Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Definisi Ilmu Kalam Filsafat Dan Tasawuf...........................................................................2
a. Ilmu kalam.............................................................................................................................2
b. Pengertian Filsafat.................................................................................................................3
c. Pengertian Tasawuf...............................................................................................................4
B. Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.....................................................................5
C. Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf......................................................................6
a. Ilmu kalam.............................................................................................................................6
b. Filsafat...................................................................................................................................6
c. Tasawuf.................................................................................................................................7
D. Hubungan Antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.........................................................7
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
Kesimpulan......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kalam lahir setelah nabi Muhammad saw wafat. Diawali dengan permasalahan
pengangkatan khalifah yang selanjutnya setelah rasulullah, hingga membahas soal jabr
(takdir) yang nantinya dinamai dengan kaum jabariyah dan ikhtiyar (free wiil) yang
nantinya dinamai denagn kaum qadariyah. Akhirnya terpecahlah beberapa aliran yang
membahas antara kedua itu dengan dalilnya masing-masing.
Seiring berjalannya waktu semakin banyak sekte-sekte islam yang mencoba
menerangkan tentang sifat tuhan dab apapun yang berhubungan dengan ketuhanan.
Namun sekte-sekte ini memiliki metodologi yang berbeda, ada yang menggunakan
filsafat secara mendominasi ada pula yang tidak memberikan kewenangan berfikir
dalam mendalami ilmu kalam ini.
Kajian agama erat hubungannya dengan kajian filosofis, lantaran agama juga
menyangkut fundamental value dan ethnic value, untuk tidak semata-mata bersifat
teologis. Hal demikian dapat dimaklumi, lantaran pendekatan lega-formal dan lebih-
lebih lagi pendekatan fiqih jauh lebih dominan daripada pendekatan yang lainnya. Baik
ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran.
Ilmu kalam , dengan metodenya berusaha mencari kebenaran tentang tuhan dan yang
berkaitan dengannya. Perbedaannya terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam,
ilmu yang menggunakan logika. Pada dasarnya ilmu ini
;kalam menggunakan metode dialegtika (dialog keagamaan). Sementara itu filsafat
adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Dan metode
yang digunakan adalah rasional. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menekankan rasa
daripada rasio. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi,
atau ilham atau inspirasi yang datang dari tuhan
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi tentang ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf ?
2. Dimanakah titik persamaan, perbedaan, dan hubungan antara Ilmu Kalam,
Filsafat dan Tasawuf ?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui definisi tentang ilmu kalam, filsafat dan tasawuf.

2
2. Dapat mengetahui letak persamaaan, perbedaan dan hubungan antara ilmu
kalam, filsafat dan tasawuf.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Kalam Filsafat Dan Tasawuf


a. Ilmu kalam
Ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari sesuatu
agama. Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara
mendalam, perlu mempelajari ilmu kalam. ,mempelajari ilmu kalam akan
memberi seseorang keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat.
Karena itu, ilmu kalam sering juga disebut ilmu tentang kepercayaan atau
akidah.
Secara etimologi kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini yang
dimaksudkan adalah kata-kata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu
yang mempermasalahkan kalam Allah. Tetapi bila maksud kalam disini adalah
kata-kata manusia, maka ilmu kalam adalah ilmu tentang kalam manusia
karena dulu sering terjadi ajang bersilat lidah untuk mempertahankan persepsi
masing-masing, yang disebut dengan mutakallimin; orang-orang yang
berbicara mengenai ketuhanan berlandaskan firman Allah.1
Ibnu kholdun menjelaskan bahwa ilmu kalam dalah ilmu yang berisi alasan-
alasan untuk mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan
menggunakan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah. Menurut Muhammad
Abduh ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-
sifat Allah; baik yang wajib, jaiz dan yang muhal bagi-Nya. Juga membahas
tentang rosul-rosul Allah untuk membenarkan risalahnya.juga membahas
tentang apa yang wajib, jaiz dan yang terlarang dihubungkan dengan mereka.
Menurut Al-Farabi ilmu kalam adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
ketauhidan atau keesaan dzat Allah dan sifat-sifatNya beserta eksistensi-Nya,

1
Mustafa Zuhri, Kunci Memahami Tasawuf, Bina Ilmu, Surabaya, 1995,H. 74

3
mulai yang berkenaan dengan masalah dunia hingga masalah sesudah mati
yang berlandakan doktrin islam.2
Dari beberapa pengertian diatas dapat memberikan pemahaman bahwa ilmu
kalam merupakan disiplin ilmundalam agama islam terkait dengan
argumentasi tentang akidah iman diperkuat dengan dalil-dalil rasional.
b. Pengertian Filsafat
Menurut Hasbullah Bakry filsafat adaalah ilmu yang meneliti secara
mendalam tentang ketuhanan, manusia dan alam semesta untuk menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana alam dapat dicapai sejauh pikiran manusia
dan bagaimana perilaku manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan
itu.
Ir. Projawijatna berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk
menemukan penyebabnya deras untuk segala sesuatubdengan pikiran belaka.
Sedangkan filsafat secara bahasa berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu philos dan Shopia, philos mempunyai makna “mencintai” dan
shopia mempunyai makna “kebijaksnaan atau kebenaran”. Secara singkat
fisafat adalah mencintai kebijaksanaan (love of wisdom) dalam kebenaran
ilmu.
Filsafat berusaha untuk menafsirkan hidup sendiri yang menjadi sebab pokok
dari partikel-partikel itu beserta fungsi-fungsinya. Sedangkan manfaaft
mempelajarinya adalah:
Dapat menolong dan mendidik, membangun diri sendiri untuk berfikir lebih
mendalam dan menyadari bahwa dia makhluk tuhan.
Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan.
c. Pengertian Tasawuf
Dari segi istilah tasawuf berasal dari kata sufi. Harun nasution mendefinisikan
tasawuf sebagai ilmu yang mempelajri cara dan jalan bagaimana orang islam
dapat sedekat mungkin dengan Allah agar memperoleh hubungan langsung
dan disadari dengan tuhan bahwa seseorang betul-betul berada di hadirat
tuhan.3

2
Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-Aliran Sejarah Dan Analisa Perbandingan, UI-Press, Jakarta,
1986, H. Ix
3
Harun Nasution, Falsafah Dan Mistisisme Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, H. 56-58

4
Tasawuf juga berasal dari kata shafa yang berarti suci, jernih dan bersih.
Maksudnya adalah mereka mensucikan diri dihadapan Allah SWT melalui
latihan kerohanian yang amat dalam yaitu melatih dirinya untuk menjauhi
segala sifat dan sikap yang kotor sehingga tercapai kesucian dan kebersihan
pada hatinya.4
Tasawuf sebagaimana telah disebutkan dalam artinya diatas, bertujuan untuk
memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan dan intisari dari itu adalah
kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog batin antara ruh manusi dengan
Tuhan. Kesadran dekat dengan tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad atau
menyatu dengan Tuhan. Untuk memperoleh hubungan langsung dengan
Tuhan, seorang sufi dituntut untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang dapat
mengantarkan pada tingakat memperoleh hubungan langsung dengan-Nya.
Dalam usaha menyingkap tabir atau hijab yang membatasi diri dengan Tuhan,
kaum sufi telah membentuk trilogy sistem; Takhalli, Tajalli, Tahalli, tiga jalan
yang digunakan untuk mensucikan diri dari segala sifat tercela. Takhalli
adalah upaya untuk membersihakan diri dai sifat tercela seperti; hasad,
suudzan dan semacamnya. Sedangkan Tahalli dalah mengisi diri dengan sifat-
sifat terpui. Sementara tajalli adalah terungkapnya nur ghaib untuk hati atau
hilangnya hijab dan sifat-sifat tercela.5
B. Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
Ilmu kalam, filsafat dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian
ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, objek
kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia dan
segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni
upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, dilahat dari aspek objeknya ketiga ilmu
itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Bagi ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama kyaitu
kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran
tentang tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula,
berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum
maupun yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan karena berada di luar atau

4
Said Agil Siradj, “Tasawuf Sebagai Manifestasi Nilai Spiritualitas Islam Dan Sejarah”, Dalam Ahmad
Najib Burhani (Ed), Manusia Modern
5
Mustafa Zuhri, Kunci Memahami Tasawuf, Bina Ilmu, Surabaya, 1995, H. 57

5
di atas jangkauannya), atau tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan
metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan
perjalanan spiritual menuju Tuhan.
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat dan tasawuf memiliki kesamaan dari segi
objek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segalasesuatu yang berkaitan dengan-Nya.
Namun dalam kajian objek tersebut hanyan dibedakan dalam persamaannya saja. Ilmu
kalam dalam objek kajiannya dikenal dengan sebutan kajian tentang Tuhan,
sedangkan dalam filsafat dikenal dengan sebutan kajian tentang wujud, sedangkan
dalam ilmu tasawuf disebut debgan kajian tentang al-haq. Akan tetapi, pada dasarnya
ketiga ilmu tersebut mengkaji kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya.
C. Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
a. Ilmu kalam
Setelah membahas tentang persamaan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu terdapat
persamaan dalam objek kajiannya, maka akan ditemukan juga titik
perbedaannya. Perbedaan di antara ilmu tersebut terletak pada aspek
metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-
argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran
agama, yang sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini
menggunakan metode dialektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog
keagamaan. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta
pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Meskipun ilmu kalam merupakan sebuah disiplin ilmu yang rasional dan logis,
namun kalau dilihat adari asas-asas yang dipakai dalam argumentasinyaterdiri
dari dua bagian, yaitu; Aqli dan Naqli. 
Bagian Aqli ini terbangun dengan dasar pemikiran yang rasional murni, itupun
kalau ada relevansinya dengan Naqli. Karena naqli tersebut adalah untuk
menjelaskan dan menegaskan pertimbangan rasional supaya memperkuat
argumen-argumennya.6
b. Filsafat

6
Husen Shahab, “ Mazhab Tasawuf Prespektif Ahlul Bait”, Dalam Sukardi (Ed), Kuliah-Kuliah
Tasawuf, Pustaka Hidayah, Bandung, 2000, H. 265

6
Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional.
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi
secara radikal (mengakar)dan integral(menyeluruh)serta universal (mengalam
); tidak merasa terikatat  oleh apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri
yang bernama logika. Peranan filsafat sebagaimana dikatakan Socrates adalah
berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan konsep-
konsep the gaining of conceptual clarity. 7
c. Tasawuf
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio.
Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif atau sangat berbeda.
`Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf
bersifat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah
sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal
ini karena pengalaman rasa sulit dibahasan. Pengalaman rasa lebih muda
dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh kebenaranya dan
mudah digambarkan dengan bahasa lambang, sehingga
sangat interpretable dapat (di interpretasikan bermacam-macam).
Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau 
ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu
tasawuf dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang
objeknya datang dari dalam diri subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam sains
dikenal istilah objeknya  tidak objektif.
D. Hubungan Antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
Pernyataan tentang Tuhan dan manusia sulit terjawab hanya belandaskan pafa ilmu
kalam. Biasanya, yang membicarakan penghayatan sampai penanaman kejiwaan
manusia adalah tasawuf. Disiplin inilah yang membahas merasakan nilai-nilai akidah
dengan memperhatikan bahwa persoalan sebagaimana merasakan tidak saja termasuk
dalam lingkup hal yang diwajibkan. Pada ilmu kalam di temukan pembahasan iman
dan definisinya,kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya.
Sementara pada ilmu tasawuf ditemukanpembahasan jalan atau metode praktis untuk
meraskan keyakinan dan ketentraman. Dalam kaitannya dengman ilmu kalam, ilmu
tasawuf mempunyai fungsi sebagai berikut;
7
M.M. Syarif (Ed), Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, 1992, H. 103

7
1. Sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman ilmu kalam, dengan
demikian ilmu tasawuf adalah penyempurna ilmu kalam.
2. Sebagai pengendali ilmu tasawuf. Maka jika muncul aliran yang bertentangan
dengan dengan akidah yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah
maka harus ditolak.
3. Sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan ilmu
kalam. Disinilah tasawuf berperan memberi muatan rohaniah sehingga ilmu
kalam terkesan sebagaib dialektika keislaman belaka.8
Biasanya filsafat tdan tasawuf selalu dipandang berlawanan. Secara epistimologis
tasawuf dianggap sebagai disiplin lnu yang mengabaikan peran akal atau intelektual
dan lebih menitik beratkan pada ilham dan bisikan hati. Sedangkan filsafat adalah
disiplin ilmu yang patuh terhadap rasionalitas.
Jika dilacak lebih jauh antara filsafat dan rasawuf memiliki hubungan erat dan serasi,
terutama sejak filosof peripatik, seperti ibnu sina yang menerima kebenaran dari
kalangna filosof dan sufi sekaligus. Pada saat itu pila banyak para sufi yang akrab
dengan filsafat dan banyak juga filosof sekaligus sufi, terutama pada periode-periode
terakhir sejarah islam. Ibnu sina misalnya, selain tokoh besar filsafat periatik, beliau
juga menulis karya “kisah khayalan”dan bercerita tentang bentuk khusus pengetahua
yang terbuka bagi para sufi setelah latihan spiritual yang lama, yang menandakan
bahwa ia selain filosof juga seorang sufi yang menganut doktri tentang wujud.

8
Basrawi Anwar, Antaratasawuf Dan Ilmu Kala: Suatu Tinjauan Sejarah, Pustaka Hidayah, Jakarta,
1992, H. 36-42

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara etimologi kalam berarti ”kata-kata”. Kata-kata disini yang dimaksudkan adalah
kata-kata (firman Allah). Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang mempermasalahkan
kalam Allah, sedangkan filsafat dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yakni:
philos dan shopia, philos mempunyai makna “mencintai” dan shopia mempunyai
makna”kebijaksanaan atau kebenaran”. Bagi ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf
berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya
sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengannya. Filsafat
dengan wataknya sendiri, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam
maupun manusia ( yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan,
karena berada diluar atau diatas jangkauannya), atau tentang Tuhan. Sementara itu,
tasawuf juga dengan metodenya yang dipakai berusaha menghampiri kebenran yang
berkaitan dengan perjalanan spiritual menuju tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

9
Basrawi Anwar, Antara Tasawuf Dan Ilmu Kalam: Suatu Tinjauan Sejarah, Pustaka
Hidayah Jakarta, 1992
Harun Nasution, Teologi Islam: Lairan-Aliran Sejarah Dananalisa Perbandingan,
UI-Press, Jakarta, 1986
Husen Shahab, “Mazhab Tasawuf Prespektif Ahlul Bait”, Dalam Sukardi
(Ed),Kuliah-Kuliah Tasawuf, Pustaka Hidayah, Bandung, 2000
Said Aqil Siradj, Tasawuf Sebagai Manifestasi Nilai Spiritual Islam Dalam Sejarah,
Al-Hikamah, Jakarta
M.M. Syarif (Ed), Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, 1992
Mustafa Zuhri, Kunci Memahami Tasawuf, Bina Ilmu, Surabaya 1995

10

Anda mungkin juga menyukai