki, menghidupkan, mematikan, menguasai. Kedua, beriman kepada
takdir ALLAH. Ketiga, beriman kepada zat ALLAH. Landasan tauhid rububiyah
adalah dalil berikut ini:
الحمدهللا رب العا لمين
Artinya: segala puji bagi ALLAH rabb semesta alam. (QS. Al-Fatihah:1)
Makna rabb pda ayat di atas adalah bahwa ALLAH adalah pencipta mereka, yang
menguasai, yang memperbaiki, dan yang memelihara dengan segala nikmat dan
anugerah-Nya
c. Tauhid ubudiyah
Kata ubud berasal dari kata kerja ‘abada yang berarti mengabdikan dari (ibadah).
Beribadah kepada ALLAH dengan menyembah kepadanya. Penyembahan disini
bukan bermaksud ALLAH berhajat disembah hambanya karena ALLAH tidak
ingin di sembahkan tetapi penyembahan disini merupakan ketaatan, kepatuham,
ketumbuhan antara hamba dengan tuhannya. Antara makhluk dengan Kholiknya
tidak ubahnya kita atu kepatuhan ketundukannya seorang anak terhadap orangtua.
Seorang karyawan dengan pemimpinnya yang semua kewajiban dilalukan dengan
penuh rasa tanggung jawab, hanya saja didalam ketaatan menjalankan kewajiban
tidak terdapat unsur benci sedikitpun kepadanya, dengan selalu menjalankan
perintah-perintahnya dan menjauhi segala larangan-larangannya.
Ibadah yang semata-mata mengingat perintah ALLAH Swt. Seperti dalam
firmannya:
وقضي ربك اال تعبدوا اال ايا ه وبالوالدين احسانا
Artinya: dan tuhan mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. ( QS, Al-Isra':23)
Tentang defenisi ilmu tauhid para ahli telah banyak mengemukakan pendapat,antara
lain seperti:
mengemukakan bahwa: Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang hal-hal
yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.
3. Ibnu Kholdun(tt:458)
B. SEJARAH TAUHID
Sejarah tauhid diambil dari kata: wahhada yuwahhidu tauhidan yang artinya
mengesakan satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang
berarti esa, dalam ajaran islam tauhid iyalah kalimat la ilaha illallah yang berarti
tidak ada tuhan selain ALLAH tauhid adalah inti dari dasar seluruh tata nilai dan
norma islam, olehkarenanya islam dikenal sebagai agama pemurnian Islam terkenal
dengan nama gerakan muwahhidin. yang memperjuangkan tauhid ilmu islam, yakni
ilmu tauhid adalah kaum muslimin, tauhid itu telah berkembang menjadi salah satu
nama cabang ilmu islam, yaitu ilmu tauhid yakni yang mempelajari dan membahas
masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut
masalah kemahaesaan ALLAH.
Ilmu tauhid sebagaimana diketauhi adalah ilmu yang membahas ajaran dasar dari
suatu agama. Bagi setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluknya secara
mendalam, maka perlu mempelajari ilmu tauhid yang terdapat pada agama yang di
anut.
Masa Nabi SAW, adalah masa penetapan aqidah, beliau berusaha untuk
mempersatukan bangsa Arab yang sebelum islam dating selalu timbul perpecahan
bahkan pertumpahan darah di antara suku-suku bangsa, disamping itu masa nabi
SAW, ummatnya senantiasa berusaha menemui beliau untuk mengetahui pokok-
pokok hukum agama, sehingga apabila terdapat sedikit saja persoalan meeka akan
segera dapatkan penyelesaiannya.1
a. Ketauhidan dari masa kemsa
Masa Rasulullah SAW wafat, dalam masa khalifah pertama dan kedua, ummat
islam tidak sempat membahas dasar-dasar aqidah karena mereka sibuk
menghadapi musuh dan berusaha mempertahankan kesatuan ummat. Tidak
pernah terjadi perbedaan dalam bidang aqidah. Mereka membaca dan
memahamkan Al-Qur’an tanpa mencari ta’wil dari ayat yang mereka baca.
Mereka mengikuti perintah Al-Qur’an dan mereka menjauhi larangannya.
Mereka mensifatkan ALLAH SWT, dengan apa yang ALLAH SWT sifatkan
sendiri. Dan mereka mensucikan ALLAH SWT dari sifat-sifat yang tidak layak
bagi keagungan ALLAH SWT. Apabila mereka menghadapi ayat-ayat yang
mutasabihah mereka yang mengimaninya dengan menyerahkan penta’wilannya
kepada ALLAH SWT sendiri.
1
A. Hanafi MA, teologi islam (ilmu kalam) , Jakarta: bulan bintang,1979
c. Perkembangan ilmu tauhid di masa daulah umayyah
Dalam masa ini kedaulata islam bertambah kuat sehingga kaum muslimin tidak
perlu lagi berusaha untuk mempertahankan islam seperti masa sebelumnya.
Kesempatan ini di gunakan kaum muslimin untuk mengembangkan pengetahuan
dan pengertian tentang ajaran islam. Lebih lagi dengan berduyun-duyun pemeluk
agama lain memeluk agama islam,yang jiwanya belum bisa sepenuhnya
meninggalkan unsur agamanya, telah menyusupkan beberapa ajarannya masa
inilah mulai tumbuh keinginan bebas berfikir dan berbicara yang selama ini di
diamkan oleh golongan salaf.
Muncullah sekelompok ummat islam membicarakan masalah Qadar (Qadariyah)
yang menetapkan bahwa manusia itu bebas berbuat, tidak di tentukan tuhan,
sekelompok lain berpendapat sebaliknya, manusia di tentukan tuhan, tidak bebas
berbuat (jabariyah), kelompok Qadariyah ni tidak berkembang dan melebur dalam
madzab mu’tazilah yang menganggap manusia itu bebas berbuat(sehingga mereka
menamakan dirinya dengan “ahlu al-adli”), dan meniadakan semua sifat pada
tuhan karena zat tuhan tidak tersusun dari zad dan sifat, ia esa (inilah mereka
menamakan dirinya juga dengan “ahlu at-tauhid”)2
a. Ilmu ma’rifat
Dinamakan ilmu ma’rifat karena tujuan utama dari pembahasan ilmu ini adalah
untuk mengenal ALLAH (ma’rifat al-ALLAH). Dengan mempelajari ilmu ini
manusia diharapkan dapat mengenal ALLAH dengan sebenarnya dan dengan
2
http://ilmu tauhid.wordpress.com/2009/04/12/sejarah-perkembangan-ilmu-tauhid/.
penuh keyakinan. Dengan mempelajari ilmu inimanusia akan mengenal (ma’rifat)
dirinya, asal kejadiannya, tujuan penciptaannya, mengetahui apa yang harus di
lakukannya dan mengetahuin akhir perjalanan hidupnya.
b. Ilmu aqa’id
Dimakan dengan ilmu aqa’id (aqidah) karena tujuan utama dari pembahasan ilmu
ini adalah agar setelah memahaminya kita dapat mengikatkan seluruh pikiran,
perasaan dan aktifitas hidup hanya kepada ALLAH semata, bukan kepada yang
lain. Arti kata aqidah sendiri adalah ikatan ,sedangkan secara istilah islam Aqidah
maksutnya adalah apa yang menjadi ikatan hati dan perbuatan.
c. Ilmu kalam
Dinamakan ilmu kalam karena ada kalanya masalah yang paling masyhur dan
banyak menimbulkan perbedaan diantaranya ulama-ulama kurun pertama, yaitu
apakah kalam ALLAH (wahyu) yang di bacakan itu “baharu” atau “kadim”? dan
ada kalanya pula,karena ilmu tauhid itu dibina oleh dalil akal (rasio), dimana
bekasnya nyata kelihatan dari setiap perkataan para ahli yang turut berbicara
tentang ilmu itu . namun begitu sedikit sekali orang yang mendasarkan
pendapatnya kepada dalil naqal pertama ilmu itu, kemudian orang berpindah dari
sana kepada membicarakan masalah yang lebih menyerupai cabang (furu’),
sekalipun cabang itu telah di anggap sebagai suatu masalah yang pokok oleh
orang yang dating kemudian.
Di samping itu adapula suatu sebab lain yang menyebabkan ilmu tauhid itu
dinamakan orang dengan ilmu kalam ialah karena dalam memberikan dalil
tentang pokok (usul) agama, ia lebih menyerupai logika (mantiq), sebagaimana
yang di lalui oleh para ahli pikir dalam menjelaskan seluk beluk hujjah tentang
pendiriannya . kemudian diganti orang mantik dengan kalam ,karena pada
hakikatnya keduanya adalah berbeda.
d. Ilmu ushuluddin
A. KESIMPULAN
tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang ketuhanan ALLAH ta’ala, baik Ilmu yang
berhubungan dengan zatnya,dengan perbuatannya,maupun yang berhubungan antar seorang
hamba dengannya. Urainyan yang berhubungan dengan zatnya disebut tauhid uluhiyah,
uraian yang berhubungan dengan perbuatannya di sebut tauhid rububiyah dan uraian yang
berhubungan dengan abdi hamba terhadapnya di sebut tauhid ‘ubudiah.
Ilmu tauhid juga sering di sebut dengan 1. Ilmu ma’rifat 2. Ilmu aqa’id 3. Ilmu kalam 4.
Ilmu ushuluddin 5. Ilmu fiqh al-akbar
B. SARAN
Kepada para pembaca kami sarankan bahwa tulisan ini sangat sederhana sekali dan masih
jauh dari kesempurnaan. Karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga sangat minim.
Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi kembali apa yang sudah kami
paparkan di atas. Mudah-mudahan pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada kami
dapat membuat makalah ini lebih berguna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Digilib.uinsby.ac.id
http://ilmu tauhid.wordpress.com/2009/04/12/sejarah-perkembangan-ilmu-tauhid
http://ejurnal. Uinib.ac.id
repo.iain-tulungagung.ac.id