Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Makna Kalimat La Ilaha Illallah dan Konsekuensi”

Disusun Untuk Memenuhi Mata kuliah


“Pendidikan Agama”

Dosen Pengampu: Dra.Hj.Afni Dasmar,M.PD

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1.Lanni Ari Ritonga


2. Widi Artanti
3. Wulan Septian

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa.
Atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Makna Kalimat La Ilaha Illallah dan Konsekuensi ” guna memenuhi tugas
dari Mata kuliahyang diampu oleh “Dra.Hj.Afni Dasmar,M.PD”.

Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu kami dalam menulis makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang
sempurna. Meskipun kami berharap isi dari makalh ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembahasan untuk kemajuan makalah ini
dimasa mendatang. Selain itu, kami berharap dengan makalah ini, teman-teman
dapat mempelajarinya dengan baik.

Jambi, 22 November 2022


Penulis

(Kelompok 4)
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KataPengantar........................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Makna Kalimat La Ilaha Illallah (Kalimat Tauhhid).......
B.Konsekuensi Dari Kalimat La Ilaha Illallah.......................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimat Laa Ilaaha Illaallah atau kalimat tauhid merupakan salah
satu kalimat zikir yang dianggap memiliki nilai yang terbesar dan
mempunyai banyak keutamaan. Kalimat tauhid sering diucapkan oleh
seluruh umat muslim.Laa Ilaaha Illallah merupakan ucapan yang sangat
benar dan penuh kejujuran. Yang mengucapkan dan mempertahankan
kalimat itu dikatakan sebagai hamba Allah. Orang yang mengucapkan
kalimat syahadat tanpa memahami dan mengamalkan isinya, maka
kesaksiannya itu akan sia-sia dan tidak memberi manfaat kepadanya.
Masih banyak umat islam yang belum memahami makna syahadat.
Oleh karena itu mereka bersedia menerima dan menetapkan
kepercayaannya selain Allah. Mereka bahkan telah berani memutar
balikkan hakikat makna syahadat. Mereka tidak merasa bahwa
perbuatkan mengkeramatkan kuburan,senjata(missal keris) batu-
batuan,jin bahkan menuhankan manusia itu adalah perbuatan sesat.
Padahal perbuatan itu termasuk syirik besar. Mereka bahkan menolak dan
menentang bila diajak kepada ajaran islam yang benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Makna kalimat la Ilaha Illallah?
2. Sebutkan konsekuensi dari makna kalimat La Ilaha Illallah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalimat La Ilaha Illallah(Kalimat Tauhid)
2. Untuk Mengetahui Apa saja Konsekuensi dari kalimat La Ilaha Illallah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makna Kalimat La Ilaha Illallah


Pengertian Kalimah Laa ilaaha illah Allah disebut kalimat tauhid
atau kalimat thayyibah. Kalimat itu mengandung makna sangat dalam.
Tauhid  = (‫)توحد‬  berarti: beribadah kepada Allah saja dan tidak berbuat
syirik kepada-Nya. keyakinan tentang  keesaan Allah, pengakuan akan
keesaan Allah sebagai satu-satu dzat yang wajib disembah. Tauhid
adalah i’tiqadiyah, yaitu mengesakan Allah sebagai sebagai satu-satunya
motivator dan tujuan dalam setiap perbuatan  Laa ilaha illa Allah adalah
inti tauhid yang diajarkan para Nabi dan Rasulullah sejak Nabi Adam as.
sampai khatamul anbiya’i wa rasul Muhammad SAW. Yang dimaksud
para ahli ilmu adalah para nabi, para ulama sahabat Nabi SAW, para
ulama seluruhnya yang beriman baik para ahli ilmu duniawai maupun para
ahli ilmu ukhrawi.

Makna Laa Ilaaha Illallah adalah, tidak ada yang disembah di langit
dan di bumi dengan haq kecuali Allah Swt. semata, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Sesuatu yang disembah dengan bathil banyak jumlahnya, tapi yang
disembah dengan hak hanya Allah Swt. saja.
Allah Swt. Berfirman:

Surat Al-Hajj Ayat 62:

‫ُون مِن ُدو ِنهِۦ ه َُو ْٱل ٰ َبطِ ُل َوَأنَّ ٱهَّلل َ ه َُو ْٱل َعلِىُّ ْٱل َك ِبي ُر‬ َ ِ‫ٰ َذل‬
َ ‫ك ِبَأنَّ ٱهَّلل َ ه َُو ْٱل َح ُّق َوَأنَّ َما َي ْدع‬
żālika bi`annallāha huwal-ḥaqqu wa anna mā yad'ụna min dụnihī huwal-
bāṭilu wa annallāha huwal-'aliyyul-kabīr

Artinya:
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah
karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya
apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan
sesungguhnya Allah, Dialah YangMaha Tinggi lagi Maha Besar” ( Q.S: Al
Hajj: 62).

Rasulullah saw.. mengakui bahwa Sang Pencipta dan Pengatur alam ini
adalah Allah Swt. Swt., akan tetapi mereka mengingkari penghambaan
(ibadah) seluruhnya milik Allah Swt. semata, tanpa menyekutukan-Nya.
Wajib ditaati oleh semua makhuk langit dan bumi. Satu-satunya
illah yang wajib disembah, agar manusia bertaqwa kepada–Nya  Inilah
tauhid, keadilan yang ditegakkan Allah. Tidak ada sesembahan selain Dia,
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu,
agar kamu bertakwa.

Tidak diragukan lagi bahwa kalimat tauhid merupakan pondasi


agama Islam sehingga posisinya sangat urgen bagi seorang yang
melafalkan kalimat tersebut. Maka peristiwa tersebut bisa dijadikan
sebagai momentum penting bagi umat Islam untuk mengingatkan kembali
makna penting kalimat tauhid ini agar umat Islam bisa introspeksi sejauh
mana ketauhidan kita.

Selanjutnya tulisan ini tidak akan membahas lebih jauh tentang


peristiwa tersebut melainkan akan lebih fokus membahas tentang
konsekuensi kalimat tauhid bagi seorang muslim. Di sisi yang lain
peristiwa tersebut menjadikan umat Islam makin tergugah ghirah mereka
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT karena simbol
keislamannya telah dinodai. Umat Islam gampang bersatu dan bergerak
secara serentak karena peristiwa tersebut tapi bisa juga umat Islam
gampang terpecah karenanya. Apakah ada scenario yang terstruktur,
terlalu dini untuk mengupasnya.

Kalimat tauhid (laa ilaaha illallah) bersama dengan kalimat


syadahat rasul (muhammadur rasulullah) merupakan Rukun Islam yang
pertama dari kelima rukun Islam. Rukun Islam ini ditegaskan dalam sabda
Rosulullah SAW:

Islam dibangun di atas lima perkara yaitu:

(1) Syahadat bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah
(2) Menegakkan shalat
(3) Menunaikan zakat;(4)
(4) puasa di bulan Ramadhan
(5) berhaji ke Baitullah.” 

Rukun Islam atau arkanul islam atau pilar-pilar Islam merupakan


lima tindakan dasar dalam Islam yang merupakan pondasi wajib bagi
seorang muslim dan merupakan dasar dari kehidupan seorang muslim.
Oleh karena itu, kelima rukun tersebut harus dipahami dengan benar dan
ditunaikan dengan kesungguhan oleh setiap orang yang mengaku muslim.
Dan syarat pertama seseorang untuk menjadi seorang muslim
adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Makna syahadat
tauhid/kalimat tauhid laa ilaaha illallaah adalah tidak ada sesembahan
yang berhak disembah kecuali Alloh SWT. Kalimat ini berarti menolak hak
peribadahan kepada segala sesuatu selain Alloh SWT dan
menetapkannya semata-mata hanya untuk Alloh SWT. Dengan demikian
maka, kalimat tauhid ini bermakna sangat mendalam, baik dalam konteks
misi perjuangan Islam maupun dalam konteks akidah Islam.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mu’minun: 117

َ‫ع َم َع ٱهَّلل ِ ِإ ٰلَهًا َءاخَ َر اَل بُرْ ٰهَنَ لَ ۥهُ بِ ِهۦ فَِإنَّ َما ِح َسابُهۥُ ِعن َد َربِّ ِٓۦه ۚ ِإنَّ ۥهُ اَل يُ ْفلِ ُح ْٱل ٰ َكفِرُون‬
ُ ‫َو َمن يَ ْد‬

Artinya: “Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain selain Allah,


padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka
perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sungguh orang-orang kafir itu
tidak akan beruntung.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa siapapun yang menyembah


sesembahan lain bersama Alloh SWT tanpa memiliki dalil yang
menunjukkan keberhakan sesembahan tersebut untuk disembah, maka
Allah pasti akan membalasnya atas perbuatan syiriknya itu. Dan
ditegaskan pula bahwa orang-orang kafir sungguh tidak akan beruntung.
Sedangkan yang beruntung hanyalah orang-orang yang hanya
menyembah dan beribadah kepada Allah SWT semata.

Dengan demikian, kalimat tauhid merupakan kalimat yang agung.


Konsekuensi yang dikandung oleh orang yang telah mengucapkan kalimat
tauhid adalah hanya menyembah Allah SWT serta mematuhi syariat-Nya,
mengimani dan meyakini bahwa syariat-Nya adalah benar. Seseorang
yang telah mengikrarkan kalimat tauhid maka ia harus mengikhlaskan dan
berkomitmen bahwa ibadahnya hanya kepada Allah SWT dan
meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selain Dia.

Kalimat tauhid bermakna mengesakan segala bentuk peribadatan


hanya untuk Alloh SWT termasuk berdoa, meminta, tawakal, takut,
berharap, menyembelih, bernazar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis
ibadah lainnya. Namun, kalimat ini tidak akan bermanfaat bagi
pengucapnya jika ia tidak mengimani, tidak memahami maknanya, tidak
membenarkan, dan tidak mengamalkan.

Maka orang yang mengaku muslim tetapi tetap menyembah dan


beribadah kepada selain Allah SWT, sebenarnya ia belum mengamalkan
kalimat tauhid dengan benar. Semoga kita semua terhindar dari dosa
besar kemusyrikan. 
B. Konsekuensi dari kalimat La Ilaha Illallah

Konsekuensi Kalimat La Ilaha Illallah,Syaikh Shalih Fauzan dalam


kitab Tauhid menegaskan bahwa seseorang yang berikrar dengan kalimat
La Ilaha Illa Allah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Al-Ilmu (Mengetahui) lawannya al-Jahlu (Tidak Mengetahui)


Yakni memahami makna dan maksud yang dikandung oleh kalimah La
Ilaha Illa Allah. Mengetahui apa yang dinafikan (al-nafy, yakni La Ilaha)
dan mengetahui apa yang ditetapkan (al-itsbat, yaitu Illa Allah). Artinya
tidak selayaknya orang yang mengucapkan lafazh La Ila Illa Allah tidak
memahami makna yang terkandung. Ucapan yang disertai kebodohan
adalah ucapan yang sia-sia.

َ ْ‫اع َة ِإال َمن‬


)٨٦:‫ش ِه َد ِبا ْل َح ِّق َو ُه ْم َي ْعلَ ُمونَ (الزخرف‬ َ ‫ش َف‬
َّ ‫َوال َي ْملِ ُك الَّذِينَ َيدْ ُعونَ مِنْ دُونِ ِه ال‬

Artinya:”Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah


tidak dapat memberi syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi
syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka
mengetahui dan meyakini(nya)” (Q.s. al-Zukhruf: 86)
Ayat di atas memiliki maksud bahwa orang yang bersaksi atas nama La
Ilaha Illa Allah harus memahami makna dan konsekwensi yang
dikandungnya, dan apabila ia tidak memahami kandungannya maka
persaksiannya tidak sah.

2. Al-Yakin (Keyakinan) lawannya al-Syakk (Keraguan)

Orang yang telah mengikrarkan kalimat tauhid La Ilaha Illa


Allah harus meyakini apapun yang terkandung dalam kalimat tersebut.
Apabila seseorang meragukan apa yang diucapkannya tersebut maka
ucapannya itu akan sia-sia dan tidak bermakna. Walaupun ia telah
bersaksi dan berikrar dengan kalimat tersebut tetap tidak diperhitungkan
sebagai orang yang beriman atau bertauhid. Justru yang demikian
dikelompokkan sebagai kaum munafiqun.
Allah berfirman:
‫يل هَّللا ِ ُأولَِئ َك ُه ُم‬ ُ ‫ِإ َّن َما ا ْل ُمْؤ ِم ُنونَ الَّذِينَ آ َم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َر‬
َ ‫سولِ ِه ُث َّم لَ ْم َي ْر َتا ُبوا َو َجا َهدُوا ِبَأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُسِ ِه ْم فِي‬
ِ ‫س ِب‬
)١٥ :‫صا ِدقُونَ (الحجرات‬ َّ ‫ال‬
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-
orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.”
 
3. Al-Qabul (Menerima) lawannya Al-Radd (Menolak)

Yaitu menerima semua konsekuensi kalimat ini dengan hati dan


lisannya, membenarkan dan mempercayai segala berita yang datang dari
Rasulillah saw serta menerimanya tanpa penolakan sedikit pun.
Allah berfirman :
‫ه‬qِ ‫سول ُ ِب َما ُأ ْن ِزل َ ِإ َل ْي ِه مِنْ َر ِّب ِه َوا ْل ُمْؤ ِم ُنونَ ُكل ٌّ آ َمنَ ِباهَّلل ِ َو َمالِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب‬
ُ ‫الر‬
َّ َ‫آ َمن‬
‫سم ِْع َنا َوَأ َط ْع َنا ُغ ْف َرا َن َك َر َّب َنا َوِإ َل ْي َك‬
َ ‫سلِ ِه َو َقالُوا‬ ُ ‫سلِ ِه ال ُن َف ِّر ُق َب ْينَ َأ َح ٍد مِنْ ُر‬ُ ‫َو ُر‬
)٢٨٥ :‫ر (البقرة‬qُ ‫ا ْل َمصِ ي‬
Artinya:“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan
kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya
dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):”Kami tidak membeda-
bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”,
dan mereka mengatakan:”Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka
berdoa):”Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali“. (Q.s. al-Baqarah 2:285).
 

4. Al-Inqiyad (Tunduk) al-Nabdzu (Mengingkari)

Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa yang terkandung dalam


kalimat ikhlas ini. Perbedaan antara inqiyad (tunduk)
dan qabul (penerimaan) yaitu bahwa qabul adalah menyatakan kebenaran
maka kalimat ini dengan perkataan dan inqiyad adalah mengikutinya
dengan tindakan. Jika seseorang telah mengetahui makna la ilaha illallah,
meyakini dan menerimanya, namun ia tidak tunduk, pasrah dan
mengamalkan konsekuensi pengetahuannya itu, maka hal ini tidak ada
berguna baginya. Allah berfirman:

ُ ‫َوَأنِي ُبوا ِإ َلى َر ِّب ُك ْم َوَأ ْسلِ ُموا َل ُه مِنْ َق ْب ِل َأنْ َيْأ ِت َي ُك ُم ا ْل َع َذ‬
َ ‫اب ُث َّم ال ُت ْن‬
)٥٤( َ‫ص ُرون‬
Artinya:“Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya” (Q.s. 39:54)

Dan firmanNya:
‫ش َج َر َب ْي َن ُه ْم ُث َّم ال َي ِجدُوا فِي َأ ْنفُسِ ِه ْم‬
َ ‫َفال َو َر ِّب َك ال ُيْؤ ِم ُنونَ َح َّتى ُي َح ِّك ُمو َك فِي َما‬
)٦٥( ‫سلِّ ُموا َت ْسلِي ًما‬ َ ‫َح َر ًجا ِم َّما َق‬
َ ‫ض ْي َت َو ُي‬
Artinya:”Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (Q.s. 4:65).
Siapa yang menolak dan mengingkari makna La Ilaha Illa Allah meskipun
ia telah mengucapkannya, maka ucapan juga tidak bermakna,
5. Al-Shidq (Jujur) Lawannya al-Kidzbu (Kedustaan)

Yaitu jujur kepada Allah, maksudnya jujur dalam keimanan dan


aqidahnya. Allah berfirman:

ِ ‫َوألضِ لَّ َّن ُه ْم َوأل َم ِّن َي َّن ُه ْم َوآل ُم َر َّن ُه ْم َف َل ُي َب ِّت ُكنَّ َآذانَ األ ْن َع ِام َوآل ُم َر َّن ُه ْم َف َل ُي َغ ِّي ُرنَّ َخ ْل َق هَّللا‬
)١١٩ q:‫ُون هَّللا ِ َف َقدْ َخسِ َر ُخ ْس َرا ًنا ُم ِبي ًنا (التوبة‬ ِ ‫ش ْي َطانَ َولِ ًّيا مِنْ د‬ َّ ‫َو َمنْ َي َّت ِخ ِذ ال‬
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. “(Q.s. 9:119).

Rasulullah saw. bersabda:


‫اعتِي َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة َمنْ َقال َ الَ ِإ َل َه‬
َ ‫ش َف‬
َ ‫اس ِب‬ ْ ‫عن أبى هرير َة قال رسول هللا‬
ِ ‫أس َع ُد ال َّن‬
ً ِ‫ِإالَّ هَّللا ُ َخال‬
)‫ (رواه البخارى‬q.‫صا مِنْ قِ َب ِل َن ْفسِ ِه‬
Dari Abu Hurairah bersabda Rasulullah: “Manusia yang paling berbahagia
dengan syafaatku pada hari qiyamat adalah orang yang mengucapkan La
Ilaha Illa Allah dengan ikhlas dan bersih dari lubuk hatinya” (HR. Bukhari)
Bila ia mengucapkan syahadat dengan lisannya tapi hatinya
mengingkarinya, maka hal ini tidak dapat menyelamatkannya, bahkan ia
termasuk ke dalam golongan orang-orang munafik. Termasuk tidak jujur
jika seseorang mendustakan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw.
atau sebagiannya, karena Allah telah memerintahka kita untuk
mentaatinya dan membenarkannya dan menyertainya dengan ketaatan
kepada-Nya.
 
6. Al-Ikhlash (Ikhlas) lawannya al-Syirk (kemusyrikan)

Yaitu pensucian perbuatan manusia dengan niat yang baik dari


segala noda syirik dengan cara mengikhlaskan semua perkataan dan
perbuatannya hanya untuk Allah dan mencari ridhaNya. Di dalamnya tidak
ada noda riya, sum’ah, mengambil keuntungan, kepentingan pribadi,
nafsu zahir dan batin ataupun terdorong untuk beramal karena kecintaan
terhadap seseorang, mazhab, atau golongan yang ia pasrah padanya
tanpa adanya petunjuk dari Allah. Ia berdakwah hanyalah karena mencari
ridha Allah dan negeri akhirat. Hatinya tidak menoleh kepada seorang
makhlukpun untuk mendapatkan balasan ataupun rasa terima kasih
darinya. Allah berfirman :
‫ِص َوالَّذِينَ ا َّت َخ ُذوا مِنْ دُونِ ِه َأ ْولِ َيا َء َما َن ْع ُب ُد ُه ْم ِإال لِ ُي َق ِّر ُبو َنا ِإلَى هَّللا ِ ُز ْل َفى ِإنَّ هَّللا َ َي ْح ُك ُم‬
ُ ‫َأال هَّلِل ِ الدِّ ينُ ا ْل َخال‬
)٣ :‫ِب َكفا ٌر (الزمر‬ َّ ‫هَّللا‬ ُ
ٌ ‫َب ْي َن ُه ْم فِي َما ُه ْم فِي ِه َي ْخ َتلِفونَ ِإنَّ َ ال َي ْهدِي َمنْ ه َُو َكاذ‬
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan
orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami
kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan
memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih
padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar. (Qs. az-Zumar: 3)

7. Al-Mahabbah (kecintaan) lawannya Al-Bughd (Kebencian)

Maksudnya mencintai kalimat ini beserta isi kandungannya, juga


mencintai orang-orang yang mengamalkan dan konsekwen terhadap
segala tuntutan dari kalimat tersebut.
Allah berfirman:

‫ش ُّد‬َ ‫ُون هَّللا ِ َأ ْن َدادًا ُي ِح ُّبو َن ُه ْم َك ُح ِّب هَّللا ِ َوا َّلذِينَ آ َم ُنوا َأ‬
ِ ‫اس َمنْ َي َّت ِخ ُذ مِنْ د‬
ِ ‫َومِنَ ال َّن‬
‫شدِي ُد‬ َ َ ‫اب َأنَّ ا ْلقُ َّو َة هَّلِل ِ َجمِي ًعا َوَأنَّ هَّللا‬
َ ‫ُح ًّبا هَّلِل ِ َو َل ْو َي َرى الَّذِينَ َظ َل ُموا ِإ ْذ َي َر ْونَ ا ْل َع َذ‬
)١٦٥ :‫ب (البقرة‬ ِ ‫ا ْل َع َذا‬
Artinya:”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat
cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. (Q.s.al-Baqarah: 165)

Orang yang mengucapkan kalimat tauhid dengan kesungguhan hati


akan menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Allah. Cinta
kepada Allah di atas segala-galanya. Sebaliknya ahlus syirk mencintai
selain Allah menandingi cintanya kepada Allah. Yang demikian ini sama
saja dengan membenci Allah, karena Allah sangat membeci orang-orang
yang menduakannya dengan selain Allah. Hal ini sangat bertentangan
dengan makna dan kandungan La Ilaha Illa Allah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makna Laa Ilaaha Illallah adalah, tidak ada yang disembah di langit
dan di bumi dengan haq kecuali Allah Swt. semata, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Sesuatu yang disembah dengan bathil banyak jumlahnya, tapi yang
disembah dengan hak hanya Allah Swt. saja. Konsekuensi yang
dikandung oleh orang yang telah mengucapkan kalimat tauhid adalah
hanya menyembah Allah SWT serta mematuhi syariat-Nya, mengimani
dan meyakini bahwa syariat-Nya adalah benar. Seseorang yang telah
mengikrarkan kalimat La Ilaha Illlallah (tauhid) maka ia harus
mengikhlaskan dan berkomitmen bahwa ibadahnya hanya kepada Allah
SWT dan meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selain Dia.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi
pembaca.apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan apabila
ada terdapat kesalahan kami mohon dapat dimanfaatkan dan
memakluminya,karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari
salah,khilaf dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Hidayat, Media Pembelajaran Mahasiswa/i 2021. (http:/tuntunanislam.id/).
Universitas Muhammadiyah Malang: 2022.

Anda mungkin juga menyukai