MAKALAH
Kelompok 1
PURWOKERTO 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Makalah dengan judul “Dasar-Dasar Ontologi” ini kami susun guna memenuhi tugas dari
Layla Mardliyah M.Pd pada mata kuliah Filsafat Ilmu. Kami ucapkan terima kasih kepada yang
telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya
penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, pemakalah menyadari bahwa masih ada kekurangan dan
kekeliruan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka pemakalah menerima segala saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar pemakalah dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
A. Pemahaman tentang Objek sebagai Sumber Ilmu ........................................... 2
B. “Yang Ada” sebagai Objek .............................................................................. 4
C. Klasifikasi mengenai “Yang Ada” ................................................................... 6
D. Implikasi Klasifikasi terhadap Sifat dan Bentuk Ilmu ..................................... 6
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9
Kesimpulan ........................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia setelah mencapai pengetahuan
itu. Cabang-cabang filsafat yaitu ontologi (teori hakikat), epistemologi (teori
pengetahuan), dan aksiologis (teori nilai). Peran manusia di bumi yaitu untuk
mengetahui suatu hal atau kejadian dan mengapa kejadian tersebut terjadi.
Namun pada masa dulu manusia tidak berpikir atas semua kejadian yang
terjadi, mereka berkeyakinan bahwa segala sesuatu terjadi karena perbuatan
dari dewa, seperti adanya suatu bencana alam, berarti hal tersebut dibuat oleh
dewa yang bernama Dewa Siwa. Lambat lain, prinsip tersebut terganti dengan
munculnya paham bahwa segala sesuatu yang terjadi di bumi dapat diterangkan
sebab dan akibatnya.
Perkiraan yang tidak berdasar dan tidak sistematis berkembang menjadi suatu
kondisi observasi yang sistematis serta kritis. Dalam hal ini, filsafat ilmu
memiliki hubungan atau kaitannya terhadap dasar-dasar ontologi. Seperti
halnya, objek sebagai sumber ilmu, “Yang Ada” sebagai objek, klasifikasi
mengenai “Yang Ada”, dan implikasi klasifikasi terhadap sifat dan bentuk.”
Ontologi adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat yang
ada, berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak. Pembahasan
mengenai ontologi memliki arti yaitu membahas kebenaran suatu fakta. Untuk
mendapatkan kebenaran suatu fakta tersebut, dibutuhkan beberapa metode
filsafat seperti metode kritis, metode intuitif, metode skolastik atau metode
sintetis, metode empiris, dan metode dialektis. Selain menggunakan metode
filsafat, dibutuhkan juga suatu cara atau proses untuk mencapai kebenaran suatu
fakta yaitu cara berpikir filsafat, antara lain radikal, sistematis, universal, dan
spekulatif. Maka dari pendahuluan ini, pemakalah akan merumuskan masalah
apa saja yang ada dalam penjelasan makalah ini.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Objek telaah dalam bidang ontologi adalah “yang ada”. Ontologi membahas
tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu dan
menyajikan pemikiran yang bersifat universal. Menurut rumusan dari Lorens
Bagus, ontologi ialah menjelaskan yang ada, meliputi semua realitas dalam
semua bentuknya.
Dalam bidang ontologi terdapat tiga persepsi atau pandangan yang berbeda
dari masing-masing sehingga menimbulkan suatu aliran yang berbeda-beda,
diantaranya:
1
Sumarna C. Filsafat ilmu dari hakikat menuju nilai. Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2006: 47
3
Selain pendapat dari Louis O Kattsof, ada juga yang berpendapat bahwa
ontologi terbagi atas jenis pertanyaan yang diajukan seperti:
4. What’s being ? (apakah yang ada itu) dijawab dengan persepsi dari segi
kuantitas (jumlah).
5. Where is being ? (dimana yang ada itu) aliran ini berpendapat bahwa yang
ada itu berada di alam ide, universal, tetap abadi serta abstrak. Aliran ini
melahirkan paham idealisme.
6. How is being ? (bagaimanakah yang itu) Apakah yang ada itu sebagai
sesuatu yang kekal dan abadi atau terjadi perubahan ? Dalam hal ini, Zeno
(490 SM) berpendapat bahwa sesuatu yang dimaksud “yang ada” hanya
khayalan belaka, namun pendapat tersebut langsung dibantah oleh
Bregson dan Russel, mereka mengatakan bahwa alam ini dinamis,
maksudnya adalah alam ini terus mengalami perubahan atau pergerakan
dan mengalir terus secara sendirinya. Menimbulkan aliran materialisme. 2
Dilihat dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat
empiris.3 Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat
diuji oleh panca indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-
hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena
tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu
mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.
2
Zainuddin M. Filsafat ilmu perspektif pemikiran Islam. Malang: Bayu Media. 2003:
30-2
3
Jujun Suariasumantri, Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang
Hakekat Ilmu. (Cet.IX; Jakarta: Gramedia,199), h., 5
4
AM. Saefuddin et. al. op.cit,. h. 50,-51.
4
Untuk mengkaji lebih mendalam hakekat obyek empiris, maka ilmu
membuat beberapa asumsi (andaian) mengenai objek itu. Asumsi yang sudah
dianggap benar dan tidak diragukan lagi adalah asumsi yang merupakan dasar
dan titik tolak segala pandang kegiatan. 5 Asumsi itu perlu sebab pernyataan
asumtif itulah yang memberikan arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan.
Ada beberapa asumsi mengenai objek empiris yang dibuat oleh ilmu, yaitu:
5
Ibid.,66-67.
6
Jujun Suaria, Ilmu dalam Perspektif, op.cit.. 7-8
7
Jujun Suariasumantri, Filsafat, op.cit.,h. 89
5
C. Klasifikasi mengenai “Yang Ada”
Ontologi berbicara tentang segala sesuatu yang ada nyata pada umumnya
misalnya pembahasan semua perbedaan antara benda dan makhluk hidup.
Semua benda, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Ada tiga teori
ontologi, antara lain:
6
dibagikan oleh para sarjana bukan sesuatu yang baru karena Aristoteles dalam
karya-karyanya sudah ada penjelasanya. Missal, Aristoteles telah membedakan
antara sains dengan seni masyarakat dalam dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari lebih bersifat spekulatif rasional namun belakangan matematika
digunakan untuk mengungkapkan kebenaran.
Abu yusuf ya’qub bin Ishaq as-sabah al-kindi dikenal sebagai Bapak filsafat
Helenisme pada dunia Islam. Al-Kindi mengelompokan ilmu Aristoteles
kedalam empat kelompok yaitu, Logika, Fisiki, Psikologi, dan Matematika. Al-
Kindi juga menulis karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu
pengetahuan, antara lain metafisika, etika, logika, psokologi hingga kedokteran,
farmakologi, matematika, astronomi, astrologi optik dll.
Ibnu Sina yang dikenal dengan sebutan Avicenna oleh orang eropa,
memberikan sesuatu yang baru dalam penegelompokan dalam bukunya yang
berjudul pembagian sains intelektual, ia mengelaborasi ilmu tafsir dengan ilmu
kedokteran.
Klasifikasi keilmuwan baik barat maupun islam oleh pakar atau filsuf
sebenarnya memiliki akar yang sama, yaitu bermuara pada filsuf Yunani Plato
dan Aristoteles. Tulisan di atas hanya sekedar memberikan sumbangsih
7
keilmuan dan informasi tentang bagaimana para filsuf pemikir islam sangat
perhatian dengan ilmu pengetahuan. Ilmu telah di bahas sejak abad ke 3 Hijriah
tentang pengelompokan atau klasifikasi baik itu bertujuan didaktik pedagogis
ataupun filosofis. Ilmu pengetahuan di atas merupakan ilmu yang dimiliki oleh
siapapun, begitu dengan kebenaran ilmiah. Mengutip perkataan Al-Kindi “kami
tidak seharusnya malu menghargai kebenaran dan memperoleh dari mana
asalnya, bahkan jika itu berasal dari ras yang jauh dan bangsa yang berbeda
dengan kita”. Secara keseluruhanapa yang dibawa oleh para filsuf dan pemikir
muslim adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan dengan cara yang baik
dan benar sehingga apa yang mereka dapatkan diaplikasikan kedalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat ilmu adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia setelah mencapai pengetahuan
itu. Cabang-cabang filsafat yaitu ontologi (teori hakikat), epistemologi (teori
pengetahuan), dan aksiologis (teori nilai).
Objek telaah dalam bidang ontologi adalah “yang ada”. Ontologi membahas
tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu dan
menyajikan pemikiran yang bersifat universal. Menurut rumusan dari Lorens
Bagus, ontologi ialah menjelaskan yang ada, meliputi semua realitas dalam
semua bentuknya.
Abu yusuf ya’qub bin Ishaq as-sabah al-kindi dikenal sebagai Bapak filsafat
Helenisme pada dunia Islam. Al-Kindi mengelompokan ilmu Aristoteles
kedalam empat kelompok yaitu, Logika, Fisiki, Psikologi, dan Matematika. Al-
Kindi juga menulis karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu
pengetahuan, antara lain metafisika, etika, logika, psokologi hingga kedokteran,
farmakologi, matematika, astronomi, astrologi optik dll.
9
DAFTAR PUSTAKA
Arditya Prayogi SINDANG Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah 4 (1),
1-10, 2022
Jurnal filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pendidiikan Vol. 3 No.
1 Year (2022) page 175-182
Van Peursen, Strategi Kebudayaan, terj. Dick Hartoko, (Yogyakarta: Kanisius, &
BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1976), 179-180.
Jurnal filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pendidikan Vol. 3 No.
Sumarna C. Filsafat ilmu dari hakikat menuju nilai. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2006: 47
10