Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KE-ISLAMAN & KE-MATHLA’ULANWARAN III


“MAKNA TAUHID”

DOSEN PENGAMPU : AGHY GILAR PRATAMA, M.KOM

DISUSUN OLEH

RIZKI KHOIRUL ATTAMIMI 614200002

FAKULTAS SAINS, FARMASI DAN

KESEHATAN UNMA BANTEN

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3. Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1. Pengertian Tauhid............................................................................................................2

2.2. Makna Tauhid..................................................................................................................2

2.3. Pola Tahap-Tahap Ilmu Tauhid.......................................................................................4

BAB III PENUTUP...................................................................................................................5

3.1. Kesimpulan......................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

i|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang benar
tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid yang tidak
benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan dosa yang
akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka. Allah SWT
berfirman dalam Al Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 48, “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang
yang Allah kehendaki” (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013: 101).
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-
Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya
kecuali Allah merupakan hal pokok yang harus dilakukan seorang pendidik. Seorang
pendidik harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah
SWT. Penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi
larangan-Nya. Seorang pendidik harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-
nilai yang diajarkan dalam Islam. Pendidikan tauhid ini adalah pendidikan yang paling pokok
di atas hal- hal penting lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan tauhid?
b) Apa makna tauhid?
c) Bagaimana cara mengimplementasikan pola tahap tauhid?

1.3. Tujuan
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tauhid
b) Untuk mengetahui makna tauhid, serta dapat mempresentasikannya
c) Untuk mengimplementasikan pola-pola ilmu tauhid

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tauhid


Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda
yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid
berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata Wahhada ( ‫)وحد‬, Yuwahhidu (‫ )يوحد‬, Tauhidan (‫تو‬
‫دا‬G ‫)حي‬. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT
adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan
dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan
keesaan Allah mengeesakan Allah”. Jubaran Mas‟ud menulis bahwa tauhid bermakna
“beriman kepada Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering disamakan dengan “‫ه‬G ‫“ ”هلال اال الال‬tiada
Tuhan Selain Allah”. Fuad Iframi Al-Bustani juga menulis hal yang sama. Menurutnya tauhid
adalah Keyakinan bahwa Allah itu bersifat “Esa”.
Menurut Syeikh Muhammad Abduh tauhid ialah : suatu ilmu yang membahas tentang
wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-
Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan pada-Nya.Juga membahas
tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan
(dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri
mereka.
Menurut Zainuddin, Tauhid berasal dari kata “wahid”)‫) واحد‬yang artinya “satu”.
Dalam istilah Agama Islam, tauhid ialah keyakinan tentang satu atau Esanya Allah, maka
segala pikiran dan teori berikut argumentasinya yang mengarah kepada kesimpulan bahwa
Tuhan itu satu disebut dengan Ilmu Tauhid.

2.2. Makna Tauhid


Secara istilah syar’i, makna Tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu satunya
sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Dari makna ini sesungguhnya dapat
dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa
Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun
seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Dari hasil pengkajian terhadap dalil-dalil Tauhid yang dilakukan para ulama sejak
dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi tiga:
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.
Tauhid (bahasa Arab: ‫ )توحيد‬merupakan konsep monoteisme Islam yang mempercayai
bahawa Tuhan itu hanya satu. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid"
bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan
penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan
dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala".
Dinamakan ilmu ini dengan Tauhid, adalah karena pembahasan–pembahasanya yang
paling menonjol, Ialah pembahasan tentang ke-Esahan Allah yang menjadi sendi asasi agama
Islam, Bahkan sendi asasi bagi segala agama yang benar yang telah dibawakan oleh para
2|Page
Rosul yang diutus Allah.

3|Page
Kemudian ditegaskan oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Muqadimah bahwa kata
Tauhid mengandung makna keesaan Tuhan. Telah dipahami bersama bahwa setiap cabang
ilmu pengetahuan itu telah mempunyai obyek dan tujuan tertentu karena itu setiap cabang
ilmu pengetahuan juga masing-masing mempunyai batasan-batasan tertentu pula. Demi
batasan- batasan tertentu pengaruhnya adalah sangat besar bagi para ilmuan dan cendikiawan
di dalam membahas, mengkaji, dan menelaah obyek garapan dari suatu cabang ilmu
pengetahuan. Begitu juga halnya kajian ilmu Tauhid yang telah di paparkan oleh para ahli
sebagai berikut:
a. Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa : ilmu tauhid ialah ilmu yang
membahas tentang wujud Allah dan sifat wajib ada pada-Nya dan sifat yang tidak
halus pada-Nya (Mustahil), ia juga membahas tentang para rasul untuk menegaskan
risalahnya, sifatsifat yang wajib ada padanya yang boleh ada padanya (Jaiz) dan yang
tidak boleh ada padanya ( Mustahil).
b. Syekh Husain Affandi Al-Jisr AL-Tharablusy menta‟rifkan sebagai berikut : Ilmu
Tauhid ialah ilmu yang membahas atau membicarakan bagaimana menetapkan aqidah
(agama Islam) dengan mengunakan dalil dalil yang menyakinkan. 29 Dengan
demikian ilmu Tauhid adalah salah satu cabang ilmu studi keislaman yang lebih
memfokuskan pada pembahasan wujud Allah dengan segala sifatnya serta para Rosul-
Nya, sifat-sifat dan segala perbuatanya dengan berbagi pendekatan.
Batasan makna “ Al-Tauhid” menurut bahasa adalah menyakini ke-Esa-an Tuhan.
Atau menganggap hanya ada satu, tidak ada yang lain. Dalam hubungannya dengan agama
Islam, Menurut istilah, Ia bermakna bahwa di dunia ini hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
Rabbul‘alamin. tidak ada yang disebut Tuhan, atau di anggap sebagai Tuhan, atau di
nobatkan sebagai Tuhan, selain Allah Swt. Jadi semua yang ada disemesta ini, adalah
makhaluk belaka. Tidak ada boleh ada kepercayaan yang menginap dalam hati, bahwa selain-
Nya ada yang pantas atau patut buat dipertuhan. Pula nama Tuhan selain Allah, Wajib tidak
ada . Jika masih ada sedikit aja kepercayaan selain-Nya, harus dikikis habis. Inilah yang
disebut monoteisme. yakni hanya percaya pada “Satu Tuhan”.
Tauhid mengetahui dan menyaakinkan bahwa Allah itu tunggal tidak ada sekutunya.
Sejarah menunjukan, bahwa pengertian manusia terhadap terhadap Tauhid itu sudah tua
sekali, yaitu sejak utusannya nabi adam kepada anak cucunya. Tegasnya sejak permulaan
manusia mendiami bumi ini, sejak itu telah diketahui dan diyakini adanya dan esanya Allah
ta‟ala, pencipta alam ini.
Ke-Esa-an Allah sebagai Tuhan (Rabbun) bukanlah seperti sebuah sapu lidi, yang
kenyataanya terdiri dari beberapa batang lidi yang diikat menjadi satu, sedang antara satu
dengan yang lain, masih terpisah sendiri-sendiri. Tidak, juga tidak sama dengan sebatang
rokok yang kenyataanya terdiri dari selembar kertas, tembakau atau cengkeh, Yang kalau
dipisahkan satu dengan yang lain tidak lagi bernama sebagai rokok. Masing-masing
mempunyai sifat tersendiri. Pula tidak sama dengan selembar kertas yang diolah dari
beberapa unsur menjadi satu dan terpadu. Jadi, Ke-Esa-an Allah tidak terdiri dari beberapa
benda yang disatukan, baik bisa diuraikan lepas kembali atau tidak. Dan tidak sama dengan
air yang bisa dibagi-bagi atau sebatang lidi yang dapat di potong-potong. di sinilah selain
Allah dengan semua makhaluk yang terdapat di alam ini. dalam ilmu Aqoid, sifat itu dikenal
dengan istilah “Mukhalafah Lil Al-Hawadisi" berbeda dengan sesuatu yang bersifat baru.
4|Page
2.3. Pola Tahap-Tahap Ilmu Tauhid
Dihadapan Allah Swt., manusia harus bersikap paling rendah hati, dan harus
menunjukan kerendahan hati itu. Sedangkan meyakini keesaan Allah Swt, mempunyai
banyak tahap:
a. Tauhid dalam wujud yang mesti, artinya tidak ada satu wujud pun yang maujud oleh
dirinya sendiri, kecuali Allah Swt, dengan peristihan filsafat, tauhid ini adalah
keyakinan terhadap sebuah wujud yang keberadaannya bersifat mesti, wujud yang
demikian itu hanyalah Allah Swt, yang Maha Tinggi, yang keberadaannya secara
instink merupakan keharusan, dan yang dari-Nya wujud-wujud yang lain maujud.
b. Tauhid dalam penciptaan, artinya tidak ada pencipta kecuali Allah SWT.
c. Tauhid dalam penyembahan. Ia adalah kesatuan ketuhanan dan penyembahan.
Artinya, tak satupun kecuali Allah SWT.
d. Tauhid dalam penyembahan. Ia berarti bahwa manusia tidak boleh menyembah
kepada selain Allah Swt. Tahap sebelumnya adalah bahwa tak satupun yang berhak
disembah kecuali Dia. Tahap ini menuntut manusia harus secara praktis tidak
menyembah kecuali kepada Allah SWT.
e. Tauhid dalam meminta pertolongan. Ia berarti bahwa manusia secara praktis tidak
boleh meminta tolong kepada selain Allah SWT.
f. Tauhid dalam merasa takut. Ia berarti bahwa manusia tidak boleh takut kepada selain
Allah Swt. i. Tauhid dalam berharap. Ia berarti bahwa kita tidak boleh menempatkan
harapan-harapan kita selain kepada Allah.
g. Tauhid dalam cinta. Jika orang menyakini bahwa semua kesempurnaan dan keindahan
asalnya adalah milik Allah SWT.
Dari sudut pandang Islam, jika ingin menjadi monoteis dan memeluk Islam dengan
tujuan agar termasuk diantara kaum muslim dan monoteis, dan memperoleh kebahagiaan
diakhirat serta masuk kedalam surga,19 maka seseorang harus melalui semua tahapan
tersebut.

5|Page
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda
yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid
berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata Wahhada ( ‫)وحد‬, Yuwahhidu (‫ )يوحد‬, Tauhidan (‫تو‬
‫)حيدا‬. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT
adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan
dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan
keesaan Allah mengeesakan Allah”. Jubaran Mas‟ud menulis bahwa tauhid bermakna
“beriman kepada Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering disamakan dengan “‫“ ”هلال اال الاله‬tiada
Tuhan Selain Allah”. Secara istilah syar’i, makna Tauhid adalah menjadikan Allah sebagai
satu satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Dari makna ini
sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia,
bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang
lain, namun seorang
yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Di hadapan Allah Swt., manusia harus bersikap paling rendah hati, dan harus
menunjukan kerendahan hati itu. Sedangkan meyakini keesaan Allah Swt, mempunyai
banyak tahap, salah satunya yaitu:
Tauhid dalam wujud yang mesti, artinya tidak ada satu wujud pun yang maujud oleh
dirinya sendiri, kecuali Allah Swt, dengan peristihan filsafat, tauhid ini adalah keyakinan
terhadap sebuah wujud yang keberadaannya bersifat mesti, wujud yang demikian itu
hanyalah Allah Swt, yang Maha Tinggi, yang keberadaannya secara instink merupakan
keharusan, dan yang dari-Nya wujud-wujud yang lain maujud.

6|Page
DAFTAR PUSTAKA

https://muslim.or.id/6615-makna-tauhid.html
( Diakses pada tanggal 26 September 2021 )

https://www.academia.edu/8605466/ILMU_TAUHID
( Diakses pada tanggal 27 September 2021 )

https://id.scribd.com/doc/130293980/MAKALAH-TAUHID-docx
( Diakses pada tanggal 27 September 2021 )

7|Page

Anda mungkin juga menyukai