Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FILSAFAT DAKWAH

(Pendahuluan Mengenai Filsafat Dakwah)


Dosen Pembimbing : Drs. Studi Rizal LK., M.Ag

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 1

Qotrun Nada Salsabila 11180530000002

Baiq Hilwiyatul Ahla 11180530000013

Albi Aliyuddin 11180530000044

Siti Niswatul Fauziyah 11180530000047

Aniq farhadul Asad 11180530000053

Najmi Kurnia 11180530000073

Devi Fatkhur Rohmah 11180530000084

Faisal Amin 11180530000086

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH 2A&B

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat sehat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriring salam kami curahkan
kepada junjungan nabi bessar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benderang dengan cahaya iman dan ilmu. Kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Dakwah.

Makalah ini disusun berdasarkan dari apa yang telah kami peroleh, dan berhasil
diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dalam penyusunan kata, tanda baca, serta materi yang terdapat dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran untuk membangun
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sebagai penulis, dan umumnya bagi pembaca.

Wa’alaikumussalam Wr. Wb
Ciputat, 08- September- 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMAHAMAN TENTANG FILSAFAT DAKWAH ............................................................ 5
B. PENGERTIAN FILSAFAT DAKWAH ................................................................................. 7
C. TUJUAN FILSAFAT DAKWAH .......................................................................................... 10
D. PANDANGAN PEMAKALAH MENGENAI FILSAFAT DAKWAH.............................. 10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan………………………………………………………………………………...13
2. Saran .................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat
memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun
dengan tertib akan kebenaran.

Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-


netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup
yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Filsafat hendaknya
mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak
manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan, ras, dan
keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Dalam mempelajari
Filsafat banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dan kita petik guna untuk menjalani
hidup yang sebaik-baiknya. Diantaranya Fillsafat membantu kita unntuk berfikir lebih
Kritis dalam hal apapun. Didalam Filsafat dakwah juga banyak sekali hal-hal yang
dikaji dan dipelajari secara kritis dan mendalam. Sebagai mana ilmu lain filsafat juga
memiliki berbagai macam cabang-cabangya. Mempelajari filsafat adalah salah satu hal
yang menarik dan banyak diminati oleh orang-orang, terutama mereka yang ingin
mecari kebenaran.

Dari penjelasan di atas maka kami mengambil beberapa Rumusan Masalah,


B. Rumusan Masalah
1. Apa faham Filsafat Dakwah?
2. Apa pengertian Filsafat Dakwah?
3. Apa Tujuan mempelajari Filsafat Dakwah?
4. Bagaimana pandangan pemakalah mengenai Filsafat Dakwah?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
a) Memberikan informasi mengenai Filsafat Dakwah
b) Mntuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dakwah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMAHAMAN TENTANG FILSAFAT DAKWAH

Para pakar memberikan pemahaman yang berbeda-beda mengenai filsafat. Perbedaan


ini tak hanya terkait soal pengertian filsafat, melainkan juga menyangkut soal objek dari
filsafat itu sendiri.1 Namun secara umum filsafat dapat dipahami sebagai kajian atau
pembahasan yang mendalam tentang suatu masalah hakikat (kebenaran yang sejatinya
merupakan kebenaran) dari masalah tersebut.2

Filsafat seperti dikemukakan Jenny Teichmann, membahas masalah-masalah yang


bersifat umum(general), dan mendasar(fundamental).3 Tujuan dari pencarian dan
penyelidikan filsafat adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam menyangkut
masalah-masalah yang dikaji baik berupa ilmu, kebenaran, akal, realitas, makna, jiwa dan
nilai-nilai.

Inti dari filsafat, menurut Abid Jabiri adalah pemikiran(al-fikr) tepatnya menciptakan
pemikiran(khalq al-mafahim), bukan dari tiada(laysa min al-adam), melainkan dari
sesuatu(pemikiran) yang sudah ada sebelumnya (‘an syay’inma). Pencipta pemikiran itu
memiliki tiga kemungkinan :

1. Menciptakan dalam arti mengulang pemikiran-pemikiran(pemahaman) lama.


2. Menciptakan dalam arti memperkuat pemikiran-pemikiran yang dominan dalam
suatu masyarakat.
3. Menciptakan dalam arti menganalisis dan mengkritik paham-paham yang
dianggap menyimpang. Semua pemikiran bagi Jabiri terikat oleh ruang dan waktu
(al-fikr al-waqt) alias temporal (mu’aqqat). Jadi, tidak ada pemikiran yang lahir

1
Stuart G.Shanker,philosophy of science,logic and mathematics in the twentieth century,(USA and
Canada:Routledge,2004),Cet.Ke-1,h.viii.
2
Kata filsafat itu sendiri berasal dari kata philos yang berarti cinta dan sophos yang berarti kearifan (wisdom).
Jadi filsafat secara kebahasaan berarti cinta kebenaran (love of wisdom). Dalam bahasa arab selain kata filsafat
(falsafah) juga telah digunakan kata hikmah.uraian lengkap tentang masalah ini,lihat Sayyed Husein
Nasr,Islamic philosophy from it orign to the present:philosophy in the land of prophecy(New York:State
University of New York:Press,2006),h.43-53.
3
Jenny Teichmann dan Katherine C.Evans,philosophy: A Beginner’ Guide (Blackwell publishing,1999).h. 1:
“philosophy is a study of problems which are ultimate,abstract and very general.these problems are concerned
with the nature of existence,knowledge,morality,reason,and hman purpose.”

5
dari ruang yang kosong. Setiap pemikiran, sesungguhnya merupakan interaksi dan
respons terhadap pemikiran yang berkembang pada zamanya atau pada masa
sebelumnya.4

Berlainan dengan kajian dan studi pada umumnya. Kajian filsafat memiliki beberapa cirri
yang khas seperti berikut ini :

1. Bersifat kritis, karena filsafat mengkaji dan mempertanyakan suatu masalah secara
kritis. Filsafat boleh mempertanyakan apa saja termasuk asumsi-asumsi, teori, dan
keyakinan-keyakinan yang dianggap sudah mapan sekalipun, lalu mencoba
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Berani mengajukan atas
pertanyaan-pertanyaan itu. Bahkan ada yang mengatakan, kalau seorang telah
berani mengajukan pertanyaan(terhadap suatu masalah), dan memberikan jawaban
terhadap masalah ini, berarti ia telah berfilsafat.
2. Radikal, yaitu dalam arti bahwa filsafat mengkaji suatu masalah untuk
menemukan hakikat atau hal yang paling mendasar dari suatu masalah itu. Oleh
karena itu, kajian filsafat tak berhenti pada permukaan sesuatu, tetapi sampai pada
akar-akarnya, dengan kata lain, kajian filsafat bersifat substantive, yakni
penjelajahan untuk menemukan hakikat kebenaran yang sejatinya merupakan
kebenran. Substantif terbentuk dari kata sub yang berarti dibawah, dan kata stand
berarti berdiri. Jadi substantif berarti sesuatu dibawah (dibalik) dari yang tampak
yaitu hakikat atau intisari dari sesuatu bukan wujud lahiriyah dari sesuatu itu.
3. Umum dan Universal, yaitu filsafat bukan bagian-bagian yang bersifat particular.
Kajian kefilsafatan selalu merupakan perenungan mengenal suatu masalah secara
umum dan menyeluruh dalam arti tidak boleh ada bagian-bagian dari masalah ini
yang tidak cukup oleh kajian dan bagian pemikiran yang dihasilkannya. Kajian
kefilsafatan dengan demikian tidak bersifat parsialistik-atomistis, tetapi holistis-
universalistik. Filsafat sebagai sebuah konsep atau bagian pemikiran mengenai
suatu objek bersifat sangat umum, menyeluruh(komprehensif), kritis dan rasional,
serta koheren dalam arti tak boleh ada kontradiksi-kontradiksi pemikiran di
dalamnya, tetapi harus saling keterkaitan dan keterhubungan yang bersifat
konsisten antarjawaban-jawaban kefilsafatan yang dikemukakan.

4
Muhammad Abid Jabiri,Qadhaya fi fikr al-mu’ahir,al-aulamah, Shira al-Hadharat al-‘audah ila al-akhlaq,al-
tasamuh al-dimuqrathiyyah wa nizham al-qiyam,al-falsafah wa al-madinah,(Beirut:Markaz Dirasat al-wahdah
al-Arabiyyah,1997),h.10-11

6
4. Pemikiran filsafat bersifat spekulatif dalam arti bergerak dan berputar-putar pada
tataran pemikiran semata-mata. Berlainan dengan ilmu(sains), filsafat tidak
dituntut akan pembuktian yang bersifat empiris. filsafat mengikuti paradigma
intelaktual yaitu membuat perenungan dengan melanglangbuanakan pemikiran
secara luas, dan bukan mengikuti paradigma saintifik yang mengabsolutkan
adanya uji empirical di lapangan.filsafat dengan begitu memang bersifat spekulatif
yang dalam kerjanya membutuhkan kekuatan nalar dan pemikiran yang benar-
benar cerdas dan tercerahkan.

B. PENGERTIAN FILSAFAT DAKWAH

Filsafat Menurut logatnya berasal dari bahasa Arab yaitu filsafah, sedangkan menurut
kata yang sesungguhnya kata filsafat berasal dari kata Yunani yaitu Philosophia yang
terdiri dari dua rangkaian kata yang terpisah pertama adalah kata Philo atau Philien dan
kedua adalah Sophia. Arti Philo adalah cinta dan Sophia artinya kebenaran. Selanjutnya
filsafat menurut istilah atau secara garis besarnya adalah mencintai kebenaran. Mencintai
atau mencari kebenaran berarti upaya mencapai suatu kebenaran dengan kesadaran penuh
didalam perbuatanya5.

Sedangkan Dakwah menurut etimologi(bahasa) berasal dari kata bahasa Arab : da’a-
yad’u- da’watan yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil 6. Syekh Ali Makhfudz,
dalam kitabnya Hidayatul Murtasyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut :
Dakwah islam yaitu : mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk
(hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran, agar mereka
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Maka Filsafat Dakwah dapat di artikan dari makna yang paling sederhana hingga makna
yang paling tinggi, sebagai berikut :

a. Filsafat dakwah adalah suatu konsep atau bagan pemikiran yang menerangkan
dasar-dasar, prisip-prinsip, dan hal-hal yang dianggap paling pokok mengenai
dakwah.
b. Filsafat dakwah dalam pemikiran atau kajian yang bersifat rasional dan filsufis
mengenai prinsip-prinsip dakwah yang digali dari sumber-sumber islam yaitu al-

5
Rosady Ruslan, Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), hal, 1
6
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Rekontruksi pemikiran Dakwah Islam, Jakarta, 2008 hal. 3

7
Quran dan hadis,serta pemikiran para ulama,sebagai pegangan dasar bagi para dai
dalam melaksanakan tugas dakwah demi mencapai keridha’an Allah.
c. Filsafat dakwah menunjuk pada konsep-konsep atau aliran-aliran pemikiran
mengenai dakwah yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan paradigmatic (pola
pemikiran) tentang hal-hal pokok mengenai dakwah. Filsafat dakwah dalam arti
yang ketiga ini mengenai mazhab-mazhab pemikiran dalam dakwah yang dengan
sendirinya memperkaya wacana dan khazanah intelektual mengenai dakwah.
d. Filsafat dakwah seperti tampak pada pengertian-pengertian diatas, mengkaji dan
mendalami prinsip-prinsip atau hal-hal yang pokok mengenai dakwah. Para pakar
berbeda pendapat mengenai prinsip-prinsip atau hal yang paling pokok mengenai
dakwah. Abd.al-rahman Ibn Abd al-Khaliq, menyebut ada tiga prinsip
(ushul)dakwah yaitu al-mad’u ilayh (islam), al-dai(dai), dan al-mad’u(objek atau
sasaran dakwah).7

dalam konteks kajian filsafat dakwah lebih menggunakan prinsip-prinsip atau dasar-
dasar filsufis mengenai dakwah. Prinsip-prinsip ini merupakan hal-hal yang paling
fundamental dalam pemikiran dakwah. Prinsip dakwah itu ada lima yaitu islam,
paradigma tentang dakwah, da’i, mad’u, dan aliran-aliran dalam pemikiran dalam
dakwah.

Prinsip pertama, Islam adalam pangkal dari semua pembahasan mengenai


dakwah.berbicara mengenai dakwah kita, berbicara mengenai islam. Dakwah adalah
ajakan menuju islam yaitu jalan Allah, jalan yang di ridhai oleh Allah bukan jalan-
jalan lain yang sesat dan menyimpang dari jalan Allah.

Prinsip islam ini begitu ditekankan oleh Sayyid Quthub, tokoh pergerakan islam asal
mesir. dakwah bagi Sayyid Quthub adalah ajakan kepada tuhan dan jalannya, bukan
propaganda atau seruan menuju jalan golongan atau partai politiknya.8 Dakwah
adalah Islam, dan islam mesti di dakwahkan kepada umat manusia dalam arti bahwa
islam sebagai sistem hidup, harus diwujudkan dan ditegakkan di muka bumi. Jadi
dakwah hampir identik dengan islam itu sendiri. Maka kajian mengenai dakwah
sesungguhnya di mulai dari telaah mengenai islam itu sendiri.tentu, studi mengenai

7
Abd al-rahman Ibn Abd al-Khaliq,Ushul al dakwah(Kuwait,1996),H.7.
8
Sayyid Quthub,fi zhilal al-quran,lihat pula A.Ilyas Ismail,paradigm dakwah Sayyid Quthub : Rekonstruksi
pemikiran dakwah harakah,(Jakarta:penamadanni,2008),Cet,ke-2,h.11.

8
islam ini tidak perlu dari nol, Para pengkaji dakwah dapat mengambil hasil-hasil studi
dan pemikiran para ulama soal ini.

Prinsip kedua, paradigma tentang dakwah adalah hal yang sangat penting dalam
dakwah.setelah berbicara mengenai islam hal kedua yang harus dibicarakan adalah
soal paradigma tentang dakwah ini. Paradigma menunjukkan pada konsep atau bagan
pemikiran, cara pandang, pola pikir, asumsi-asumsi atau kacamata yang harus dipakai
oleh para dai dalam melakukan dakwah. Semua makna itu tercangkup dalam
terminologi paradigma.9

Prinsip ketiga, dai juga sangat penting. Karena, dai sebagai subjek dan penggerak
dakwah, tentu saja menentukan keberhasilan dakwah. Sejauh ini pembahasan tentang
dai masih terbatas pada syarat dan rukun dai serta etika atau akhlak dai. Dengan
perkataan lain, studi mengenai dai baru sebatas kompetensi yang perlu dimiliki baik
kompetensi kasar maupun kompetensi lunak. Dalam studi kefilsafatan dai harus
dilihat dari sudut pandang filsafat manusia.

Prinsip keempat, objek dakwah (mad’u), kajian mengenai mad’u tidak kalah
pentingnya dari pada kajian mengenai dai. Seperti dai, mad’u adalah manusia atau
objek. Kajian mengenai mad’u tak cukup hanya pada klasifikasi, penggolongan atau
pengelompokkan seperti yang selama ini terjadi. Dalam konteks filsafat dakwah
kajian mengenai mad’u perlu dilihat dalam kedudukannya sebagai manusia baik
sebagai individu maupun kelompok, lalu kecendrung-kecendrungannya baik bersifat
intelektual, moral maupun spiritual.

Prinsip kelima, aliran-aliran pemikiran, merupakan konsekuensi logis dari adanya


pemikiran dan kajian yang mendalam mengenai dakwah. Seperti dalam lapangan
islam yang lain, aliran-aliran pemikiran juga dikenal dalam lapangan dakwah. Sejak
awal, dilihat dari sisi paradigma, dakwah telah dipahami secara beragam, sebagian
orang memahami dakwah dalam arti yang sangat sempit sebagai tablig. Sehingga
dakwah identik dengan ceramah dan pidato. Sementara sebagian yang lainnya
memahaminya dalam arti sangat luas, mencangkup apa saja sehingga tak dapat
dikenali batas-batas kajiannya.

9
Jenny Salim,Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,(Jakarta :modern English,1999),h.1095.lihat juga Ilyas
Ismail,Op,Cit,h.11

9
C. TUJUAN FILSAFAT DAKWAH
Tujuan Filsafat Dakwah ialah dapat memberikan pemahaman yang bersifat universal
tentang suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar, radikal sampai ke
akarnya, sehingga akhirnya dapat membawa kepada kebenaran yang hakiki.
Kebenaran hakiki tersebut terimplementasikan dalam sikap kesehariannya sebagai
seorang islam lebih jauh, bertujuan memberikan kepuasan bagi seseorang kepada
kebahagiaan jiwa yang amat berharga.10

D. PANDANGAN PEMAKALAH MENGENAI FILSAFAT DAKWAH

1. Albi Aliyuddin : Kajian Ilmu dakwah sudah sepatutnya mempunyai filsafat. Jika
Plato mengartikan bahwa filsafat adalah ilmu yang mencoba untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya, maka saya setuju. Akan tetapi
filsafat juga bukan tentang mencoba mengetahui hakikat, namun juga upaya untuk
mengamankan esensi objek filsafatnya, dalam hal ini dakwah. Maka dari itu
Filsafat dakwah mempunyai fungsi untuk kita lebih memahami objek kajian
dakwah dan mencari hakikat dakwah sesungguhnya yang tentunya sesuai dengan
Kaidah Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Implikasi Filsafat dakwah ini
harusnya bisa melekat kuat di pikiran muslim dunia, entah itu dalam urgensi,
esensi, kaidah, proses input atau output dakwah, dsb. Sehingga anjuran dakwah
dalam Islam bisa sepenuhnya dijalankan dengan baik untuk kebaikan umat Islam
secara kaffah.
2. Najmi Kurnia : Filsafat adalah dasar daripada segala macam ilmu. Yang mana
setiap ilmu memiliki filsafatnya tersendiri. Ketika mempelajari filsafat yang mana
dasarnya adalah filsafat ilmu dimana di dalam nya terdapat bagian antara
epistimologi, aksiologi dan ontologi. Filsafat dakwah tersendiri memiliki makna
suatu ilmu yang mempelajari hingga ke akarnya apa itu tujuan berdakwah. agar
terciptanya pengetahuan dalam sebuah proses komunikasi , ataupun nilai-nilai
dalam berdakwah tersendiri.
3. Faisal Amin : Filsafat merupakan ilmu yang Mencari Hakikat kebenaran sampai
kedasar-dasarnya akan suatu masalah, sehingga masalah tersebut bisa diketahui
kebenaran dan bukti-buktinya, Filsafat didalam dakwah merupakan pengkajian

10
Liang Gie, pengantar filsafat ilmu, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1996), hlm. 1

10
tentang suatu permasalahan didalam dakwah (seruan kepada Islam) sehingga apa
yang akan di sampaikan bisa dibuktikan kebenarannya.
4. Aniq Farhadul Asad : Filsafat dakwah merupakan suatu usaha untuk mencari
pengetahuan,kebijaksanaan, hak-hak dan kebenarannya didalam dakwah, sehingga
bagi yg mempelajarinya mendapatkan kebenarannya.
5. Siti Niswatul Fauziyah : Filsafat merupakan ilmu yang memberikan kepada kita
untuk berfikir kritis, detail dan mendalam. Sedangkan Dakwah merupakan ajakan
atau seruan kepada kebaikan. Dakwah pula merupakan kewajiban bagi setiap
mukmin dan mukminat. Kita ketahui bahwa islam tidak hanya mengajarkan untuk
menggunakan Dalil Naqli(Al-Qur’an dan Hadist) saja tapi, juga menggunakan
Dalil Aqli(akal pikiran). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Filsafat Dakwah
merupakan suatu Ilmu yang berguna untuk menentukan para Da’i agar mampu
memahami ajaran Islam secara mendalam atau radikal, sampai keakar-akarnya,
sehingga menemukan kebenaran yang hakiki. Para da’i pula dituntut agar mampu
menjelaskan kepada Mad’u secara Universal, tidak bertentangan dengan logika
atau akal sehat. Dengan demikian ajaran islam dapat diterima oleh semua kalangan.
6. Qotrun Nada : Filsafat adalah induk dari segala ilmu.ilmu berasal dari pemikiran
manusia terhadap dunia dan alam semesta dimana kita tinggal dan suatu hasil yang
didapatkan dari suatu kajian yang mendalam sehingga dapat di mengerti sdngkan
dakwah itu menyampaikan atau ajakan kepada sesama dengan menggunakan dalil-
dalil baik Al-Qur'an maupun hadis. Jadi, Filsafat dakwah dalam pemikiran atau
kajian yang bersifat rasional dan filsufis mengenai prinsip-prinsip dakwah yang
digali dari sumber-sumber islam yaitu al-Quran dan hadis,serta pemikiran para
ulama,sebagai pegangan dasar bagi para dai dalam melaksanakan kewajibannya
untuk mendapatkan Ridha Allah ta'la.
7. Baiq Hilwiyatul Ahla : Filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan.
Menurut saya, filsafat itu singkatnya merupakan ilmu tentang cara berfikir yang
mendalam dan kritis mengenai suatu hal, cara berfikir inilah yang bisa merubah
dan mempengaruhi hidup kita. Kita bisa belajar filsafat dengan mencoba menjawab
pertanyaan2 besar ttg hidup dan dunia. Misalnya, Pertanyaan2 ttg hidup yang baik
dan benar menurut ajaran agama islam, melahirkan ilmu ttg dakwah. Maka filsafat
dakwah berarti, ilmu yg mempelajari secara kritis dan mendalam tentang dakwah
(tujuan dakwah, mengapa diperlukan proses komunikasi dan transformasi ajaran
dan nilai-nilai islam dan untuk mengubah keyakinan, sikap dan perilaku seseorang
11
khas islam, bagaimana menjadi dai yg ideal sehingga orang yang didakwahi dapat
menjadi manusia yg beriman dan berakhlak mulia seperti yang diajarkan oleh
islam, bagaimana respon terhadap dakwah yg dilakukan oleh dai dan lain
sebagainya.Dan terlepas dari itu semua tujuan besar filsafat sendiri sebenarnya ada
pada arti dibalik namanya yaitu philo yg berarti cinta dan sophie yg berarti
kebijakan. Dengan pegangan pd filsafat kita dapat membuka diri dan memiliki
lebih banyak cara berfikir mengenai hukum, ajaran dan pemikiran mengenai ajaran
islam yg sesuai dengan Al-qur’an dan hadis sehingga dapat tercipta cinta dan sikap
yg bijak antar manusia beragama.
8. Devi Fatkhur Rohmah : Filsafat adalah mencari ilmu pengetahuan atau kebenaran
sedangkan dakwah adalah mengajak dan menyampaikan ajaran islam. Filsafat
dakwah berarti ilmu pengetahuan secara mendalam tentang cara dakwah atau
menyampaikan ajaran islam supaya dapat sesuai dengan ajaran islam supaya orang
yang di dakwahi dapat menjadi manusia yang lebih baik

12
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Filsafat dakwah adalah suatu konsep atau bagan pemikiran yang menerangkan
dasar-dasar, prisip-prinsip, dan hal-hal yang dianggap paling pokok mengenai
dakwah. Dalam konteks kajian filsafat dakwah lebih menggunakan prinsip-prinsip
atau dasar-dasar filsufis mengenai dakwah. Prinsip dakwah itu ada lima yaitu islam,
paradigma tentang dakwah, da’i, mad’u, dan aliran-aliran dalam pemikiran dalam
dakwah. Tujuan Filsafat Dakwah ialah dapat memberikan pemahaman yang bersifat
universal tentang suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar, radikal sampai
ke akarnya, sehingga akhirnya dapat membawa kepada kebenaran yang hakiki.

2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu dapat dipertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, A Ilyas dan Prio Hotman. 2011. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun
Agama dan Peradaban Islam, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Stuart G.Shanker,philosophy of science,logic and mathematics in the twentieth
century,(USA and Canada:Routledge,2004)
Sayyed Husein Nasr,Islamic philosophy from it orign to the present:philosophy in the
land of prophecy(New York:State University of New York:Press,2006)
Jenny Teichmann dan Katherine C.Evans,philosophy: A Beginner’ Guide (Blackwell
publishing,1999).h. 1: “philosophy is a study of problems which are ultimate,abstract
and very general.these problems are concerned with the nature of
existence,knowledge,morality,reason,and hman purpose.”
Muhammad Abid Jabiri,Qadhaya fi fikr al-mu’ahir,al-aulamah, Shira al-Hadharat al-
‘audah ila al-akhlaq,al-tasamuh al-dimuqrathiyyah wa nizham al-qiyam,al-falsafah wa
al-madinah,(Beirut:Markaz Dirasat al-wahdah al-Arabiyyah,1997)
Rosady Ruslan, Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2001)
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Rekontruksi pemikiran Dakwah Islam, Jakarta, 2008
Abd al-rahman Ibn Abd al-Khaliq,Ushul al dakwah(Kuwait,1996)
Sayyid Quthub,fi zhilal al-quran,lihat pula A.Ilyas Ismail,paradigm dakwah Sayyid
Quthub : Rekonstruksi pemikiran dakwah harakah,(Jakarta:penamadanni,2008)
Jenny Salim,Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,(Jakarta:modern
English,1999),h.1095.lihat juga Ilyas Ismail,Op,Cit
Liang Gie, pengantar filsafat ilmu, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1996),

14

Anda mungkin juga menyukai