K E T A U H I D A N KE P A D A A L L A H S W T
OLEH:
WULAN SAPRILLIANI
120270078
KIMIA
DOSEN PENGAMPU :
M . L U Q M A NU L H A KI M H A B I B I E S Q . , M . P d . I
Allah memerintahkan hal ini secara jelas di dalam Al Qur‟an melalui kisah
Luqman dengan anaknya yang tertuang dalam QS. Luqman ayat 13, “Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberikan
pelajaran kepadnya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang
amat besar” (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013:513) Panggilan “anakku”
merupakan kalimat singkat untuk menunjukan kasih sayang. Nasehat ini tidak
diawali dengan perintah ibadah. Allah tidak mengawali firman-Nya dengan
“beribadahlah kepada Allah”, akan tetapi dengan “janganlah menyekutukan
Allah”. Kalimat tersebut menyimpulkan bahwa ibadah tidak akan bisa diterima
selama masih dalam keadaan musyrik. (Lukluk Sismiati, 2012: 1).
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa tauhid adalah penting
untuk kita pahami, lalu apa sebenarnya tauhid dan bagaimana tauhid penting
untuk kita pahami dan jalankan untuk diri kita dan kehidupan?
1
Ma’ruf Amin dan M. Nasruddin Anshor CH, “Pemikiran Syaikh Nawawi al-Bantani” dalam
Pesantre,No. 1/Vol. VI/ 1989, 105
BAB II
DASAR TEORI
2
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Departemen P & K, Jakarta,1989. dalam bukunya “Ilmu Tauhid” Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada,1993),1
3
Ibid,..
4
Jubaran Mas‟ud, Raid Ath-Thullab ( Beirut : Dar Al‟ilmi Lilmalayyini, 1967), 972
5
Fuad Iqrami Al-bustani, Munjid Ath-Thullab( Beirut: Dar Al-Masyriqi, 1986), 905.
6
Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), 54.
7
Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 1.
B. Pengertian Tauhid
Seperti diketahui, dalam agama Islam terdapat beberapa ilmu yang
perlu dipelajari oleh setiap umatnya. Baik ilmu yang berkaitan dengan tata
cara beribadah kepada Allah, ilmu yang berhubungan dengan aqidah atau
keimanan, serta ilmu yang menjadikan hati bersih. Dari beberapa ilmu
tersebut, ilmu aqidah merupakan salah satu ilmu penting yang harus
dipahami oleh setiap umat Muslim.
Dengan mempelajari ilmu aqidah, bisa membuka wawasan bagi
setiap umat Muslim bagaimana cara meningkatkan keimanan dalam
beragama. Salah satu ilmu aqidah yang penting untuk dipelajari adalah
tauhid. Arti tauhid diketahui sebagai ilmu yang mempelajari tentang sifat
keesaan Allah. Di mana Allah itu satu, Dzat yang memiliki segala
kesempurnaan dan tidak ada satu pun yang bisa menggantikannya.
Selain itu, arti tauhid juga dipahami sebagai sikap meyakini bahwa
Allah Maha Suci yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun, seperti yang
dimiliki oleh makhluk hidup ciptaannya. Bukan hanya itu, mempelajari
arti tauhid juga termasuk meyakini kebenaran seluruh ajaran Allah yang
diturunkan dan disebarkan oleh para Rasul-Nya.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa ilmu tauhid menjadi dasar
pedoman dalam ajaran Islam. Ilmu inilah yang akan membantu manusia
menetapkan aqidah-aqidah keagamaan melalui dalil atau aturan yang jelas.
Di samping itu, orang yang mampu menerapkan arti tauhid dengan baik
dalam kehidupan, maka akan menjadi individu yang ikhlas dalam
menerima setiap ketentuan Allah.
2. Dalil inderawi
Berbagai peristiwa yang terjadi di alam semesta. Yakni
alam di sekitar kita, bukanlah terjadi secara tiba-tiba. Pasti ia ada
yang menciptakan. Demikian pula segala hal yang terdapat di
atasnya. Semua pepohonan, bebatuan, manusia, bumi dan langit,
lautan sungai dan lain-lain.
Jika ada yang bertanya, "Siapakah yang menciptakan dan
mengadakan alam semesta ini dan yang mengaturnya?
Maka jawabannya adalah:
Ada kemungkinan ia ada begitu saja tanpa ada sebab. Pada saat itu
tak seorang pun yang mengetahui kapan ia ada. Atau kemungkinan
lain alam semesta ini mengadakan dirinya sendiri dan mengatur
dirinya sendiri. Kemungkinan ketiga, bahwa alam semesta ada
yang menciptakan dan mengadakannya.
Dari ketiga kemungkinan ini, maka kita simpulkan bahwa
pertama dan kedua adalah kemungkinan yang mustahil terjadi.
Hanya kemungkinan ketiga yang benar dan shahih. Bahwa di sana
ada yang mengadakan dan mencipta alam semesta, yaitu Allah
Ta'ala, sebagaimana tersebut dalam al Qur'anul karim,
E. Macam-macam Tauhid
Tauhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan subtansi
aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh
agar maknanya yang sekaligus mengandung klasifikasi jenis-jenisnya
dapat terealisasi dalam kehidupan, dalam kaitan ini tercakup dua hal:
Pertama, memahami ajaran tauhid secara teoritis berdasarkan dalil-dalil al-
Qur‟an, sunnah dan akal sehat. Kedua, mengaplikasikan ajaran tauhid
tersebut dalam kenyataan sehingga ia menjadi fenomena yang tampak
dalam kehidupan manusia.
Secara teoritis, tauhid dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis:
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma‟ Wash-Shifat:
a. Tauhid Rububiyah
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu
nama Allah Swt, yaitu „Rabb‟. Nama ini mempunyai beberapa arti,
antara lain: al-murabbi (pemelihara),an-nasir (penolong), al-malik
(pemilik), al-mushlih (yang memperbaiki), as-sayyid (tuan) dan al-
wali (wali). Dalam terminologi syari‟at Islam, istilah tauhid
rububiyyah berarti:8 “percaya bahwa hanya allah-lah satu-satunya
pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdirnya-
Nya ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam
dengan sunnah-sunnah-Nya”.
8
Muhammad Bin Abdullah Al-Buraikan, Ibrahim, Pengantar Studi Aqidah Islam, Jakarta
1998, hlm. 141.
Dalam pengertian ini istilah tauhid rububiyah belum
terlepas dari akar makna bahasanya. Sebab Allah adalah
pemelihara makhluk, para rasul dan wali-wali-Nya dengan segala
spesifikasi yang telah diberikannya kepada mereka. Rezeki-Nya
meliputi semua hamba-Nya. Dialah penolong rasul-rasul-Nya dan
wali-wali-Nya, pemilik bagi semua makhluk-Nya, yang senantiasa
memperbaiki keadaan mereka dengan pilar-pilar kehidupan yang
telah diberikannya kepada mereka, tuhan kepada siapa derajat
tertinggi dan kekuasaan itu berhenti, serta wali atau pelindung yang
tak terkalahkan yang mengendalikan urusan para wali dan rasul-
Nya.
b. Tauhîd asmâ wa shifât (mengesakan Allah l dalam nama-nama dan
sifat-sifat-Nya)
Adalah keimanan yang mantap terhadap nama-nama Allah
dan sifat-sifat-Nya yang ditetapkan dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah. Semua itu ditetapkan tanpa tahrîf (mengubah lafazh atau
maknanya), ta’thîl (meniadakan atau mengingkari keberadaan sifat-
sifat Allah, baik mengingkari seluruhnya atau sebagian), takyîf
(menggambarkan “bagaimana” nya sifat-sifat tersebut), maupun
tamtsîl (menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk-
Nya). Semua nama dan sifat yang telah ditetapkan itu diyakini
bahwa hanya Allah l saja yang memilikinya.
Tidak ada seorang makhluk pun yang memiliki nama dan
sifat seperti Allah l, karena Dia berbeda dengan makhluk-Nya.
Lawan dari tauhîd asmâ wa shifât adalah mengingkari atau
meniadakan sifat-sifat Allah l, atau menyerupakannya dengan
makhluk.
c. Tauhîd ulûhiyyah (mengesakan Allah l dalam peribadatan hamba
kepada-Nya)
Adalah mengesakan peribadatan hanya kepada Allah l saja,
baik dalam hal cinta, takut dan harap serta ikhlash, shalat,
haji, jihad fî sabilillâh, menuntut ilmu, dan peribadatan lainnya.
Tidak ada sekutu bagi-Nya, yakni tidak ada peribadatan kepada
selain-Nya. Seseorang yang memahami dan mengakui ke-
rububiyyah-an Allah l, dituntut untuk mentauhidkan ulûhiyyah-
Nya.
Lawan dari tauhîd ulûhiyyah adalah melakukan peribadatan
kepada selain Allah l, baik peribadatan yang berkaitan dengan hati,
lisan, anggota badan, maupun harta.
F. Sifat Wajib Allah SWT dan Sifat Mustahil/Muhal Allah SWT
Sifat-sifat Allah SWT digolongkan menjadi tiga yaitu sifat wajib,
mustahil/muhal, dan jaiz. Sifat wajib merupakan sifat yang pasti dimiliki
Allah SWT. Kebalikan dari sifat ini adalah sifat mustahil atau bisa disebut
juga sifat muhal. Sementara itu, sifat jaiz yaitu Allah SWT bebas berbuat
apa yang dia kehendaki.
Dikutip dari buku Asmaul Husna & 20 Sifat Allah, berikut 20 sifat
mustahil bagi Allah SWT:
1) Al-'Adam
Adam artinya tiada. Mustahil bagi Allah SWT memiliki
sifat ini. Dialah yang menciptakan alam semesta berserta seluruh
isinya. Dialah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
2) Al-Huduts
Huduts artinya baru. Mustahil jika Allah baru. Keberadaan-
Nya adalah yang paling awal sebelum diciptakannya alam semesta
ini oleh-Nya.
3) Al-Fana
Fana artinya binasa atau lenyap. Mustahil bagi Allah SWT
untuk tidak kekal. Dialah yang kekal. Dialah yang berkuasa
melenyapkan seluruh ciptaan-Nya.
4) Al-Mumatsilatu lil Hawaditsi
Mumatsilatu lil Hawaditsi artinya menyerupai atau sama
seperti makhluk ciptaan-Nya. Mustahil bagi Allah SWT untuk
menyerupai makhluknya. Dialah Maha Sempurna, tidak ada yang
menyerupai-Nya.
5) Al-Ihtiyaj ila Ghairihi
Ihtiyaj ila Ghairihi artinya membutuhkan yang lain.
Mustahil bagi Allah SWT membutuhkan pertolongan. Dialah yang
menolong makhluknya.
6) At-Ta'addud
Ta'addud artinya lebih dari satu. Mustahil bagi Allah SWT
berjumlah lebih dari satu. Dialah Yang Maha Esa atau tunggal.
Tidak ada Tuhan selain Dia.
7) Al-'Ajzu
'Ajzu artinya lemah. Mustahil bagi Allah SWT untuk tidak
kuat. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak mungkin
jika Allah SWT mempunyai sifat ini.
8) Karahah
Karahah artinya terpaksa. Mustahil bagi Allah SWT
melakukan sesuatu tidak atas kehendaknya sendiri. Dialah Yang
Maha Kuasa. Dia melakukan sesuatu atas kehendaknya tidak ada
paksaan dari siapapun.
9) Al-Jahlu
Jahlu artinya bodoh. Mustahil bagi Allah SWT tidak
mengetahui sesuatu. Dialah Yang Maha Mengetahui. Bahkan
sesuatu yang tidak nampak oleh mata kita sekalipun.
10) Al-Maut
Maut artinya mati. Mustahil bagi Allah SWT akan mati.
Dia memiliki sifat kekal. Dia hidup dan abadi.
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tauhid (Arab :)توحيد, adalah konsep dalam aqidah Islam yang
menyatakan keesaan Allah. Tauhid diambil kata : Wahhada
Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata
dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti
esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan
Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti
tidak ada Tuhan melainkan Allah. ( al-Baqarah:163, Muhammad
19 ). Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan
norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal sebagai
agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan.
2. Hakekat tauhid adalah kewajiban seluruh muslim untuk
mengesakan Allah dan mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kedudukannnya sangat penting karena tauhid inilah
yang merupakan tujuan pertama diciptakannya manusia, diutusnya
rasul dan tujuan pokok kehidupan manusia. Tauhid dibagi menjadi
tiga jenis yaitu tauhid rububiyah, uluyiah dan tauhid asma wa sifat.
3. Tauhid sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang muslim,
yaitu menjadi landasan kuat dalam menjalankan segala aktivitas,
baik aktivitas keagamaan maupun aktivitas duniawi lainnya.
Dengan tauhid seorang muslim akan menjalani kehidupannya
dengan tenang, tawakal dan sabar. Oleh karena itu tauhid
merupakan modal dasar bagi suksesnya seorang muslim baik di
dunia maupun di akherat.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz bin Baz, Syaikh Abdul. 2002. Inti Ajaran Islam. Jakarta : Ditjen
Kelembagaan Agama Islam Depag RI. Az-Zabidi, Al Imam Zainuddin
Ahmad bin Abd Al-Lathif. 2002. Ringkasan Hadits Shahih Al Bukhari. Terj. Oleh
Ahmad Zaidun. Cet. II, Jakarta : Pustaka Amani.