Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT ILMU

Dosen Pembimbing : Naghfir M.Kn

Nama Penyusun Kelompok 1

M Zikri Robit Argani (18210159)

Akbar Alwina (18210132)

Hanum Prihayuningtyas (18210147)

Melinda Aprilyanti (18210135)

JURUSAN AL AHWAL AL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya ke jalan yang benar
Kami ucapkan ribuan terimakasih kepada teman-teman yang sudah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah yang berjudul “.................”
kami susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
yang diampu oleh Bapak Naghfir M.Kn.
Makalah ini berisi tentang ulasan mengenai pengertian ilmu filsafat, arah
dan tujuan pembelajarannya, dengan harapan makalah ini dapat membantu
memperdalam pemahaman dalam mempelajari ilmu filsafat.
Meski telah disusun semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran selalu kami harapkan
sebagai bahan evaluasi agar bisa terus lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Definisi Filsafat ..................................................................
2.2 Obyek dan tujuan filsafat ...................................................
2.3 Lapangan studi filsafat.......................................................
2.4 Penerapan filsafat secara umum ........................................
BAB III PENUTUP .................................................................................
Kesimpulan ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, berfikir adalah ciri khas dan keunggulan manusia agar
bisa dibedakan dengan makhluk lainnya. Ketika manusia berfikir, hendaknya
mereka harus tetap dalam suatu kendali dimana pada hakikatnya seseorang
memiliki batas dalam keilmuannya.

Ilmu Filsafat. Secara historis, filsafat merupakan induk ilmu, yang


dalam perkembangannya ilmu tersebut semakin terspesifikasi. Namun,
mengingat bahwa banyak masalah kehidupan yang tidak bisa di jawab oleh
ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Ditengah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disinilah peran filsafat
diperlukan. Ilmu Filsafat mengajari bagaimana cara berfikir sungguh-
sungguh untuk mencari kebenaran dengan menekankan aspek akal (rasio)

Filsafat ilmu memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian


calon ilmuan pada umumnya, agar mereka tidak terperangkap dalam sifat
arogansi keilmuan, terus terbuka pada ilmuan lain dan masyarakat untuk bisa
mengembangkan ilmu serta kaedah-kaedah moral dan etika mengenai untuk
apa ilmu itu dimanfaatkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hakikat dari filsafat?
2. Apa saja contoh lapangan studi filsafat?
3. Bagaimana contoh penggunaan filsafat dalam beberapa kasus
pengetahuan?
4. Bagaimana penerapan filsafat secara umum?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami hakikat dari filsafat
2. Untuk mengetahui contoh lapangan studi filsafat
3. Untuk mengetahui contoh penggunaan filsafat dalam beberapa kasus
pengetahuan
4. Untuk mengetahui cara penerapan filsafat secara umum
BAB 2
PEMBAHASAN

A. ASAL MULA MUNCULNYA FILSAFAT

Filsafat memiliki banyak definisi yang terorganisir berdasarkan


kriteria – criteria parafilsuf. Begitu banyak definisi, konsepsi, dan interpretasi
dari berbagai ahli. Setiap filsuf dari suatu aliran filsafat membuat
perumusannya masing – masing agar cocok dengan kesimpulannya sendiri.
Berbagai perumusan tersebut sama benarnya, karena masing – masing
melihat berdasarkan tujuan dan metode yang dianut oleh filsuf suatu aliran
filsafat. Perbedaan itu timbul karena keyakinan dan ideologi yang berbeda –
beda dari para filsuf itu sendiri.

Dengan ilmu filsafat, persoalan yang rumit pun dapat dipecahkan.


Karena kemampuan manusia dalam menggunakan nalarnya, manusia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan yang merupakan sesuatu yang menjadi
rahasia yang maha kuasa. Hal – hal yang mendorong munculnya filsafat ada
dua hal. Pertama dongeng dan takhayul yang terdapat di masyarakat atau
suatu bangsa. Diantara masyarakat tersebut terdapat orang – orang yang tidak
percaya begitu saja, sehingga timbullah rasa ingin tahu untuk mempelajari
dan mengungkap lebih dalam tentang kebenarannya. Kedua, keadaan, dan
peristiwa alam. Hal tersebut menimbulkan rasa ingin tahu untuk mengungkap
rahasia alam tersebut.1

1. Definisi Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata ‘philosophia’ yang berarti ‘mencintai
kebijaksanaan’. Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti
mencinta dan sophos yang berarti bijaksana . Berdasarkan uraian diatas dapat
kita ketahui bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan.

1
Prof. Dr. H. Suhar AM, M.Ad., “Filsafat Umum” (Jakarta : Gaung Persada Press 2009) hal 1-5
Sumber dari filsafat adalah manusia. Proses mencari kebenaran
melalui berbagai tahapan, yang pertama adalah spekulasi manusia dengan
pemikirannya tentang semua hal, yang kedua adalah menyaring semua
spekulasi tersebut menjadi beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan,
yang ketiga adalah memulai mencari kebenaran dengan berdasarkan beberapa
buah pikiran dalam tahap kedua diatas2.

Pengertian FILSAFAT menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut :

A. Plato (348 S.M – 427 S.M)


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran
yang asli.

B. Aristoteles (322 S.M – 382 S.M)


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berisi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu metafisika, logika, retorika, etiak, ekonomi, politik, dan
estitika.

C. Al – Farabi (870 M – 950 M)


Filsafat adalah pengetahuan mengenai alam yang ditampakkan tentang
bagaimana hekekatnya yang sebenarnya.

D. Descartes (1590 M – 1650 M)


Filsafat adaah kempulan segala pengatahuan dimana tuhan, alam, dan
manusia menjadi pokok pembahasan.

E. Emmanuel Kant (1724 M – 1804 M)


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala ilmu pengetahuan.
Berikut definisi filsafat menurut tokoh – tokoh kita:
A. I.R Poedjaeijanta

2
Susanto A, Filsafat Ilmu. (Jakarta : Bumi Aksara, 2017) hal 1
Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab mendalam dari segala sesuatu yang
ada dan mungkin ada.

B. W.M. Bakker SY.


Filsafat adalah refleksi rasionil atas segala keadaan untuk mencapai
hakekat dan memperoleh hikmah.

C. Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyediki segala sesuatu secara mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga memperoleh
pengetahuan tentang seberapa jauh yang dapat dicapai manusia dan
bagaimana cara menyikapinya3.

2. Objek Filsafat
1. Objek Material Filsafat
Segala sesuatu yang “ADA”, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran dan
kemungkinan
2. Objek Formal Filsafat
Hakikat dari segala sesuatu yang ada (tanpa batasan)4

3. Kedudukan Filsafat
Filsafat sebagai kajian yang mendalam dengan berbagai sudut
pandang untuk menemukan kebenaran yang hakikat

FILSAFAT SEBAGAI ILMU

Filsafat berusaha mencari tentang hakikat atau inti dari suatu hal

FILSAFAT SEBAGAI CARA BERFIKIR

Filsafat menuntut berpikir secara mendalam dan menyeluruh dari berbagai


sudut pandang sampai ke hakikat

FILSAFAT SEBAGAI PANDANGAN HIDUP


3
Koento Wibisono, “Dasar-Dasar Filsafat”(Jakarta : Universitas Terbuka, 1997) hal. 2
4
Kuntjojo, “Filsafat Ilmu”, dikdasebook.blogspot.com/2017/09/filsafat-ilmu-drs-kuntjojo-
mpd.html?m=1FilsafatIlmu.pdf, pada tanggal 6 September 2018 pukul 18.59
Filsafat bersumber pada hakikat kodrat diri manusia yang berperan sebagai
makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan.

Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa sesuatu, adalah


sesuatu itu. Hakikat bersifat sangat dalam, sehingga hanya dapat dimengerti
oleh akal5

4. Tujuan Filsafat
Tujuan filsafat antara lain

 Meletakkan dasar dasar yang dapat diandalkan tentang;


1. Apa yang disebut logis
2. Apa yang disebut benar
3. Apa yang disebut sahih
 Mengantar ilmu pada posisinya untuk tumbuh dan berkembang.
 Menelaah segala masalah yang dapat dipikirkan oleh manusia6.

B. PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN ILMU LAIN


A. Bahan Pembahasan

Ilmu selain filsafat membatasi pembahasannya hanya pada hal –


hal dan bagian tertentu saja dari alam ini, sedangkan filsafat bukan hanya
menyelidiki hal tersebut saja, tetapi juga segala sesuatu yang berhubungan.
Dalam pembahasan menggenai bumi misalnya, hal – hal yang dibahas
hanyalah persoalan yang langsung berhubungan dengan bumu seperti laut,
sungan, gunung kota dan lain sebagainya. Berikutnya dalam ilmu bahasa
yang dibahas hanyalah tentang tutur kata, susunan kalimat, dan
sebagainya.

Masing – masing ilmu tersebut hanya membahas mengenai segala


sesuatu yang langsung berhubungan dengan dan bagian dari ilmu tersebut,

5
Kamilia Fithrotul,”Filsafat Sebagai Cara Berfikir”,
https://fithrotulkamilia.wordpress.com/2016/05/23/filsafat-sebagai-cara-berpikir/ diakses pada
tanggal 7 pukul 10.05
6
Erliana Hasan, “Filsafat ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan” (Bogor : Ghalia
Indonesia 2011) hal.13
sedangkan pembahasan filsafat adalah mengenai hakekatnya, sehingga
setiap ilmu akan berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Filsafat
mencari dan mendalami pengetahuan tentang alam dan kehidupan. Hingga
sampai kapanpun tidak akan pernah berakhir.

B. Tujuan Pembahasan

Ilmu pengatahuan hanyalah bertujuan menyelidiki suatu persoalan


tanpa memperhatikan hubungannya dengan hal lain. Sebagai contoh jika
ilmu tersebut mempelajari mengenai alam, maka tidak akan
menyangkutpautkan manusia, sehingga memandang manusia merupakan
bagian dari alam saja.

Sedangkan filsafat sendiri bertujian mengetahui tentang hubungan


manusia dengan alam. Dengan begitu, filsafat mempelajari alam dari
hubungannya dengan manusia yang mengenal, mempengaruhi, serta
merubah tatanan alam ini demi kepentingannya sendiri. Jadi dengan
begitu, filsafat merupakan ilmu yang ditujukan untuk manusia.

C. Metode Pembahasan

Dalam pembahasannya filsafat menggunakan akal dan pemikiran.


hal tersebut bertentangan dengan prinsip dasar ilmu pengetahuan yang
mengutamakan pancaindera serta percobaan untuk mencapai suatu
kebenaran.

Filsafat berusaha memecahkan suatu persoalan yang tidak dapat


dipecahkan oleh ilmu pengetahuan, dengan cara memadukan pendapat
para ahli dalam suatu bidang keilmuan agar dapat ditarik kesimpulan
tentang suatu kebenaran. Filsafat menduga adanya suatu penyelidikan
suatu keilmuan dengan memberi rasa ingin tahu pada para ilmuan untuk
menyelidiki lebih lanjut.

D. Penarikan Kesimpulan
Filsafat dalam memberi kesimpulan tidak ada kepastian yang
mutlak. Segala bentuk kesimpulan pasti terdapat keraguan yang
menimbulkan perbedaan dan perselisihan diantara para ahli. Meskipun
dapat menarik kesimpulan, tetapi manusia tidak mungkin dapat
menentukannya secara tepat, karena filsafat sendiri yang terus
memunculkan pertanyaan baru, sehingga perlu penyelidikan lebih lanjut
walaupun sudah diketahui bahwasannya filsafat merupakan sesuatu yang
abstrak dan sulit dipecahkan.7

5. Lapangan Filsafat
Lapangan atau sudut pandang filsafat terbagi menjadi tiga persoalan

1. ONTOLOGI

Ontology berasal dari bahasa Yunani ,yaitu on/ontos berarti “ada”


dan logos yang berarti “ilmu”. Jadi ontology merupakan ilmu tentang yang
ada . Sedangkan menurut istilah,ontology adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada.

Pengertian ontology menurut beberapa tokoh filsafat diantaranya :

1. Menurut Suriasumantri (1985)


Ontology membahas tentang apa yang ingin kita ketahui ,seberapa jauh
kita ingin tau ,atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori yang
ada
2. Menurut Soetriono & Hanafie (2007)
Ontology merupakan asas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup
wujud yang menjadi obyek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat
yang sebenarnya.
3. Menurut The Liang Gie
Ontology merupakan bagian dari filsafat dasar yang mengungkapkan
makna dari sebuah eksistensi.

7
Prof. Dr. H. Suhar AM, M.Ad., “Filsafat Umum” (Jakarta : Gaung Persada Press 2009) hal 13-16
Obyek telaah ontology adalah yang ada tidak terikat dalam satu
perwujudan tertentu, ontology membahas tentang yang ada secara universal,
yaitu berusaha mencari inti yang di muat dalam setiap kenyataan yang
meliputi segala realitas dalam semua bentuknya . Setelah menjelajahi segala
bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat manusia ,alam
dunia ,pengetahuan ,moral dan sosial, kemudian disusunlah uraian ontologi.
Maka ontology sangat sulit dipahami jika terlepas dari bagian-bagian dan
bidang filsafat lainnya.

Ditinjau dari segi ontology, ilmu membatasi diri pada kajian yang
bersifat empiris. Obyek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dapat di uji oleh panca indra manusia .Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas
oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris,
sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia
empiris.

2. EPISTIMOLOGI

Kata Epistimologi merupakan kata gabungan yang di angkat dari


bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan,
sedangkan logos ,dipakai untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistematik,
Sehingga epistomologi adalah Cabang filsafat yang berkaitan dengan asal,
sifat, karakter dan jenis pengetahuan.

Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan


hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap manusia.

Epistemologi juga disebut logika, yaitu ilmu tentang pikiran.Akan


tetapi, logika dibedakan menjadi dua, yaitu logika minor dan logika
mayor.Logika minor mempelajari struktur berpikir dan dalil-dalilnya, seperti
silogisme. Logika mayor mempelajari hal pengetahuan, kebenaran, dan
kepastian yang sama dengan lingkup epistemologi
Sejarah Epistomologi

Sejarah Epistomologi dimulai pada zaman Yunani kuno,ketika orang


mulai mempertanyakan mengenai pengetahuan dan merasakan bahwa
pengetahuan merupakan faktor yang amat penting dalam menentukan hidup
dan kehidupan manusia. Epistomologi berkembang semakin pesat dengan
masuknya agama Nasrani ke Eropa ,yang memicu terdapatnya hubungan
antara pengetahuan samawi dan pengetahuan manusiawi ,pengetahuan
supranatural dan pengetahuan rasional, dengan natural intelektual ,antara
iman dan akal.

Hubungan Epistomologi dengan Ilmu Logika

Ilmu Logika adalah suatu ilmu yang mengajarkan tentang metode


berpikir yang benar,yakni metode yang digunakan oleh akal untuk
menyelami dan memahami sebagaimana adanya.Untuk mempertegas
hubungan epistomologi dengan ilmu,maka logika dinyatakan sebagai
mukadimah dalam rangka memahami epistomologi.
 Hubungan Epistomologi dengan Teologi dan Ilmu Tafsir
Ilmu Kalam (teologi)ialah suatu ilmu yang menjabarkan kandungan
teks suci agama dan penyusunan argumentasi demi mempertahankan peran
dan posisi agama,sedangkan ilmu tafsir adalah suatu ilmu yang
berhubungan dengan metode penafsiran terhadap kitab suci sehingga
epistimologi berperan sentral bagi kedua ilmu tersebut,khususnya dalam
rangka pembahasan yang terkait dengan kontradiksi ilmu dan agama atau
akal dengan agama .

Epistomologi menurut berbagai pandangan:


 Epistomologi menurut filsafat barat.
Mempelajari perkembangan filsafat barat secara historis ,dapat
dibagi dalam tiga zaman, yaitu: (1)Filsafat Yunani Kuno. (2)Abad
pertengahan. (3)Abad modern. Perkembangan tersebut menempatkan
Yunani Kuno sebagai awal dimulainya filsafat barat,sehingga secara
implisit dinyatakan bahwa pada zaman itu mengandung poin-poin kajian
yang penting dalam epistomologi.

 Epistomologi di zaman yunani kuno.


Hasil kajian epistomologi pada zaman kuno di mulai dengan
pertanyaan-pertanyaan dan kemudian dibahas dalam bentuk yang berbeda
dalam filsafat sehingga semua persoalan tentang keraguan ,tentang
jawaban dan solusinya dapat hadir dalam bentuk yang semakin kuat dan
sistematis.

 Epistomologi abad pertengahan.


Inti pembahasan di abad pertengahan adalah persoalan yang terkait
dengan universalitas dan hakikat keberadaannya,di samping itu juga
mengkaji dasar-dasar pengetahuan dan kebenaran.

 Ciri-ciri Epistomologi
1. Bersifat sentral.
2. Landasan bagi segenap tindakan manusia dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Dasar bagi permikiran ilmiah .

3. AKSIOLOGI

Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai


secara umum.Jadi yang ingin di capai dalam aksiologi adalah hakikat dan
manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan.Aksiologi berasal dari kata
Yunani ,yaitu:Axion (nilai)dan logos(teori),yang berarti teori tentang nilai.

Pengertian Aksiologi menurut beberapa tokoh,yaitu:

1. Menurut Bramel,Aksiologi terbagi menjadi tiga bagian :


 Moral Conduct yaitu tindakan moral,bidang ini melahirkan disiplin
khusus yaitu etika.
 Estetic expression yaitu ekspresi keindahan.
 Socio-political life yaitu kehidupan sosial politik

2. Menurut Kattsoff ,Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki


tentang hakikat nilai yang umumnya ditinjau dari segala sudut pandang
kefilsafatan.

3. Menurut Barneld,Aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki


tentang nilai-nilai,menjelaskan berdasarkan kriteria atau prinsip tertentu
yang dianggap baik didalam tingkah laku manusia.

Aspek aksiologi dalam filsafat membahas tentang nilai atau moral


yang berlaku di kehidupan manusia.Secara garis besar ,aspek yang
membahas kehidupan manusia di bagi menjadi dua bagian,yaitu:estetika dan
etika.

1. Etika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas moralitas nilai baik
dan buruk.Etika berasal dari dua kata,yaitu ethos yang berarti watak
dan ethikos yang merupakan susila atau perbuatan yang baik.
Etika juga dibagi menjadi dua,yaitu:
a) Etika deskriptif.
Cara melukiskan tingkah laku moral dalam artian luas.seperti
kebiasaan-kebiasan,anggapan tentang yang baik dan yang buruk.
b) Etika Normatif
Membahas sistem-sistem yang dimaksudkan untuk memberikan
petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang
menyangkut baik atau buruk.Etika normative mendasarkan
pendiriannya pada norma.
2. Estetika
Cabang yang mempersoalkan tentang seni dan keindahan Istilah
estetika berasal dari kata Yunani yang mempunyai arti aesthesis, yang
berati pencerapan indrawi, pemahaman intelektual, atau bisa juga
berati pengamatan spiritual. Istilah art berasal dari kata latin ars, yang
berarti seni, keterampilan, ilmu, atau kecakapan8.
C. PENERAPAN FILSAFAT

Penerapan filsafat secara umum adalah sebagai berikut


Filsafat Idealisme
Ciri karakteristik :
Pengetahuan adalah sebuah proses mental/psikologis yang bersifat subyektif
sehingga pendidikan harus mampu membantu siswa menemukan kebenaran,
keindahan dan kehidupan luhur. Dalam realisasinya, pendidikan yang
diajarkan didalam pendidikan B.Indo dan Mipa. Cara pengajaran dengan
berupaya merangsang atau membawa ide-ide laten pada kesadaran siswa,
dengan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada pokok-pokok bahasan.
Guru berupaya membangun konsep pada murid untuk didiskusikan bersama,
hingga terkembangkannya serangkaian demonstrasi kelas oleh siswa untuk
menjelaskan suatu fenomena.

Esensialisme dan Pendidikan


Ciri karakteristik :
Pendidikan selayaknya mencangkup pelajaran tentang ketrampilan seni dan
sains yang berguna dimasa depan. Esensialisme berpendapat bahwa alam
semesta dan isinya diatur oleh hukum yang mencangkup semuanya sehingga
tugas manusia hanya memahami agar bisa menghargai dan menyesuaikan
diri. Yang perlu diajarkan dalam pendidikan ini adalah Sejarah,
Matematika, Sains, Bahasa, dan Sastra yang mengajarkan tanggung jawab,
disiplin dan kepatuhan kepada siswa melalui latihan yang sistematis,
sehingga mengharuskan adanya upaya yang sinergik antara guru dan murid.

Rekonstruksionisme dan pendidikan


Ciri karakteristik :

8
Erliana Hasan, “Filsafat ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan” (Bogor : Ghalia
Indonesia 2011) hal.99-111
Pendidikan seharusnya memperkenalkan kebijakan dan program reformasi
masyarakat. Masyarakat dijadikan sumber dan objek dalam belajar. Yang
hendaknya diajarkaan disini adalah pengertian kritis dalam menguji warisan
budaya, komitmen untuk melakukan reformasi sosial dan dengan
mengajarkannya, diharap siswa mampu mendeteksi kebiasaan, keyakinan
dan nilai-nilai yang mengganggu rekontruksi sosial. Guru membimbing
siswanya dalam program rekayasa sosial dan reformasi hingga siswa terlibat
aktif karena kurikulum ditekankan pada pengembangan kebiasaan, watak,
dan loyalitas demokratis

Progesivisme dan Pendidikan


Ciri karakteristik :
Manusia mampu memperbaiki dan menyempurnakan lingkungannya dengan
menerapkan intelegensi manusia dan metode ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi. Dalam pendidikannya
mengajarkan menari, membuat sketsa, menggambar, menyanyi, sedangkan
pelajaran formal dalam membaca, menulis, dan berhitung diajarkan sampai
anak-anak usia 10 tahun. Guru yang membimbing siswanya seperti
sutradara riset yang mendorong perkembangan alami anak dan pertumbuhan
melalui aktivitas, kreativitas dan ekspresi diri.9

9
https://www.google.co.id/amp/s/erickbio.wordpress.com/2011/07/01/penerapan -filsafat-dalam-
pendidikan/amp/ diakses tanggal 7 September 2017 pada pukul 23.58
BAB 3
KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu.
Objek Filsafat dibagi menjadi 2, yaitu Objek Material Filsafat dan objek
Formal Filsafat
Filsafat sebagai kajian yang mendalam dengan berbagai sudut pandang
untuk memiliki 3 kedudukan, yaitu filsafat sebagai ilmu, sebagai cara berfikir, dan
sebagai pandangan hidup.

Filsafat sendiri memiliki 3 tujuan, yaitu meletakkan dasar-dasar yang dapat


diandalkan tentang hakikat dari logis, benar dan shahih, mengantar ilmu pada
posisinya untuk tumbuh dan berkembang, serta menelaah segala masalah yang
dapat dipikirkan oleh manusia

Dalam berbagai segi, filsafat memiliki banyak perbedaan dengan ilmu lain,
seperti :
1. Bahan Pembahasan

Ilmu selain filsafat membatasi pembahasannya hanya pada hal –


hal dan bagian tertentu saja dari alam ini, sedangkan filsafat bukan hanya
menyelidiki hal tersebut saja, tetapi juga segala sesuatu yang berhubungan.
2. Tujuan Pembahasan

Ilmu pengatahuan hanyalah bertujuan menyelidiki suatu persoalan


tanpa memperhatikan hubungannya dengan hal lain. Sedangkan filsafat
sendiri bertujuan mengetahui tentang hubungan manusia dengan alam.
3. Metode Pembahasan

Dalam pembahasannya filsafat menggunakan akal dan pemikiran.


hal tersebut bertentangan dengan prinsip dasar ilmu pengetahuan yang
mengutamakan pancaindera serta percobaan untuk mencapai suatu
kebenaran.

4. Penarikan Kesimpulan
Berbeda dengan ilmu pengetahuan, filsafat dalam memberi
kesimpulan tidak ada kepastian yang mutlak..

Ilmu Filsafat membahas 3 lapangan pokok yang tak lain adalah dimensi
Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai