FILSAFAT ILMU
Oleh:
1. Muhammad Iqbal
2. Aan Abdullah Farhan
3. A. Gerinaldi Aqil Alqadri Anrom
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah swt. yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Adapun tugas makalah dibuat ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dari dosen pada mata kuliah “Filsafat Ilmu”. Makalah ini berjudul
“Epistimologi”.
Penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya dukungan, do’a,
dan nasehat dari semuanya. Selanjutnya, penyusun ingin mengucapkan salam dan
terima kasih kepada:
1. Semua yang sudah ikut andil membantu baik materil dan non materil serta
waktunya untuk melengkapi makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik yang membangun, dan saran dari pembaca sangatlah dihargai. Penyusun
sangat beharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi berharga bagi
para pembaca.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain yang bisa digunakan. Salah satu
yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak jarang
dengan hal-hal yang yang ada sangkut pautnya dengan masalah pengetahuan.
epistimologi.
2. Rumusan Masalah
A. Pengertian Epistemologi?
3. Tujuan Masalah
Pembahasan
A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos. Episteme biasa
diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori.
Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar, dan
lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya menjadi
pengetahuan yang dimiliki. Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam
pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai
1. Logika Material
Istilah logika material sudah mengandaikan adanya ilmu pengetahuan yang lain
yang disebut logika formal. Sesungguhnya istilah logika material ini secara khusus
pemikiran. Dengan perkataan lain, apabila logika formal yang biasanya disebut
logika, berusaha untuk menyelidiki dan menetapkan bentuk pemikiran yang masuk
akal, logika material berusaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran
formal yang acap kali juga dinamakan keabsahan (jalan) pemikiran. Adapun logika
material berhubungan dengan kebenaran materil, yang kadang kadang juga disebut
2. Kriteriologia
Istilah kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau
filsafat yang berusaha untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau
Istilah kritika pengetahuan sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan istilah
kriteriologia. Yang dimaksud kritika di sini adalah sejenis usaha manusia untuk
menetapkan, apakah sesuatu pikiran atau pengetahuan manusia itu sudah benar atau
tidak benar dengan jalan meninjaunya secara sedalam-dalamnya. Jadi, secara singkat
dengan kriteriologi mempunyai arti yang sama dan tujuan yang sama yaitu, sama-
sama untuk menetapkan benar atau tidak benarnya sesuatu pikiran atau pengetahuan
kegiatan yang dimana kegiatannya itu meninjau, mengkaji, dan menelitinya dengan
sedalam-dalamnya.
4. Gnoseologia
Istilah gnoseologia berasal dari kata gnosis dan logos. Dalam hal ini gnosis berarti
Dengan demikian, gnoseologia berarti suatu ilmu pengetahuan atau cabang filsafat
peranan sebagai gabungan dari suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk mencari dan
memperoleh suatu hakikat pengetahuan, bisa juga dikatakan sebagai upaya untuk
menjawab pertanyaan yang berupa apa hakikat dari pengetahuan. Mengkaji hakikat
pengetahuan kita, atau pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang lain.
Pendek kata epistemologi ialah pengetahuan kita yang mengetahui pengetahuan kita.
filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan
mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Apabila kita perhatikan definisi itu tampak bahwa semuanya hampir senada,
pengetahuan ini mempunyai sedikit arti yang sama dengan gnoseologia yang
hakikat pengetahuan.
1. Terjadinya Pengetahuan
berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawaban yang paling sederhana tentang
Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui
itu bisa didapatkan melalui pengalaman baik pengalaman indra maupun batin yang
Orang sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang paling vital
pengindraan adalah satu-satunya alat untuk mencerap segala objek yang ada di
filsafat disebut realisme. Realisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa
semua yang dapat diketahui hanya kenyataan. Jadi, pengetahuan berawal mula
dari kenyataan yang dapat diindrai. Tokoh pemula dari pandangan ini adalah
bawah pengaruh objek, artinya bentuk dari dunia luar meninggalkan bekas dalam
kehidupan batin. Objek masuk dalam diri subjek melalui persepsi indra (sensasi).
Yang demikian ini ditegaskan pula oleh Aristoteles yang berkembang pada abad
dapat masuk lewat ke dalam akal yang tidak ditangkap oleh indra.
pengetahuan berupa alat-alat untuk menangkap objek dari luar diri manusia
B. Nalar (Reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran
atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru Hal-hal yang
sebagai berikut:
1. Principium Identitas
Yaitu sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri (A=A). Asas ini biasa
benar dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain pada subjek yang
sama tidak mungkin terdapat dua predikat yang bertentangan pada satu
Yaitu apabila dua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya benar
dan tidak mungkin keduanya salah. Kebenaran hanya terdapat satu di antara
kedua itu, tidak perlu ada pendapat yang ketiga. Asas ini biasa disebut asas
C. Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diaku
ini biasanya tanpa diuji lagi karena orang yang telah menyampaikannya
Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui proses
dapat dibuktikan seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul
tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu. Dengan demikian, peran intuisi sebagai
sumber pengetahuan adalah adanya kemampuan dalam diri manusia yang dapat
yang terdapat dalam diri seseorang adalah cara untuk mendapatkan pengetahuan
yang baru yang dimana adanya upaya berpikir untuk membedakan salah satu
antara yang dua. Setelah nalar (corak berpikir) instuisi juga berperan sebagai alat
E. Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk
Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena kita
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh
keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakan secara jelas, karena keduanya
keyakinan itu sangat statik, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan cocok
seseorang mengenai sesuatu yang disampaikan, dalam artian jika kita mempercayai
sesuatu hal yang baru, melalui kepercayaan kita tersebut, kita bisa memperoleh
rasa meyakini.sesuatu.hal.tersebuat.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi, Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam
secara radikal (mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian
hakekat epistemologi itu sendiri. Kajian epistimologi ini bersumber dari beberapa hal
yaitu presepsi, ingatan, akal, intuisi dan otoritas. Serta penyctab timbulnya
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya dari yang
seharusnya. Terlebih dalam kegiatan menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis
harapkan dari pembaca dalam kritik dan saran guna perbaikan penyusunan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA