Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEORI ONTOLOGI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Anne Friday Safaria, M. Si

Disusun oleh.
Kelompok 4

1. Aldi Fajar Nursyamsyi (220440121108)


2. Erlangga Putra Pamungkas H. (220440121125)
3. Nabila Azmi (220440121140)
4. Nova Hanna Maudy (220440121034)
5. Nenden Vera Devi Anggraeni (220440121095)
6. Wulan Rusmeilantikasari (220440121089)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat, karunia, dan nikmat-Nya makalah dengan judul “Perkembangan Teori

Ontologi” terselesaikan. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Filsafat Ilmu.

Dalam penyelesaian makalah ini banyak dorongan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

yang selalu memberikan banyak do’a dan dukungan, Ibu Dr. Anne Friday Safaria,

M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu, dan teman-teman yang

membantu dalam segala hal. Mudah-mudahan atas segala bantuan dan kebajikan yang

telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang berlipat ganda oleh Tuhan

Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dan kemampuan

penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari

semua pihak khususnya para pembaca. Harapan penulis semoga makalah ini

bermanfaat khusunya bagi penulis sendiri, umumnya bagi para pembaca.

Sumedang, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi .................................................................................. 3

B. Aliran-aliran Ontologi .............................................................................. 4

C. Objek-objek kajian Filsafat ....................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 8

B. Saran ......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial

maupun historis karena kehadiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya

perkembangan ilmu memperkuat kebenaran filsafat.

Ilmu tidak pernah berdiri sendiri, tidak pernah lepas dari aspek lain, tidak

pernah bisa dihadirkan sendiri. Ia selalu terikat faktor yang melatarbelakangi

mengapa sesuatu yang disebut ilmu itu lahir, hadir dan berkembang. Ilmu tidak

pernah berdiri di ruang hampa tanpa berdasarkan dengan dimensi kemanusiaan dan

kealaman yang demikian kompleks. Ilmu merupakan kelanjutan suatu fase ke fase

lain, dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Ilmu selalu merupakan tumpukan teori-teori

dari ilmuwan sebelumnya yang tampak kecil, kemudian menjadi tumpukan teori yang

besar dan kompleks.

Begitu pula hakekat kebenaran dan kenyataan selalu inhenrent dengan

pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas darri persepsi filsafat tentang apa dan

bagaimana (yang) ada itu (being Sein, het zijn). Ontologi yang pada akhirnya

menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan

bagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.

1
2

2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Ontologi?

2. Apa sajakah aliran-aliran Ontologi?

3. Apa sajakah objek-objek kajian Filsafat?

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian teori Ontologi.

2. Untuk mengetahui aliran-aliran Ontologi.

3. Untuk mengetahui objek-objek kajian Filsafat.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi

Menurut Soetriono & Hanafie (2007), ontologi didefinisikan sebagai azas

dalam menerapkan ruang lingkup wujud yang menjadi objek dari penelaahan dan

penafsiran mengenai hakikat realita dari objek ontologi tersebut. Ontologi juga

sebagai landasan dari ilmu yang menanyakan terkait apa dalam suatu pengetahuan

serta berhubungan terhadap alam kenyataan serta keberadaan.

Berangkat dari Aristoteles, ontologi dalam Ensiklopedia Britannica

mengatakan bahwa pengertian ontologi adalah teori atau studi tentang being atau

wujud misalnya karakteristik dasar terhadap suatu realitas. Ontologi persamaan dari

metafisika yakni studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli atau real

nature terhadap suatu benda dalam menentukan suatu arti, struktur, dan juga prinsip

benda tersebut.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ontologi adalah ilmu pengetahuan yang

menjelaskan mengenai wujud dan objek landasan ilmu yang menanyakan terkait

seseatu yang ada dalam suatu pengetahuan yang berhubungan terhadap alam serta

keberadaannya.

3
4

B. Aliran-aliran dalam Ontologi


Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari
realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Aliran-aliran dalam ontologi adalah
sebagai berikut.
1. Monisme

Monisme adalah aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu

yang ada baik berupa materi maupun rohani yang menjadi sumber dominan dari

yang lainnya. Para filsuf yang termasuk dalam aliran monisme adalah thales,

demokritos dan Anaximander.

2. Dualisme

Dualisme meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari 2 hakikat, yaitu

materi (jasad) dan jasmani (spiritual). Hubungan antara keduanya menciptakan

kehidupan dalam alam ini. Para filsuf yang termasuk dalam aliran dualisme adalah

descrates dan aristoteles.

3. Materialisme

Materialisme menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa segala

sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu

kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut paham materialisme bahwa jiwa atau roh

itu hanyalah merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah satu cara tertentu.

Materialisme terkadang disamakan dengan naturalisme namun sebenarnya

terdapat perbedaan antara keduanya. Naturalisme merupakan aliran filsafat yang

menganggap bahwa alam saja yang ada, yang lainnya diluar alam tidak ada.

Sedangkan yang dimaksud alam (natural) disanalah ialah segala-galanya meliputi


5

benda dan roh. Sebaliknya materialisme menganggap roh adalah kejadian dari

benda, jadi tidak sama nilainya dengan benda.

4. Idealisme

Idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan

spiritualisme. Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna

itu semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Menurut aliran ini

materi atau zat itu hanyalah suatu jenis daripada penjelmaan roh.

5. Agnostisisme

Agnotisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia mampu

mengethui hakikat yang ada baik yang berupa materi maupun rohani. Contoh

paham agnostisisme adalah para filosof eksistensialisme, seperti Jean Paul Sartre

yang juga seorang atheis. Sartre menyatakan tidak ada hakikat “ada” manusia,

tetapi yang ada adalah “keberadaannya”.

C. Objek-objek Kajian Filsafat

1. Metafisika

Metafisika memberikan hakikat realitas puncak. Thales menyatakan segala

sesuatu pada akhirrnya bisa direduksi ke air. Anaximenes (kira-kira 585-528 SM)

membantah pendapat Thales dengan mengatakan bahwa anasir yang paling dasar

itu sebenarnya udara. Heraclitus (500-480 SM), menyarankan agar api merupakan

anasir yang paling tepat untuk memaparkan kompleks bangunan metafisis dasar.
6

Metafisika berarti sesudah atau melampaui fisika (alam). Jadi, kita harus

berhati-hati supaya tidak mengira bahwa filsuf tadi berpendapat bahwa segala

sesuatu di bumi memang benar-benar terbuat dari api.

2. Epistemologi

Epistemologi merupakan bagian filsafat yang berusaha menjawab pertanyaan

sekitar hakikat dan asal-usul pengetahuan manusia disebut manusia (Palmquis,

2002). Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, epistemos yang berarti

pengetahuan dan logos bermakna ilmu. Suriasumantri (1987)

mengkonseptualisasikan epistemologi sebagai cara pengetahuan yang benar.

3. Logika

Logika sering diartikan sebagai ilmu kecakapan atau alat untuk berfikir secara

lurus. Dengan demikian, objek material logika adalah pemikiran, sedangkan

objek formalnya adalah kelurusan berfikir. Persoalan-persoalannya adalah :

a. Apa yang dimaksud dengan pengertian (concept)?

b. Apa yang dimaksud dengan putusan (proposition)?

c. Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inference)?

d. Apa aturan-aturan untuk dapat menyimpulkan secara lurus?

e. Apa macam-macam silogisme?

f. Apa macam-macam sesat piker (fallacy)?

4. Etika atau moralitas

Etika atau moralitas merumuskan seperangkat nilai-nilai untuk dijadikan

pedoman bagi pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan manusia menentukan


7

perjalanan hidupnya. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan

manusia. Objek material adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak

bermoral dari tingkah laku tersebut. Persoalan-persoalan etika adalah:

a. Apa yang dimaksud baik dan buruk secara moral?

b. Apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara perbuatan

moral?

c. Bagaimanakah hubungan antara kebebasan kehendak dengan perbuatan

susila?

d. Apa yang dimaksud kesadaran moral?

e. Bagaimanakah peranan hati nurani dalam setiap perbuatan manusia?

f. Bagaimanakah pertimbangan moral berbeda dari dan bergantung pada

suatu pertimbangan yang bukan moral?

5. Estetika

Estetika adalah sebuah studi tentang seni yang bertumpu diatas metafisika,

epistemologi, dan etika. Seni berurusan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia

penyegaran kembali (refuelling), kesadaran rohani manusia. Persoalan estetika

berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:

a. Apakah keindahan itu?

b. Keindahan bersifat objektif atau subjektif?

c. Apa yang merupakan ukuran keindahan?

d. Apa peranan keindahan dalam kehidupan manusia?

e. Bagaimana hubungan keindahan dengan kebenaran?


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari

sesuatu yang ada. Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai

metafisika. Dikarenakan, ontologi membahas hakikat yang “ada”, sedangkan

metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya.

Keberadaan asumsi sebagai bagian dari filsafat ilmu merupakan hal yang

sangat penting karena asumsi berfungsi sebagai bagian yang mendasar yang harus

ada. Asumsi memiliki posisi di berbagai bidang disiplin keilmuan bahkan keberadaan

asumsi pun ada dalam hukum alam sekalipun karena segala yang terjadi dialam ini

bukanlah suatu kebetulan semata. Akan tetapi, terdapat pola-pola tertentu yang

terulang. Sedangkan dalam ontologi, suatu ilmu pengetahuan menentukan asumsi

pokok (The standart presumption) dari keberadaan suatu objek penelitian dilakukan

sebelum pelaksanaan penelitian berdasarkan penelaahan.

B. Saran

Berbagai disiplin ilmu berawal dari filsafat ontologi, dengan berbagai macam

asumsi-asumsinya. Sehingga perlu menentukan asumsi pokok sebelum pelaksanaan

penelitian, yang dapat memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan dan

penelitian.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Akadun. (2017). Membumikan Filsafat Ilmu, Membangun Metodologi Penelitian

Sumber Internet :

Tanpa Nama. (2020). Pengertian Ontologi Menurut Para Ahli.

https://www.mingseli.id/2020/06/pengertian-ontologi-menurut-para-ahli.html?m=1

(Diakses pada 15 November 2022 pukul 11.20)

Tanpa Nama. (2022).Ontologi. https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi

(Diakses pada 15 November 2022 pukul 11.33)

Halim, Sholeh. (2021). Aliran Ontologi.

https://id.scribd.com/document/497170355/Aliran-Ontologi

(Diakses pada 15 November 2022 pukul 12.00)

University, Lakidende. (2013). Makalah Ontologi Filsafat Ilmu.

https://www.slideshare.net/GktmG/makalah-ontologi-filsafat-ilmu

9
10

 PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 3 (AKSIOLOGI)

1. Salah satu dari pendekatan aksologis adalah kenyataan-kenyataan yang ditinjau


dari segi ontologi namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Coba jelaskan
bagaimana yang dimaksud dengan tidak terdapat dalam ruang dan waktu?
2. Apa sajakah aliran-aliran dalam aksiologi?
3. Mengapa dalam filsafat, aksiologi mempunyai peran penting dalam kehidupan
manusia?
4. Apa sifat dasar dari aksiologi dan aspek yang mendasar apa dari aksiologi?
5. Dalam perkembangan filsafat siapakah filsuf yang membawa teori aksiologi dan
pada abad keberapakah teori aksiologi berkembang?
6. Berikanlah contoh aksiologi dalam ruang lingkup mahasiswa!

 PEMBAGIAN TUGAS
1. Penyusunan BAB I :
a. Nenden Vera Devi Anggraeni
b. Aldi Fajar Nur Syamsi
2. Penyusunan BAB II :
a. Wulan Rusmeilantikasari
b. Erlangga Putra P. H
3. Penyusunan BAB III :
a. Nabila Azmi
b. Nova Hanna Maudy

Anda mungkin juga menyukai