Anda di halaman 1dari 13

EKSISTENSI KAJIAN TAUHID

DALAM KEILMUAN USHULUDDIN

Saidul Amin
saidulamin@uinsusyqa.ac.id
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim

Abstrak: The study of Tawheed in Islam is the regional foundation for discussion of
aqeedah.in this case aqeedah is something very important and fundamental in the formation of good
character in the life of a Muslim, which is used as a pillar and foundation of religion, so as to be
able to motivate a person in the form of trust and faith. therefore, aqeedah as the foundation for
establishing Islamic buildings is the beginning of noble character. If someone has strong Aqeedah,
surely they will carry out their worship in an orderly, noble manner, and bermu'amalat well. all the
worship that we carry out if without the foundation of Aqeedah then the worship will not be
accepted.

Keywords: Tawheed, aqeedah, belief and faith

A. PENDAHULUAN Dalam kajian tauhid, posisi aqidah


Islam sebagai agama yang mendapatkan perhatian yang sangat besar
sempurnadan berada dalam rida karena menyadari bahwa ibadah tanpa
Allah.Kesempurnaan Islam itu bisa Aqidah hanyalah sia-sia dan begitu juga
dirasakan dalam kehidupan dengan sebaliknya. Untuk meluruskan paradigma
melaksanakannya secara sempurna. akan umat tentang sebuah Aqidah maka
Dalam kaitan ini, kesempurnaan agama untuk mengenalnya Tauhid mencangkup
seseorang dapat kita lihat dari aqidahnya, pembahasan Aqidah didalamnya, dengan
dimana akidah tersebut merupakan membaginya menjadi beberapa ruang
keyakinan atas sesuatu yang di dalamnya lingkup dan menjelaskan keberadaan
mencakup segala sesuatu yang berkaitan fungsi dari Aqidah. Meskipun demikian,
dengan rukun iman, baik tentang kajian tauhid mempunyai nama lain
keyakinan kepada Tuhan, para malaikat, sebagai sebuah terminologi, yaitu ilmu
kitab-kitab, para rasul, serta takdir baik ushuluddin, ilmu kalam, ilmu aqidah, dan
dan buruk. Sumber daripada akidah Islam teologi Islam.
adalah Alquran dan Sunnah, yang secara Pembahasan mengenai tauhid
keilmuan akademis terakomodir dalam merupakan hal yang paling penting dalam
kajian tauhid. agama Islam, dimana tauhid mengambil
peranan penting dalam membentuk

71
72 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga Allah dalam zat-Nya dan dalam
sebagai inti atau akar daripada Aqidah perbuatan-Nya menciptakan alam
Islamiyah. Namun rupanya saat ini seluruhnya dan bahwa Ia sendiri-Nya pula
pembahasan masalah 'aqidah menjadi tempat kembali segala alam ini dan
sesuatu yang terkesampingkan dalam penghabisan segala tujuan.2 Misalnya
kehidupan, kencenderungan masyarakat Muhammad Abduh menjelaskan:
yang hedonis dengan persaingan hidup
yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan ٍْ ‫ث َع ٍْ ُٔ ُج ْٕ ِدهللاِ َٔ َيب ٌَ ِجتُ ا َ ٌْ ٌُثْجَذَ نَُّ ِي‬ ٌ ‫انز َّ ْٕ ِح ٍْد ُ ِع ْه ٌى ٌُ ْج َح‬
dunia menjadi suatu hal yang menyita ُُّْ ‫ف ِث ِّ َٔ َيب ٌَ ِجتُ ا َ ٌْ ٌُ ُْفَى َع‬ َ ‫ص‬ َ ُْٕ ٌ ٌْ َ ‫د َٔ َيبٌَ ُج ْٕ ُزا‬ ٍ ‫صفَب‬ ِ
perhatian manusia daripada hal-hal َ ُ ُ ْ َ
ِّ ٍْ ‫سبنزِ ِٓ ْى َٔ َيب ٌَ ِجتُ اٌ ٌَك َْٕ ْٕا َعه‬ َ َ ‫د ِز‬ ْ
ِ ‫س ِم ِ ِِلثجَب‬ ُ ‫انس‬ ُّ ٍِ ‫َٔ َع‬
lainnya, termasuk masalah keberagamaan, 3 َ
‫ت اِنَ ٍْ ِٓ ْى َٔ َيبٌَ ًْزَ ُِ ُع ا َ ٌْ ٌ ُْه َحقَ ن ُٓ ْى‬ َ ‫ٕشا َ ٌْ ٌُ ُْ َس‬
ُ ‫َٔ َيب ٌَ ُج‬
sehingga akan didapati banyak sekali
penyimpangan demi penyimpangan yang “Tauhid ialah suatu ilmu yang
terjadi di tengah-tengah umat Islam membahas tentang wujud Allah, sifat-
sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-
B. PEMAHAMAN DAN TERM-TERM sifat yang boleh disifatkan kepada-
DALAM KAJIAN TAUHID Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama
Kata tauhid berasal dari bahasa sekali wajib dilenyapkan pada-
Arab, masdar dari kata wahhada ( َ‫) َٔ َّحد‬ Nya.Juga membahas tentang rasul-
yuwahhidu ( ُ ‫) ٌ َُٕ ِ ّحد‬. Secara etimologi, rasul Allah, meyakinkan kerasulan
tauhid berarti keesaan.Maksudnya, iktikad mereka, apa yang boleh dihubungkan
atau keyakinan bahwa Allah adalah Esa; (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa
Tunggal; Satu. Pengertian ini sejalan yang terlarang menghubungkannya
dengan pengertian tauhid yang digunakan kepada diri mereka.”
dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Tauhid dalam kajian disebut
Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui sebagai ilmu tauhid, yang juga dinamakan
keesaan Allah; mengesakan sebagai ilmu kalam, karena dalam
Allah.”1Secara istilah syar‟i, tauhid berarti pembahasannya mengenai eksistensi
mengesakan Allah dalam hal mencipta, Tuhan dan hal-hal yang berhubungan
menguasai, mengatur dan memurnikan dengan-Nya digunakan argumentasi-
(mengikhlaskan) peribadahan hanya argumentasi filosofis dengan
kepada-Nya, meninggalkan penyembahan menggunakan logika atau mantik.
kepada selain-Nya serta menetapkan Secara lebih rinciHasbi ash-
asma‟ul husna dan sifat al-„ulya bagi-Nya Shiddieqi menyebutkan alasan mengapa
dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan ilmu ini disebutkan ilmu kalam, yaitu:
cacat. 1. Problema yang diperselisihkan
Asal makna “tauhid” ialah para ulama dalam ilmu ini
meyakinkan, bahwa Allahadalah “satu”, yang menyebabkan umat Islam
tidak ada syarikat bagi-Nya. Oleh sebab terpecahkan dalam beberapa
itu, sebab dinamakan “Ilmu Tauhid”, ialah golongan adalah masalah
karena bahagiannya yang terpenting,
menetapkan sifat “wahdah” (satu) bagi 2
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid,
(diterjemahkan oleh Firdaus AN), (Jakarta: Bulan
1
Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid,(Jakarta: Bintang, 1996), cet. Ke-10, h. 5.
3
RakaGrafindo Persada, 1996), cet. Ke-3, h. 1. Yusman Asmuni, Op.cit., h. 1.
Kalam Allah atau al-Qur‟an; dalam ajaran Islam.4Begitu pula ketika
apakah ia diciptakan (makhluk) ilmu ini disebut sebagai kajian didasarkan
atau tidak (qadim). pada argument bahwa „aqaid jamak dari
2. Materi-materi ilmu ini adalah „aqidah.Aqidah berasal dari kata „aqada
teori-teori (kalam); tidak ada yang artinya ikatan.Disebut ilmu tauhid
diantaranya yang diwujudkan dengan sebutan ilmu „aqaid atau ilmu
ke dalam kenyataan atau ushuluddin adalah karena pokok
diamalkan dengan anggota. pembicaraannya ialah soal-soal pokok-
3. Ilmu ini di dalam menerangkan pokok kepercayaan agama yang menjadi
cara atau jalan menetapkan dasar agama Islam.5
dalil pokok-pokok akidah Ketika dikaitkan dengan teologi
serupa dengan ilmu mantik. Islam sebagai istilah asing yang sering
4. Ulama-ulama mutaakhirin pula dikenal untuk ilmu tauhid ini.Teologi
membicarakan di dalam ilmu terdiri dari perkataan “theos” artinya
ini hal-hal yang tidak Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu
dibicarakan oleh ulama salaf, (science, study, discourse).Jadi teologi
seperti pentakwilan ayat-ayat berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu
mutasyabihat, pembahasan ketuhanan.Dalam encyclopedia everimans
tentang pengertian qadha‟, yang dikutip oleh Muslim Munaf
kalam, dan lain-lain. dikemukakan defenisi teologi sebagai
Ilmu tauhid dinamakan ilmu berikut :“Science of religion, dealing
kalam, dalam hal ini para ahli di bidang therefore with god, and man in his
ini disebut mutakallimin.Penamaan ilmu relation to god” (pengetahuan tentang
tauhid dengan ilmu kalam sebenarnya agama, yang karenanya membicarakan
dimaksudkan untuk membedakan atara tentang Tuhan dan manuisa dalam
mutakallimin dan filosof tertaliannya dengan Tuhan). Banyak
Islam.Mutakallimin dan filosof Islam penulis yang memandang bahwa teologi
mempertahankan atau memperkuat bertalian erat dengan agama dan
keyakinan mereka sama-sama mendefenisikannya sebagai uraian yang
menggunakan metode filsafat, tetapi bersifat pikiran tentang agama.Akan
mereka berbeda landasan awal tetapi, pendapat ini kurang tepat.Karena
berpijak.Mutakallimin lebih dahulu seorang ahli teologi dapat menjalankan
bertolak dari al-Qur‟an dan hadits, penyelidikannya dengan bebas tanpa tanpa
sementara filosof berpijak pada menjadi seorang agamawan.Karena itu
logika.Meskipun demikian, tujuan yang lebih tepat dikatakan bahwa teologi dapat
ingin mereka capai adalah satu, yaitu bercorak agama (revealed theology) dan
keesaan dan kemahakuasaan Allah. dapat pula tidak bercorak agama (natural
Dengan kata lain, mereka berbeda jalan theology atau philoshopical theology).
untuk mencapai tujuan yang
sama.Selanjutnya, ilmu tauhid juga
dinamakan ilmu ushuluddin karena obyek 4
Ibid.,h. 4-5.
bahasan utamanya adalah dasar-dasar 5
Murni, Tauhid Ilmu Kalam, (Padang :
agama yang merupakan masalah esensial The Minangkabau Foundation Press, 2006), cet.
Ke-1, h. 5.

73
74 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

Ringkasnya adalah teologi adalah kesadaran akan tugas dan kewajiban


ilmu yang membicarakan tentang Tuhan terhadap Khaliq (Pencipta).
dan pertaliannya dengan manusia, baik Pokok pembahasan ilmu tauhid
berdasarkan kebenaran wahyu maupun adalah wujud Allah.dan hal-hal yang
berdasarkan penyelidikan akal. Untuk berkaitan dengan-Nya. Karena itu, aspek
menentukan lapangan dan corak penting dalam ilmu tauhid adalah
pembahasan, perkataan teologi diberi keyakinan akan adanya Allah Yang
keterangan kualifikasi seperti: teologi Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki
filsafat, teologi Khatolik, teologi Kristen, sifat-sifat keMaha sempurnaan lainnya.
teologi Islam, dan lain-lain. Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan
Berdasarkan pengertian tauhid dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari
pengertian teologi yang sudah dijelaskan itu, ia harus dihayati dengan baik dan
dapatlah ditarik titik persamaan antara benar. Apabila tauhid telah dimiliki,
ilmu tauhid dengan teologi Islam, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan
sehingga apabila disebut teologi Islam, benar, kesadaran seseorang akan tugas dan
pengertiannya tidak lain dari ilmu tauhid6, kewajibannya sebagai hamba Allah akan
yaitu: muncul sendirinya. Keesaan Allah
a. Kepercayaan tentang Tuhan mencakup empat bagian:
dengan segala segi-seginya, a. Keesaan Dzat
yaitu termasuk didalamnya Keesaan Dzat mengandung
soal-soal wujud-Nya, keEsaan- pengertian bahwa seseorang harus percaya
Nya, dan sifat-sifat-Nya. bahwa Allah SWT. tidak terdiri dari
b. Pertalian dengan alam semesta, unsur-unsur, atau bagian- bagian, karena
yang berarti termasuk bila Dzat Yang Mahakuasa itu terdiri dari
didalamnya persoalan dua unsur atau lebih berarti Allah
terjadinya alam, keadilan, membutuhkan unsur atau bagian. Dzat
Qadha dan Qadhar, pengutusan Allah pasti tidak terdiri dari unsur atau
Rasul sekaligus meliputi bagian-bagian betapapun kecilnya, karena
wahyu, berita ghaib seperti jika demikian, Allah tidak lagi menjadi
soal akhirat. Tuhan. Kita tidak dapat membayangkan
Meskipun nama yang diberikan jika Allah membutuhkan sesuatu padahal
berbeda-beda, namun inti pokok al-Qur‟an menegaskan:
pembahasan ilmu tauhid adalah sama, َّ ‫بس أَ َْز ُ ُى ْانفُقَ َسآ ُء إِنَى‬
َّ َٔ ْْ ِ‫اَّلل‬
َُٕ ْ ُ‫اَّلل‬ ُ َُّ‫ٌَب أٌَُّ َٓب ان‬
yaitu wujud Allah dan hal-hal yang ُ ‫ً ْان َح ًٍِد‬
ُّ َُِ‫ْانغ‬
berkaitan dengan-Nya. Karena tu, aspek “ ahai seluruh manusia, kamulah
penting dalam ilmu tauhid adalah yang butuh kepada Allah dan Allah
keyakinan akan adanya Allah Yang ahakaya tidak membutuhkan sesuatu
Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki lagi aha Terpuji” (QS. a ir : ).
sifat-sifat kemahasempurnaan lainnya. b. Keesaan Sifat
Keyakinan yang demikian pada gilirannya Adapun keesaan sifat-Nya, maka
akan membawa kepada keyakinan itu antara lain berarti bahwa Allah
terhadap adanya malaikat, kitab-kitab, memiliki sifat yang tidak sama dalam
nabi dan rasul, hari akhir, dan melahirkan substansi dan kapasitasnya dengan sifat
makhluk, walaupun dari segi bahasa kata
6
Ibid, h. 3-4. yang digunakan untuk menunjuk sifat
tersebut sama. Sebagai contoh, kata raḥīm dalam bentuk ibadah maḥḍah (murni),
merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga maupun selainnya. Walhasil, keesaan
digunakan untuk menunjuk rahmat atau Allah dalam beribadah kepada-Nya adalah
kasih sayang makhluk.Namun substansi dengan melaksanakan apa yang tergambar
dan kapasitas rahmat dan kasih sayang dalam firman-Nya. Apabila seseorang
Allah berbeda dengan rahmat makhluk- telah menganut akidah tauhid dalam
Nya.Allah Esa dalam sifatNya, sehingga pengertian yang sebenarnya, maka akan
tidak ada yang menyamai substansi dan lahir dari dirinya berbagai aktivitas, yang
kapasitas sifat tersebut.Seperti firman kesemuanya merupakan ibadah kepada
Allah dalam QS. Al-Fatihah: 3. Allah, baik ibadah dalam pengertiannya
‫انس ِح ٍِى‬
َّ ٍِ ًَ ْ‫انسح‬ َّ yang sempit (ibadah murni) maupun
“ aha emurah lagi aha pengertiannya yang luas.
enyayang”. (QS. al- atiḥah : ). ِ‫بي َٔ َي ًَبرًِ ِ ََّّلل‬
َ ٍَ ْ‫س ِكً َٔ َيح‬ َ ٌَّ ِ‫قُ ْم إ‬
ُ ََُٔ ًِ‫ص ََلر‬
c. Keesaan Perbuatan ًٍٍَِ َ‫َزةّ ِ ْان َعبن‬
Keesaan ini mengandung arti “Katakanlah, Sesungguhnya
bahwa segala sesuatu yang berada di alam shalatku, ibadahku, hidupku, dan
raya ini, baik sistem kerjanya maupun matiku hanya karena Allah, Pemelihara
sebab dan wujud- Nya, kesemuanya seluruh alam.” (QS. al-An‟am : 62)7
adalah hasil perbuatan Allah semata.Apa Berdasarkan pokok bahasan dalam
yang dikehendaki-Nya terjadi, dan apa kajian tauhid di atas tersebut, maka tauhid
yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan diklasifikasikan kepada tauhid Rububiyah,
terjadi, tidak ada daya (untuk memperoleh tauhid Uluhiyah, dan tauhid Ubudiyah.
manfaat), tidak pula kekuatan (untuk 1. Tauhid Rububiyah
menolak madarat), kecuali bersumber dari Tauhid rububiyah, rububiyah
Allah. Tetapi ini bukan berarti bahwa adalah kata yang dinisbatkan kepada salah
Allah., berlaku sewenang-wenang, atau satu nama Allah, yaitu Rabb‟. Nama ini
bekerja tanpa sistem yang ditetapkan-Nya. mempunyai beberapa arti, antara lain: Al-
Keesaan perbuatan-Nya dikaitkan dengan Murabbi (pemelihara),al-Nashir
hukum-hukum, atau takdir dan (penolong), al-Malik (pemilik), al-
sunnatullah yang ditetapkan-Nya.Dalam Mushlih (yang memperbaiki), al-Sayyid
mewujudkan kehendak-Nya Dia tidak (tuan). Dalam terminologi syari‟at Islam,
membutuhkan apapun. Sebagaimana istilah tauhid rububiyyah berarti percaya
firman-Nya, bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta,
ٌُٕ‫ش ٍْئًب ْ أ َ ٌْ ٌَقُٕ َل نَُّ ُك ٍْ فٍََ ُك‬
َ َ‫ِإََّ ًَآأ َ ْي ُسُِ ِإذَآ أ َ َزاد‬ pemilik, pengendali alam raya yang
“Sesungguhnya keadaan-Nya bila dengan takdirnya-Nya Ia menghidupkan
Dia menghendaki sesuatu hanyalah dan mematikan serta mengendalikan alam
berkata, „Jadilah!‟ aka jadilah ia.” dengan sunnah-sunnah-Nya”.Dalam
(QS. Yasin : 82). pengertian ini istilah tauhid rububiyah
d. Keesaan dalam Beribadah belum terlepas dari akar makna
Kepada-Nya bahasanya.Sebab Allah adalah pemelihara
Mengesakan Allah dalam makhluk, para rasul dan wali-wali-Nya
beribadah yaitu melaksanakan segala
sesuatu karena Allah, baik sesuatu itu 7
https://www.bacaanmadani.com/2018/01
/pokok-pembahasan-ilmu-tauhid.html.

75
76 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

dengan segala spesifikasi yang telah manusia wajib menaati perinta dan
diberikannya kepada mereka. menjauhi larangan-Nya. Semua yang
Tauhid rububiyah mencakup berupa kebatilan langsung kepada Allah,
dimensi-dimensi keimanan berikut ini: tanpa perantara(wasilah).Allah melarang
Pertama, beriman kepada perbuatan- kita menyembah selain-Nya seperti
perbuatan Allah yang bersifat umum. menyembah batu, menyembah matahari,
Misalnya, menciptakan, memberi rizki, maupun menyembah manusia. Semua itu
menghidupkan, mematikan, adalah perbuatan syirin yang sangat besar
menguasai.Kedua, beriman kepada takdir dosanya dan dibenci oleh Allah, bahkan
Allah.Ketiga, beriman kepada zat Allah tidak akan mengampuni dosa syirik
Allah.Landasan tauhid rububiyah adalah itu.9
dalil-dalil berikut ini: Berikut firman firmal Allah
ًٍٍ‫زة انعبن‬َ ِ‫ْان َح ًْدُهللا‬ tentang tauhid Uluhiyah:
Artinya:“Segala uji Bagi Allah ‫ٔانٓكى انّ ٔحد ِلانّ اِل ْٕا نسحًٍ انسحٍى‬
Rabb Semesta Alam.”(QS. Al-Fatihah: 1). )361:‫(انجقسح‬
Makna Rabb pada ayat diatas Artinya: Dan Tuhan kamu adalah
adalah bahwa Allah adalah Pencipta Tuhan yang maha Esa, tidak ada tuhan
mereka, Yang menguasai,Yang selain Dia, Yang Maha Pengasih Maha
memperbaiki dan Yang memelihara Penyayang.
dengan segala nikmat dan anugerah-Nya.8 Ilah artinya adalah ma‟luh
‫ خبنق ك ّم شًء‬,ّْٕ‫ذا ِن ُك ُى هللاُ َز ُّث ُكى ِلانّ اِل‬ maksudnya, yang disembah dengan penuh
ِٔ‫فبعجد‬ kecintaan dan pengagungan. Yakni
Artinya: Itulah Allah Tuhan Kamu, mengesakan Allah dengan segala bentuk
tidak ada tuhan selain Dia,Pencipta segala ibadah, sehingga kita tidak berdoa kecuali
sesuatu. (Q.S. Al-An‟am,6: 02). kepada Allah.Tauhid Uluhiyah inilah yang
Bahwasanya Allah lah yang diingkari oleh orang-orang kafir,baik pada
memberi rizki kepada semua makhluk, zaman dahulu maupun sekarang. Alla
sebagaimana firman Allah: berfirman:
‫ٔيب يٍ دآثّخ فً اِلزض اِلّ عهً هللا زشقٓب‬ ّ ‫اجعم اِلنٓخ انٓب ٔاحد‬
‫اٌ ْرا نشًء‬
Artinya: Dan tidak ada suatu )5:‫عجبة(ص‬
binatang melata pun dibumi melainkan Artinya: Apakah dia menjadikan
Allah yang memberi rizki.(Q.S Hud:11:6). tuhan tuhan itu Tuhan yang satu saja?
2. Tauhid Uluhiyah Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang
Tauhid uluhiyah adalah Percaya sangat mengherankan
sepenuhnya bahwa Allah-lah yang berhak 3.TauhidUbudiyah
menerima semua peribadatan makhluk, Kata ubud berasal dari kata kerja
dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya „Abada yang berarti mengabdikan
yang harus disembah.Manusia bersujud diri(Ibadah). Beribadah kepada allah
kepada Allah, Allah tempat meminta, dengan menyembah kepada-Nya.
Allah tempat mengadukan nasibnya, Penyembahan disini bukan bermaksud
Allah berhajat disembah hambanya karena
8
Allah tidak ingin disembahakan tetapi
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul
Lathif,Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat
9
Lanjutan.(Jakarta:Darul Haq,1998), cet. Ke-1, h. Zainuddin,Ilmu Tauhid Lengkap,
10. (Jakarta: Rineka Cipta,1996), cet. Ke-2, h. 17.
penyembahan disini merupakan artinya ikatan atau perjanjian. Kata al-
ketaatan,kepatuhan,ketumbuhan antara „aqdu (‫ ) انعقد‬yang berarti ikatan. Kata at-
hamba dengan Tuhannya.Antara makhluk tautsiqu (‫ )انزٕثىق‬yang berarti kepercayaan
dengan khaliknya tidak ubahnya kita atau yang kuat, ‫( اِلءحكبو‬al-ihkamu) berarti
kepatuhan ketundukannya seorang anak mengokohkan (menetapkan), ‫نسثطسقٕح‬
terhadap orang tua. Seorang karyawan (danar-rabtu bi quwwah) yang berarti
kepada pimpinannya yang semua mengikat dengan kuat. Secara terminologi
kewajiban dilakukan dengan penuh rasa adalah keyakinan hati atas sesuatu, yang
tanggung jawab, hanya saja didalam mengharuskan hati untuk
ketaatan menjalankan kewajiban tidak membenarkannya, yang membuat jiwa
terdapat unsur benci sedikitpun tenang tentram kepadanya, dan yang
kepadanya. Dengan selalu menjalankan menjadi kepercayaan / keyakinan yang
perintah-perintahNya dan menjauhi segala bersih dari bimbang dan ragu. Menurut
larangan-laranganNya.10 Abu Bakar Jabir al-Jazairy mengatakan
Ibadah yang semata-mata bahwa Aqidah yaitu sejumlah kebenaran
mengingat perintah Allah Swt.Seperti yang dapat diterima secara umum oleh
dalam firman-Nya: manusia berdasarkan akal, wahyu, dan
ٌٍ‫ٔقضً زثك اِل رعجدٔآ اِلّ اٌبِ ٔثبنٕاند‬ fitrah. Kebenaran itu dipraktekkan di
‫احسبَب‬ dalam hati dan diyakini keshahihan dan
Artinya: Dan Tuhan mu telah keberadaannya secara pasti, dan ditolak
memerintahkan supaya kamu jangan segala sesuatu yang bertentangan dengan
menyembah selain Dia dan hendaklah kebenaran itu.
kamu berbuat baik kepada ibu Dalam ajaran Islam, aqidah Islam
bapakmu dengan sebaik-baiknya.(Q.S (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan
Al-Isra:23). keyakinan atas sesuatu yang terdapat
ٌٔ‫ٔيبخهقذ انجٍ ٔاِلَس اِلنٍعجد‬ dalam apa yang disebut dengan rukun
Artinya:Dan tidaklah aku iman, yaitu keyakinan kepadaAllah,
menciptakan jin dan manusia, melainkan malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
supaaya mereka menyembah kepada- rasul-Nya, Hari Akhir,serta taqdir baik
Ku(Q.S. Adz-Dzariyat:56). dan buruk.11Akidah merupakan ilham
yang tumbuh dengan sendirinya yang tak
‫اٌ هللا ْٕزثً ٔزثكى فبعجدِٔ ْرا صساط‬ dapat dirasakan, tumbuh dari sebab-sebab
‫يسزقٍى‬ yang terlepas dari pengaruh kemauan,
Artinya: Sesungguhnya Allah, Dia- sedang ilmu hasil penciptaan akal yang
lah Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, diperoleh dari memperlihatkan sesuatu
Ini adalah jalan yang lurus. secara mendalam. Akidah ini terkadang-
kadang tumbuh di dalam hati, kemudian
C. KAJIAN TAUHID DALAM
KAWASAN AQIDAH ISLAM
Akidah secara etimologi berasal
dari kata dalam bahasa Arab berasal
dari„aqada-ya‟qidu-„uqdatan wa aqidatan 11
Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam,
(Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
10
Ibid.,h.23. Pengalaman Islam(LPPI), h. 1-10.

77
78 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

penganutnya berusaha mempergunakan Allah. Akal tidak akan mampu


akal untuk membenarkan Akidah itu.12 menjangkau masail ghaibiyah (masalah
Menurut Hasan al-Banna ruang ghaib), bahkan akal tidak akan mampu
lingkup pembahasan akidah Islam terkait menjamgkau sesuatu yang tidak terkait
dengan masalah Ilahiyat; illahiyat yaitu dengan ruang dan waktu. Misalnya akal
pembahsan tentang segala sesuatu yang tidak akan mampu menjawab pertanyaan
berhubungan dengan Illah (Tuhan, Allah) kekal itu sampai kapan? Atau akal tidak
seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat- akan mampu menunjukkan tempat yang
sifat Allah, af‟al Allah san lain- tidak ada didarat, diudara, dilautan dan
lain.Nubuwat; nubuwat yaitu pembahasan tidak ada dimana-mana. Karena kedua hal
tentang segala sesuatu yang berhubungan tersebut tidak terkait dengan ruang dan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk waktu. Oleh sebab itu akal tidak boleh
pembahasan tentang Kitab-kitab Allah, dipaksa untuk memahami hal-hal tersebut
Mukjizat, karamat dan lain dan menjawab pertanyaan tentang segala
sebagainya.Ruhaniyat; ruhaniyat yaitu sesuatu yang bersifat ghaib. Akal hanya
pembahasan tentang segala sesuatu yang perlu membuktikan jujurkah atau bisakah
berhubungan dengan alam metafisik kejujuran si pembawa berita tentang hal-
seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh hal ghabi tersebutyang dibuktikan secara
dan lain sebagainya.Selanjutnya berkaitan ilmiah oleh akal pikiran, hanya itu.
dengan persoalan Sam’iyyat; yaitu Menurut Syeikh Ali Thanthawi ada
pembahasan tentang segala sesuatu yang beberapa kaidah Akidah untuk
hanya bisa diketahui lewat sam‟i (dalil mengetahui sejauh mana fitrah dan akal
naqli berupa Al-Qur‟an dan Sunnah) berperan dalam masalah Akidah sebagai
seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, berikut:
tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain 1. Apa yang saya dapat denag
sebagainya.Berkaitan dengan sumber, indra saya, saya yakini adanya,
sumber aqidah Islam adalah Alquran dan kecuali bila akal saya
Sunnah. Artinya apa saja yang mengatakan”tidak”
disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur‟an berdasarkan pengalam masa
dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya lalu.
wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Misalnya, apabila saya pertama
Akal pikiran tidaklah menjadi kali melihat sepotong kayudidalam gelas
sumber Akidah, tetapi hanya berfungsi berisi air putihkehilahannya bengkok, atau
memahami nash-nash yang terdapat dalam melihat tiang-tiang listrik bergerak dilihat
kedua sumber tersebut dan mencoba kalau dari jendela kereta apiyang sedang
diperlukan untuk membuktikan secara berjalan, atau melihat fatamorgana, tentu
ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh saya akan membenarkannya. Tapi bila
Al-Qur‟an dan Sunnah, itu harus didasari bukti kemudian hasil penglihatan indra
oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan saya itu salah, maka untuk kedua kalinya
akal sangat terbatas, sesuai dengan saya melihat yang sama, akal saya
terbatasnya kemampuan semua makhluk langsung mengatakan tidak demikian yang
sebenarnya.
12 2. Keyakinan, disamping
Hasbi Ash-Shiddieqi, Sejarah dan
Pengantar Ilmu Tauhid, (Semarang:Pustaka Rizki diperoleh dengan menyaksikan
Putra), h. 39. langsung, juga bisa melalui
beritabyang diyakini kejujuran Karena kemampuan akal pun terbatas,
sipembawa berita itu. akal tidak bisa menjangkau sesuatu yang
Banyak hal yang sebenarnya tak terkait ruang dan waktu seperti,
belumkita saksikan kebenarannya. Bisakah Anda menjelaskan kapan terjadi
Misanya Anda belum pernah ke India, sesuatu peristiwa, kalau peristiwa itu tidak
Brazil atau Mesir, tapiAnda meyakini terjadai dulu, sekarang dan juga pada
negeri-negeri tersebut ada. Atau tentang masa yang akan datang?
fakta sejarah, tentang Daulah Abbasiyah, 6. Iman adalah fitrah manusia
Umaiyah, tentang Kerajaan Majapahit dan Setiap manusia memiliki fitrah
lain sebagainya, Anda meyakini mengimani adanya Tuhan. Pada saat
kenyataan sejarah itu bedasarkan berita sesorang mengaku bahwa dia tidak
yang Anda terima dari sumber yang bertuhan, kehilangan harapan untuk hidup,
dipercaya. padahal dia masih ingin hidup, fitrahnya
3. Anda tidak berhak memungkiri akan menuntun diauntuk meminta kepada
wujudna sesuatu, hanya karena Tuhan. Bila anda masuk kedalam hutan
Anda tidak bisa dan terperosok kedalam lubang, pada anda
menjangkaunya dengan indra kehilangan harapan untuk keluar dari
mata. lubang itu, Anda kan berbisik: Oh Tuhan!
Kemampuan alat indra sangat Sekalipun sebelumnya anda belum pernah
terbatas, telinga tidak bisa mendengar menyebut nama Tuhan. Tapi firahnya itu
suara semut dari jarak terdekat sekalipun, hanya potensi adasar, yang perlu
mata tidak bisa menyaksikan semut dari dikembnagkan dan dipelihara, karena
jauh. Di sebuah ruangan yang sepi Anda fitrah bisa tertutup oleh macam-macam
tak akan mendengar apa-apa, oleh sebab hal.
itu seseorang tidak bisa memungkiri 7. Kepuasan material didunia
wujudnya sesuatu hanyakarena indranya sangat terbatas.
tiak bisa menyaksikannya. 8. Keyakinan tentang Hari Akhir
4. Seseorang hanya bisa adalah konsekuensi logis dari
menghkayalkan sesutauyang keyakinan tentang adanya
sudah dipernah dijangkau oleh Tuhan.
inderanya. Jika kita beriman kepada Allah,
Khayal manusia pun terbatas, tentu Anda beriman atas sifat-sifatNya,
Anda tidak bisa mengkhayalkan sesuatu termasuk sifat “adil” . kalau tidak ada
yang baru sama sekali. kehidupan lain diakhirat, bisakah keadilan
5. Akal hanya bias menjangkau Allah itu terlaksankan? Bukankah setiap
hal-hal yang hanya terkait penjahat harus menanggung akibat dari
dengan ruamg dan waktu. perbutannya? Bukannkah tidak semua
Tatkala mata mengatakan bahwa orang yang berbuat baikmerasakan hasil
tiang-tianga listrik berjalan waktu kita kebaikannya itu? Oleh sebab itu, iman
menyaksikannya melalui jendela kereta Anda dengan Allah menyebabkan Anda
api akal dengan cepat mengoreksinya. beriman dengan adanya alam lain sesudah
Tapi apakah akal bisa memajami dan alam dunia ini yaitu Hari Akhir.
menjangkau segala sesuatu? Tidak.

79
80 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

Ibadah (‫ )عجبدح‬secara etimologi orang tersebut. Sehingga dalam diri


berarti merendahkan diri serta tunduk. Di seorang muslim antara akidah,keimanan
dalam syara‟, ibadah mempunyai banyak serta amal ibadah mempunyai keterkaitan
definisi, tetapi makna dan maksudnya yang sangat kuat antara ketiganya.Muslim
satu. Diantara definisinya : apabila akidahnya telah kokoh maka
a. Ibadah adalah merendahkan diri keimanannya akan semakin kuat,
kepada Allah , yaitu tingkatan sehinggadalam pelaksanaan praktek
ketundukan yang paling tinggi ibadah tidak akan terjerumus pada praktek
disertai dengan rasa mahabbah ibadah yang salah.Sebaliknya apabila
(kecintaan) yang paling tinggi; akidah seseorang telah melenceng maka
b. Ibadah ialah sebutan yang dalam praktek ibadahnya punakan salah
mencakup seluruh apa yang kaprah, yang demikian inilah akan
dicintai dan diridhai Allah , mengakibatkan lemahnya
baik berupa ucapan atau keimanan.Pondasi aktifitas manusia itu
perbuatan, yang dzahir maupun tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri,
bathin; maka dibutuhkanadanya sarana untuk
c. Menurut Syaikhul Islam Ibnu memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah
Taimiyyah Rahimahullah : merupakan bentukpengabdian dari
Ibadah adalah segala sesuatu seorang hamba kepada Allah.Ibadah
yang mencakup semua hal dilakukan dalam rangka mendekatkandiri
yang dicintai dan diridhai kepada Allah untuk meningkatkan
Allah Ta‟ala, baik berupa keimanan dan ketaqwaan terhadap
ucapan dan amalan, yang Allah.Manusia sebagai makhluk yang
nampak dan yang paling sempurna, sejak kelahirnya telah
tersembunyi.1 dibekali denganakal pikiran serta perasaan
Akidah menempati posisi (hati).Manusia dengan akal pikiran dan
terpenting dalam ajaran agama Islam. hatinya tersebut dapatmembedakan mana
Ibarat sebuah bangunan,maka perlu yang baik dan mana yang benar, dapat
adanya pondasi yang kuat yang mampu mempelajari bukti-buktikekuasaan Allah,
menopang bangunan tersebut sehingga dengannya dapat membawa diri
sehingga bangunan tersebut bisa berdiri mereka pada keyakinan akankeberadaan-
dengan kokoh. Demikianlah urgensi Nya.Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi
akidah dalam Islam, aqidah seseorang manusia untuk tidak mengakuikeberadaan
merupakan pondasi utama yang menopang Allah.karena selain kedua bekal yang
bangunan keislaman pada diriorang dimiliki oleh mereka sejak lahir,Allah
tersebut. Apabila pondasinya tidak kuat juga telah memberikan petunjuk berupa
maka bangunan yang berdiri diatasnya ajaran agama yang didalamnya
punakan mudah dirobohkan.Selanjutnya berisikantuntunan serta tujuan dari hidup
Ibadah yang merupakan bentuk realisasi mereka di dunia.Ibadah mempunyai
keimanan seseorang, tidak akan hubungan yang erat dengan aqidah, yaitu
dinilai benar apabila dilakukan atas dasar sebagai berikut:
akidah yang salah. Hal ini tidak lain a. Ibadah adalah hasil daripada
karena tingkatkeimanan seseorang adalah aqidah yaitu keimanan
sangat bergantung pada kuat tidaknya terhadap Allah sebenarnya
serta benar salahnyaakidah yang diyakini
yangtelah membawa manusia Berasal dari bahasa Arab, yaitu
untuk beribadat kepada Allah. isim mashdar (bentuk infinitive) yaitu
b. Aqidah adalah asas penerimaan merupakan isim jamid atau isim ghair
ibadah yaitu tanpa aqidah mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki
perbuatan seseorang akar kata, melainkan kata tersebut
manusia bagaimana baik pun memang telah demikian adanya.
tidak akan diterima oleh Allah.
Aqidah merupakan tenaga Pendekatan Terminologi (Peristilahan)
penggerak yang mendorong manusia Sifat yang tertanam dalam jiwa
melakukan ibadat sertamenghadapi segala yang mendorongnya untuk melakukan
cabaran dan rintangan.Akidah adalah perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
merupakan pondasi utama kehidupan dan pertimbangan.
keislaman seseorang. Apabila Dapat diambil kesimpulan bahwa
pondasiutamanya kuat, maka bangunan ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas
keimanan yang terealisasikan dalam tentang perbuatan manusia yang dinilai
bentuk amal ibadahorang tersebut pun baik dan buruk.Dalam u‟jam al-Wasith
akan kuat pula.Amal ibadah tidak akan disebutkan ilmu akhlak adalah:
bisa benar tanpa dilandasi akidah yang ‫عُّ اَحْ َك ُى قِ ٍْ ًَزُُّ رَزَعَ َّه ُق ثِ ِّ اِْلَ ْع ًَب ُل انَّزِى‬
ُ ْٕ ‫ض‬َ ٍْ ‫ا َ ْن ِع ْه ُى َي‬
benar. amal ibadah dinilai benar apabila ‫س ٍِ َٔ ْانقُجْح‬َ ‫ف ِث ْبن َح‬ َ ْٕ ُ ‫ر‬
َ ‫ص‬
dilakukan hanya untuk Allah semata (Ilmu yang objek pembahasannya
denganittiba‟ Rasul. adalah tentang nilai-nilai yang
Manusia diberi bekali akal pikiran berkaitan dengan perbuatan manusia
agar dengan akal pikiran tersebut mereka yang dapat disifatkan dengan baik atau
dapatmembedakan mana yang hak dan buruk).14
mana yang batil, mempelajari tanda-tanda Salah satu fungsi akhlak adalah
kekuasaanAllah, menganalisa hakikat untuk menopang keimanan.Agar iman
kehidupannya sehingga dia tahu arah dan seseorang relative stabil, perlu ditopang
tujuan dirinyadiciptakan di dunia. Akal oleh pelaksanaan akhlak yang
15
pikiran dan perasaan inilah yang konsisten. Dasar pendidikan akhlak bagi
membedakan manusia denganmakhluk- seorang muslim adalah aqidah yang benar
makhluk lain. Oleh karena itu manusia terhadap alam dan kehidupan, Karena
dipercaya untuk menjadikhalifahAllah akhlak tersarikan dari aqidah dan
dibumi.Sementara berkaitan dengan pancaran dirinya. seorang beraqidah
akhlak ada dua pendekatan yang dapat dengan benar, niscahya akhlaknya pun
digunakan untuk mendefinisikan akhlak, akan benar, baik dan lurus. Begitu pula
yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), sebaliknya.
dan pendekatan terminologi Aqidah seseorang akan benar dan
13
(peristilahan). lurus jika kepercayaan dan keyakinanya
terhadap alam juga lurus dan benar.
Pendekatan Linguistik (Kebahasaan) Karena barang siapa mengetahui sang

13 14
H. Mahmud Yunus,Kamus Arab Ibid., h. 346.
15
Indonesia, (Jakarta:Hidakarya Agung,1972), h. Abudin Nata, Akhlak Taswuf,
274. (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002), h. 5.

81
82 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

pencipta dengan benar, niscahya ia akan kepada kualitas individu dan masyarakat.
dengan mudah berperilaku baik lndividu dan masyarakat yang dikuasai
sebagaimana perintah allah. Sehingga ia dan dianggotai oleh nilai-nilai dan akhlak
tidak mungkin menjauh bahkan yang baik akan melahirkan individu dan
meninggalkan perilaku-perilaku yang masyarakat yang sejahtera. Begitulah
telah ditetapkanya. Pendidikan akhlak sebaliknya jika individu dan masyarakat
yang bersumber dari kaidah yang benar yang dikuasai oleh nilai-nilai dan
merupakan contoh perilaku yang harus tingkahlaku yang buruk, akan porak
diikuti oleh manusia. Mereka harus peranda dan kacau balau.
mempraktikanya dalam kehidupan Alquran juga menggambarkan
mereka, karena hanya inilah yang bagaimana aqidah orang-orang beriman,
menghantarkan mereka mendapatkan kelakuan mereka yang mulia dan
ridha allah dan atau membawa mereka gambaran kehidupan mereka yang penuh
mendapatkan balasan kebaikan dari Allah. tertib, adil, luhur dan mulia. Berbanding
Akhlak merupakan tingkahlaku dengan perwatakan orang-orang kafir dan
yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang munafiq yang jelek. Gambaran mengenai
diyakini oleh seseorang dan sikap yang akhlak mulia dan akhlak tercela begitu
menjadi sebahagian daripada jelas dalam perilaku manusia sepanjang
keperibadiannya. Nilai-nilai dan sikap itu sejarah. Alquran juga menggambarkan
pula terpancar daripada konsepsi dan bagaimana perjuangan para rasul untuk
gambarannya terhadap hidup. Dengan menegakkan nilai-niai mulia dan murni di
perkataan lain, nilai-nilai dan sikap itu dalam kehidupan dan bagaimana mereka
terpancar daripada aqidahnya yaitu ditentang oleh kefasikan, kekufuran dan
gambaran tentang kehidupan yang kemunafikan yang cuba menggagalkan
dipegang dan diyakininya.16Aqidah yang tertegaknya dengan kukuh akhlak yang
benar dan gambaran tentang kehidupan mulia sebagai teras kehidupan yang luhur
yang tepat dan tidak dipengaruhi oleh dan murni itu.17
kepalsuan, khurafat dan falsafah-falsafah
serta ajaran yang palsu, akan D. KESIMPULAN
memancarkan nilai-nilai benar yang murni Tauhid berarti mengesakan Allah
di dalam hati. Nilai-nilai ini akan dalam hal mencipta, menguasai, mengatur
mempengaruhi pembentukan sistem dan memurnikan (mengikhlaskan)
akhlak yang mulia. Sebaliknya, jika peribadahan hanya kepada-Nya,
aqidah yang dianuti dibina di atas meninggalkan penyembahan kepada
kepalsuan, maka ia akan memancarkan selain-Nya serta menetapkan asma‟ul
nilai-nilai buruk di dalam diri dan husna , sifat al-„ulya bagi-Nya, dan
mempengaruhi pembentukan akhlak yang mensucikan-Nya dari kekurangan dan
buruk. cacat.
Akhlak yang baik dan akhlak yang Secara klasifikasi, tauhid dibagi
buruk, merupakan dua jenis tingkah laku kepada tauhid Rububiyah sebagai
yang berlawanan dan terpancar daripada keyakinan bahwa hanya allah-lah satu-
dua sistem nilai yang berbeda. Kedua-
duanya memberi kesan secara langsung 17
Muhammad Daud Ali, Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
16
Yunahar Ilyas,Op.cit., h. 3. 2006), h. 199.
satunya pencipta, pemilik, pengendali Hasbi ash-Shiddieqi, 1999, Sejarahdan
alam raya yang dengan takdirnya-Nya ia Pengantar Ilmu Tauhid,
menghidupkan dan mematikan serta (Semarang: Pustaka Rizki Putra).
mengendalikan alam semesta ini; tauhid Mahmud Yunus, 1972, Kamus Arab
Uluhiyah merupakan kepercayaan Indonesia, (Jakarta:Hidakarya
sepenuhnya bahwa Allah yang berhak Agung).
menerima semua peribadatan makhluk, Abudin Nata, Ahlak Taswuf, 2002,
dan hanya Allah yang sebenarnya yang (Jakarta:Raja Grafindo Persada).
harus disembah; dan Tauhid Ubudiyah Yunahar Ilyas,Kuliah Ahklak, 2007,
sebagai pengabdian kepada allah dengan (Yogyakarta:Lembaga Pengkajian
menyembah kepada-Nya. dan Pengalaman Islam(LPPI), cet.
Hubungan antara aqidah dengan IX.
ibadah dan akhlak bermakna bahwa Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama
seseorang yang berakidah dengan benar Islam, 2006, (Jakarta: Raja
pasti dia beribadah dengan benar dan Grafindo Persada).
orang yang beribadah dengan benar pasti
dia berakhlak dengan benar.Artinya, buah
akidah ialah ibadah, buah ibadah ialah
akhlakul karimah. Akidah sebagai pondasi
utama yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya; ibadah mencakup semua hal
yang dicintai dan diridhai Allah, baik
berupa ucapan dan amalan, yang nampak
dan yang tersembunyi, tentang nilai-nilai
yang berkaitan dengan perbuatan manusia
yang dapat disifatkan dengan baik atau
buruk, tentang nilai-nilai yang berkaitan
dengan perbuatan manusia yang dapat
disifatkan dengan baik atau buruk.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Aziz bin Muhammad Ali Abdul
Lathif, 1998,Pelajaran Tauhid
untuk Tingkat Lanjutan,
(Jakarta:Darul Haq).
Zainuddin, 1996,Ilmu Tauhid
Lengkap(Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta).
Yunahar Ilyas, 2001, Kuliah Akidah
Islam, (Yogyakarta: Lembaga
Pengkajian dan Pengalaman
Islam(LPPI).

83

Anda mungkin juga menyukai