Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang kita
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada hamba-hamba nya. Selawat serta salam semoga senanti tercurah untuk
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Maksud pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok dimata Kuliah
Filsafat Dakwah, dalam penyusunan makalah ini kami berusaha untuk menyajikan secara
sederhana, praktis dan sistematis agar mudah dipelajari dan di pahami oleh para pembaca.
Kami berharap agar pembaca dapat menerima makalah kami dengan baik mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca semua,kami senantiasa mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah kami selanjutnya lebih berkualitas.
Hormat Kami,
( Kelompok 1 )
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN ....................................................................................................................18
SARAN ..................................................................................................................................18
PENDAHULUAN
Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat
memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun
dengan tertib, akan kebenaran.
Dalam mempelajari Filsafat banyak sekali Manfaat yang bisa kita ambil dan kita petik
guna untuk menjalani hidup yang sebaik-baiknya. diantaranya Fiillsafat membantu kita
unntuk berfikir lebih Kritis dalam hal apapun. Didalam Filsafat dakwah juga banyak
sekali hal-hal yang dikaji dan dipelajari secara kritis dan mendalam. Sebagai mana ilmu
lain filsafat juga memiliki berbagai macam cabang-cabangya. Mempelajari filsafat
adalah salah satu hal yang menarik dan banyak diminati oleh orang-orang, terutama
mereka yang ingin mecari kebenaran. Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini
guna untuk mengenal dan mempelajari filsafat, objek kajian filosofis terhadap materi
dakwah, dan manfaat mempelajari filsafat dakwah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Filsafat ?
2. Apa itu Dakwah ?
3. Apa itu Filsafat Dakwah ?
4. Apa Saja Kajian Filosofis/ Filsafat terhadap materi dakwah?
5. Apa Saja Tujuan mempelajari Filsafat Dakwah ?
6. Apa Saja Manfaat mempelajarai Filsafat dalam pengembangan Dakwah?
C. TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian Filsafat Secara Etimologi, Pada dasarnya jika kita cermati lebih
lanjut kata filsafat berasal dari kata falsafah (bahasa Arab) dan piloshsophy (bahasa
Inggris) berasal dari bahasa Yunani philoshopia yang terdiri dari dua kata “Philos” yang
berarti cinta dan “Shopia” yang berarti kebijaksanaan. Berarti jika kedua kata tersebut
disambungkan maka akan bermakna mencintai kebijaksanaan. Arti kebijaksanaan itu
sendiri berarti pula kebenaran didalam perbuatan, jika orang beriman ia berprinsip
bahwa kebenaran yang mutlak itu hanya ada pada Tuhan, dan manusia hanya bisa
mencari kebenaran itu karena didorong oleh cintanya akan kebenaran tersebut. Filsafat
adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu dengan memandang sebab-
sebab yang terdalam, tercapai dengan budi murni. Menurut catatan sejarah, kata
philosophia ini pertama kali digunakan oleh pytagoras, seorang filosof Yunani yang
hidup pada 582-496 sebelum Masehi. Cicero (106-43 SM), seorang penulis Romawi
terkenal pada zaman-Nya dan sebagian karyanya masihdibaca hingga saat ini, mencatat
bahwa kata “filsafat” dipakai Pythagoras sebagai reaksi terhadap kaum cendikiawan
pada masanya yang menamakan dirinya ahli pengetahuan. Phytagoras menyatakan
bahwa pengetahuan itu begitu luas dan terus berkembang. Tiada seorang pun yang
mungkin mencapai ujungnya. Jadi, jangan sombong menjuluki diri kita ahli dan
menguasai ilmu pengetahuan.
Filsafat merupakan ilmu yang paling tua, disebabkan ilmu filsafat merupakan
dasar dari segala dasar berpikir yang membutuhkan pemecahan dari pertanyaan dan
persoalan hidup di dalam olah pikir manusia, di mana lantas melahirkan berbagai
cabang ilmu.
4
5
Filsafat ilmu sebagimana halnya dengan bidang-bidang ilmu yang lainnya, juga
memiliki objek material dan objek formal. Objek material atau pokok pembahasan
filsafat ilmu adalah imu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun
secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Disini terlihat jelas perbedaan
yang hakiki antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan lebih bersifat
umum dan didasarkan pengalaman sehari-hari, sedangkan ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang bersifat ilmu khusus dengan ciri-ciri : sistematis, metode ilmiah
tertentu, serta dapat diuji kebenarannya.
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan, artinya ilmu lebih
menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan. Menurut
Ali Mudhofir, ada tiga jenis persoalan filsafat yang utama, yaitu :
Persoalan filsafat yang utama di atas melahirkan cabang-cabang filsafat antara lain:
6
1. Metafisika.
Cabang ini dapat diartikan sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda fisik.
Aristoteles tidak memakai istilah metafisika melainkan proto philosophia (filsafat
pertama). Filsafat pertama ini memuat uraian tentang sesuatu yang ada di belakang
gejala-gejala fisik seperti bergerak, berubah, hidup, dan mati. Metafisika ini dapat pula
didefenisikan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari kenyataan
atau keberadaan.
2. Epistimologi.
Epistemologi dapat disebut dengan teori pengetahuan, yang dapat didefenisikan
sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode , dan
sahnya pengetahuan.
3. Logika.
Yaitu cabang filsafat bersangkutan dengan kegiatan bepikir. Logika dapat diartikan
sebagai ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir secara lurus.
4. Etika.
Cabang filsafat ini juga disebut filsafat moral, yang dapat diartikan sebagai mempelajari
tingkah laku dan kesusilaan. Objek materil etika adalah tingkah laku atau perbuatan
manusia. Perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas. Objek formal etika adalah
kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
5. Estetika.
Cabang filsafat ini juga disebut filsafat keindahan. Kalau etika digambarkan sebagai
teori baik dan jahat, maka estetika digambarkan sebagai kajian filsafat tentang
keindahan dan kejelekan. Baik etika maupun estetika keduanya bertalian dengan nilai-
nilai. Etika bertalian dengan nilai-nilai moral sedangkan estetika bertalian dengan nilai-
nilai bukan moral.
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan dapat dibuat simpulan, titik pangkal filsafat
adalah sejarah pemikiran manusia sejak zaman Yunani kuno hingga zaman sekarang.
Titik pusat perhatian filsafat adalah isu-isu pokok yang dibawa filsuf di setiap
zamannya. Perkembangan filsafat dari masa ke masa telah mengantarkan ke satubidang
filsafat ilmu yang menjadi cabang dari filsafat itu sendiri.
1. W.J.S Poerwadarminta
Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
2. Bertrand Russel
Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan.
Sementara itu Immanuel Kant merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya
empat persoalan yaitu:
4. Rene Descartes
Makna filsafat diartikan rene Descartes lebih religious, karena filsafat adalah kumpulan
seluruh pengetahuan Allah. Kemudian manusia dan alamlah yang menjadi pokok
penyelidikan untuk menemukan jawaban dan ilmu-ilmu baru
5. Langeveld
Berbeda dengan Langeveld dalam memaknai filsafat. Jadi filsafat adalah ilmu tentang
masalah dinal dan menentukan, yaitu masalah makna keabadian, makna eksistensi dan
ketuhanan.
6.Al Farabi
filsafat sebagai ilmu tentang sifat yang mencoba untuk mengetahui sifat sebenarnya dari
kebenaran
8
B. PENGERTIAN DAKWAH
Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad‟u (fi‟il
mudhari‟) dan da‟a (fi‟il madli) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang
(to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan
memohon (to prray). Selain kata “dakwah”, al-Qur’an juga menyebutkan kata yang
memiliki pengertian yang hampir sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang
berarti penyampaian, dan “bayan” yang berarti Penjelasan.
Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an antara
lain:
Dakwah adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang
lain atau kepada masyarakat agar mau memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran
agama secara sadar, sehingga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri orang
itu, dan dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Hakekat yang paling penting adalah
adanya keyakinan atau kepercayaan bahwa Allah hanya satu dan tiada satu pun yang
dapat menyamai-Nya, sehinga mau melaksanakan perintah-Nya.
10
Hukum dakwah adalah wajib a’in, dalam arti wajib bagi setiap muslim untuk
berdakwah sesuai dengan apa yang ia ketahui. Obyek dakwah dengan uruturutan
kepada diri sendiri, keluarga, sanak keluarga dekat atau sanak famili, sebagian
kelompok, kepada seluruh umat manusia. Berdakwah perlu menggunakan metode,
yaitu cara dakwah yang teratur dan terprogram secara baik agar maksud mengajak
melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna. Metode
dakwahnya dengan Hikmah, Maw’izhah Hasanah, Berdiskusi atau Tukar Fikiran
Dengan Cara Yang Baik, menyam-paikan sautu kisah, perumpamaan, tanya jawab,
dan keteladanan yang baik.
Dikutip dari buku Dakwah dalam Al Quran oleh Yuli Umro'atin, Islam adalah
agama dakwah. Agama ini disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia
melalui aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa paksaan, atau kekuatan senjata.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
1. M. Quraish Shihab,
dakwah adalah seruan atau ajakan kepada
adalah suatuaktivitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara
yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan
kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat)
Filsafat dakwah adalah filsafat khusus yang berkaitan dengan dakwah sebagai relasi
dan aktualisasi imani manusia dengan agama Islam, Allah dan alam (lingkungan,
dunia).
Secara ringkas ruang lingkup filsafat dakwah paling tidak meliputi empat hal yang
selalu punya kaitan erat. Yaitu:
1. Manusia sebagai pelaku (subyek) dakwah dan manusia sebagai penerima (obyek)
dakwah.
2. Agama Islam sebagai pesan atau materi yang harus disampaikan, diimani serta
diwujudkan dalam realitas (diamalkan) di masyarakat.
3. Allah yang menciptakan manusia dan alam, sebagai Rab yang memelihara alam
dan menurunkan agama Islam serta menentukan terjadinya proses dakwah. Dan
4. Lingkungan, yaitu alam (bumi dan sekitarnya) tempat terjadinya proses dakwah.
dalam aktivitas dakwah tidak terlepas dengan pembahasan Tuhan dan relasinya
dengan manusia.
Kemudian dakwah tidak akan berhasil manakala tidak ada manusia. Untuk
itulah pembahasan tentang manusia menjadi objek material dakwah. Siapa manusia,
apa hakikat manusia, apa tugas manusia, bagaimana manusia mengembangkan dirinya
dan sebagainya. Aktivitas dakwah juga perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai
tempat berlangsungnya dakwah. Kesuksesan dan kegagalan dakwah salah satunya
ditentukan oleh faktor lingkungan. Jika masyarakat di lingkungan tertentu tidak
mendukung aktivitas dakwah, maka dakwah tidak bisa dilaksanakan dan akan
mengalami kegagalan.
Begitu juga ajaran Islam sebagai pesan kebenaran yang akan disampaikan
menjadi bahasan dalam filsafat dakwah. Pesan kebenaran perlu disampaikan dengan
menggunakan berbagai strategi, metode dan media yang disesuaikan dengankebutuhan
dan tingkat pengetahuan masyarakat.
Objekmaterial dakwah, menurut penjelasan cik Hasan Bisri adalah unsur subtansial
ilmu dakwah yang terdiri dari enam komponen, yaitu Da'i, mad'u, metode,materi, media
dan tujuan dakwah.
Amrullah Achmad berpendapat, objek material ilmu dakwah adalah semua
aspek ajaran islam(Al-qur'an dan Al- sunnah), hasil ijtihat dan realisasinya dalam
sistem pengetahuan, teknologi, sosial, hukum, pendidikan, dan lainnya khususnya
kelembagaan islam objek material ilmu dakwah inilah yang menunjukan bahwa ilmu
dakwah adalah satu rumpun dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, karena objek yang
sama juga dikaji oleh ilmu-ilmu keislaman lainnya seperti fiqih, ilmu kalam, dan
lainnya. Ilmu dakwah menemukan sudut pandang yang berbeda dengan ilmu-ilmu
keislaman itu pada objek formal nya yaitu kegiatan mengajak umat manusia supaya
kembali kepada fitrahnya sebagai muslim dalam seluruh aspek kehidupannya.
Dari uraian diatas dapat ditekankan bahwa obyek yang dikaji ilmu dakwah
berkaitan dengan objek kajian ilimu-ilmu keislaman, ilmu-ilmu sosial dan prilaku-
prilaku teknologi selainnya. Namun sudut pandang yang menjadi titik pembeda ilmu
dakwah dengan lainnya terletak pada objek formal kajian ilmu dakwah.Objek formal
kajian ilmu dakwah adalah kegiatan manusia yang memihak dan menerapkan kedalam
segi-segi kehidupan umat manusia ajaran islam sebagaimana dipahami dari sumber-
sumber pokoknya, termasuk nilai-nilai kebenaran dan kemanusian upaya yang
13
menjadi objek formal ilmu dakwah itu berfungsi untuk mengembalikan manusia dalam
garis fitrah mereka.
Untuk membedakan filsafat dakwah dengan ilmu lainnya, maka perlu
dirumuskan objek formal filsafat dakwah. Menurut Sambas (2009: 3), objek formal
filsafat dakwah adalah mempelajari bagaimana hakikat dakwah. Sedangkan Sulisyanto
(2006: 1) mengatakan bahwa objek formal filsafat dakwah adalah usaha untuk
mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang proses penyampaian ajaran
Islam. Berbcda dengan kedua pendapat tersebut, menurut Basit (2012: 227), objek
formal filsafat dakwah adalah membahas ontologi, epistemologi dan aksiologi dakwah
.
memiliki concern dalam pengembangan keilmuan dakwah dan sekaligus sebagai bekal
dalam menggerakkan aktivitas dakwah di masyarakat.
Tujuan filsafat dakwah menurut Drs. Syukriadi Sambas, M. Si dalam bukunya
filsafat dakwah halaman 8 adalah sebagai berikut:
Memberikan landasan dan sekaligus menggerakkan proses dakwah
islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah secara objektif-
proforsional.
Melakukan kritik dan koreksi proses dakwah islam dan sekaligus
mengevaluasinya.
Menegakkan kebenaran dan keadilan di atas dasar taihudullah dantauhid
risalah.Mensyukuri nikmat akal dengan menerangkannya sesuai fungsi
peruntukkannya.Upaya penyempurnaan jiwa manusia baik dari sudut
teoritis maupun praktis.
Tujuan filsafat dakwah adalah dapat meberikan pemahaman yang bersifat
universal tentang suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar dan
fradikal sampai keakar-akrnya, sehingga akhirnya dapat membawa kepada
kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut terimplementasikan
dalam sikap kesehariannya sebagai seorang islam. Lebih jauh bertujuan
memberikan kepuasan kepada sebahagian jiwa yang amat berharga juga
mengantarkan seorang sampai kepada keprcayaan keagamaan yang benar,
yang kalausebelumnya hanya diterima secara domatis dan absolute.maka
pada akhirnya bukan hanya mitologis semata, tetapi juga diterima malaui
kerangka fikirin yang rasional juaga akan memberi artinya penting dalam
menyadari otoritas dirinya sebagai makhluk yang berdimensi dalam
memahami diri.
15
Sebagai contoh, seorang da'i yang hidup di satu perkampungan kecil dan jauh
dari pusat pemerintahan. Da'i dihadapkan dengan problem ekonomi masyarakat yang
amat memprihatinkan. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari sebanyak tiga
kali saja, rakyat begitu berat. Apalagi dituntut untuk membantu mengembangkansarana
prasarana keagamaan seperti pem-bangunan masjid dan pembangunan TPQ, tentu
masyarakat merasa terbebani. Dalam mengatasi problem masyarakat tersebut, seorang
da'i tidak hanya memberikan ceramah atau nasihat saja, melainkan perlu berpikir keras
bagaimana mengatasi problem ekonomi umat. Da'i perlu menganalisis kekuatan-
kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut, terutama dalam menggerakkan roda
ekonomi masyarakat. Jika sumber daya alam yang dimiliki masyarakat memungkinkan
untuk dikembangkan, maka da'i dapat memanfaatkan sumber daya alam sebagai faktor
penggerak kebangkitan ekonomi masyarakat. Tetapi jika sumber daya alam tidak
memungkinkan untuk digerakkan, maka mau tidak mau harus memanfaatkan sumber
daya manusia yang ada sebagai faktor penggerak ekonomi masyarakat. Pada konteks
seperti itulah seorang da'i dituntut untuk terus memanfaatkan kemampuan berpikirnya
dalam mengembangkan peluang-peluang ekonomi rakyat yang ada di desa terpencil
tersebut.
Selanjutnya, da'i juga dituntut untuk memiliki kontribusi dalam pengembangan
keilmuan dakwah. Pada konteks ini, da'i perlu mengerahkan kemampuan berpikirnya
untuk mengembangkan berbagai teori yang dibutuhkan dalam dakwah. Dalam
merumuskan teori dakwah diperlukan filsafat sebagai alat untuk menganalisis dan
mengkritisi berbagai persoalan, konsep atau gagasan yang melatarbelakangi munculnya
teoriteori dakwah. Dengan demikian, manfaat filsafat amat besar dalam proses
pengembangan kemampuan da'i dalam meningkatkan aktivitas dakwah, pemecahan
masalah-masalah dakwah dan kemasyarakatan, serta pengembang-an keilmuan
dakwah.
Belajar filsafat akan melatih seseorang untuk mampu meningkatkan kualitas berfikir
secara mandiri, mampu membangun pribadi yang berkarakter, tidak mudah terpengaruh
oleh faktor eksternal, tetapi disisi lain masih mampu mengakui harkat martabat orang
lain, mengakui keberagaman dan keunggulan orang lain.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat dakwah adalah filsafat khusus yang berkaitan dengan dakwah sebagai
relasi dan aktualisasi imani manusia dengan agama Islam, Allah dan alam(lingkungan,
dunia). Tujuan mempelajari filsafat dakwah adalah untuk membekali mahasiswa atau
da'i untuk berpikir kritis, analitis dan sistematis dalam mengembangkan kegiatan
dakwah dan dalam menghadapi bcrbagai macam pcrsoalan keumatan serta dapat
memberikan solusi alternatif dalam memecahkan persoalan tersebut.
Secara ringkas ruang lingkup filsafat dakwah paling tidak meliputi empat hal
yang selalu punya kaitan erat. Yaitu:
a. Manusia sebagai pelaku (subyek) dakwah dan manusia sebagai penerima
(obyek) dakwah.
b. Agama Islam sebagai pesan atau materi yang harus disampaikan, diimani
serta diwujudkan dalam realitas (diamalkan) di masyarakat.
c. Allah yang menciptakan manusia dan alam, sebagai Rab yang memelihara
alam dan menurunkan agama Islam serta menentukan terjadinya proses
dakwah.
d. Lingkungan, yaitu alam (bumi dan sekitarnya) tempat terjadinya proses
dakwah.
B. SARAN
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan pesan dan saran untuk kami
pribadi khususnya dan untuk pembaca sekalian umumnya. Pesan dan saran pokok yang
ingin kami sampaikan adalah pahamilah pengertian, kajian, tujuan, serta manfaat yang
terkandung dalam filsafat dakwah tersebut agar kita dapat memahami dan mengetahui
apa pengertian dan juga kajian filsafat terhadap materi dakwah.
18
19
DAFTAR PUSTAKA