Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKIKAT ILMU

Dosen Pengampu :

DR. Cahaya Khaeroni, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Dian Pangestu 21250014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KATA PENGANTAR

i
Pertama,marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat
waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat umum
selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan terkait dengan hakikat ilmu
bagi para pembaca maupun penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Cahaya Khaeroni
selaku Dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum dan teman-teman yang telah
banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Mungkin dalam
penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan
maupun materi. Maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari teman-teman
maupun Dosen, demi tercapainya makalah yang sempurna.

Metro, 13 Desember
2022

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A....Latar Belakang.....................................................................................................
B....Rumusan Masalah................................................................................................
C....Tujuan .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A....Makna Ontologi...................................................................................................
B....Keterkaitan Ontologi dan Metafisika...................................................................
C....Landasan Metafisika.............................................................................................
D.Cabang Metafisiska...................................................................................................
E.Sumber Kebenaran Metafisika..................................................................................
F. Kegunaan Metafisika...............................................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu secara umum dapat di definisikan sebagai “ sesuatu yang melakat pada manusia dimana
ia dapat mengetahui sesuatu yang asalnya tidak ia ketahui”. Ada beberapa hal dimana filsafat
dan ilmu pengetahuan ( sains) dapat saling bertemu. Filsafat dan ilmu pengetahuan kedua-
duanya menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta
dunia dan kehidupan. Keduanya menggunakan sikap kritik , dengan fikiran terbuka dan
kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka berkepetingan
untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur. Ilmu secara mutlak berada dalam diri ( akal)
subyek yang harus dan sesuai dengan realitas berdasarkan metode ilmiah tertentu, dan bahwa
obyek yang mencangkup semua yang diketahui baik dari sudut maupun nilai praksisinya,
maupun tiada dari sudutnya.
A. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa makna ontologi?
2. Bagaimana keterkaitan anatara ontologi dan metafisika?
3. Apa saja landasan metafisika?
4. Apa saja Cabang cabang Metafisika?
5. Apa sumber kebenaran metafisika?
6. Apa kegunaan metafisika?
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memahami makna ontologi
2. Memahami keterkaitan antara ontologi dan metafisika
3. Memahami landasan metafisika
4. Memahami sumber kebenaran metafisika
5. Mengetahui kegunaan metafisika

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna ontologi

2. Keterkaitan Ontologi Dan Metafisika


Ontologi adalah nama lain dari metafisika umum, sedangkan istilah metafisika yang kerap
dibedakan dengan ontologi merupakan metafisika khusus yang membahas segala sesuatu
menurut tiga substansi metafisiknya, yakni kosmos (alam), manusia, dan Tuhan.
Ada beberapa pengertian dasar mengenai “ontologi” antara lain: pertama, ontologi
merupakan studi tentang ciri-ciri “esensial” dari “Yang Ada “ dalam dirinya sendiri yang
berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara khusus. Kedua, Ontologi juga bisa
mengandung pengertian sebuah cabang filsafat yang menggeluti tata dan struktur realitas
dalam arti seluas mungkin. Ketiga, Ontologi bisa juga merupakan cabang filsafat yang
mencoba melukiskan hakikat “Ada” yang terakhir, ini menunjukan bahwa segala hal
tergantung pada eksistensinya. Keempat, Ontologi juga mengandung pengertian sebagai
cabang filsafat yang melontarkan pertanyaan, apa arti “Ada” dan “Berada”, juga menganalisis
bermacam-macam makna yang memungkinkan hal-hal dapat dikatakan “Ada”. Kelima,
Ontologi bisa juga mengandung pengertian sebuah cabang filsafat
Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif,
realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya akan menjadi kualitatif. Realitas akan
tampil menjadi airan-aliran seperti matrealisme, idealisme, naturalisme atau hylomorphisme
Dasar ontologi ilmu berbicara tentang apakah yang ingin diketahui ilmu? Atau apa yang
bisa dirumuskan secara eksplisit yang menjadi bidang telaah ilmu? Berbeda dengan agama
atau bentuk pengetahuan yang lainnya, maka ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian
yang bersifat empiris.
Terkadang metafisika ini sering disamakan dengan “ontologi” (hakikat ilmu). Namun
demikian, Anton Baker membedakan antara Metafisika dan ontologi. Menurut istilah
“metafisika” tidak menunjukan bidang ekstensif atau objek material tertentu dalam
penelitian, tetapi mengenai suatu inti yang termuat dalam setiap kenyataan, ataupun suatu
unsur formal. Inti itu hanya tersentuh pada taraf penelitian paling fundamental, dan dengan
metode tersendiri. Maka nama metafisika menunjukan sebuah pemikiran, dan merupakan
refleksi filosofis mengenai kenyataan yang secara mutlak paling mendalam dan paling
Ultimate.
Metafisika adalah suatu pencarian prinsip pertama atau asumsi dasar yang terkandung di
dalam pertanyaan (Frederick Sontag 1970: 1) atau bisa saja dalam bentuk pernyataan.
Pandangan Plato mengenai dunia Idea atau dunia Bentuk dalam memandang realitas secara
keseluruhan merupakan contoh pernyataan metafisika. Tradisi Platonik ini merupakan tradisi
metafisis pertama di Barat (Sontag 1970: 5) bahkan sampai sekarang banyak dari para filosof
yang metafisisnya memiliki corak dan arah yang hampir sama dengan taradisi Platonik.

5
3. Landasan Metafisika
Metafisika merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat dibalik realitas atau dibalik
kenyataan. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal
yang sangat mendasar yang berada diluar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi fisafat
secara menyeluruh metafisika adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata.
Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada
sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra. Metafisika Sebagai Landasan Memahami
Hakikat. Metafisika adalah suatu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami
mengenai penyebab adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada. Istilah ini
juga berarti sebagai usaha untuk menyelidiki alam yang berada di luat pengalaman atau
menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas. Studi ini amat kompleks dan
cenderung melampaui rasionalitas atau melampaui jangkauan akal budi. Metafisika
sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai objek paling luhur dan sempurna dan menjadi
landasan bagi seluruh keadaan, yang mana ilmu ini sering disebut dengan theologia.
Ditinjau dari segi fisafat secara menyeluruh metafisika adalah ilmu yang memikirkan
hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari
alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.
Metafisika adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai
penyebab segala sesuatu sehingga hal tetrtentu menjadi ada.
Kennick mengungkapkan bahwa metafisika mengajarkan cara berfikir yang serius,
terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatif (teka-teki), sehingga
melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam. Perdebatan dalam metafisika
melahirkan berbagai aliran, mainstream seperti : Monisme, Dualisme, Pluralisme,
sehingga memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu.
4. Cabang cabang Metafisika
Metafisika sebagai cabang filsaafat dibagi menjadi dua yaitu Metafisika Umum
(General) dan metafisika khusus (spesifik) yaitu Metafisika umum (yang disebut
ontologi)  Metafisika khusus (yang disebut kosmologi) Metafisika umum (ontologi)
berbicara tentang segala sesuatu sekaligus. Perkataan ontologi berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “yang ada” dan, sekali lagi, logos. Maka objek material dari filsafat umum
itu terdiri dari segala-gala yang ada. Pertanyaan-pertanyaan dari ontologi misanya : 
Apakah kenyataan merupakan kesatuan atau tidak ?  Apakah alam raya merupakan
peredaran abadi dimana semua gejala selau kembali, seperti dalam siklus musim-musim,
atau justru suatu proses perkembangan ?

Sedangkan metafisika khusus (Kosmologi) adalah ilmu pengetahuan tentang struktur


alam semesta yang membicarakan tentang ruang, waktu, dan gerakan. Kosmologi berasal dari
kata “kosmos” = dunia atau ketertiban, lawan dari “chaos” atau kacau balau atau tidak tertib,
dan “logos” = ilmu atau percakapan. Kosmologi berarti ilmu tentang dunia dan ketertiban
yang paing fundamental dari seluruh realitas.

6
5. Sumber kebenaran metafisika
kebenaran metafisika memperhatikan dasar dan sumber, sedangkan kebenaran menurut
al-Hakim at-Tirmidzi, mengarahkan suluk ke arah tujuan dan melihat akibat.
Hal kedua, kebenaran metafisika "substansi dan aksiden", sedangkan kebenaran menurut
at-Tirmidzi adalah "hikmah akhlak". Kebenaran metafisika selalu berusaha melepaskan
wujud menuju sebab pertama, dari aksiden menuju substansi, dari perubahan variabel menuju
konstan, dari yang fana menuju yang kekal, dan berusaha menguraikan kebenaran konstan
dari alam semesta. Sedangkan kebenaran menurut al Hakim adalah semacam kebenaran
akhlak yang selalu berusaha melepaskan kebatilan menuju kebenaran, dari kerusakan menuju
validitas, dari kesesatan dan penipuan menuju kepada hidayah dan yakin, selalu berusaha
melepaskan perbuatan manusia dari tujuan tujuan mereka yang rusak dan batil agar berjalan
menuju kepada tujuan-tujuan mereka yang valid dan benar, dan selalu mencari hikmah
akhlak dalam suluk. Sedangkan kebenaran metafisika mencari substansi untuk dibedakan
dengan sesuatu yang lain.
Kajian mengenai metafisika umumnya berparas pada pernyataan mendasar mengenai
kebenaran dan sifat- sifat yang meliputi realita yang di kaji. Pemaknaan mengenai metafisika
bervariasi dan setiap masa dan filsuf tentu memiliki pandangan yang berbeda. Secara umum
topik analisis metafisika meliputi pembahasan mengenai eksistensi, keberadaan aktual, dan
karakteristik yang menyertai, ruang dan waktu, realita antar keberadaan seperti pembahasan
mengenai kausalitas, posibilitas, dan pembahasan metafisika lainy

6. Kegunaan metafisika
1. Metafisika mengajarkan cara berfikir yang cermat dan tidak kenal lelah dalam
pengembangan pengetahuan. Sebab seorang ilmu metafisikus selalu mengembangkan
pikirannya untuk menjawab persoalan persoalan yang bersifat enigmatik (teka-teki ).
Metafisika menuntut
2. orisinalitas berfikir yang bagi ilmu sangat diperlukan pengetahuan. Artinya, metafisikus
seorang senantiasa berupaya menemukan hal-hal yang baru yang belum pernah diungkap
sebelumnya. Sikap semacam ini menuntut kreativitas dan rasa ingin tahu yang besar terhadap
suatu permasalaha Pematangan sikap semacam ini akan mendidik seorang untuk selalu
berkiprah pada lingkup penemuan ( contest of discovery ), bukan lingkup pembenaran
semata.
3. Metafisika memberikan bahan pertimbangan yang matang bagi pengembanga ilmu
pengetahuan, terutama pada wilayah praanggapan -praanggapan, sehingga persoalan yang
diajukan memiliki landasan berpijak yang kuat.
4. Metafisika juga membuka terjadinya peluang bagi perbedaan visi di dalam melihat realitas,
karena tidak ada kebenaran yang benar - benar absolute. Hal ini akan menjadikan visi ilmu
pengetahuan berkembang menurut ramifikasi (percabangan) yang sangat kaya dan beraneka
ragam, sebagaimana yang terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini.

7
BAB III
PENUTUP

8
Kesimpulan :
1. Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno. ontology adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang
hakikat ilmu pengetahuan.
2. Metafisika merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat dibalik realitas atau dibalik
kenyataan. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal
yang sangat mendasar yang berada diluar pengalaman manusia.
3. Metafisika di bagi menjadi dua yaitu Metafisika umum (yang disebut ontologi) 
Metafisika khusus (yang disebut kosmologi)
4 Kegunaan Metafisika yaitu Metafisika mengajarkan cara berfikir yang cermat,
orisinalitas berfikir yang bagi ilmu sangat diperlukan pengetahuan, Metafisika
memberikan bahan pertimbangan yang matang bagi pengembanga ilmu, Metafisika
juga membuka terjadinya peluang bagi perbedaan visi di dalam melihat realitas
karena tidak ada kebenaran yang benar - benar absolute

Saran :
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca.Dalam
pembuatan makalah ini kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan baik dari segi luar maupun isinya.Kami menyarankan kepada
pembaca mempelajari,memahami materi,tentang Hakikat Ilmu. Semoga makalah ini pembaca
dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSAKA

https://rikichandrawijaya.staff.unja.ac.id/index.php/2016/11/17/metafisika/
Prof.Dr.Amsal Bakhtiar,M.A. dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu
Muliadi,M.Hum jurnalnya yang berjudul Filsafat Umum
Drs. Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Tiara Wacana,1992)
http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Metafisika_24536_unkris_p2k-unkris.html
Prof.Dr.Idam Fautanu, MA, Filsafat Ilmu, (Jakarta: referensi,2012)

9
10

Anda mungkin juga menyukai