Anda di halaman 1dari 9

MENGENAL ALLAH (MA’RIFATUL MABDA), ZAT,

SIFAT AF’AL, DAN ASMA ALLAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu:DR.H.Safria andy,M.A

Kelompok:8

Alfin Fakri (0403222289)

Wulan Destrici (0403222297)

Rizky Ramadhani Batubara (0403222117)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, mari kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karna Allah telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah kami dengan baik
yang berjudul “MENGENAL ALLAH (MA’RIFATUL MABDA),ZAT ,SIFAT,AF’AL,DAN
ASMA ALLAH”. Sholawat serta salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW karena
beliau telah membimbing ummat manusia menjadi pribadi yang beradab dan berilmu. Dan tak
lupa kami berterima kasih kepada USTADZ DR.H.SAFRIA ANDY,M.A. sebagai dosen yang
membimbing mata kuliah Tauhid yang Insyaallah dapat memberikan manfaat buat kita.

Makalah ini disusun dengan tujuan memperkaya ilmu pengetahuan kita mengenai tauhid
serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid. Kami berharap bahwa makalah ini dapat
menambah wawasan tentang tauhid kepada para pembaca.

Selain itu, apabila makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
maupun pembahasan, kami memohon maaf kepada para pembaca serta kami siap menerima
kritik dan saran yang seluas-luasnya dari para pembaca.

Rabu, 14 September 2022

Kelompok 8

DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Tauhid Dzat...........................................................................................
B. Tauhid Asma.........................................................................................
C. Tauhid Sifat...........................................................................................
D. Tauhid Af’al..........................................................................................
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid merupakan ilmu dasar islam, ilmu mengenal Allah. Kepercayaan bahwa Allah
Ta’ala adalah tuhan yang satu dan merupakan satu-satunya diakui oleh semua mukmin tanpa
ada pertentangan akan hal itu.Namun semua itu perlu pengenalan untuk lebih mendekatkan
diri pada Allah. Dalam memasuki pintu ketuhnan menjadi hal yang mendalam yaitu
mengetahui dzat,sifat,af’al dan asma Allah ta’ala. Perlu di ingat juga bahwa segala perbuatan
apapun yang terjadi dan berlaku di dalam alam ini pada hakikatnya adalah Af’al (perbuatan)
Allah Ta’ala.
B. Rumus Masalah
1. Apa itu Tauhid Dzat?
2. Apa itu Tauhid Asma?
3. Apa itu Tauhid Sifat?
4. Apa itu Tauhid Af’al?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Tauhid Dzat.
2. Untuk mengetahui apa itu Tauhid Asma.
3. Untuk mengetahui apa itu Tauhid Sifat.
4. Untuk mengetahui apa itu Tauhid af’al.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tauhid Dzat
Tauhid zat adalah penegasan bahwa Allah itu Esa. Tidak ada yang serupa dan sebanding
dengannya. Segala sesuatu selain dia adalah makhluk yang lebih rendah tingkat
kesempurnaannya dibandingkan dia. Bahkan, semua itu tak layak diperbandingkan
dengannya. Firman Allah yang artinya “Tidak ada sesuatu yang menyerupainya.” dan,
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengannya,” menjelaskan jenis tauhid ini.
Kepercayaan kepada Tuhan sebagai satu-satunya pencipta alam semesta, merupakan
prinsip fundamental dari agama monoteisme. Prinsip ini dalam islam disebut dengan
prinsip tauhid, yakni ajaran tentang keesaan Allah. Oleh sebab itu menurut islam, agama
yang benar adalah agama monoteistik dan nabi-nabi adalah monoteis.
Islam mengajarkan dengan jelas dan simple tentang keesaan Allah dan
mempersembahkan suatu konsepsi tentang Tuhan yang terjauh dari kegemaran
antropomorpisme (penyerupaan Tuhan dengan manusia) dan mitologisme (ajaran tentang
mitos/dewa kayangan). Pemberitaan Al-Qur’an tentang Allah beranjak dari dasar
pemahaman bahwa Allah itu benar ada dan dia adalah Maha Esa. Kemahaesaan Allah itu
adalah kemahaesaan yang mutlak dan absolute, tanpa sekutu dan tanpa konsep melahirkan
dan dilahirkan. Allah berfirman dalam surah Al-Ikhlas ayat 1-4 :

}4{‫} َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا اَ َح ُد‬3{‫} لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُوْ لَ ْد‬2{‫ص َم ُد‬
َّ ‫} هللاُ ال‬1{ ‫قُلْ هُ َوهللاُ اَ َح ٌد‬
Terjemahkan:
{1}Katakanlah (Muhammad),Dialah Allah,Yang Maha Esa.{2}Allah tempat meminta
segala sesuatu.{3}(Allah)tidak beranak dan tidak lupa diperanakan.{4}Dan tidak ada
sesuatu yang setara dengan Dia.1

Itulah akar tunggang dari akidah islam. Untuk penegasan itu penggal petama dari dua kalimah
syahadat berbunyi : “Asyhadu alla ilaha illallah”, yang artinya : Aku bersaksi tidak ada tuhan
selain Allah. Pernyataan ini berbentuk negasi dan ringkas. Kadang-kadang suatu
kebudayaan,tamaddun, atau sejarah terkandung dalam suatu pernyataan saja. Dan hakikat ini
benar bagi kalimah (penebutan) atau syahadah (penyaksian) Islam. Keragamaan dan kekayaan

1
SYEKH TOSUN BAYRAK & MURTADHA MUTHAHHARI,’’ENERGI IBADAH’’,hlm : 52
PROF.DR.M.YUNAN YUSUF,’’ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM’’,edisi pertama 2014,hlm:15
sejarah, kebudayaan, ilmu dan tamaddun Islam terangkum di dalam kalimat ringkas :Lai ilaha ila
Allah”.
. Perkataan Allah itu sendiri adalah nama Tuhan,yakni Tuhan yang sebenarnya. ,aka dengan
satu penafsiran, kalimat itu akan berarti, tiada Tuhan melainkan Allah, yakni Tuhan yang
sebenarnya itu. Maka agama islam disebut dengan agama tauhid, suatu monoteisme yang keras
serta tidak mengenal kompromi. Bahkan pada ajaran tauhid ini Islam dipertaruhkan, baik secara
doktrin maupun peradaban. Tauhidlah yang member identitas kepada tamaddun Islam.

Dalam pendekatan klasik ajaran keesaan itu dijabarkan ke dalam keesaan dzat (tauhid al-
dzat), keesaan sifat (tauhid al-sifat), dan keesaan perbuatan (tauhid al-a’fal). Keesaan dalam dzat
mengandung makna bahwa dzat Allah itu unik, tidak menerima takrib (susunan) yakni mustahil
dzat Allah itu tersusun dari unsur-unsur,dalil aqli (argumentasi rasional) yang dapat
dikedepankan untuk menjelaskan bahwa dzat Allah tidak tersusun dari unsur-unsur adalah bahwa
akan diketemukan tiga benturan pemikiran  bila diatakan dzat Allah terdiri dari unsur-unsur.

Pertama, adanya tiap-tiap bagian dari susunan unsur-unsur itu akan mendahului  jumlah dari
wujud yang dinyatakan sebagai Allah. Ini berarti adanya wujud Allah sebagai wajib al-wujud
didahului oleh wujud unsur-unsur tadi, sementara itu unsur-unsur tadi bukanlah dzat Allah. Oleh
sebab itu dzat Allah mestilah esa. Kedua, bila dzat Allah terdiri dari beberapa unsur, pastilah ia
menghendaki adanya dzat Allah itu ada. Ini berarti yang lebih dahulu ada bukanlah dzat Allah,
tetapi dzat unsur-unsur itu. Ini jelas  bertentangan dengan makna keesaan dzat. Ketiga, bila dzat
Allah terdiri dari unsur-unsur akan di perbincangkan secara terus menerus dan berkelanjutan
siapa dan mana diantara dzat itu yang wajib al-wujud, apakah wujud unsur-unsur ataukah wujud
hasil bentukan unsur-unsur. Bila yang wajib al-wujud itu adalah unsur-unsur tadi. Ini tidak
sejalan dengan pengertian tauhid dzat.

________________________
PROF. DR. M. YUNAN YUSUF, “ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM”, edisi
pertama 2014, hlm:16-17

Anda mungkin juga menyukai