Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU KALAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam

Dosen pengampu

Irman afandi S.Pd M.Si

Disusun oleh kelompok 1:

Intan Nurazizah

Ilham Maulana

Indra Barokah

Dicki Firdaus

Dini Fauziah

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

FAKULTAS SYARI’AH

EKONOMI SYARI’AH B

2022

KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahirobbi, yang telah
memberikan kenikmatan yang melimpah. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat merampungkannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa/i Insitut Agama Islam Cipasung. Penulis
sadar bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pengampu, penulis meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis dimasa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tasikmalaya, 3 oktober 2022


DAFTAR ISI
Daftar isi.................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang.........................................................................................
 B. Rumusan Masalah....................................................................................
 C. Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
 1. Pengertian Ilmu Kalam.............................................................................
 2. Pengertian Ilmu Tasawuf..........................................................................
 3. Pengertian Ilmu Filsafat............................................................................
 4. Hubungan antara Ilmu Kalam, Ilmu Tasawuf, dan Ilmu Filsafat.............
BAB III PENUTUP
 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam islam terdapat istilah ilmu tentang taswuf dan ilmu kalam. Keduanya tentu sama-sama
membahas mengenai masalah agama dan masalah ketuhanan. Tujuan Penciptaan Manusia ,
Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam,
dan Hakikat Manusia tentunya juga menjadi bagian dari pembahasan tersebut. Kedua ilmu
ini tentu saja dapat digunakan selagi tidak bertentangan dengan rukun iman, rukun islam, dan
fungsi agama islam.

Untuk itu akan dibahas terleih dahulu mengenai ilmu kalam, tasawuf, dan dicari hubungan
atau benang merahnya tentang kedua hal tersebut
B. Rumusan masalah
1. Apa itu ilmu kalam?
2. Apa itu ilmu tasawuf?
3. Apa itu ilmu filsafat?
4. Bagaimana hubungan antara ketiga ilmu tersebut?
C. Tujuan
1. Mahasiswa/I dapat mengetahui apa itu ilmu kalam
2. Mahasiswa/I dapat mengetahui apa itu ilmu tasawuf
3. Mahasiswa/I dapat mengetahui apa itu ilmu filsafat
4. Mahasiswa/I dapat mengetahui hubungan ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Jeenis Ilmu Kalam


Dalam istilah bahasa Arab, ilmu kalam berarti disiplin ilmu tentang dasar-
dasar pengetahuan atau filsafat. Istilah ini juga berkaitan dengan persoalan Teologi
dalam Islam. Teologi sendiri adalah dasar-dasar ajaran islam yang berkaitan dengan
Eksistensi Ketuhanan dan Kekuasaan Yang Maha Pencipta. Seorang yang
cendekiawan islam sering disebut dengan istilah mutakallim atau berarti seorang ahli
teologi.
Ilmu tentang teologi sangat kental dengan penggunaan rasional, logika, dan
hukum-hukum berpikir yang valid. Artinya, teologi memang membuktikan tentang
Eksistensi Ketuhanan dan segala semesta dengan pembuktian yang ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan. Tentu, akhirnya bukan malah justru menjauh dari keesaan
Allah, melainkan semakin memperkuat dan membuktikan.
 Jenis-jenis ilmu kalam dapat dijabarkan dalam 3 jenis, yaitu
 sebagai berikut,
a. Ilmu tauhid
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat Allah, dan
membongkar dalil-dalil yang membuktikan adanya Zat Yang Maha untuk
Mewujudkan Segala Sesuatu. Pembahasan ilmu tauhid berkenaan dengan keesaan
Allah dan akidah yang utama bagi setiap manusia, khususnya muslim.
b. Ilmu Aqa’d
membahas tentang kepercayaan dalam hati atau pandangan yang berdasarkan
kepada jiwa manusia dan diyakini kebenarannya. Jika sudah tertancap maka tidak
akan bisa atau mudah untuk dilepaskan.
c. Ilmu ushuludin atau ilmu tentang agama
Ilmu usshuludin adalah ilmu yang membahas tentang prinsip dasar agama
dengan berdasarkan kepada hukum logika. Objek utama dari ilmu ini adalah dasar
agama yang menjadi masalah utama dalam islam
2. Ilmu Kalam Menurut Para Ilmuwan Islam
Mengenai ilmu kalam, ternyata para ilmuwan islam memiliki pendapat dan
pengertian sendiri. Berikut adalah pengertian ilmu kalam menurut para ilmuwan
islam.
Ilmu kalam ialah ilmu mengenai alasan tentang mempertahankan kepercayaan
atau keimanan dengan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang yang
menyimpang dari kepercayaan ahli sunnah.
Menurut Ibnu Khaldun ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud
Allah dan sifat wajib yang ada pada-Nya. Sifa-sifat yang jaiz yang sifatkan bagi-Nya
dan sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu, ilmu kalam juga memberikan
pembahasan tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran
risalah/perjalanannya, apa yang wajib ada, hal-hal yang jaiz dan dihubungkan dengan
diri mereka.
Ilmu Kalam menurut Al Farabi adalah membahas zat dan sifat Allah serta
seluruh eksitensi yang mungkin. Berkenaan pula dengan masalah dunia hingga
masalah keakhiratan yang berlandaskan informasi wahyu Allah.
3. Pengertian dan Pembahasan Tasawuf
Ilmu tasawuf berasal dari para kaum sufi yang artinya suci. Tasawuf berasal
dari para sufi yang senantiasa menghubungkan ajaran agama dengan perasaan cinta,
kasih, dan kemurnian jiwa. Untuk itu, bagi sufi atau ajaran tasawuf dalam hidup yang
benar-benar dibutuhkan adalah kemurnian hati dan kesucian jiwa yang dapat
menghubungkan antara manusia dengan Sang Maha Pencipta. Ajaran tasawuf sangat
tidak ingin manusia berhati kotor dan rusak karena hal tersebut yang dapat
menghalangi manusia untuk dapat menjalin dan mengarah antara manusia dan Tuhan.
Ajaran tasawuf sendiri menekankan kepada cara-cara mengembangkan rohani
dan jiwa manusia agar dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam tingkatan tertentu
yaitu tingkatan makrifat yang berarti telah bersatunya jiwa manusia dengan Allah.
Itulah yang menjadi tujuan dan pencapaian tertinggi dari ajaran tasawuf.
Ajaran Tasawuf sendiri mengedepankan kedisiplinan dalam beribadah,
konsentrasi terhadap tujuan hidup menuju kepada Allah, serta membebaskan diri dan
keterikatan manusia dengan kehidupan duniawi. Tasawuf sendiri tidak mengajarkan
manusia untuk memiliki ketamakan kepada harta dan kecintaan duniawi yang
berlebih. Dunia yang ada ini tentu adalah fana sedangkan yang sejati adalah
kembalinya manusia kepada Tuhan. Bahkan yang paling penting adalah mendapatkan
keridhoan dan kecintaan Allah, karena bagi tasawuf itulah hal penting diatas segala-
galanya.
Dalam ilmu kalam dan tasawuf keduanya merupakan bagian dari ilmu-ilmu
yang membahas persoalan agam dan ketuhanan. Ilmu kalam dan tasawuf sama-sama
mengajarkan manusia mengenai Tuhan, Pencipta, kepercayaan terhadap agama, dan
segala keterkaitaannya. Dalam hal ini tentu dalam sudut pandang islam.
Yang menjadi berbeda adalah ilmu tasawuf membahas persoalan agama dari
sudut pandang keruhanian, kesucian jiwa, cinta, dan hubungan dengan Allah secara
langsung. Sedangkan ilmu kalam membahasnya dengan sudut pandang ilmu logika
atau rasional pengetahuan. Untuk itu, kedua-duanya sama-sama ingin menuju tujuan
yang
sama, namun dari sudut pandang atau pendekatan yang berbeda. Berikut fungsi dari
keduanya dan Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam.
 Ilmu Kalam Memperkuat Keyakinan Melalui Akal Logis Rasional
Ilmu kalam juga memegang peranan penting dalam pemahaman agama
seseorang. Ilmu kalam memperkuat aspek rasionalitas dan logika dari manusia
terhadap keimanan pada Tuhan dan Agama. Ilmu kalam yang salah dipelajari tentu
akan menjadi salah pemahaman atau kekeliruan keyakinan. Namun, secara umum
akal manusia mengarah kepada hal yang objektif dan tidak sembarangan
menyimpulkan, hanya hawa nafsu yang dapat menyimpulkan seperti itu. Jika manusia
memiliki keyakinan tanpa akal rasional tentu akan mudah rapuh terombang ambing
oleh dialegtika yang bisa saja terjadi atau diberikan oleh orang-orang yang menantang
keyakinan ajaran islam.
4. Tasawuf Memperkuat Keyakinan Melalui Pendekatan Jiwa atau Perasaan
Adanya ajaran tasawuf memperkuat keyakinan islam melalui jiwa atau
perasaan manusia. Untuk itu, perasaan atau jiwa ini dihidupkan agar tidak kering atau
merasa hampa hanya dengan pendekatan rasional atau logika. Manusia memiliki
fungsi akal dan jiwa, untuk itu keduanya harus digunakan dan diolah agar dapat sesuai
dengan ajaran islam itu sendiri, yang hakikatnya adalah ketundukan dan ketaatan
hanya kepada Allah SWT.
Ajaran tasawuf tentunya juga tidak boleh bertentangan dengan sunnah rasul,
sebab ada beberapa pendapat ulama yang menyalahkan aliran tasawuf tertentu karena
bertentangan dengan sunnah rasul. Untuk itu, umat islam tentunya harus selektif dan
benar-benar teliti dalam mempelajari islam yang sesuai dengan sunnah rasul.
Untuk itu penerapan sunnah rasul harus benar-benar dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan tersebut misalnya dengan melakukan Sunnah
Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan Cara
Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat
Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
dengan beberapa wacana ilmu pengetahuan mengalami berbagai
penyimpangan dari para pengamalnya, karena kurangnya pemahaman mereka akan
esensi tasawuf itu sendiri, sehingga mereka mengamalkannya dengan cara berlebihan
yang bertentangan dengan syariat.
Dari penyimpangan itulah kemudian tasawuf ada yang menganggap bahwa
tasawuf adalah disiplin ilmu yang sesat dan menyesatkan, padahal kalau kita merujuk
kepada esensi dan subtansi dari tasawuf itu sendiri, esensi tasawuf sendiri adalah
membersihkan jiwa, mensucikan hati, dan mencapai maqam ihsan.
Secara subtansial ilmu tasawuf bukanlah suatu disiplin ilmu yang sesat dan
menyesatkan, kalaupun ada penyimpangan itu merupakan dari pengamalnya atau
orangnya, jadi bukan tasawufnya.
Selain itu ada juga dari kalangan orientalis, Mereka menciptakan nama-nama
baru dan menyatakan tasawuf dengan kebiksuan dalam ajaran Budha, kependetaan
dalam ajaran Kristen, atau kerahiban dalam ajaran Hindu. Mereka mengatakan bahwa
ada tasawuf Budha, tasawuf Hindu, tasawuf Kristen, tasawuf Persia, dan lain
sebagainya. Tujuan yang hendak mereka capai, selain untuk, menyamarkan nama
tasawuf, juga untuk menuduh bahwa bahwa asal mula perkembangan tasawuf adalah
dari sumber-sumber kuno dan aliran-aliran filsafat yang sesat sesat ini.
Tasawuf bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam, dasar dari ajaran tasawuf
sendiri itu diambil dari sejarah dan peri kehidupan Rasulullah SAW dan para
sahabatnya.Tasawuf memang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, walaupun
hanya sebatas amalan-amalannya dan belum secara teori. seiring berkembangnya
zaman saat ini tasawuf seringkali dibedakan dan dipisahkan dari ilmu kalam, filsafat,
dan fiqh dalam studi-studi keislaman. Seolah-olah keempatnya itu tidak ada
kaitannya, tidak ada titik temu, tidak ada persinggungan sejarah. Sehingga tasawuf
sendiri kehilangan makna
subtansi dan esensinya. Ini merupakan suatu pendistorsian terhadap wacana keilmuan
dalam Islam.

1. Hakikat Tasawuf
Secara etimologi, ada beberapa istilah yang berkaitan dengan tasawuf
diantaranya ada ahl al-Suffah, Shaf, Shuf, Sophos, Sufi, Shafwah (orang pilihan atau
suci). Secara terminologi menurut Zakaria al-Anshari Tasawuf adalah ilmu yang
dengannya diketahui tentang pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti serta
pembangunan lahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.
Tasawuf merupakan aspek praktis dari ajaran islam, dan bahwa tidak ada
tasawuf kecuali tasawuf islam, Tasawuf juga bersumber dari islam, tasawuf terbagi ke
dalam 2 bagian, yakni tasawuf sunni dan tasawuf filosofis, tasawuf sunni adalah yang
hanya menerima tasawuf yang berdasarkan al-Qur’an dan sunnah serta bertujuan
asketisisme, kehidupan sederhana, pelurusan jiwa, dan pembinaan moral, tasawuf
dikajinya secara mendalam dan disisi lain ia melancarakan kritikan tajam terhadap
filosof, kaum mu’tazilah dan kaum batiniah.Tasawuf sunni diwakili oleh para sufi
abad ke 3 dan ke 4 H, Imam Al-Ghazali, dan para pemimpin tariqat yang mengikuti
jejaknya.
Sedangkan tasawuf filosofis adalah yang dimana ajaran-ajarannya memadukan
antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya, tasawuf filosofis menggunakan
terminologi filosofis yang berasal dari ajaran-ajaran filsafat dan para tokohnya,
tasawuf filosofis diwakili oleh para sufi yang memadukan antara tasawuf dan filsafat
diantaranya adalah, Ibnu Arabi, al-Syuhrawardi, Umar ibn al faridh dan lain-lain.
2. Hakikat ilmu kalam
Ilmu kalam juga biasa disebut dengan ilmu kepercayaan atau akidah, menurut
Ibnu Khaldun ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran dan ilmu kalam
berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan yang
menyimpang.
Akidah memiliki objek kajian mengenai keyakinan akan tiga hal yakni
kehidupan setelah mati [akhirat], perantara manusia dengan tuhan, hubungan manusia
dengan tuhan.
Argumentasi terbagi menjadi dua arah yakni Aqli (logika), dan naqli (al-
Qur’an dan hadis), meskipun Aqli memiliki kemungkinan dalam kesalahan dalam
memhami agama, namun kebenarannya dapat memperkuat kehadiran naqli.
Ilmu kalam bertujuan untuk melindungi agama dari akidah-akidah yang
bertentangan dengan akidah islam, sehingga umat Islam selamat di dunia maupun
diakhirat.
3. Hakikat Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yakni Philosophia yang
artinya cinta kebijaksanaan, secara terminology filsafat dapat diartikan sebagai
berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan dengan sedalam-dalamnya.
Dan berfilsafat adalah berpikir dengan menggunakan disiplin berpikir tinggi,
dan kajian filsafat sangat luas.

Sumber pengetahuan yang dikenal filsafat:

1. Empiri [experience]: inner sense, outer senses.


2. Rasio [reason]: akal-budi, pikiran, 3.nalar
3. Intuisi
4. Otoritas
5. Kepercayaan
6. Wahyu

5. Hubungan Tasawuf dengan ilmu Kalam


Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran, dan
manifestasinya, serta kemunafikan dan batas-batasnya, sedangkan pada ilmu tasawuf
ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan
ketentraman.
Pernyataan-pernyataan tentang Tuhan dan manusia sulit terjawab hanya
berlandaskan dengan ilmu kalam, biasanya yang membicarakan penghayatan sampai
pada penanaman kejiwaan manusia adalah tasawuf. Disiplin inilah yang membahas
bagaimana merasakan nilai-nilai akidah dengan memperhatikan bahwa persoalan
bagaiamana merasakan tidak saja termasuk dalam lingkup yang diwajibkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

 Jenis-jenis ilmu kalam dapat dijabarkan dalam 3 jenis, yaitu ilmu tauhid, ilmu aqa’d, dan
ilmu ushuludin.
 Ilmu Kalam menurut Al Farabi adalah membahas zat dan sifat Allah serta seluruh
eksitensi yang mungkin. Berkenaan pula dengan masalah dunia hingga masalah
keakhiratan yang berlandaskan informasi wahyu Allah.
 Ilmu tasawuf berasal dari para kaum sufi yang artinya suci. Tasawuf berasal dari para sufi
yang senantiasa menghubungkan ajaran agama dengan perasaan cinta, kasih, dan
kemurnian jiwa.
 Ilmu filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan dengan
sedalam-dalamnya. Dan berfilsafat adalah berpikir dengan menggunakan disiplin berpikir
tinggi, dan kajian filsafat sangat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Abu al wafa al ghanimi al-Taftazani.1997. Sufi dari Zaman ke Zaman, Pustaka : Bandung,
cet 2.
Isa, Abdul Qodir.2005. Hakikat Tasawuf, Qisthi press : Jakarta, cet 1
Mahmud, Abdul Halim.2002. Tasawuf di Dunia Islam. Pustaka Setia : Bandung, , Hal : 12
cet 1.
Muslih, Mohammad.2016. Filsafat Ilmu, LESFI : Yogyakarta, cet 1.
Putra, Andi Eka.2012. Tasawuf, Ilmu kalam, dan Filsafat Islam, jurnal Al-adyan/vol.VII, No
2 Juli-Desember.

Anda mungkin juga menyukai