DI SUSUN OLEH:
ILHAM HUDZAIFAH
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
KESIMPULAN……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan
pembicaraan tentang persoalan tentang akidah. Sedangkan ilmu tasawuf merupakan
rumusan tentang wahyu-wahyu yang berkenaan dengan hubungan antara tuhan
dengan manusia dan apa yang harus dilakukan oleh manusia agar dapat berhubungan
sedekat mungkin dengan tuhan. Maka dalam hal ini ilmu kalam tentunya mempunyai
hubungan yang terkait dengan tasawuf.
Dalam makalah ini kami telah membahas hubungan antara ilmu kalam dan tasawuf
dengan tujuan agar kita lebih mampu mengkolerasikan ilmu-ilmu tersebut dan bisa
membanding-bandingkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi dan peranan filsafat terhadap agama?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu kalam?
3. Apa yang dimaksud dengan tasawuf?
4. Bagaimana hubungan antara ilmu kalam dengan tasawuf?
5. Apa saja manfaat dari hubungan antara ilmu kalam dan tasawuf?
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu filsafat pada dasarnya disebut juga dengan ilmu pengetahuan. Filsafat berusaha
untuk membongkar mengenai segala sesuatu yang ada atau eksis. Filsafat berusaha untuk
memahami sifat-sifat, karakteristik, keberadaan, fungsi, sebab akibat, awal mula berasal
sesuatu, hingga hubungannya dengan eksistensi lain. Ilmu filsafat bukanlah islam itu sendiri.
ilmu filsafat hanyalah alat untuk membongkar sesuatu. Untuk itu, filsafat tidak akan bisa
bekerja jika saja tidak ada informasi, data, realitas yang bisa diteliti. Tentu saja ilmu filsafat
bukanlah ilmu cenayang yang dapat memahami sesuatu dengan tiba-tiba. Harus ada
penjelasan ilmiah dan logis mengenai hal yang diteliti. Mempelajari filsafat tentu bukan
hanya sekedar realitas yang sifatnya empiris atau dapat terlihat secara kasat mata. Allah,
Malaikat, sejarah di masa lalu tidak pernah bisa kita lihat sampai kapanpun. Namun
pembuktiannya bisa kita lakukan asalkan ada data dan informasi yang diterima. Tentu saja
wahyu atau AlQuran adalah informasi yang bisa kita kaji untuk dipahami. Tentu salah besar
jika ada yang mengatakan bahwa Islam, Allah tidak dapat dibuktikan secara filsafat atau ilmu
pengetahuan. Keesaan Allah dan Kebesaran Allah dapat kita buktikan dari segala macam
sudut pandang karena kebenaran dari sudut pandang manapun tetaplah akan menjadi benar.
Kesalahan orang-orang Barat biasanya tidak menjadi wahyu atau Al-Quran sebagai sumber
informasi juga. Padahal hal tersebut bukan hal yang objektif. Tentu saja segala macam
informasi adalah realitas yang patut untuk dikaji.
Ilmu Filsafat adalah dasar dari pengetahuan atau cara berpikir sedangkan ilmu kalam
sudah spesifik membahas kajian dengan obyeknya adalah agama atau ketuhanan.
Ilmu Kalam membutuhkan ilmu lain untuk memprosesnya, dengan filsafat maka kita
dapat memahami bahwa suatu realitas memiliki eksistensi, fungsi, nilai, kedudukan,
hubungan sebab akibat, hubungan dengan realitas lain dsb. Contohnya : kedudukan
Allah terhadap Manusia, Sifat Sifat Allah, Penciptaan Manusia dan Hubungannya
dengan Keberadaan Allah, dsb.
Ilmu Filsafat adalah ilmu dasar yang sifatnya umum, tidak akan berfungsi jika tidak
ada kajian atau objek yang diteliti. Maka itu seperti rukun islam , rukun iman , Fungsi
Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran
Bagi Umat Manusia tentu membutuhkan ilmu kalam memahaminya secara spesifik.
Ilmu Kalam sudah spesifik membahas agama dan ketuhanan sedangkan filsafat
berkaitan dengan realitas secara umum
Ilmu Kalam lahir setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Diawali dengan
permasalahan pengangkatan khalifah yang selanjutnya setelah Rasulullah, hingga
membahas soal jabr (takdir) dan ikhtiyar (free will). Akhirnya terpecahlah beberapa
aliran yang membahas antara kedua itu dengan dalilnya masing-masing. Diantaranya
adalah aliran Jabariyah dan Qodariyah. Dan akhirnya lahirlah ilmu kalam yang pokok
pembahasannya adalah mengenai akidah dan Iman.
Ada yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan
bukti-bukti yang yakin.
Ibnu Khaldun mengatakan, ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil
pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari
kepercayaan-kepercayaan golongan salaf dan ahli sunnah.
Masih ada definisi-definisi lainnya, akan tetapi semua itu berkisar pada
persoalan kepercayaan-kepercayaan di atas dan cara menguraikan kepercayaan-
kepercayaan itu, yaitu kepercayaan tentang Tuhan dan sifat-sifatNya, tentang Rasul-
rasul dan sifat-sifatnya dan kebenaran keutusannya, demikian pula tentang kebenaran
kabar yang dibawa rasul itu, sekitar alam gaib, seperti akhirat dan seisinya.
C. Pengertian Tasawuf
Kata sufi mulanya muncul pada abad ke-9. Asal usul kata ini dibahas oleh
hujwiri pada abad ke-11. Ia mengemukakan nama itu mungkin berasal dari kata shuf
(yang berarti wol), karena kaum sufi memakai busana wol. Atau dari ahli suffah,
nama yang dilekatkan pada orang-orang yang tinggal diberanda masjid Nabi
Muhamad SAW. Atau dari shaft (yang berarti kesucian). Nabi Muhamad SAW
menyatakan “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal penciptanya”.
Tasawuf adalah jalan kembali kekeadaan azali manusia, jalan yang ditempuh untuk
menemukan makna dan tujuan, untuk mencapai ketenangan dan kehidupan abadi,
jalan yang ditempuh orang untuk bisa pulang kerumah. Dalam literatur barat, tasawuf
sering disebut mistisme Islam. Sebab ia adalah jalan bagi pengalaman pribadi tentang
cinta ilahi dan ia mencakup pemahaman ektase yang dikenal dengan mistis. Tasawuf
berarti mengalami dan menghayati realitas agama, penemuan dan realitas yang
dicanangkan oleh semua Nabi. Semua orang di karuniai potensi untuk menemukan
rahasia kehidupan ini. Pengalaman tidak bisa dicapai melalui nalar dan logika,
melainkan harus datang dari lubuk hati terdalam. Tasawuf adalah Islam, karena Islam
berarti berserah diri kepada Tuhan, dan tujuan Tasawuf adalah berserah diri kepada
Tuhan, syarat untuk mencapai penyatuan dengan Tuhan sang kekasih.
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih
menekankan rasa dari pada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi mengembangkan suatu cara
bagaimana bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya
adalah kebahagiaan, yakni dengan persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang
memilukan bagi mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi
dan tidak mau bicara dengan mereka. Objek kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq),
yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya.
Ada beberapa definisi lain tentang tasawuf diantaranya, tasawuf didefinisikan
sebagai bukan gerak lahir dan bukan pengetahuan, tetapi kebajikan. Menurut Junayd
al-Baghdadi, tasawuf adalah menyerahkan diri Anda kepada Allah dan bukan kepada
yang lain. Ada juga yang berpandapat bahwa tasawuf adalah makan sedikit demi
mencari kedamaian dalam diri Allah dan menarik diri dari pergaulan umat ramai.
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu
belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke
dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”.
a) Titik Persamaan
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-
Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam,
manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah
Tuhan, yakni upaya-uapaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, di lihat dari objeknya,
ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama
yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari
kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya
sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun
manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena
berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang tuhan. Sementara itu,
tasawuf juga dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran
yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.
b) Titik Perbedaan
Perbedaan di antara kedua ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika berfungsi untuk
mempertahankan keyakinan ajaran agama. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan
metode dealektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan.
Sebagai sebuah dialog keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakinan ajaran
agama yang dipertahankan melalui argumen-argumen rasional. Sebagian ilmuan
bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinana-keyakinan kebenaran,
praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang
dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio.
Sebagai sebuah ilmu yang prosesny diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat
sangat subjectiv, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah
sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari asfek rasio. Hal ini
karena pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan.
Daftar Pustaka