MAKALAH
EPISTIMOLOGI
Disusun Oleh :
SEMESTER TIGA
SUKABUMI
2022
2
KATA PENGANTAR
adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen pada mata kuliah
Estetika”.
mengucapkan salam dan terima kasih kepada semua yang sudah ikut andil
membantu baik materil dan non materil serta waktunya untuk melengkapi
makalah ini.
karena itu, kritik yang membangun, dan saran dari pembaca sangatlah
Penulis
Kelompok 3
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................4
Pendahuluan.................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................5
C. Tujuan Masalah.................................................................................5
BAB II............................................................................................................6
Pembahasan..................................................................................................6
A. Epistimologi......................................................................................6
B. Etika................................................................................................15
C. ESTETIKA......................................................................................27
BAB III........................................................................................................33
PENUTUP...................................................................................................33
A. Kesimpulan.............................................................................33
B. Saran........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................34
4
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
cara lain yang bisa digunakan. Salah satu informasi yang didapat dari
4
5
dalam tiga bagian, yakni moral conduct, estetic expression, dan socio-
political life. Moral Conduct, yaitu tindakan moral. Bidang ini melahirkan
mebidani lahirnya filsafat kehidupan sosial politik. Pada makalah ini akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
dapat:
5
6
BAB II
Pembahasan
A. Epistimologi
1. Pengertian Epistemologi
biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata, atau
benar, dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa
6
7
a. Logika Material
kefilsafatan Belanda.
segi isinya.
b. Kriteriologia
Dalam hal ini yang dimaksud adalah ukuran untuk menetapkan benar
7
8
c. Kritika Pengetahuan
pengetahuan manusia itu sudah benar atau tidak benar dengan jalan
sama dan tujuan yang sama yaitu, sama-sama untuk menetapkan benar
sedalam-dalamnya.
d. Gnoseologia
Istilah gnoseologia berasal dari kata gnosis dan logos. Dalam hal
8
9
e. Filsafat Pengetahuan
dimaksud dalam hal ini adalah suatu ilmu pengetahuan kefilsafatan yang
pengetahuan.
filsafat, istilah ini pun tidak sedikit yang memberikan batasan dan setiap
yang mempelajari soal tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu
kita, atau pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang lain.
9
10
10
11
a. Terjadinya Pengetahuan
indra maupun batin yang pada akhirnya pengetahuan itu bertumpu pada
pengetahuan, yaitu:
11
12
objek yang ada di luar diri manusia. Karena terlalu menekankan pada
kenyataan yang dapat diindrai. Tokoh pemula dari pandangan ini adalah
b) Nalar (Reason)
1) Principium Identitas
12
13
2) Principium Contradictionis
kata lain pada subjek yang sama tidak mungkin terdapat dua predikat
yang bertentangan pada satu waktu. Asas ini biasa disebut asas
pertentangan.
hanya terdapat satu di antara kedua itu, tidak perlu ada pendapat
yang ketiga. Asas ini biasa disebut asas tidak adanya kemungkinan
ketiga.
c) Otoritas (Authority)
mempunyai pengetahuan
13
14
d) Intuisi (Intuition)
(corak berpikir) yang terdapat dalam diri seseorang adalah cara untuk
berpikir untuk membedakan salah satu antara yang dua. Setelah nalar
yang muncul dengan instuisi ini tidak dapat dibuktikan dengan seketika.
e) Wahyu (Revelation)
14
15
f) Keyakinan (Faith)
berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakan secara jelas,
keyakinan itu sangat statik, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan
jika kita mempercayai sesuatu hal yang baru, melalui kepercayaan kita
tersebut etika
B. Etika
1. Definisi Etika
15
16
pandangan- pandangan yang lama tentang baik dan buruk tidak lagi
bagi kelakuan manusia, Situasi itu berlaku pada zaman sekarang juga,
apakah yang merupakan kewajiban saya dan apa yang tidak, melainkan
berasal dari bahasa Yunani dengan kata ethos. Kata ethos ini dalam
16
17
pendekatan rasional dan kritis, agar etika itu dapat diterapkan pada
adalah ilmu mengenai apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan
kewajiban (ahlak). Dalam KBBI dibedakan pula antara etika, etik dan
etiket. Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
misalnya kode etik dokter, dll. Etiket adalah tatacara (adat, sopan
sesuatu yang dituliskan pada secarik kertas dan dilekatkan pada benda
(botol, kaleng, dll.). Dari ketiganya, yang berhubungan erat dengan nilai
dan moral adalah etika dan etik. Etika sering disebut sebagai filsafat
dalam bentuk mesyarakat, bahkan hingga pada skala yang lebih besar
simpulkan bahwa etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang arti
17
18
baik dan buruk, benar dan salah kemudian manusia menggunakan akal
dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang baik dan benar
2. Pendekatan Etika
etika atas tiga pendekatan yang lazim, yaitu: etika deskriptif, etika
a. Etika Deskriptif
18
19
b. Etika Normatif
moral. Etika normatif dalam hal ini tidak bertindak sebagai penonton
harus dihormati”.
politik, dll.
c. Metaetika
19
20
perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang
meminum obat tersebut agar sembuh dan sehat kembali. Ketika orang
3. Fungsi Etika
20
21
bermoral
kritis.,
mahkluk.
21
22
yaitu:
kemahasiswaanya.
dalam masyarakat.
4. Objek Etika
22
23
dalam etika.
5. Aliran Etika
a. Hedonisme
23
24
b. Utilisme
24
25
merugikan.
c. Deontology
dipakai oleh kehendak yang jahat semua hal itu bisa menjadi
6. Manfaat Etika
25
26
yaitu:
berubah
26
27
masalah bebas nilai. Bebas nilai adalah suatu posisi atau keadaan
bebas nilai adalah tidak bebas nilai, yakni adanya hambatan dari luar
C. ESTETIKA
1. Definisi Estetika
atau bisa juga berati pengamatan spiritual. Istilah art berasal dari kata
27
28
indah yang ada pada objek yang kemudian memberikan perasaan enak
nikmat atau suka dari subjek pada suatu objek yang kemudian
Sehingga pada dasarnya estetika yang dicari adalah sebuah hakikat dari
yang diselidiki oleh emosi manusia sebagai reaksi terhadap yang indah,
28
29
2. Prinsip Estetika
3. Konsep Estetika
29
30
esensial berakar pada pribadi mengenai rasa senang dan sakit. Juga
4. Fungsi Estetika
pisahkan dari kehidupan manusia. Pada seni yang berdaya guna dalam
kehidupan manusia. Nilai dapat di bedakan atas dua macam yaitu nilai
ekstrinsik dan nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik ialah nilai yang di kejar
nilai instrinsik yaitu nilai yang di kejar manusia dari nilai itu sendiri
5. Fungsi kerohanian
diri denagn sang pencipta. Fungsi ini tampaknya yang tertua dan
dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni yang berfungsi
30
31
6. Fungsi kesenangan
seniaman akan akan terhibur ketika berkarya dan akan lebih merasa
7. Fungsi pendidikan
8. Fungsi komunikatif
31
32
lanjut dan orang muda dapat bertemu melalui seni. Pria dan wanita
32
33
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
E. Saran
Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca dalam kritik dan saran guna
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Terhadap Hukum.
Sachari, Agus. 2002. Estetika, Makna, dan Simbol Daya. Bandung: ITB
Media Group
34