Anda di halaman 1dari 11

EPISTEMOLOGI DAN FILSAFAT ILMU

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Filsafat Ilmu

Dosen Pembimbing :.

Disusun Oleh:

 Muhammad Fauzi
 Rizqi

Semester V

Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Karimiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Jl. H. Maksum No.23 Rt.04/02 Sawangan Baru Kec. Sawangan


Kota Depok Jawa Barat Indonesia 16511.

Tahun 2022.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu


Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berisikan materi tentang “Epistemologi dan
filsafat ilmu”. Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Filsafat Pendidikan.

Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar


Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, dan kepada para keluarga dan
sahabatnya, tak lupa kita semua selaku pengikutnya, semoga mendapat syafa’at
dari-Nya kelak di akhir zaman nanti. Aamiin Yaa Robbal ‘ Alamiin.

Kami tentu menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan


yang dimiliki sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tapi akhirnya
kamipun dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.

Oleh karena itu kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk
serta dukungan dan bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kritik dan Saran yang positif akan senantiasa kami harapkan dalam
perbaikan makalah kami di kemudian hari. Akhirnya harapan penyusun semoga
hasil dari makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi
para pembaca.

Depok,15 Maret 2022

Kelompok II

DAFTAR ISI

1
Cover
Kata Pengantar...............................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................2

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................4

Bab II Pembahasan
A. Pengertian Epistemologi.......................................................................5
B. Perbedaan dan persamaan antara epistemologi dan filsafat..................7
C. Pendapat para tokoh filsafat mengenai Epistemologi ..........................8

Bab III Penutup


A. Kesimpulan...........................................................................................10

Daftar Pustaka................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2
Jika mempelajari filsafat ilmu, kita pasti menjumpai istilah
“Epistemologi”. Yang merupakan salah satu cabang ilmu filsafat. Dan
karena Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan
ilmiah). Epistemologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang
terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan,
batas-batas dan metode, dan kesahihan pengetahuan. sehingga dalam
kesempatan kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sumber-sumber
epistemologi. Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran.
Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu
mencari dan mencari kebenaran yang sesungguhnya dengan bertanya-
tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap jawaban-jawaban
tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus mengujinya dengan
metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah
kebenaran  yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu
kebenaran yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah.
Perkembangan pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini,
tidaklah menjadikan manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru
sebaliknya, semakin menggiatkan manusia untuk terus mencari dan
mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau menggugurkan teori
sebelumnya. Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi melakukan
penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap
permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat  statis, tidak kaku,
artinya ia tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung
seiring dengan waktu manusia dalam memenuhi rasa keingintahuannya
terhadap dunianya.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Epistemologi ?
2. Apa perbedaan dan persamaan antara Epistemologi dan filsafat?
3. Bagaimana pendapat para tokoh filsafat mengenai epistemologi?

3
3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Epistemologi.
2. Mengetahui perbedaan dan persamaan antara Epistemologi dan filsafat.
3. Mengetahui pendapat para tokoh filsafat mengenai epistemol

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EPISTEMOLOGI
Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu
“episteme” yang berarti pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan,
pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata
kerja epistamai, artinya menundukkan, menempatkan, atau meletakkan.
Maka, secara harfiah episteme berarti pengetahuan sebagai upaya
intelektual untuk “menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya’’.
Selain kata episteme, untuk kata “pengetahuan’’ dalam bahasa Yunani
juga dipakai kata “gnosis’’, maka istilah epistimologi dalam sejarah pernah
juga disebut gnosiologi.1
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of
knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan

1
Dr. Zaprulkhan, Filsafat Ilmu. ‘’Sebuah Analisis Kontemporer’’, (Raja Grafindo, Jakarta, 2015)
hlm. 63

4
yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis
pengetahuan, dan lain sebagainya.2
Manusia hidup di dunia ini pada hakekatnya mempunyai
keinginan untuk mencari pengetahuan dan kebenaran.
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk
tahu. Pengetahuan menurut arti sempit sebuah keputusan yang
benar dan pasti.3 Penganut pragmatis, utamanya John Dewey
tidak membedakan antara pengetahuan dan kebenaran (antara
knowledge dan truth).4 Hal inilah yang kemudian menjadi kajian
menarik epistemologi.
Epistemologi sebagai cabang dari ilmu filsafat mempelajari
batas-batas pengetahuan dan asal-usul pengetahuan serta di
kriteria kebenaran. Kata ‘epistemologi’ sendiri berasal dari bahasa
Yunani, terdiri dari dua kata, yaitu episteme (pengetahuan) dan
logos (ilmu, pikiran, percakapan). Jadi epistemologi berarti ilmu,
percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan5. Pokok
persoalan dari kajian epistemologi adalah sumber, asal mula, dan
sifat dasar pengetahuan; bidang, batas jangkauan pengetahuan.
Oleh sebab itu, rangkaian pertanyaan yang biasa diajukan untuk
mendalami permasalahan yang dipersoalkan di dalam epistemologi
adalah; apakah pengetahuan itu, apakah yang menjadi sumber dan
dasar pengetahuan? Apakah pengetahuan itu adalah kebenaran
yang pasti ataukah hanya merupakan dugaan?6. Dengan kata lain,
epistemologi berarti “studi atau teori tentang pengetahuan” (the
study or theory of knowledge). Namun, dalam diskursus filsafat,
epistemologi merupakan cabang dari filsafat yang membahas
asal usul, struktur, metode-metode, dan kebenaran pengetahuan.
2
Prof. Dr. H. Hendi Suhendi. “Filsafat Umum, Dari metodologi sampai Teofilosofi”, ( Bandung:
Putaka Setia, 2008) hlm. 22
3
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Edisi Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 85.
4
Menurut Salam, pengetahuan itu harus benar kalau tidak benar disebut kontradiksi. Jadi
Pengetahuan adalah kebenaran, maka dalam kehidupan manusia memiliki berbagai pengetahuan
dan kebenaran. Lihat Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hlm. 28
5
Abdul Munim al-Hifni, Mausuah al-Falsafah wa al-Falasifah, juz 1, (Kairo; Maktabah Madbuli,
1999), hlm. 19.
6
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta; Kanisius, cet. 6,2002), hlm. 38

5
Selain itu, dapat pula dikatakan bahwa epistemologi adalah
cabang dari filsafat yang secara khusus membahas “teori tentang
pengetahuan”.7
Pada awalnya, pembahasan dalam epistemologi lebih
terfokus pada sumber pengetahuan (the origin of knowledge)
dan teori tentang kebenaran (the theory of truth) pengetahuan.
Pembahasan yang pertama berkaitan dengan suatu pertanyaan
apakah pengetahuan itu bersumber pada akal pikiran semata
(‘aqliyyah), pengalaman indera (tajribiyyah), kritik (naqdiyyah)
atau intuisi (hadasiyyah). Sementara itu, pembahasan yang kedua
terfokus pada pertanyaan apakah “kebenaran” pengetahuan itu
dapat digambarkan dengan pola korespondensi, koherensi atau
praktis-pragmatis. Selanjutnya, pembahasan dalam epistemologi
mengalami perkembangan, yakni pembahasannya terfokus pada
sumber pengetahuan, proses dan metode untuk memperoleh
pengetahuan, cara untuk membuktikan kebenaran pengetahuan,
dan tingkat-tingkat kebenaran pengetahuan.

B. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA EPISTEMOLOGI


DAN FILSAFAT ILMU

PERBEDAAN
1. Secara umum Epistemologi Mempersoalkan kebenaran pengetahuan,
Sedangkan Filsafat ilmu Secara Khusus Mempersoalkan ilmu atau
ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum
dikenal orang, yaitu :
Kebenaran Religius, adalah kebenaran yang memenuhi atau dibagun
berdasarkan kaidah-kaidah agama atau keyakinan tertentu disebut juga

7
Perbedaan pokok antara teori-teori pengetahuan adalah perbedaan antara metode rasionalisem
dan teori empirisme. Contoh pengetahuan yang paling menjanjikan adalah pengetahuan yang
bersifat ilmiah. Dengan demikian dapat diuraikan bah metode yang paling cocok dengan ilmu
pengetahuan harus diterima. Akan tetapi tentu saja beberapa bidang ilmu pengetahuan lebih
empiris dibanding yang lain. Lihat Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hlm. 212-213.

6
kebenaran mutlak yang tidak dapat dibantah lagi. Bentuk
pemahamannya adalah dogmatis.
Kebenaran Filosofis, ialah kebenaran hasil perenungan dan pemikiran
refleksi ahli filsafat yang disebut hakikat, meskipun bersifat subjektif
dan relatif, namun mendalam karena penghayatan eksistensial bukan
hanya karena pengalaman dan pemikaran intelektual semata. Inti
filsafat adalah berpikir, sedangkan dasarnya adalah rasio.
Kebenaran Estetis, ialah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah
dan buruk, serta cita rasa estetis. Artinya keindahan yang berdasarkan
harmoni dalam pengertian luas yang menimbulkan rasa senang, tenang
dan nyaman.
Kebenaran Ilmiah, yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat
ilmiah, terutama menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai
dengan bukti. Kebenaran teoritis adalah kebenaran yang berdasarkan
rasio, atau kebenaran rasional, berdasarkan teori-teori yang
menunjangnya.
2. Terletak pada bidang kajiannya, dimana filsat ilmu merupakan refleksi
kritis atas ilmu pengetahuan, Sementara epistemologi merupakan teori-
teori pengetahuan yang terfokus pada batas-batas, struktur dan sumber
dari ilmu pengetahuan. 8

PERSAMAAN
1. Epistemologi adalah cabang filsafat yang menjelaskan tentang masalah-
masalah filosofis sekitar teori pengetahuan. Jadi sama-sama membahas
tentang filsafat.
2. Kesamaan pada sisi metode dan bahkan pada subyek dan cakupan
permasalahan.9

C. PENDAPAT PARA TOKOH FILSAFAT MENGENAI


EPISTEMOLOGI

8
Prof.Dr.Sutardjo A.Wiramihardja,Psi, Pengantar Filsafat (Bandung: PT Refika Aditama,2006)
Cet.1
9
Muhammad Husain Zadeh,Op cit, hal. 29

7
Pemahaman para ahli tentang epistemologi sangat beragam, baik dari
segi sudut pandang maupun cara mengungkapkannya. Kadang redaksi
penyampaian yang berbeda juga dapat mempengaruhi substansi yang
berbeda pula.
Menurut Nurani Soyomukti (L.1979) epistemologi adalah cabang
filsafat yang memberikan fokus perhatian pada sifat dan ruang lingkup
ilmu pengetahuan, yang terdiri dari pertanyaan apakah pengetahuan itu?
bagaimanakah pengetahuan itu diperoleh? dan bagaimana kita mengetahui
apa yang kita ketahui? 10
Sedangkan menurut Imam Khanafie Al-Jauharie (L.1975)
menyatakan, bahwa epistemologi yaitu sebuah teori untuk menjawab dari
mana asal atau sumber sesuatu itu, dan bagaimana cara mendapatkan atau
memperoleh sesuatu yang dimaksud. Selain itu, epistemologi juga untuk
menjawab sifat, karakteristik dan ciri-ciri tertentu dari segala sesuatu yang
sedang diselediki.11
Amsal Bakhtiar (L.1960) dalam bukunya yang berjudul “Filsafat
Ilmu” mengatakan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang
mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan,
pengandaian- pengandaian dan dasarnya, serta pertanggung-jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki12.
Sementara D.W. Hamlyn (1924-2012) seperti dikutip Mujamil Qomar
(L.1965) dalam bukunya yang berjudul “Epistemologi Pendidikan Islam
dari Metode Rasional hingga Metode Kritik” mendefinisikan epistemologi
sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, dasar dan pengandaian-pengandaiannya serta secara umum
hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki
pengetahuan.13
 

10
Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 151.
11
Imam Khanafie Al-Jauharie, Filsafat Islam Pendekatan Tematik (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2010), 4.
12
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 148
13
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional hingga Metode
Kritik (Jakarta: Erlangga, 2005), 3.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai
pengetahuan. Ia merupakan cabang filsafat yang membahas tentang
bagaimana proses Epistimologi adalah teori pengetahuan yang berhubungan
dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengadaian-pengadaian, dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki
oleh setiap manusia.
Dalam bidang kajian filsafat ilmu dan epistemologi memikili perbedaan,
namun dalam metode, subyek, dan cangkupan keduanya memiliki persamaan.
Pemahaman para ahli tentang epistemologi sangat beragam, baik dari
segi sudut pandang maupun cara mengungkapkannya. Kadang redaksi
penyampaian yang berbeda juga dapat mempengaruhi substansi yang berbeda
pula

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hifni, Abdul Mun’im, 1999, Mausuah al-Falsafah wa al-Falasifah, Juz 1,


Kairo; Maktabah Madbuli,.
Bagus, Loren, 2002, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Bakhtiar, Amsal, , 2012, Filsafat Ilmu, Edisi Revisi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Dr. Zaprulkhan. 2015. Filsafat Ilmu.‘’Sebuah Analisis Kontemporer’’. (Raja
Grafindo, Jakarta)
Imam Khanafie Al-Jauharie, , 2010, Filsafat Islam Pendekatan Tematik
(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press)
Mujamil Qomar, 2005, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional
hingga Metode Kritik (Jakarta: Erlangga)
Prof.Dr.Sutardjo A.Wiramihardja, 2006, Psi, Pengantar Filsafat (Bandung: PT
Refika Aditama) Cet.1
Rapar, Jan Hendrik, 2002,Pengantar Filsafat, Yogyakarta; Kanisius, cet. 6.
Salam, Burhanuddin, 2000, Pengantar Filsafat, Jakarta: Bumi Aksara,.
Suhendi , Prof. Dr. H. Hendi. 2008. “Filsafat Umum, Dari metodologi sampai
Teofilosofi”. ( Bandung: Putaka Setia)

10

Anda mungkin juga menyukai