Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG EPISTEMOLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

FILSAFAT ILMU

Dosen Mata Kuliah:

Saiful Latif S. Pd., M. Hum

Oleh:
KELOMPOK 3

Ismi Oktalia Syaputri (03062111095)


Nuraini Ridwan (03062111082)
Nurul Fitriyani Lutfi (03062111063)
Abdillah Nurdin (03062111079)
Jalaluddin Kahar (03062111089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Epistemologi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang konsep ketuhanan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Saiful Latif selaku Dosen Mata Kuliah
Filsafat Ilmu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ternate, 06 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang. .................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epistemologi ..................................................................................................3

2.2 Objek dan Tujuan Epistemologi ......................................................................................4

2.3 Landasan Epistemologi ...................................................................................................4

2.4 Epistemologi Menurut Pandangan Beragam Aliran Filsafat Dunia ...............................4

2.5 Istilah Lain Epistemologi ................................................................................................6

2.6 Cakupan Pokok Epistemologi .........................................................................................7

2.7 Macam-Macam Epistemologi. .........................................................................................9

2.8 Metode Epistemologi. ......................................................................................................9

2.9 Epistemologi Sebagai Cabang Dari Filsafat. ...................................................................10

3.0 Hubungan Epistemology Dengan Filsafat Yang Lain. ....................................................10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................11

3.2 Kritik dan Saran ...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA. ..........................................................................................................12

ii
BAB I

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok saja, akan tetapi manusia juga
memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya
untuk memperoleh informasi, manusia sering kali melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain
yang bisa digunakan. Salah satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah pengetahuan.
Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak jarang manusia harus mempelajari
Epistemologi.

Epistimologi merupakan cabang dari filsafat yang membicarakan mengenai sumber-sumber,


karakteristik, sifat dan kebenaran pengetahuan. Epistimologi seringkali disebut dengan teori
pengetahuan atau filsafat pengetahuan, karenayang dibicarakan dalam epistimologi ini berkenaan
dengan hal-hal yang yang ada sangkut pautnya dengan masalah pengetahuan. Misalnya,
Apakah pengetahuan itu? Dari mana asalnya? Apakah sumber-sumber pengetahuan? Bagaimana
manusia mendapatkan pengetahuan? Dari mana pengetahuan yang benar? Apa yang
menjadi karakteristik pengetahuan? Apakah pengetahuan itu tergolong benar atau keliru, dan
sebagainya. Beberapa pertanyaan inilah yang kemuadian disebut dengan persoalan epistimologi.

2. Rumusan Masalah
A. Pengertian Epistemologi?
B. Objek dan Tujuan Epistemologi?
C. Landasan Epistemologi
D. Epistemologi Menurut Pandangan Beragam Aliran Filsafat Dunia
E. Istilah Lain Epistemologi?
F. Cakupan Pokok Epistemologi?
G. Macam-Macam Epistemologi?
H. Metode Epistemologi?
I. Epistemologi Sebagai Cabang Dari Filsafat?
J. Hubungan Epistemology Dengan Filsafat Yang Lain?
3. Tujuan Masalah
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat:
A. Mengetahui apa itu Epistimologi
B. Memahami Objek dan Tujuan Epistemologi
C. Mengetahui Landasan Epistemologi
D. Mengetahui Epistemologi Menurut Pandangan Beragam Aliran Filsafat Dunia
E. Memahami Istilah Lain Epistemologi
F. Mengetahui Cakupan Pokok Epistimologi
G. Memahami Macam-Macam Epistemologi
H. Memahami Metode Epistemologi
1
I. Mengetahui Epistemologi Sebagai Cabang Dari Filsafat
J. Memahani Hubungan Epistemology Dengan Filsafat Yang Lain

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi dari bahasa yunani episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu) adalah cabang
filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indra dengan berbagai
metode, diantaranya: metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode
kontemplatis dan metode dialektis.
Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada
masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu
merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak
boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa
ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan
manusia di bumi ini.
a. Menurut para Ahli
Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan yang dalam bahasa
Inggris dipergunakan istilah Theory of Knowledge. Istilah epistemologi secara etimologis
diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan dalam bahasa Indonesia disebut filsafat
pengetahuan. Secara terminology epistemology adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan
atau ilmu filsafat tentang pengetahuan.
Epistemologi menurut para ahli yaitu:
1. Abdul Munir Mulkan
Segala macam bentuk aktivitas dan pemikiran manusia yang selalu mempertanyakan dari
mana asal muasal ilmu pengetahuan itu diperoleh.
2. Mujamil Qomar
Bagian ilmu filsafat yang secara khusus mempelajari dan menentukan arah dan kodrat
pengetahuan.
3. Anton Bakker

3
Cabang filsafat yang berurusan mengenai ruang lingkup serta hakikat pengetahuan.
4. Achmad Charris Zubair
Suatu ilmu yang secara khusus mempelajari dan mempersoalkan secara dalam mengenai
apa itu pengetahuan, dari mana pengetahuan Itu diperoleh serta bagaimana cara
memperolehnya.
5. Jujun S. Suria Sumantri
Arah berfikir manusia dalam menemukan dan memperoleh suatu ilmu pengetahuan degan
menggunakan kemampuan rasio.
B. Objek dan tujuan Epistemologi
Sebagai sub sistem filsafat, epistemology atau teori pengetahuan yang untuk pertama kali
digagas oleh Plato ini memiliki objek tertentu. Objek epistemology ini menurut Jujun S. Suria
suamantri berupa “segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh
pengetahuan.”
Jacques Martain mengatakan, “tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk
menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
memungkinkan saya dapat tahu.”

C. Landasan Epistemologi
Landasan epistemology ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam
menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu.

D. Epistemologi Menurut Pandangan Beragam Aliran Filsafat Dunia


1. Epistemologi idealisme
Epistemologi idealisme ini meniscayakan kurikulum yang digunakan dalam pendidikan
pun lebih berfokus pada isi secara objektif menyediakan beragam pengalaman belajar
sebanyak-banyaknya, pada subjek didik untuk mampu menggerakan jiwanya pada ragam
realitas yang akan menjadikan cara berfikir dan analisnya terhadap keseluruhan realitas
pengalamanya.
Pribadi Idealisme adalah pribadi yang peka terhadap realitas di sekitarnya, sehingga tidak
satu pun kejadian yang dilihat dan didengarnya luput dari pikirannya. Sedemikian rupa

4
hingga memunculkan kepribadian yang cermat dan tangkas dalam mencerna keseluruhan
realitas yang terbangun dari ruang idenya.
2. Epistemologi Realisme
Epistemologi pendidikan dalam realisme adalah proses ilmiah yang ditujukan pada hal-
hal yang beraneka ragam persoalan pendidikan seperti mengenai realitas peserta didik,
pendidik, dan isi pendidikan, strategi dan lain sebagainya yang dapat digunakan oleh
seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar utama dalam menyelenggarakan kegiatan
pendidikan.
Tokoh aliran ini antara lain Aristoteles (384-322 SM), menurut Aristoteles, realitas
berada dalam benda-benda konkret atau dalam proses-proses perkembangannya.
Kemudian, aliran ini terus berkembang menjadi aliran realisme baru dengan tokoh
George Edward Moore, Bertrand Russell, sebagai reaksi terhadap aliran idealisme,
subjektivisme, dan absolutisme. Menurut realisme baru: eksistensi objek tidak
bergantung pada diketahuinya objek tersebut.
3. Epistemologi Pragmatisme
Tokoh aliran ini, antara lain C.S Pierce (1839-1914), menyatakan bahwa yang terpenting
adalah manfaat apa (pengaruh apa) yang dapat dilakukan suatu pengetahuan dalam suatu
rencana. Tokoh lain adalah Willian James (1824-1910) menyatakan bahwa ukuran
kebenaran sesuatu hal adalah ditentukan oleh akibat praktisnya.
Menurut kaum pragmatisme tidaklah dikatakan pengetahuan, jika tidak membawa pada
perubahan bagi kehidupan manusia.
Menurut kaum pragmatisme, guru harus mengonstruksi situasi belajar dengan
menempatkan problem tertentu yang pemecahannya akan membawa siswa pada
pemahaman yang lebih baik akan lingkungan sosial dan fisik mereka.
Menurut kaum pragmatis, seorang anak selalu belajar secara alamiah karena memang ia
adalah makhluk yang secara natural selalu ingin tahu tentang sesuatu. Kaum pragmatisme
juga meyakini bahwa subjek didik harus belajar dari keingintahuan, sementara guru mesti
merangsang keingintahuan itu tampil dalam proses inquiry.
4. Epistemologi Eksistensialisme

5
Epistemologi Eksistensialisme adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan.
Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh
setiap orang bagi dirinya sendiri.
E. Istilah Lain Epistemologi
1) Logika Material
Istilah logika material sudah mengandaikan adanya ilmu pengetahuan yang lain yang
disebut logika formal. Adapun logika material berhubungan dengan kebenaran materil, yang
kadang kadang juga disebut kebenaran autentik atau autentisitas isi pemikiran.
2) Kriteriologia
Istilah kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan
tertentu. Dengan demikian, kriteriologia merupakan suatu cabang filsafat yang berusaha untuk
menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran tentang
kebenaran.
3) Kritika Pengetahuan
Istilah kritika pengetahuan sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan istilah kriteriologia.
Yang dimaksud kritika di sini adalah sejenis usaha manusia untuk menetapkan, apakah sesuatu
pikiran atau pengetahuan manusia itu sudah benar atau tidak benar dengan jalan meninjaunya
secara sedalam-dalamnya.
Kritika pengetahuan dengan kriteriologi mempunyai arti yang sama dan tujuan yang sama
yaitu, sama-sama untuk menetapkan benar atau tidak benarnya sesuatu pikiran atau pengetahuan
manusia. Yang membedakan antara keduanya ialah kriteriologi melihat kebenarannya itu
berdasarkan ukuran, sedangkan kritika pengetahuan adanya kegiatan yang dimana kegiatannya
itu meninjau, mengkaji, dan menelitinya dengan sedalam-dalamnya.
4) Gnoseologia
Istilah gnoseologia berasal dari kata gnosis dan logos. Dalam hal ini gnosis berarti
pengetahuan yang bersifat keilahian, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, gnoseologia berarti suatu ilmu pengetahuan atau cabang filsafat yang berusaha untuk
memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pengetahuan, khususnya mengenai pengetahuan
yang bersifat keilahian.

6
Gnoseologia memiliki peranan sebagai gabungan dari suatu ilmu yang memiliki tujuan
untuk mencari dan memperoleh suatu hakikat pengetahuan, bisa juga dikatakan sebagai upaya
untuk menjawab pertanyaan yang berupa apa hakikat dari pengetahuan.
5) Filsafat Pengetahuan
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang
filsafat yang mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan.
J.A. Niels Mulder menuturkan, epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari soal
tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan.
Jacques Veuger mengemukakan, epistemologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan
yang kita miliki sendiri bukannya pengetahuan orang lain tentang pengetahuan kita, atau
pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang lain.
Abbas Hamami Mintarejo memberikan pendapat bahwa epistemologi adalah bagian filsafat
atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan
penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Filsafat pengetahuan adalah istilah dari epistimologi yang dimana filsafat pengetahuan ini
mempunyai sedikit arti yang sama dengan gnoseologia yang merupakan cabang filsafat yang
sama-sama mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan.

F. Cakupan Pokok Epistimologi


 Terjadinya Pengetahuan
Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi,
sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang akan berwarna pandangan atau
paham filsafatnya. Jawaban yang paling sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah
berfilsafat apriori atau aposteriori.
Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui
pengalaman, baik pengalaman indra maupun pengalaman batin.
Menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis
mengemukakan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
a. Pengalaman Indra (sense experience)
Pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan berupa alat-alat untuk menangkap objek
dari luar diri manusia melalui kekuatan indra. Kekhilafan akan terjadi apabila ada
ketidaknomalan diantara alat itu.

7
b. Nalar (Reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih
dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masalah ini tentang asas-asas pemikiran, yaitu
sebagai berikut:
1) Principium Identitas
Yaitu sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri (A=A). Asas ini biasa disebut
asas kesamaan.
2) Principium Contradictionis
Yaitu apabila dua pendapat yang bertentangan, tidak mungkin kedua-duanya benar
dalam waktu yang bersamaan. Asas ini biasa disebut asas pertentangan.
3) Principium Tertii Exclusi
Yaitu apabila dua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya benar dan
tidak mungkin keduanya salah. Asas ini biasa disebut asas tidak adanya kemungkinan
ketiga.
c. Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diaku oleh
kelompoknya.
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa pengetahuan karena adanya otoritas terjadi melalui
wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.
d. Intuisi (Intuition)
Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui proses kejiwaan tanpa
suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan berupa pengetahuan.
e. Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk kepentingan
umatnya. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena kita
mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.
f. Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui
kepercayaan. Adapun keyakinan melalui kemampuan kejiwaan manusia merupakan
pematangan (maturation) dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamik

8
mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Sedangkan keyakinan itu
sangat statik, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan cocok buat kepercayaannya.

G. Macam-macam Epistemologi
Membahas betapa berbedanya epistemologi, mengandung arti membahas betapa
berbedanya cara atau strategi untuk mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan atau hibah.
Menurut Keith Lehrer, ada tiga macam strategi dalam mendapatkan informasi, lebih spesifiknya:
epistemologi fanatik, epistemologi dasar, dan epistemologi logis (Adib, 2011).
Pertama, epistemologi aficionado adalah metode tradisional dalam mengelola epistemologi.
Dalam perspektif epistemologi dalam penilaian, kekuasaan (kosmologi) diandalkan terlebih
dahulu, baru kemudian ditambahkan epistemologi. Sosok dari teknik/prosedur ini adalah Plato.
Kedua, epistemologi dasar. Hal ini dikemukakan oleh Rene Descartes, yaitu dilakukan
penukaran epistemologi sepihak dengan menanyakan apa yang dapat kita ketahui sebelum
mengklarifikasi.
Ketiga, epistemologi logos. Pertanyaan utama dari epistemologi ini adalah apa yang benar-
benar kita ketahui dan bagaimana kita mengetahuinya? Epistemologi ini tidak
mempermasalahkan apakah batu di depan mata kita itu penampakan atau bukan, yang
membedakan adalah ada batu di depan mata kita dan kita teliti secara eksplisit.

H. Metode Epistemologi
Strategi epistemologi atau teknik logika merupakan salah satu metodologi dalam
memperoleh informasi yang disebut sains. Jadi, informasi adalah informasi yang didapat melalui
strategilogis teknik, seperti yang ditunjukkan oleh Senn, adalah metode atau metode untuk
mengetahui sesuatu yang memiliki kemajuan yang disengaja. Strategi logis adalah pemeriksaan
dalam mempertimbangkan pedoman teknik.
Seperti yang ditunjukkan oleh Riychia Calder, siklus tindakan logis dimulai ketika orang
memperhatikan sesuatu. Secara ontologis, sains membatasi isu-isu yang diperhatikan dan
direnungkan hanya pada isu-isu yang berada di dalam jangkauan informasi manusia.
Metodologi yang bijaksana digabungkan dengan metodologi yang tepat dalam kemajuan
yang disebut strategilogis.

I. Epistemologi Sebagai Cabang Dari Filsafat

9
Perkataan filsafat merupakan istilah bahasa Inggris ‘philosophy’ yang berasal dari
gabungan dua perkataan Yunani iaitu ‘philo’ dan „sophia‟. ‘Philo’ bermaksud cinta manakala
‘sophia’ bermaksud hikmah atau kebijaksanaan. Maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah
“cinta kepada hikmah, cinta kepada pengetahuan dan cinta kepada kebijaksanaan”. Phytagoras
merupakan orang yang pertama menggunakan istilah ini dan menyebut dirinya sebagai seorang
philosophos atau pencipta kebijaksanaan.
Dalam aspek epistemologi pula terdapat beberapa aliran yang membahasmasalah ilmu
menurut pendapat dan ide masing-masing di mana setiap aliran dilihat saling bertentangan antara
satu dengan yang lain. Aliran itu terdiri daripada rasionalisme, emperisisme, positivisme,
realisme dan idealisme.

J. Hubungan Epistemologi Dengan Filsafat Yang Lain


Epistemologi sebagai salah satu cabang utama filsafat memainkan peran utama dalam
hubungannya dengan disiplin-disiplin filsafat yang lain. Meskipun materi yang dibahas dalam
sesuatu cabang filsafat itu berbeda antara satu dengan yang lain sering menjadi bahan kajian ahli
filsafat, namun semuanya berdasarkan kepada dasar dan asas yang sama yaitu coba untuk
mencapai hakikat kebenaran dengan jalan keyakinan sebagai objektif akhir kajian.

10
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Jadi, Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam
pengembangannya menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung berhubungan secara
radikal (mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian epistemologi akan
sangat menonjol bila dikaitan dengan pembahasan mengenai hakekat epistemologi itu
sendiri. Kajian epistimologi ini bersumber dari beberapa hal yaitu presepsi, ingatan, akal,
intuisi, dan otoritas. Serta penyebab timbulnya epistimologi adalah pengalaman, dan
pengamatan dari manusia itu sendiri.
B. Kritik dan Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya dari yang seharusnya.
Terlebih dalam kegiatan menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca
dalam kritik dan saran guna perbaikan penyusunan selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Devinta, M. S., Azizah, N. M., & Anggraini, R. H. (2017). Epistemologi Pendidikan Menurut
Beragam Filsafat Dunia: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Eksistensialisme.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Erwin, Muhammad (2013). Filsafat Hukum Refleksi Kritis Terhadap Hukum Jakarta: Rajawali
Pers
Harahap, A. S. (2020). Epistemologi: Teori, Konsep dan Sumber-Sumber Ilmu dalam Tradisi
Islam. Dakwatul Islam, 5(1), 13-30.
Parida, P., Syukri, A., Badarussyamsi, B., & Rizki, A. F. (2021). Kontruksi Epistimologi Ilmu
Pengetahuan. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(3), 273-286.
Surajiyo (2005). Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumario (2017). Filsafat Ilmu Jambi. Pustaka Ma'arif Press

12

Anda mungkin juga menyukai