Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, ILMU TASAWUF, DAN ILMU KALAM

MATA KULIAH:ILMU KALAM

DOSEN PENGAMPU:DODO SUHADA M. pd

DI SUSUN OLEH:

ILHAM HUDZAIFAH

MOHAMMAD ARI MUFTI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR


CITANGKOLO EKONOMI SYARIAH 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………

A. FUNGSI DAN PERANAN TASAWUF DALAM AGAMA…………………...


B. PENGERTIAN ILMU KALAM…………………………………………………
C. PENGERTIAN TASAWUF……………………………………………………...
1. KETERKAITAN ILMU TASAWUF DAN ILMU KALAM…………..
2. MANFAAT DARI ILMU KALAM DAN TASAWUF…………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….

KESIMPULAN……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan
pembicaraan tentang persoalan tentang akidah. Sedangkan ilmu tasawuf merupakan
rumusan tentang wahyu-wahyu yang berkenaan dengan hubungan antara tuhan
dengan manusia dan apa yang harus dilakukan oleh manusia agar dapat berhubungan
sedekat mungkin dengan tuhan. Maka dalam hal ini ilmu kalam tentunya mempunyai
hubungan yang terkait dengan tasawuf.
Dalam makalah ini kami telah membahas hubungan antara ilmu kalam dan tasawuf
dengan tujuan agar kita lebih mampu mengkolerasikan ilmu-ilmu tersebut dan bisa
membanding-bandingkannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi dan peranan filsafat terhadap agama?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu kalam?
3. Apa yang dimaksud dengan tasawuf?
4. Bagaimana hubungan antara ilmu kalam dengan tasawuf?
5. Apa saja manfaat dari hubungan antara ilmu kalam dan tasawuf?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi dan Peranan Filsafat Terhadap Agama

Ilmu filsafat pada dasarnya disebut juga dengan ilmu pengetahuan. Filsafat berusaha
untuk membongkar mengenai segala sesuatu yang ada atau eksis. Filsafat berusaha untuk
memahami sifat-sifat, karakteristik, keberadaan, fungsi, sebab akibat, awal mula berasal
sesuatu, hingga hubungannya dengan eksistensi lain. Ilmu filsafat bukanlah islam itu sendiri.
ilmu filsafat hanyalah alat untuk membongkar sesuatu. Untuk itu, filsafat tidak akan bisa
bekerja jika saja tidak ada informasi, data, realitas yang bisa diteliti. Tentu saja ilmu filsafat
bukanlah ilmu cenayang yang dapat memahami sesuatu dengan tiba-tiba. Harus ada
penjelasan ilmiah dan logis mengenai hal yang diteliti. Mempelajari filsafat tentu bukan
hanya sekedar realitas yang sifatnya empiris atau dapat terlihat secara kasat mata. Allah,
Malaikat, sejarah di masa lalu tidak pernah bisa kita lihat sampai kapanpun. Namun
pembuktiannya bisa kita lakukan asalkan ada data dan informasi yang diterima. Tentu saja
wahyu atau AlQuran adalah informasi yang bisa kita kaji untuk dipahami. Tentu salah besar
jika ada yang mengatakan bahwa Islam, Allah tidak dapat dibuktikan secara filsafat atau ilmu
pengetahuan. Keesaan Allah dan Kebesaran Allah dapat kita buktikan dari segala macam
sudut pandang karena kebenaran dari sudut pandang manapun tetaplah akan menjadi benar.
Kesalahan orang-orang Barat biasanya tidak menjadi wahyu atau Al-Quran sebagai sumber
informasi juga. Padahal hal tersebut bukan hal yang objektif. Tentu saja segala macam
informasi adalah realitas yang patut untuk dikaji.

Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat adalah:

 Ilmu Filsafat adalah dasar dari pengetahuan atau cara berpikir sedangkan ilmu kalam
sudah spesifik membahas kajian dengan obyeknya adalah agama atau ketuhanan.
 Ilmu Kalam membutuhkan ilmu lain untuk memprosesnya, dengan filsafat maka kita
dapat memahami bahwa suatu realitas memiliki eksistensi, fungsi, nilai, kedudukan,
hubungan sebab akibat, hubungan dengan realitas lain dsb. Contohnya : kedudukan
Allah terhadap Manusia, Sifat Sifat Allah, Penciptaan Manusia dan Hubungannya
dengan Keberadaan Allah, dsb.
 Ilmu Filsafat adalah ilmu dasar yang sifatnya umum, tidak akan berfungsi jika tidak
ada kajian atau objek yang diteliti. Maka itu seperti rukun islam , rukun iman , Fungsi
Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran
Bagi Umat Manusia tentu membutuhkan ilmu kalam memahaminya secara spesifik.
 Ilmu Kalam sudah spesifik membahas agama dan ketuhanan sedangkan filsafat
berkaitan dengan realitas secara umum

B. Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud-Nya Tuhan(Allah),


sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan
membicarakan tentang Rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan
mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya dan sifat-sifat yang tidak mungkin ada
padanya.

Ilmu Kalam lahir setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Diawali dengan
permasalahan pengangkatan khalifah yang selanjutnya setelah Rasulullah, hingga
membahas soal jabr (takdir) dan ikhtiyar (free will). Akhirnya terpecahlah beberapa
aliran yang membahas antara kedua itu dengan dalilnya masing-masing. Diantaranya
adalah aliran Jabariyah dan Qodariyah. Dan akhirnya lahirlah ilmu kalam yang pokok
pembahasannya adalah mengenai akidah dan Iman.

Ada yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan
bukti-bukti yang yakin.

Ibnu Khaldun mengatakan, ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil
pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari
kepercayaan-kepercayaan golongan salaf dan ahli sunnah.

Masih ada definisi-definisi lainnya, akan tetapi semua itu berkisar pada
persoalan kepercayaan-kepercayaan di atas dan cara menguraikan kepercayaan-
kepercayaan itu, yaitu kepercayaan tentang Tuhan dan sifat-sifatNya, tentang Rasul-
rasul dan sifat-sifatnya dan kebenaran keutusannya, demikian pula tentang kebenaran
kabar yang dibawa rasul itu, sekitar alam gaib, seperti akhirat dan seisinya.

C. Pengertian Tasawuf

Kata sufi mulanya muncul pada abad ke-9. Asal usul kata ini dibahas oleh
hujwiri pada abad ke-11. Ia mengemukakan nama itu mungkin berasal dari kata shuf
(yang berarti wol), karena kaum sufi memakai busana wol. Atau dari ahli suffah,
nama yang dilekatkan pada orang-orang yang tinggal diberanda masjid Nabi
Muhamad SAW. Atau dari shaft (yang berarti kesucian). Nabi Muhamad SAW
menyatakan “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal penciptanya”.
Tasawuf adalah jalan kembali kekeadaan azali manusia, jalan yang ditempuh untuk
menemukan makna dan tujuan, untuk mencapai ketenangan dan kehidupan abadi,
jalan yang ditempuh orang untuk bisa pulang kerumah. Dalam literatur barat, tasawuf
sering disebut mistisme Islam. Sebab ia adalah jalan bagi pengalaman pribadi tentang
cinta ilahi dan ia mencakup pemahaman ektase yang dikenal dengan mistis. Tasawuf
berarti mengalami dan menghayati realitas agama, penemuan dan realitas yang
dicanangkan oleh semua Nabi. Semua orang di karuniai potensi untuk menemukan
rahasia kehidupan ini. Pengalaman tidak bisa dicapai melalui nalar dan logika,
melainkan harus datang dari lubuk hati terdalam. Tasawuf adalah Islam, karena Islam
berarti berserah diri kepada Tuhan, dan tujuan Tasawuf adalah berserah diri kepada
Tuhan, syarat untuk mencapai penyatuan dengan Tuhan sang kekasih.
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih
menekankan rasa dari pada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi mengembangkan suatu cara
bagaimana bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya
adalah kebahagiaan, yakni dengan persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang
memilukan bagi mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi
dan tidak mau bicara dengan mereka. Objek kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq),
yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya.
Ada beberapa definisi lain tentang tasawuf diantaranya, tasawuf didefinisikan
sebagai bukan gerak lahir dan bukan pengetahuan, tetapi kebajikan. Menurut Junayd
al-Baghdadi, tasawuf adalah menyerahkan diri Anda kepada Allah dan bukan kepada
yang lain. Ada juga yang berpandapat bahwa tasawuf adalah makan sedikit demi
mencari kedamaian dalam diri Allah dan menarik diri dari pergaulan umat ramai.

1. Keterkaitan Ilmu Tasawuf dengan Ilmu Kalam

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan


pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini
biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar
argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang
dimaksudkan adalah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode
berfikir filosofis. Adapun argumentasi naqliyah biasanya berlandasan pada
argumentasi berupa dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadist. Ilmu kalam sering
menempatkan diri pada kedua pendekatan ini (aqli dan naqli), tetapi dengan metode-
metode argumentasi yang dialetik. Jika pembicaraan kalam tuhan ini berkisar pada
keyakinan-keyakinan yang harus dipegang oleh umat islam, ilmu ini lebih spesifik
mengambil bentuk sendiri dengan istilah ilmu tauhid.

Pembicaraan materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak


menyentuh dzauq (rasa rohani). Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan
definisinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf
ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan
ketentraman.

Allah berfirman yang artinya:

“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu
belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke
dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”.

Amalan-amalan tasawuf mempunyai pengaruh yang besar dalam ketauhidan.


Jika rasa sabar tidak ada muncullah kekufuran, jika rasa syukur sedikit, lahirlah suatu
bentuk kegelapan sebagai reaksi. Begitu juga, ilmu tauhid dapat memberi kontribusi
pada ilmu tasawuf. Sebagai contoh, jika cahaya tauhid telah lenyap,timbullah
penyakit-penyakit hati, seperti congkak, riya’, hasud, dengki, dan sombong.
Andaikata manusia sadar bahwa Allah-lah yang memberi, niscaya rasa hasud dan
dengki akan sirna. Kalau saja dia tahu kedudukan penghambaan diri, niscaya tidak
akan ada rasa sombong dan berbangga diri. Kalau saja manusia sadar bahwa dia betul-
betul hamba Allah SWT., niscaya tidak ada perebutan kekuasaan. Kalau manusia
sadar bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu , niscaya tidak akan ada sifat ujub dan
riya’.
Dari sinilah dapat dilihat bahwa ilmu kalam merupakan jenjang pertama dalam
pendakian menuju Allah SWT. (pendakian para kaum sufi)
Al-Ghazali menjelaskan tentang hubungan antara ilmu tasawuf dan ilmu
kalam dalam bukunya yang berjudul Asma Al-Husna’. Dalam bukunya, beliau
menjelaskan dengan baik persoalan tauhid kepada Allah SWT., terutama ketika
menjelaskan nama-nama Allah SWT., materi pokok ilmu tauhid. Ia menjelaskan
bahwa nama Tuhan Ar-Rahim, pada aplikasi rohaniahnya merupakan sebuah sifat
yang harus diteladani. Jika sifat Ar-Rahman diaplikasikan, seseorang akan
memandang orang yang durhaka dengan kelembutan bukan kekerasan, melihat orang
dengan mata rahim, bukan dengan mata yang menghina, bahkan ia mencurahkan
kerahim-annya kepada orang yang durhaka agar dapat diselamatkan. Jika melihat
orang lain menderita atau sakit, orang yang rahim akan segera menolongnya. Nama
lain Allah SWT., yang patut diteladani adalah Al-Quddus (Mahasuci). Seorang hamba
akan suci kalau berhasil membebaskan pengetahuan dan kehendaknya dari khayalan
dan segala persepsi yang dimiliki binatang.
Dengan begini semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid terasa
lebih bermakna, tidak kaku, tetapi akan lebih dinamis dan aplikatif.

2. Manfaat Dari Ilmu Kalam dan Tasawuf

Dilihat dari aspek aksiologi (manfaatnya), teologi diantaranya berperan


sebagai ilmu yang mengajak orang baru untuk mengenal Tuhan secara rasional.
Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang
mempunyai rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui
pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya langsung. Dengan cara ini, orang yang
telah mempunyai rasio sangat prima diharapkan dapat mengenal Tuhan secara
meyakinkan melalui rasionya. Adapaun tasawuf lebih perperan sebagai ilmu yang
memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena
tidak memperoleh apa yang ingin dicarinya.

a) Titik Persamaan
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-
Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam,
manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah
Tuhan, yakni upaya-uapaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, di lihat dari objeknya,
ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama
yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari
kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya
sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun
manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena
berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang tuhan. Sementara itu,
tasawuf juga dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran
yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.

b) Titik Perbedaan
Perbedaan di antara kedua ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika berfungsi untuk
mempertahankan keyakinan ajaran agama. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan
metode dealektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan.
Sebagai sebuah dialog keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakinan ajaran
agama yang dipertahankan melalui argumen-argumen rasional. Sebagian ilmuan
bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinana-keyakinan kebenaran,
praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang
dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio.
Sebagai sebuah ilmu yang prosesny diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat
sangat subjectiv, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah
sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari asfek rasio. Hal ini
karena pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan.

Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu Tasawuf mempunyai fungsi


sebagai berikut.
1) Sebagai pemberi wawasan  spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan
yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam yang menjadikan ilmu ini
lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu
Tasawuf merupakan penyempurna ilmu kalam.
2) sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam.
Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung
menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional disamping muatan
naqliyah. Jika tidak diimbangi dengan kesadaran rohaniah, ilmu kalam dapat
bergerak kearah yang lebih bebas. Disinilah ilmu Tasawuf berfungsi memberi
muatan rohaniah sehingga ilmu kalam tidak terkesan sebagai dialektika
keIslaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati.

Daftar Pustaka

Anwar Rosihin, dkk. Ilmu Kalam. CV Pustaka Setia:Bandung. 2006.

Hanafi Ahmad. Theology Islam (Ilmu Kalam). Bulan Bintang:Jakarta. 1993.

Asmaran. Pengantar Study Tasawuf. PT. Raja Grafindo:Jakarta. 1996.

Rakhmat Jalaluddin, dkk. Kuliah-kuliah Tasawuf. Pustaka Hidayah:Bandung. 2000.

Anda mungkin juga menyukai