Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“PENTINGNYA ‘AQIDAH ISLAMIYAH DALAM KEHIDUPAN”

Disusun Oleh:
AHMAD ADESKA (2210752026)
LAISYA OKTA PREYERA (A1D122002)

PENDIDIKAN PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini
yang berjudul “PENTINGNYA ‘AQIDAH ISLAMIYAH DALAM KEHIDUPAN” dapat tersusun
hingga selesai . Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam. Tidak lupa saya juga mengucapkan Terimakasih banyak kepada  Bapak dan Ibu Dosen mata
kuliah ini yang telah membimbing hingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para Mahasiswa / Mahasiswi maupun pembaca lainnya, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. Pengertian ‘Aqidah Islamiah Manusia dan Agama Menurut Islam................................5
2. Iman Menurut “Aqidah Islamiyah.....................................................................................7
3. Ma‟rifatullah (Mengenal Allah SWT.) Memahami Iman Kepada Allah SWT..............8
5. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-insan dalam memantapkan keimanan.......12
6. Hubunagan Keimanan dan Ketaqwaan dalam kehidupan.............................................14
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUPAN.....................................................................................................................................16
1. Kesimpulan............................................................................................................................16
2. Saran.......................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian ‘Aqidah Islamiyah,
menjaga dirinya dari perbuatan syrik dan kekafiran, memahami rukun Iman secara baik dan
benar, baik secara kronologis maupun secara kausalitas berdasarkan dalil ilmiyah dan al-
Qur’an dan Sunnah, Mengenal Allah SWT melalui pembuktian penciptaan alam semesta dan
penciptaan manusia untuk membuktikan kebenaran informasi wayu al-Qur’an tentang
penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia, sehingga mahasiswa memiliki keimanan
yang rasional berdasarkan dalil-dalil ilmiyah dan dalil al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang
diaplikasikan pada ketaqwaannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ‘Aqidah Islamiah Manusia dan Agama Menurut Islam
2. Iman Menurut “Aqidah Islamiyah
3. Ma‟raifatullah (Mengenal Allah SWT.) Memahami Iman Kepada Allah SWT.
4. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-‟alam dalam memantapkan keimanan
5. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-insan dalam memantapkan keimanan
6. Hubunagan Keimanan dan Ketaqwaan dalam kehidupan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian ‘Aqidah Islamiah Manusia dan Agama Menurut Islam
2. Untuk mengetahui Iman Menurut “Aqidah Islamiyah
3. Untuk mengetahui Ma‟raifatullah (Mengenal Allah SWT.) Memahami Iman Kepada
Allah SWT.
4. Untuk mengetahui Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-‟alam dalam
memantapkan keimanan
5. Untuk mengetahui Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-insan dalam
memantapkan keimanan
6. Untuk mengetahui Hubunagan Keimanan dan Ketaqwaan dalam kehidupan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian ‘Aqidah Islamiah Manusia dan Agama Menurut Islam


Kata ‟aqidah adalah bahasa Arab, yaitu berasal dari kata ‟aqada - ya‟qidu - „âqidatan
– ‫ يعقد‬- ‫ عقد )عاقدة‬,(di Indonesiakan menjadi akidah Artinya secara etimologis ialah ikatan atau
janji, yang disebut dengan „akad, seperti „akad nikah (perjanjian nikah), Secara terminologis,
definisi aqidah ialah ikatan jiwa dengan Allah SWT., mengakui bahwa tiada Tuhan Yang
berhak disembah, keuali Allah SWT. dalam ungkapan kalimat: ‫( ال إله إال هللا‬Tiada Tuhan Yang
Disembah kecuali Allah), sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam QS.47:19 (Baca artinya
dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Substansi (hakekat) „aqidah adalah tauhid (‫( حـد تو‬yang berarti Ke Maha Esaan,
Tauhdullah berarti Ke maha Esaan Allah, bertauhid berarti mengakui ke Maha Esaan Allah
SWT.. Akar kata tauhid adalah ahad sebagaimana dalam QS.112:1, artinya 1. Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (QS.112:1).
Pengakuan tentang ke Maha Esaan Allah SWT. dalam berakidah mengantarkan
manusia kepada tauhid. Difinisi tauhid ialah mengakui/meyakini bahwa Allah SWT. Maha
Esa Ada-Nya, Maha Esa zat-Nya, dan Maha Esa perbuatan-Nya, kepada-Nya semuanya
bergantung, karena Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Dia tidak setara dengan
sesuatu apapun, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.112: 1-4 (Baca artinya dalam al-Qur‟an
dan Terjemahannya).
Lawan Tauhid adalah syirik, Syirik berarti mempersekutukan, baik secara langsung
(jelas) atau secara tidak langsung (terembunyi); bahwa Tuhan itu lebih dari satu atau
mempersekutukan Allah SWT. dengan sesuatu yang lain. Maka Syirik itu terbagi kepada dua
bentuk, yaitu:
a. Syirik Jalli , yaitu syirik yang jelas secara langsung.
Syirik Jalli ialah menyembah (beribadah) kepada selain Allah SWT., di
samping menyembah Allah SWT., atau dalam rangka menyembah Allah SWT.
Contoh syirik Jalli ialah keyakinan agama Yahudi dan agama Nashrani (Kristen) yang
meyakini Allah SWT. mempunyai anak yang dianggap pula sebagai Tuhan selain
Allah SWT. yang mereka sembah. sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalalm firman
Allah SWT. dalam QS.9:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Orang Yahudi di samping mereka menyembah Allah SWT., mereka menyembah
Uzair sebagai anak Tuhan. Sedangkan orang nasrani, di samping mereka menyembah
Allah SWT., mereka menyembah Al-Masih (Nabi Isa as.) putra Maryam sebagai anak
Tuhan, dan menyembah Maryam sebagai istri Tuhan.
b. Syirik khafiy (syirik yang tersembunyi).
Syirik khafiy ialah mencintai selain Allah SWT. sebagaimana mencintai
Allah SWT,. Contoh: terlalu mencintai diri sendiri, terlalu mencintai manusia, terlalu
meyayangi hewan dan tumbuhan, terlalu mencintai ilmu pengetahuan, terlalu
mencintai pekerjaan, terlalu mencintai harta, terlalu mencintai pakaian, terlalu seni
dan olah raga, sehingga lupa kepada Allah SWT. baik perintah-Nya mauapun
larangan-Nya, karena kecintaan kepada yang selain Allah itu setara dengan
kecintaannya kepada Allah SWT. agau lebih. Contoh Syirik khafiy ialah ketika terlalu
mencintai manusia karena nafsu, atau karena simpati atau empati saja, tidak didasari
dengan niyat karena cinta kepada Alah SWT.( lillahi ta‟ala), yang mengakibatkan
lupa kepada perintah Allah SWT. untuk mendirikan shalat, ketika waktu shalat tiba;
atau lupa kepada larangan Allah SWT., sehingga melakukan perbuatan dosa seperti
pergaulan bebas dan zina, tapi ketika tidak bersama dengan manusia yang terlalu
dicintai, ingat kepada Alah SWT., ketika mendengar azan, pergi mendirikan shalat
karena cintanya juga kepada Allah, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam
QS.2:165 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Perbuatan syirik khafi
ini dalam al-Qur‟an disebut dengan fasiq, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.59:19
(Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Pengakuan tentang tauhid merupakan awal dari iman. Kata iman berasal dari
amana, yu‟minu, îmânan (‫ أمن‬- ‫ؤمن‬WW‫ ي‬- ‫ا‬WW‫ أيمان‬,(di Indonesiakan menjadi iman atau
keimanan. Secara etimologis kata iman berarti kepercayaan. Secara terminologis
definisi iman ialah kepercayaan, pengakuan dan pembenaran oleh hati tentang bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT. sebagaimana dalam kalimah
tauhid ‫ ال إله إال هللا‬artinya: Tiada tuhan yang disembah, kecuali Allah.
Konsekwensi logis dari keimanan tersebut diwujudkan dalam ucapan dan
perbuatan, yaitu seluruh sikap dan tingkah laku, baik berpikir, merasa, bernafsu,
maupun berbicara, bekerja, dan berkarya, dilaksanakan hanya untuk menyembah
Allah SWT., sebagaimana diisyaratkan dalam QS.6:162-16319 (Baca artinya dalam
al-Qur‟an dan Terjemahannya), yang selalu kita baca pada bacaan iftitah dalam
shalat.
Lawan iman adalah kafir. Kafir berarti mengingkari atau tidak mengakui
Allah SWT. sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, Tuhan yang Maha
Mencipta, Yang Maha Berkuasa atas alam semesta ciptaan-Nya, tidak mengakui
kerasulan nabi Muhammad SAW. dan tidak mengakui kebenaran ajaran Islam,
sehingga tidak beriman kepada Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman
Allah SWT., dalam QS.2:6-7 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Makhluk Allah SWT. yang pertama kafir kepada Allah SWT. adalah iblis,
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT. Dalam QS.2:34 (Baca artinya
dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Dalam terminolgi al-Qur‟an, perbuatan syirik
juga bernilai kafir, sebagaimana dalam firman Allah SWT,dalam QS.9:17 dan QS.QS
98:6 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Berdasarkan pengertian akidah, tauhid dan iman di atas dapat dirumuskan
pengertian aqidah Islamiyah, yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam
tentang ke-Maha Esaan Allah SWT. dan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.
sebagai utusan Alah SW. kepada manusia, sebagai motor yang menggerakkan nafsu,
hati, dan otak dan seluruh anggota tubuh manusia dalam beraktifitas tunduk dan patuh
untuk menyembah Allah SWT. sebagaimana yang dinayatakan dalam salah satu
bacaan niftitah di dalam shalat, yang terdapat dalam QS,6:162, artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk beribadah
menyembah Allah, Tuhan semesta alam.

2. Iman Menurut “Aqidah Islamiyah


a. Pembahasan tentang keimanan didasakan kepada pembahasan tetang aspek-aspek
rukun iman. Rukun iman adalah sebagai berikut:
i. Beriman kepada Allah SWT.
ii. Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT.
iii. Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
iv. Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT.
v. Beriman kepada hari kiamat yang ditetapkan Allah SWT.
vi. Beriman kepada Qahda dan qadar baik dan qadar buruk yang telah ditetapkan
Allah SWT. pada setiap akhir usaha manusia.
Dalil tentang pembagian rukun iman yang enam tersebut terdapat dalam al-
Qur‟an dan Hadis. Rukun iman dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam QS. 2: 177, dan
QS.4: 136 yang menjelaskan rukun iman nomor 1 – 5 dari rukun iman, sedangkan
rukun iman yang ke 6 dijelaskan Allah SWT dalam QS.87:3. Dalam QS.2:177 dan
QS.4:136 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Sedangkan Rukun
iman yang ke 6. beriman kepada qadar baik dan qadar buruk dijelaskan Allah SWT.
dalam QS.87:3 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Kronologis rukun Iman secara lengkap dari urutan nomor satu sampai nomor
enam dijelaskan oleh Rasulullah SAW. dalam Haditsnya, artinya: Dari Umar bin
Khattab r.a juga, beliau berkata: “Tatkala kami sedang duduk-duduk bersama
Rasulullah SAW pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di tengah-tengah kami seorang
laki-laki yang amat sangat putih bajunya, amat sangat hitam rambutnya, tidak ada
bekas melakukan perjalanan dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya.
Lalu dia duduk di hadapan Nabi SAW dan menempelkan kedua lututnya ke lutut
Nabi dan meletakkan kedua tangannya ke pahanya sendiri, lalu berkata: “Beritakan
kepadaku tentang iman?” Nabi bersabda: “Hendaklah Engkau:
1. Beriman kepada Allah,
2. Beriman kepada malaikat-malaikat-Nya,
3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,
4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya,
5. Beriman kepada hari akhir dan
6. Beriman kepada kadar baik dan buruk”. (HR. Muslim).

Untuk memahami rukun iman secara mendalam dapat dipahami dengan


pendekatan kausalitas (hubungan sebab akibat). Masing-masing rukun Iman yang
terdiri atas enam pokok keyakinan dipahami secara kronogis (dari nomor 1 sampai ke
nomor 6) dan secara kausalitas dapat dipahami secara vertikal (dari bawah ke atas),
seperti anak tangga yang saling mendasari sebagai sebab akibat dan asas rukun iman
selanjutnya. sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel Kausalitas Rukun Iman

Beriman kepada Allah SWT. Yang Maha Esa merupakan Prima Causa (Sebab
Yang Pertama), dari rukun iman nomor 2 dampai nomor 6, maka Allah SWT. sebab
pertama dari adanya alam semesta ini, karena Allah SWT Yang Maha Awal tampa
berawal dan Yang Maha Akhir tanpa berakhir, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.
57:3 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

3. Ma‟rifatullah (Mengenal Allah SWT.) Memahami Iman Kepada Allah SWT.


a. Iman Kepada Allah SWT.
Pembahasan tentang iman kepada Allah SWT. dalam mengenal Allah SWT.
(ma‟rifatullah) dimulai dari pembahasan konsep Tuhan menurut ajaran Islam,
kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentag mengenal Allah SWT.
(ma‟rifatullah).
i. Konsep Tuhan menurut Ajaran Islam
Istilah kata Tuhan dalam al-Qur‟an, disebut dengan rabb
sebagaimana dijelaskan dalam QS.10:3 yang berarti “Tuhan semesta alam”,
atau disebut jiga dengan Ilah, sebagaimana dijelaskan Allah dalam QS.114:3:
yang berarti “Tuhan manusia”.
Tuhan adalah Allah yang menciptakan alam semseta dan manusia,
yang disebut dalam alQur‟an dengan Khâliq (Yang Maha Mencipta),
sedangkan alam semesta dan manusia adalah makhluk (yang diciptakan),
Dialah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta selaga isinya dari
tiada menjadi ada. Dialah pemilik kerajaan langit dan bumi. Dialah yang
mengatur segala yang di langit dan dibumi dari „Arsy-Nya (singgasana-Nya),
sebagiamana yang dijelaskan Allah dalam QS.10:3-6 (Baca artinya dalam al-
Qur‟an dan Terjemahannya).
Berdasarkan kandungan ayat di atas jelaslah bahhwa Allah SWT.
adalah Tuhan pemilik mutlak seluruh alam semesta dan manusia, dan Dia
Maha berkuasa terhadap segala-galanya, sebagaimana dalam : QS. 3:189 dan
QS.112:2 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Maka Allah
SWT. tempat bergantung semua makhluk-Nya, maka semua makhluk yang
ada di langit dan bumi selalu bertyasbih memuji-Nya, sebagaimana
diisyaratkan dalam QS.57:1 dan 59:1 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya).
Tuhan itu adalah Maha Esa (monoteis), bukan banyak (politeis).
Tuhan sendiri yang memberi tahu bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa
(Maha Satu/Maha Esa) sabagaimana dalam QS. 2:163 QS. 112:1 (Baca
artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Yang memberi nama Tuhan itu Allah adalah Allah SWT. sendiri,
nama Tuhan itu Allah bukanlah inisiatif dari Nabi Muhammad SAW.
memberi nama Tuhan itu Allah, sebab Tuhan umat Islam bukanlah Tuhan
hasil perenungan dan penemuan manusia dalam mencari Tuhan, sebagimana
nama tuhan-tuhan penganut agama lain, di mama Tuhannya ditemukan dan
diberi nama oleh pemuka atau tokoh agamanya. Nabi Muhammd SAW. di
utus Allah SWT. Rasul-Nya diberi tugas pokok oleh Allah SWT untuk
memberi tahu kepada manusia melalui wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad
SAW. tentang siapa Tuhan? dan siapa nama Tuhan? Bahwa Tuhan adalah
Allah SWT. pencipta langit dan bumi, dan nama Tuhan adalah “Allah SWT”,
sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. 9:33, QS.10:3 dan QS. 20:14
(Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
“Allah SWT.” adalah nama zat-Nya, selain nama zat-Nya, Allah
SWT. memliki nama sifatNya, yang sekaligus disebut-Nya sebagai nama
yang terkait dengan sifat-Nya yang disebut dengan Asmaul-husna,
sebagaimana dijelaskan-Nya dalam QS. 7:180 (Baca artinya dalam al-Qur‟an
dan Terjemahannya).
ii. Ma’rifatullah (Mengenal Allah SWT.)
Mengenal keberadaan, adanya) Allah SWT, perlu dibuktikan secara
logis, ilmiah dan faktual, baik menurut wayhu sebagai kebenaran mutlak
(haqq al-yaqin), maupun secara ilmiah sebagai kebenaran yang terbatas
(nisbi), sehingga keimanan kita kepada Allah SWT. sebagai pondasi, atau
dasar Agama Islam yang kita anut dapat kita terima secara rasional
berdasarkan kebenaran ilmiah (ilmu al-yaqin), berdasarkan fakta dari hasil
pengematan secara faktual („ainul-yaqin) dan berdasarkan kebenaran mutlak
yang ditemukan (haqqul-yaqin), sebagaimana dalam teori yang dirumuskan
oleh para ahli filsafat Islam: Tafakkaruu fi khalqillah, wala tafakkaru fi
zaatillaah (Pikirkan yang diciptakan Allah (engkau akan dapat mengenal
Allah), jangan engkau pikirkan tentang Zat Allah (karena Zat Allah itu maha
ghaib tidak terjangkau oleh pikiranmu).
Dengan memiliki keimanan yang rasional, kita akan merasakan
bahwa iman kita menjadi hidup, aktif dan dinamis, yang berfungsi sebagai
motor yang menggerakkan semua sikap dan tingkah laku spritual,
emosional,intelektual dan nafsu makan minum serta nafsu seksual kita.
Secara praktis ma’rifatullah (mengenal Allah SWT.) dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan memperhatikan penciptaan alam semesta (tadabbur-
al-‘alam) dan memperhatikan pencitpaan manusia (tadabbur-alinsan).
4. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-‟alam dalam memantapkan keimanan
Bila kita perhatikan alam semest ini secara teliti, kita akan menemukan keteraturan
dan kerapian serta keindahan dalam gerakannya sebagai satu sistem, baik yang ada di langit
maupun yang ada di bumi. Tentu kita kagum dan takjub yang menimbulkan pernyataan dalam
hati kita: Jika alam ini ada tentu ada yang menciptakannya. Sipakah yang menciptakan alam
semesta yang teratur, rapi dan indah ini ?
Jika menusia mengolah perasaan dan pikirannya yang serba terbatas ini untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan: Sipakah yang menciptakan alam semesta yang teratur,
rapi dan indah ini? Manusia tidak akan mempu menemukan jawabannya, karena manusia
adalah salah satu bagian dari alam semesta itu sendiri. Maka yang mungkin dilakuakan oleh
manusia adalah bertanya kepada yang menciptakan alam semesta itu. Manusia wajib
besyukur kepada sang pencipta alam semesta yang telah menjelaskan kepada manusia melalui
wahyu yang berisi firman-Nya (perkataan-Nya) yang diturunkanNya kepada Rasul-Nya,
lewat perantaraan malaikat Jibril captaan-Nya. Wahyu itu disampaikan oleh Rasul-Nya
kepada manusia sebagai petunjuak bagi manusia untuk menjawab atas semua pertanyaan yang
muncul dalam diri manusia tentang Tuhan tu sendiri, tentang alam, baik yang ghaib, maupun
yang nyata, dan tentang diri manusia itu sendiri.
Wahyu yang terakhir diturunkan-Nya kepada Rasul-nya ialah al-Qur‟an, yang
diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya yang terakhir Nabi Muhammad SAW., sebagaimana
dijelaskan-Nya dalam ayat alQur‟an tentang fungsi al-Qur‟an itu sendiri bagi manusia dalam
QS.2:185 (Baca artinya dalam alQur‟an dan Terjemahannya).
Adanya Alam Semesta ini adalah sebagai bukti ada-Nya Pencipta alam semesta ini.
Allah SWT. yang menjelaskan bahwa dialah yang menciptakan alam semesta ini,
sebagaimana diisyaratan dalam QS. 10:3 dan QS.2:164 dan QS.3:189-191 (Baca artinya
dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Sedangkan Proses penciptaan alam semesta
sebagamana diisyaratkan dalam QS.41:9-12 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya). Dalam ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa proses fundamental
pembentukan kosmos (alam semesta) dan kesudahannya dengan penyusunan alam diawali
dengan adanya suatu kumpulan gas dengan bagian-bagian kecil yang sangat halus; dalam ayat
12 diistilahkan dengan dukhan yang berarti asap. Asap terdiri dari stratum (lapisan) gas
dengan bagianbagian kecil yang mungkin memasuki dua tahap keadaan, yaitu tahap keadaan
keras (membeku) atau tahap keadaan cair dan dalam suhu rendah atau tinggi. Bahwa langit
dan bumi itu diciptakan pada walnya, dalam suatu kesatuan yang utuh padu, sebagaimana
diisyaratkan dalam Q.S. 21:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Pembentukan kosmos selanjutnya berdasarkan teori yang terkandung dalam ayat di
atas menyatakan adanya proses pemisahan yang dalam ayat tersebut diistilahkan dengan
fatqun yang berarti memisahkan menjadi potongan-potongan dari kumpulan pertama yang
unik yang terdiri dari unsur-unsur yang dipadukan, yang disebut dengan ratqan yang berarti
perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogeny.
Dari penjelasan Allah SWT. dalam wahyu-Nya Q.S. 41:9-12 dan 21:30 itu jelaslah
bahwa awal terciptanya alam semesta ini bermula dari suatu ledakan dahsyat dengan ke
Mahakuasaan Allah SWT. yang dikenal dalam istilah wahyu dalam firman Allah SWT.: Kun
Fayakun (Terciptalah! Maka Terciptalah Dia) QS.36:82 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya).
Periodesasi penciptaan alam semesta menurut wahyu, dijelaskan oleh Allah SWT.,
bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta ini dari proses awal sampai sempurna melalui
enam masa atau enam periode, sebagaimana dijelasakan-Nya dalam QS.10:3, QS.11:7,
QS.50:38 dan QS.7:54 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Satu masa disi
Allah SWT. itu waktunya sangat lama sekali dslam hitungan masa yang dilalui oleh manusia
sebagaimana dijelaskan-Nya dalam QS.32:5 dan QS.70:4 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya).
Wahyu (al-Qur‟an) tidak menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan masing-masing
periode ersebut. Inilah salah satu rahasia kemukjizatan wahyu al-Qur‟an sebagai konsep yang
mutlak dan universal yang dapat memotivasi manusia untuk melakukan pengamatan dan
penelitian yang pada gilirannya akan melahirkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Secara
ilmiah, enam periodesasi proses penciptaan alam semesta dibuktikan oleh teori palaentologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang yang ada pada zaman dahulu, yang dikembangkan oleh
ahli biologi. Menurut waktu geologi (waktu pertumbuhan bumi) proses fundamental
pembentukan kosmos dan kesudahannya dengan penyusunan alam semesta adalah melalui
enam periode. Pada tiap-tiap akhir periode itu ditandai oleh peristiwa, seperti munculnya
gunung-gunung, benua dan lain-lain sebagainya.

5. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-insan dalam memantapkan keimanan


Selain melalui pengkajian tentang penciptaan alam semesta untuk membuktikan
adanya Allah SWT., Tuhan Yang Maha Mencipta, Tuhan Yang Maha Berkuasa atas ciptaan-
Nya, maka untuk lebih meyakinkan kita tentang ada-Nya Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Mencipta, maka dapat pula dilakukan melalui pengkajian tentang penciptaan diri manusia dan
proses penciptaannya., melalui informasi wahyu firman Allah SWT dalam al-Qur‟an.
Pembuktian tentang adanya Allah SWT. melalui pengkajian tentang penciptaan mansia
menurut penjelasan Allah SWT. dalam al-Qur‟an akan mengantarkan kita kepada rasa dekat
dengan Allah SWT. setiap saat. Sebagaimana teori yang dirumuskan oleh para ahli tashawuf:
Man „arafa nafsahu, faqad „arafa rabbahu (siapa yang mengenal tentang dirinya, dialah yang
akan kenal dan dekat dengan Tuhannya).
Menurut wahyu tubuh atau jasad manusia pertama (Adam dan Hawa) diciptakan
Allah SWT. dari bermacam-macam tanah. Antara lain disebut dari tanah kering, tanah liat dan
tanah berlumpur, sebagaimana diijelaskan dalam Q.S.76:1, QS. 71:14, QS. 71:17, QS. 3:59,
QS. 15:28 dan QS QS. 32:7 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Tentang jasad keturunan Adam dan Hawa (anak cucu Adam dan Hawa) diciptakan
dari air mani (sperma ayah dan ovum ibu), yaitu sari pati air yang berasal dari tanah yang
berasal dari sari pati makanan dan minuman ayah dan ibunya, sebagimana diisyaratkan dalam
QS.32:8 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Kemudian setelah terjadi
pembuahan dalam rahim ibu, sari pati air (sperma ayah dan ovm ibu) itu menjadi segumpal
darah yang disimpan Allah SWT. menggantung dalam rahim ibu, sebagimana dijelaskan
dalam QS. 96:2 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Kemudian berproses
secara bertahap hingga menjadi manusia yang sempurna, sebagaiman diisyaratkan dalam QS.
23:12-16 artinya: QS. 23:12-16 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Selah sempurna penciptaan jasad atau tubuh manusia, baik manusia pertama (Adam
dan Hawa) maupun keturunnya (anak ccucunya), Allah meniupkan ruh-Nya (ruh Allah) ke
dalam tubuh manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam QS: 32:9 (Baca artinya dalam al-
Qur‟an dan Terjemahannya).
Dalam QS.23:12-16 di atas dijelaskan sempurnalah penciptaan manusia. Dalam Hadis
Rasulullah SAW. dijelaskan: Bahwa anak manusia dalam rahim ibunya mengalami empat
tahapan, tiga bulan pertama berupa segumpal darah, tiga bulan kedua berupa segumpal
daging, tiga bulan ketiga terbentuklah tulang belulang anggota tubuh seluruhnya, tiga bualan
keempat dibungkus tulang belulang angota tubuh seluruhnya dengan daging, kemudian
ditiupkan ruh yang berasal dari ruh Allah ke dalam tubuhnya. Sebelum ruhnya ditiupkan
Allah SWT. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk menetapakan jumlah
umurnya, jumlah rezekinya, baik dan buruknya perjalanan hidupnya, dan apakah ia menjadi
ahli surga atau ahli neraka. Andaikata ia telah ditetapkan menjadi ahli surga; sejak kecil ia
mengamalkan amalan ahli neraka, kemudian sejengkal sebelum ia mati ia mengerjakan
amalan ahli surga lalu ia bertobat dan tobatnya diterima Allah, maka masuk surgalah ia.
Andaikata ia telah ditetapkan menjadi ahli neraka; sejak kecil ia mengamalkan amalan ahli
surga, kemudian sejengkal sebelum mati ia mengerjakan amalan ahli neraka dan berbuat
syirik kepada Allah SWT. kemudian ia mati maka masuk nerakalah ia. Kemudian Allah
berfirman kepada malaikat: Rahasiakan kepadanya!
Dari ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadis di atas dapat di pahami bahwa jasad manusia
diciptakan Allah SWT. berasal tanah, atau dari sperma dan ovum yang berasal sari pati
makanan yang berasal dari tanah, sedangkan ruh manusia berasal dari Allah SWT. Ketika
manusia mati berpisahlah ruh dengan jasadnya, masing-masing kembali ke asalnya. Jasad
yang berasal dari tanah dikembalikan ke asalnya yaitu dikuburkan ke dalam tanah. Ruh yang
berasal dari Allah SWT. kembali keasalnya yaitu kepada Allah SWT. sebagaimana dijelaskan
dalam firman Allah SWT. Dalam QS.2:156 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya).
Ruh manusia tersebut ditempatkan Allah SWT. di alam barzakh sampai terjadi hari
kiamat dan hari berbangkit, kemudian ruh tersebut bergabung kembali dengan jasad yang
baru untuk mengalami kehidupan yang kedua di hari pembalasan (yaumil-mahsyar)
menunggu waktu dihisab di hadapan Allah SWT, guna mempertanggung jawabkan amal
perbuatan manusia selama di dunia, dan akhirnya manusia yang yang beriman yang beramal
shaleh dan yang semua dosanya dampuni dan bertaubat sebelum wafat dimasukan Allah
SWT. ke dalam surga, dan yang kafir, musyrik, fasiq dan munafiq yang semua dosanya tidak
dampuni dan tobatnya tidak diterima dimasukan Allah SWT. ke dalam neraka.
Menurut al-Qur‟an kejadian dan petumbuhan dan perkembangan manusia sebagai
satu jenis (genus atau species) makhluk berlangsung secara berevolusi muliai dari bertemunya
sperma dan ovum dalam rahim ibunya, lahir, bayi, kanak-kanak, anak-anak, remaja dan
dewasa bertumbuh dan berkembang secara bertahap dan perlahan-lahan. Tapi proses evolusi
ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan penciptaan manusia yang berasal dari evolusi
hewan, sebagaimana teori Darwin yang menyatakan manusia berasal dari makhluk hidup satu
sel di dalam air dan kemudian berevolusi menjadi beberapa tingkatan hewan sampai menjadi
kera purba yang tengkoraknya mirip degan tengkorak manusia, akhirnya berubah menjadi
manusia.
Allah SWT. menunjukkan perbedaan yang mendasar antara manusia dengan hewan,
yaitu dengan peniupan ruh yang berasal dari Ruh Allah SWT. Yang Maha Hidup, khusus
diberikan-Nya hanya untuk manusia. Sedangkan unsur kehidupan hewan hanya berasal dari
air, sebagaiana dalam Q.S. 21:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Manusia adalah manusia dari awal penciptaannya, sedangkan hewan adalah hewan
dari awal penciptaannya dan tidak ada hubungan asal penciptaannya antara keduanya. Karena
menurut al-Qur‟an manusia diciptakan Allah SWT. untuk menjadi penguasa (khalifah)
terhadap semua makhluk di bumi ini. Makhluk lainnya diciptakan Allah SWT. untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam friman-Nya
QS. 2.22 dan 29 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Dalam hubungannya dengan sesama manusia, manusia diciptakan Allah SWT.
sebagai makhluk sosial untuk saling bekerja sama membangun kehidupan di dunia ini,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya dalam QS.49:13 (Baca artinya dalam
al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Dalam hubungannya dengan alam sekitar, manusia berkewajiban memanfaatkan
sumber daya alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang mendorong aktivitas
hidupnya, dan sekaligus juga bertanggung jawab untuk melestarikan sumber daya alam
semesta ini, dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya dalam QS: 28:77 (Baca artinya dalam
al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Berdasarkan analisis tentang mengenal Allah lewat penciptaan alam semesta dan
manusia, jelaslah bahwa Tuhan itu adalah Allah SWT yang Maha Menciptakan manusia,
Yang Maha Kuasa terhadap ciptaan-Nya, dan bahwa ruh manusia berasal dari ruh Allah
SWT. Yang Maha Hidup yang menghidukan manusia berbeda dengan hewan dan makhluk
lainnya. Lihat Runtuhnya Teori Darwin, oleh Harun Yahya dalam bukunya dan di internet
pada You Tube.
6. Hubunagan Keimanan dan Ketaqwaan dalam kehidupan
Keimanan merupakan intisari dari akidah Islamiyah, ketakwaan merupakan aplikasi
dari akidah Islamiyah dalam kehidupan, karena ketakwaan ialah kemampuan seorang mukmin
melaksanakan semua perintah Allah SWT dan Rasul-Nya., baik yang wajib maupun yang
sunnat secara sempurna, dan meninggalkan semua yang dilarang Allah SWT. dan Rasul-Nya,
baik yang haram maupun yang makruh dan syubhat secara tuntas.
Keimanan dan ketaqwaan dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam satu paket ayat, karena
sasaran akhir dari keimanan adalah ketaqwaan, sebagaimana dijelaskan A;lah SWT dalam :
QS. 3:102 QS.2:177 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Berdasarkan kandungan ayat-ayat ini dapat dipahami, bahwa ketaqwaan adalah
aplikasi keimanan pada tataran sikap dan tingkah laku manusia dalam setiap aspek kehidupan
sehari-hari, yang berfungsi membentuk sikap konsisten melaksanakan seluruh perintah Allah
SWT. dan Rasul-Nya secara sempurna dan meninggalkan semua larangan-Nya secara tuntas.
BAB III

PENUTUPAN
1. Kesimpulan
a. Pengakuan tentang ke Maha Esaan Allah SWT. dalam berakidah mengantarkan
manusia kepada tauhid. Difinisi tauhid ialah mengakui/meyakini bahwa Allah SWT.
Maha Esa Ada-Nya, Maha Esa zat-Nya, dan Maha Esa perbuatan-Nya, kepada-Nya
semuanya bergantung, karena Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Dia
tidak setara dengan sesuatu apapun, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.112: 1-4
(Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
b. Pengakuan tentang tauhid merupakan awal dari iman. Kata iman berasal dari amana,
yu‟minu, îmânan (‫ أمن‬- ‫ؤمن‬W‫ ي‬- ‫ا‬W‫ أيمان‬,(di Indonesiakan menjadi iman atau keimanan.
Secara etimologis kata iman berarti kepercayaan. Secara terminologis definisi iman
ialah kepercayaan, pengakuan dan pembenaran oleh hati tentang bahwa tiada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah SWT. sebagaimana dalam kalimah tauhid ‫ال إله إال‬
‫ هللا‬artinya: Tiada tuhan yang disembah, kecuali Allah.
c. Dari penjelasan Allah SWT. dalam wahyu-Nya Q.S. 41:9-12 dan 21:30 itu jelaslah
bahwa awal terciptanya alam semesta ini bermula dari suatu ledakan dahsyat dengan
ke Mahakuasaan Allah SWT. yang dikenal dalam istilah wahyu dalam firman Allah
SWT.: Kun Fayakun (Terciptalah! Maka Terciptalah Dia) QS.36:82 (Baca artinya
dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

2. Saran
Sebagai seorang pelajar perlu sekali mengetahui tentang Pendidikan Agama Islam untuk
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan bahwa pentingnya Pendidikan Agama Islam.
Dan sebagai seorang pelajar perlu sekali mengetahui teori-teori belajar agar Pendidikan di
Indonesia semakin lebih baik di masa sekarang dan yang akan datang, Kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
LAPORAN SEMINAR KELAS 1 26 SEPTEMBER 2022
Pertanyaan peserta seminar kelompok yang belum terjawab:
1.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan peserta seminar kelas dan jawabannya
Pertanyaan Peserta Seminar Kelas Jawaban Peserta Seminar Kelas
Mewakili Kelompok Mewakili Kelompok
Nama/BP: Latifah Tuzahrah/ 2210111100 Nama/BP:
Kelompok: 1 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Manakah yang Ringkasan jawaban:
lebih utama,orang miskin yang bersabar
atau orang kaya yang bersyukur ?
Nama/BP: Astrina Putri/ 2210113238 Nama/BP: Handefy Rahmadany/
Kelompok: 1 2210411022
Ringkasan pertanyaan: Jelaskan lawan Kelompok: 4
dari iman? Ringkasan jawaban: Lawan iman adalah
kafir. Kafir berarti mengingkari atau tidak
mengakui Allah SWT. sebagai satu-
satunya Tuhan yang berhak disembah,
Tuhan yang Maha Mencipta, Yang Maha
Berkuasa atas alam semesta ciptaan-Nya,
tidak mengakui kerasulan nabi
Muhammad SAW. Dan tidak mengakui
kebenaran ajaran Islam, sehingga tidak
beriman kepada Allah SWT, sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah SWT.,
dalam QS.2:6-7 . Artinya 6: sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka,
kamu beri peringatan atau tidak kmu beri
peringatan, mereka tidak juga akan
beriman. 7: Allah telah mengunci mati hati
dan pendengaran mereka [yakni orang itu
tidak dapat menerima petunjuk, dan segala
macam nasehat pun tidak akan berbekas
padanya], dan penglihatan mereka di tutup
[maksudnya: mereka tidak dapat
memperlihatkan dan memahami ayat-ayat
Al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak
dapat mengambil pelajaran daru tanda-
tanda kebesaran Allah yang mereka lihat
di cakrawala,di permukaan bumi dan pada
diri mereka sendiri]. Dan bagi mereka
siksa yang amat berat.  (Modul 5 Halaman
3 Paragraf 1)
Nama/BP: Nury Kartika Lasmi/ Nama/BP: Rizka Aliyah/2210113219
2210441004 Kelompok: 10
Kelompok: 1 Ringkasan jawaban: keimanan kita
Ringkasan pertanyaan: Mengapa kepada Allah swt sebagai pondasi, atau
keimanan kita itu terasa hidup, aktif, dan dasar agama Islam yang kita anut dapat
dinamis? kita terima secara rasional berdasarkan
kebenaran ilmiah (ilmu al-yaqin),
berdasarkan fakta dari hasil pengematan
secara faktual (ainul-yaqin) dan
berdasarkan kebenaran mutlak yang
ditemukan (haqqul yaqin). Dengan
memiliki keimanan yang rasional, kita
akan merasakan bahwa iman kita menjadi
hidup, aktif dan dinamis, yang
berfungsi sebagai motor yang
menggerakkan semua sikap dan tingkah
laku spritual, emosional, intelektual, dan
nafsu makan minum serta nafsu seksual
kita.
(Modul: 5, Paragraf: 5, Halaman: 6)

Nama/BP: Siti Istiazah/ 2210112092 Nama/BP: Latifah Tuzahrah/ 2210111100


Kelompok: 2 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Bagaimana Ringkasan jawaban:
contoh dan penerapan aqidah islamiyah? • Pengakuan tentang ke Maha Esaan Allah
SWT
• mengakui/meyakini bahwa Allah SWT.
Maha Esa Ada-Nya, Maha Esa zat-Nya,
dan Maha Esa perbuatan-Nya, kepada-Nya
semuanya bergantung, karena Dia tidak
beranak dan tidak diperanakkan, dan Dia
tidak setara dengan sesuatu apapun,
sebagaimana diisyaratkan dalam
QS.112:1-4 (Baca artinya dalam al-Qur‟an
dan Terjemahannya).

Nama/BP: Adinda Putri Salsabilla/


2210733052
Kelompok:
Ringkasan jawaban: Contohnya,
beriman kepada Allah SWT. dan sifat-
sifat-Nya dengan cara menerima dan
meyakini sesuai dengan apa yang tertulis
dalam Al-Quran dan hadist. Penerapannya
melakukan enam rukun iman dalam
kehidupan sesuai dengan ajaran Islam
dengan melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. (Modul 5
halaman 4, paragraf 1-2).

Nama/BP: Fahresa Jufrina/ 2210742013 Nama/BP: Nury Kartika Putri Lasmi/


Kelompok: 2 2210441004 
Ringkasan pertanyaan: Sebutkan cara Kelompok: 1
agar seorang remaja dijauhkan dari Ringkasan jawaban: : ketika waktu
syirik khafi apalagi di zaman sekarang shalat tiba; atau lupa kepada larangan
yang sudah memaraknya pergaulan bebas? Allah SWT., sehingga melakukan
perbuatan dosa seperti pergaulan bebas
dan zina, tapi ketika tidak bersama dengan
manusia yang terlalu dicintai, ingat
kepada Alah SWT., ketika mendengar
azan, pergi mendirikan shalat karena
cintanya juga kepada Allah, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT. dalam
QS.2:165 (Baca artinya dalam al-Qur‟an
dan Terjemahannya). Perbuatan syirik
khafi ini dalam al-Qur‟an disebut dengan
fasiq, sebagaimana diisyaratkan dalam
QS.59:19 (Modul halaman 2).

Nama/BP: Zivanda pratiwi/ 2210411017 Nama/BP:Delvi Amanda/ 2210433013


Kelompok: 2 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Bagaimana Ringkasan jawaban: Mengejek orang
hukumnya jika seorang teman mengatakan lain atau menjelekkan orang lain itu
temannya kafir? hukum nya haram karena itu kita sama hal
nya menyakitkan hati orang lain dan sama
hal nya artinya kita merasa lebih baik
(sombong), karena sesungguhnya allah
benci dengan orang-orang yg bersifat
sombong. Apalagi ini mengatakan teman
nya yg kafir padahal itu tidak sebenarnya,
itu sangatlah perbuatan tercela yg dosanya
besar, dan jika perkataan itu terlontar
dalam diri nya kepada orang lain, maka
perkataan itu akan balik kepada dirinya
sendiri. Sesuai hadist HR. Imam al-
Bukhari No. 3508 dan Imam Muslim No.
61 (112). (Modul halaman 3)

Nama/BP: Ilham Afrian Nama/BP: Aqshal Waltira Syafatullah/


Muhklis/ 2210112145 2210113032
Kelompok: 3 Kelompok: 2
Ringkasan pertanyaan: Bagaimana Ringkasan jawaban: Menurut wahyu
menurut teman-teman seseorang yang tubuh atau jasad manusia pertama (Adam
mempercayai penciptaan manusia dari dan Hawa) diciptakan Allah SWT. dari
tanah tapi ia juga mempercayai teori bermacam-macam tanah. Antara lain
evolusi darwin? disebut dari tanah kering, tanah liat dan
tanah berlumpur, sebagaimana diijelaskan
dalam Q.S.76:1, QS. 71:14, QS. 71:17,
QS. 3:59, QS. 15:28 dan QS QS.
32:7.dari ayat tersebut sudah di jelaskan
bahwa manusia itu berasal dari tanah dan
leluhur para manusia adalah adam dan
hawa.
(Halaman 10 Paragraf  2)

Nama/BP: Ilham Afrian Nama/BP:


Muhklis/ 2210112145 Kelompok:
Kelompok: 3 Ringkasan jawaban:
Ringkasan pertanyaan: Apakah
mencintai nabi secara berlebihan termasuk
syirik khafiy?
Nama/BP: kharisma Amanda Nama/BP: Fathiya Honesty
Kelompok: Affan/2210111062
Ringkasan pertanyaan: Berbicara tentang Kelompok: 2
keimanan menurut teman teman gimana Ringkasan jawaban: Kronologis rukun
sih kronologi rukun iman itu? jelaskan Iman secara lengkap dari urutan nomor
secara lengkap! satu sampai nomor enam dijelaskan oleh
Rasulullah SAW. dalam Haditsnya yaitu:
Hendaklah Engkau:
1. Beriman kepada Allah,
2. Beriman kepada malaikat-malaikat-
Nya,
3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,
4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya,
5. Beriman kepada hari akhir dan
6. Beriman kepada kadar baik dan buruk”.
(HR. Muslim)
(Modul 4 halaman 4 paragraf 1)

Nama/BP: kharisma Amanda/ Nama/BP: Siti Istiazah/ 2210112092


Kelompok: 3 Kelompok: 2
Ringkasan pertanyaan: menurut teman Ringkasan jawaban: Tuhan adalah Allah
teman gimana sih konsep tuhan dalam yang menciptakan alam semseta dan
agama Islam itu? manusia, yang disebut dalam al-Qur'an
dengan Khâliq (Yang Maha Mencipta),
sedangkan alam semesta dan manusia
adalah makhluk (yang diciptakan), Dialah
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi
beserta selaga isinya dari tiada menjadi
ada. Dialah pemilik kerajaan langit dan
bumi. Dialah yang mengatur segala yang
di langit dan dibumi dari 'Arsy-Nya
(singgasana-Nya).
(Modul 5 halaman 5)

Nama/BP: Handefy Nama/BP: Zahratul isnah/ 2211312005


Rahmadany/ 2210411022 Kelompok: 3
Kelompok: 4 Ringkasan jawaban: ma’rifatullah adalah
Ringkasan pertanyaan: Jelaskan upaya manusia untuk mengenal Allah,
ma'rifatullah bi tadabbur-'alam? sedangkan ma’rifatullah dengan tadabbur
‘alam berarti upaya manusia untuk
mengenal allah dengan cara mengamati
alam semesta, dan bertanya siapa yang
menciptakan alam semesta serta meyakini
bahwa adanya alam semesta pasti tidak
mungkin manusia yang menciptakan karna
manusia adalah bagian dari alam semesta,
melainkan allah lah yang menciptakannya
seperti yang di jelaskan dalam QS. 10:3
dan QS.2:164 dan QS.3:189-191.
(Halaman 7 paragraf 1 dan 3)

Nama/BP:Azzatun naziratul jannah/


2210723038
Kelompok: 3
Ringkasan jawaban: Awal kehidupan
makhluk hidup diciptakan Allah SWT
berasal dari air, sebagaimana dijelaskan-
Nya dalam firman-Nya bahwa segala
sesuatu yang hidup dijadikan Allah SWT.
dari air, sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam Q.S. 21:30 yang artinya Dan
apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulunya menyatu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya; dan
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup
berasal dari air; maka mengapa mereka
tidak beriman? Inilah dalil ayat al-Qur'an
tentang istilah Air Sumber Kehidupan
Penemuan ilmiah membuktikan kebenaran
firman Allah SWT. Sumber ajaran Agama
Islam, bahwa alam semesta ini dengan
segala isinya yang tersusun rapi bukan
merupakan proses sebab akibat kosmologi,
tetapi adalah ciptaan Allah SWT. yang
telah menciptakan hukum sebab akibat
untuk alam semesta. Hal ini terbukti
dengan adanya suatu kesatuan sistem (eko
sistem) yang berlaku pada alam semesta
ini yang dikenal dengan Sunnatullah.
Berdasarkan analisis tentang mengenal
Allah melalui mengetahui dan memahami
penciptaan alam semesta (ma'rifatullah
dengan tadabbur, alam), kita dapat
mengenal Alah SWT. Ternyata dan
terbukti bahwa alam semesta ini dicipakan
oleh Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Mencipta, Tuhan Yang Maha Berkuasa
atas semua ciptaan-Nya, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT. dalam QS.3:189-
191 yang artinya kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha
Perkasa atas segala sesuatu, Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.
(Modul:5 halaman:7 Paragraf ke:4)

Nama/BP: Dino irianto/2210111043 Nama/BP:


Kelompok: 4 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Apakah semua Ringkasan jawaban:
sistem kepercayaan atau keyakinan bisa
dianggap sebagai aqidah?
Nama/BP: Sherina Hendrawan/ Nama/BP:
2211312009 Kelompok:
Kelompok: 5 Ringkasan jawaban:
Ringkasan pertanyaan: apakah ketika
takdir kita yang sudah di tentukan Allah
dalam kandungan, semisal bahwasanya
kita akan jadi ahli neraka tidak dapat kita
usahakan untuk merubahnya agar kita bisa
menjadi ahli surga?
Nama/BP: Ahmad Adeska/ 2210752026 Nama/BP: Dino Irianto/ 2210111043
Kelompok: 5 Kelompok: 4
Ringkasan pertanyaan: Allah SWT Ringkasan jawaban: Wajib karena
memiliki 99 nama sifat, apakah kita wajib
Asmaul Husna merupakan nama-nama
mengetahui semuanya, apakah manfaat yang menunjukkan kesempurnaan Allah
yang kita peroleh dengan mengenal Allah
Mengapa kita harus mengenal nama-nama
SWT? Allah kita harus mengenal nama-nama
Allah agar kita sadar akan. Kebesaran dan
keagungan Allah. Dengan sadar kebesaran
dan keagungan Allah akan membuat
keimanan kita menjadi naik dan semakin
bagus kualitasnya. Manfaat mengenal
Allah yaitu Semakin mendekatkan diri
dengan Allah SWT sehingga keimanan
pun semakin kuat. Mendapatkan rahmat,
kemuliaan dan pahala di sisi Allah SWT.
Senantiasa mengingat Allah SWT dengan
semua sifat Maha Sempurna-Nya.
(Modul 5 Halaman 6 dan 7)
Nama/BP: Dea Amelia Putri/ 2210441011 Nama/BP:
Kelompok: 6 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Untuk Ringkasan jawaban:
memahami rukun iman secara mendalam
dapat dipahami dengan pendekatan
kausalitas
(hubungan sebab akibat). Bagaimana
penerapannya?

Nama/BP: Rangga Andany/2210442057 Nama/BP: Chika Yandora/2210442021


Kelompok: 6 Kelompok: 5
Ringkasan pertanyaan: Menurut anda Ringkasan jawaban: Penyimpangan
apa saja penyimpangan terhadap rukun terhadap rukun iman yang sering dijumpai
iman di zaman sekarang? adalah penyimpangan umat terhadp hari
akhir dimana banyak nya manusia tidak
sadar bahwa hidup di dunia ini hanya
sementara dan yang kekal
hanya akhirat.Mencari harta sebanyak
banyaknya dan lupa beribadah kepada
Allah SWT. (Modul 5 Hal 2)

Nama/BP: Rifqi Permana Nama/BP:


Putra/2210443034 Kelompok:
Kelompok: 6 Ringkasan jawaban:
Ringkasan pertanyaan: Apakah aqidah
islamiah sudah dijalankan dengan baik
oleh umat nabi Muhammad Saw pada
zaman sekarang?
Nama/BP: Sannia Fitri/2210443024  Nama/BP: Dea Amelia Putri/
Kelompok: 7 2210441011
Ringkasan pertanyaan: Seperti yang kita
Kelompok:
ketahui syirik khafiy ialah mencintai selain
Ringkasan jawaban: Sebagai wujud
Allah SWT. sebagai mana mencintai Allah
Birrul Walidain, taat kepada orang tua
SWT. jadi terlalu mencintai kedua merupakan bagian dalam etika islam yang
orangtua apakah termasuk?
menunjukkan tindakan kebaktian. Para
ulama telah sepakat bahwa hukum taat dan
patuh kepada orang tua adalah fardhu ain.
Dalam sebuah hadits di jelaskan yang
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar
ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda,
'Ridha Allah berada pada ridha kedua
orang tua. Sedangkan murka-Nya berada
pada murka keduanya,'” (HR At-Tirmidzi,
Ibnu Hibban, dan Al-Hakim). Mencintai
kedua orang tua bukan lah termasuk
syirik,namun suatu kewajiban bagi semua
umat Islam di dunia. Bahkan telah di
jelaskan bahwa murkanya orang tua
adalah murkanya Allah.
(Modul 5 halaman 2 dan 3)
Nama/BP: Anggina Iswandi/ 2210112196 Nama/BP: Rangga Andany/ 2210442057
Kelompok: 7 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Apa hukum Ringkasan jawaban: termasuk syirik
memajang patung atau gambar yang khafiy, yang artinya Memajang patung di
bernyawa  dirumah sekedar untuk hiasan rumah, mutlak haram hukumnya jika
dan bukan untuk disembah? patung tersebut menggambarkan sesuatu
yang bernyawa dan berbentuk. Seperti
patung harimau, patung manusia. (Modul
5 halaman 2)
Nama/BP: Falih aira vista / 2210113194 Nama/BP: Juwita Bunga Dewi/
Kelompok: 8 2210721024
Ringkasan pertanyaan: Mengapa Yahudi Kelompok: 7
menganggap Uzair sebagai anak tuhan dan Ringkasan jawaban: Orang Yahudi
Nasrani menyembah Al-Masih (Nabi Isa menganggap Uzair adalah anak Tuhan
as) putra Maryam sebagai anak Tuhan sebagaimana orang Nasrani menganggap
serta menyembah Maryam sebagai istri Nabi Isa. Orang-orang Yahudi berkata,
Tuhan? "Uzair itu putra Allah" dan orang-orang
Nasrani berkata, "Al Masih itu putra
Allah." Maka dari itu ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru
perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam firman Allah SWT. dalam
QS.9:30.
(Modul 5 Halaman 2 Paragraf 5)
Nama/BP: Hanna Irfenia / 2210732007  Nama/BP: Ayu Kurnia Eka
Kelompok: 8 Putri/ 2211121001
Ringkasan pertanyaan: Mengapa Kelompok: 7
keimanan dikatakan sebagai intisari dari Ringkasan jawaban: Keimanan
akidah Islamiyah? dikatakan intisari dari akidah Islamiyah,
karena ketakwaan merupakan aplikasi dari
Akidah Islamiyah dalam kehidupan,
karena ketakwaan ialah kemampuan
seorang mukmin melaksanakan semua
perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, baik
yang wajib maupun yang sunnat secara
sempurna, dan meninggalkan semua yang
dilarang Allah SWT dan Rasul-Nya, baik
yang haram maupun yang makruh dan
syubhat secara tuntas. (MODUL 5
HALAMAN 12 PARAGRAF KE-5)
Nama/BP: Adib Farhillah / 2210921023  Nama/BP:
Kelompok: 8 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: Bagaimana Ringkasan jawaban:
tanggapannya tentang seseorang yang
melakukan acara syirik dengan alasan
budaya?
Nama/BP: M.Firdan/ 2210442054 Nama/BP: Hanna Irfenia/
Kelompok: 9 Kelompok: 8
Ringkasan pertanyaan: Apa dampak Ringkasan jawaban: berdasarkan modul
terburuk yang akan diperoleh oleh orang 5 halaman 3, pengertian aqidah Islamiyah,
yang tidak mempunyai akidah islamiyah yaitu kepercayaan dan keyakinan yang
yang kuat? mendalam tentang ke-Maha Esaan Allah
SWT. dan tentang kerasulan Nabi
Muhammad SAW. sebagai utusan Allah
SWT. kepada manusia, sebagai motor
yang menggerakkan nafsu, hati, dan otak
dan seluruh anggota tubuh manusia dalam
beraktifitas tunduk dan patuh untuk
menyembah Allah SWT. sebagaimana
yang dinyatakan dalam salah satu bacaan
niftitah di dalam shalat, yang terdapat
dalam QS. 6:162 yang artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk beribadah
menyembah Allah, Tuhan semesta alam.
Jika seseorang tidak memiliki aqidah
islamiyah yang kuat maka ia akan mudah
terjebak dalam keraguan dan kerancuan
cara berpikir. Orang yang tidak memiliki
aqidah seakan tidak memiliki pegangan.
Sehingga ia mudah melakukan hal-hal
yang merugikan diri sendiri maupun orang
lain.
Nama/BP: M.Firdan/ 2210442054 Nama/BP: Anjelia Nur izati/ 210113162
Kelompok: 9 Kelompok: 8
Ringkasan pertanyaan: Apa hubungan Ringkasan jawaban: Keimanan dan
antara keimanan dan ketaqwaan kepada ketaqwaan dalam al-Qur‟an dijelaskan
Allah SWT ?dan berikan contohnya! dalam satu paket ayat, karena sasaran
akhir dari keimanan adalah ketaqwaan,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT
dalam: QS. 3:102 QS.2:177.
َّ ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا اتَّقُوا هّٰللا َ َح‬
ُۡ‫وتُ َّن اِاَّل َواَ ۡنـتم‬Wۡ W‫ق تُ ٰقتِ ٖه َواَل تَ ُم‬
َ‫لِ ُم ۡون‬WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW‫ُّم ۡس‬
Artinya: Wahai orang-orang yang
beriman! Bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan
janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan Muslim.

‫ب َو ٰل ِك َّن‬ ِ ‫ر‬WW ِ ‫ق َو ْال َم ْغ‬ ِ ‫ْس ْالبِ َّراَ ْن تُ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْۤش ِر‬َ ‫لَي‬
ٰ ٰ ‫هّٰلل‬ ٰ
َّ
ۚ َ‫ب َوالنبِ ٖيّن‬ ِ ‫ ِة َوال ِكت‬W ‫ْالبِ َّر َمن ا َمنَ بِا ِ َواليَوْ ِم ا ِخ ِر َوال َمل ِٕى َك‬
ٰ ْ ْ ‫اْل‬ ْ ْ
َ‫ ِك ْين‬WWW‫رْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َوال َم ٰس‬WWWُ‫ال ع َٰلى ُحب ِّٖه َذ ِوى ْالق‬WWW
ْ َ ‫َو ٰاتَى ْال َم‬
‫ ٰلوةَ َو ٰاتَى‬W ‫الص‬ َّ ‫ا َم‬WWَ‫ب َواَق‬ ِ ۚ ‫ا‬WWَ‫فى ال ِّرق‬ ۤ
ِ ‫َوا ْبنَ ال َّسبِ ْي ۙ ِل َوالسَّا ِٕىلِ ْينَ َو‬
‫بِ ِر ْينَ فِى‬W‫الص‬ ٰ
ّ ‫ ُدوْ ا ۚ َو‬Wَ‫ ِد ِه ْم اِ َذا عَاه‬W‫وْ نَ بِ َع ْه‬WWُ‫ وةَ ۚ َو ْال ُموْ ف‬W‫ال َّز ٰك‬
ٰۤ ُ ‫ْ ْأ‬ ۤ َّ ‫ ۤا ِء َو‬WWW‫ْالبَْأ َس‬
‫ َدقُوْ ا‬WWW‫ص‬ َ َ‫ك الَّ ِذ ْين‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫سا‬ ِ ۗ WWWَ‫رَّا ِء َو ِح ْينَ الب‬WWW‫الض‬ ٰۤ ُ
َ‫وْ ن‬WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWُ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُمتَّق‬ ‫ۗ َوا‬
Artinya :
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang
beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-
nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabat, anak yatim,
orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-
minta, dan untuk memerdekakan hamba
sahaya, yang melaksanakan salat dan
menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji apabila berjanji, dan orang
yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan pada masa peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar,
dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. Berdasarkan kandungan ayat-
ayat ini dapat dipahami, bahwa ketaqwaan
adalah aplikasi keimanan pada tataran
sikap dan tingkah laku manusia dalam
setiap aspek kehidupan sehari-hari, yang
berfungsi membentuk sikap konsisten
melaksanakan seluruh perintah Allah
SWT. dan Rasul-Nya secara sempurna dan
meninggalkan semua larangan-Nya secara
tuntas.
Contohnya yaitu:
-Menjalankan ibadah kepada Allah SWT
-Melaksanakan perintah Allah SWT dan
menjauhi larangannya
-Menerapkan sunah nabi
(Modul 5 halaman 12 Paragraf ke 7 dan 8)
Nama/BP: Dody M.Nur Hayattullah/ Nama/BP: Nafisah Thahyra/ 2210323012
2210912057 Kelompok: 9
Kelompok: 10 Ringkasan jawaban: Berdasarkan QS.
Ringkasan pertanyaan: Salah satu tujuan 10:3, QS. 2:164, dan QS. 3:189-191, Allah
dari kompetensi modul ini adalah agar lah yang menciptakan segala hal yang ada
mahasiswa dapat menjaga diri dari di muka bumi ini, Tuhan Semesta Alam.
perbuatan syirik dan kafir. Namun pada Allah lah yang mengatur segala urusan di
kenyataan nya banyak mahasiswa yang dunia ini. Maka seharusnya, apabila disaat
lebih mengutamakan tugas dan kegiatan sedang menempuh pendidikan, kita
perkuliahan diatas kewajiban untuk mendengar adzan, hendaklah kita berhenti
menjalankan sholat 5 waktu, dan tak jarang untuk melakukan segala kegiatan dan
pula kegiatan perkuliahan tetap berlansung fokus mendengarkan serta menjawab
ditengah adzan yang sedang adzan. Namun, apabila setelah adzan
berkumandang. Bagaimana pendapat anda perkuliahan masih berlanjut, kita
mengenai fenomena ini, apakah hal mengikuti perkuliahan terlebih dahulu,
tersebut bisa dikaitkan dengan sifat syirik dan setelah selesai perkuliahan, barulah
dan kafir? Jika iya apa langkah terbaik melaksanakan sholat. Dengan
untuk menanggulanginya? mendengarkan dan menjawab adzan, maka
keimanan dan ketaqwaan kita terhadap
Allah InsyaAllah akan semakin
meningkat. Karena, definisi ketaqwaan itu
sendiri ialah kemampuan seseorang
mukmin melaksanakan semua perintah
Allah SWT dan Rasul-Nya, baik yang
wajib maupun yang sunnah secara
sempurna, dan meninggalkan semua yang
dilarang Allah SWT. dan Rasul-Nya, baik
yang haram maupun yang makruh dan
syubhat secara tuntas. Maka, salah satu
contoh dalam beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan ialah mendengarkan serta
menjawab adzan dan berhenti melakukan
segala aktivitas. Oleh karena itu,
sewajibnya, mahasiswa/pelajar berhenti
melakukan aktivitas apapun disaat adzan
berkumandang.
(Modul 5 Halaman: 7 Paragraf: 4, dan
Halaman: 12 Paragraf: 5)
Nama/BP: Firna Monika/ 2211312067 Nama/BP: M.Firdan/ 2210442054
Kelompok: 10 Kelompok:
Ringkasan pertanyaan: syirik khafy Ringkasan jawaban: Dengan meyakini
merupakan sifat yang tidak baik, bahwasanya segala sesuatu yang kita
bagaimana cara agar kita terhindar dari peroleh di dunia ini semuanya itu berasal
sifat tersebut? dari Allah SWT dan nantinya akan
kembali kepada-nya dan akan diminta
pertanggungjawabannya oleh
Allah SWT.sehingga kita tidak boleh
terlalu mencintai dunia sampai lupa
kepada Allah SWT.Dan terus
memperbaiki niat dalam mengerjakan
sesuatu ataupun ketika melakukan sesuatu
itu niatnya harus karna
Allah SWT.jangan berniat karna ingin
dicintai oleh orang yang kita cintai
ataupun ingin dipuji sehingga lupa 
bahwasannya Allah SWT yang telah
memberikan keberhasilan dari setiap yang
terjadi. Dan timbul rasa terlalu cinta
kepada diri sendiri dan dunia.
(Halaman 2 paragraf 2)

Anda mungkin juga menyukai