ONTOLOGI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
Dosen Pengampu : Wiwin Siti Aminah Rohmawati, M.Ag.
Oleh :
Ega Saputra
Rizal Jaelani
Fahmi fahrudin
M Ghifari husni S
FAKULTAS SYARIAH
PRODI AHWAL AL-SYAKHSIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
JAWA BARAT
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah filsafat umum ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu pada mata kuliah Filsafat Umum. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang ontologi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu pada mata kuliah Filsafat
Umum yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang ontologi.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik
bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga
untuk memahami masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-
pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang
lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau
bagian yaitu epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita
memperoleh pengetahuan, ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang
hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai
yang membahas tentang guna pengetahuan. Mempelajari ketiga cabang tersebut
sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas ruang lingkup dan
pembahansannya.
1
bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala
sesuatu. Thales berpenderian bahwa segala sesuatu tidak berdiri dengan
sendirinya melainkan adanya saling keterkaitan dan keetergantungan satu dengan
lainnya.
Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa
adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta.
Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana
realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan
dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu
pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realita.
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa
air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala
sesuatu.Thales merupakan orang pertama yang berpendirian sangat berbeda di
tengah-tengah pandangan umum yang berlaku saat itu. Di sinilah letak pentingnya
tokoh tersebut. Kecuali dirinya, semua orang waktu itu memandang segala sesuatu
sebagaimana keadaannya yang wajar. Apabila mereka menjumpai kayu, besi, air,
daging, dan sebagainya, hal-hal tersebut dipandang sebagai substansi-substansi
(yang terdiri sendiri-sendiri). Dengan kata lain, bagi kebanyakan orang tidaklah
ada pemilihan antara kenampakan (appearance) dengan kenyataan (reality).
Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala
sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa
dianggap ada berdiri sendiri).
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti
sesuatu yang berwujud (being) dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah bidang
pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada
menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada
manusia, ada alam, dan ada kausa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh,
teratur, dan tertib dalam keharmonisan. Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu
atau teori tentang wujud hakikat yang ada.
3
Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia empirik, dunia yang dapat
dijangkau pancaindera. Dengan demikian, obyek ilmu adalah pengalaman
inderawi. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika
semata. Pengertian ini didukung pula oleh pernyataan Runes bahwa “ontology is
the theory of being qua being”, artinya ontologi adalah teori tentang wujud.
Tidak peduli berapa banyak model meja yang ada, tidak peduli berapapun
ukurannya, warnanya, dan fisiknya yang berbeda, benda tersebut tetaplah sebuah
meja. Inilah yang menjadi realitas dari ide dan gambaran yang ada.
ontoh ontologi lainnya yaitu tentang sahabat. Kita pasti memiliki sahabat
yang sudah dikenal sejak lama dan selalu bersama setiap hari saat masa-masa
sekolah. Namun setelah tamat sekolah terpaksa harus berpisah karena tujuan
hidup masing-masing.
Pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua
macam sudut pandang :
4
b. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas)
tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki
warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum. Secara sederhana
ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau
kenyataan konkret secara kritis.
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua.
Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi
ataupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan
berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan
dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Plato adalah tokoh filsuf yang
bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide
merupakan kenyataan yang sebenarnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson
disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
5
kehidupan. Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah
udara, dengan alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan.
Demokritos (460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-
atom yang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom
itulah yang merupakan asal kejadian alam.
6
ada juga Benedictus de Spinoza (1632-1677 M), dan Gitifried Wilhelm von
Leibniz (1646-1716 M).
7
bahasa Grik Agnostos, yang berarti unknown. A artinya not, gno artinya know.
Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu
menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan
dapat kita kenal.
Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-
tokohnya seperti, Soren Kierkegaar (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan
sebagai Bapak Filsafat Eksistensialisme, yang menyatakan bahwa manusia tidak
pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama
sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu orang lain. Berbeda
dengan pendapat Martin Heidegger (1889-1976 M), yang mengatakan bahwa
satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanya manusialah yang dapat
memahami dirinya sendiri. Tokoh lainnya adalah, Jean Paul Sartre (1905-1980
M), yang mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal. Hakikat beradanya
manusia bukan entre (ada), melainkan a entre (akan atau sedang). Jadi,
agnostisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap kemampuan
manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun ruhani.
Apakah yang ada itu sebagai sesuatu yang tetap, abadi, atau berubah-
ubah? Dalam hal ini, Zeno (490-430 SM) menyatakan bahwa sesuatu itu
sebenarnya khayalan belaka. Pendapat ini dibantah oleh Bergson dan Russel.
Seperti yang dikatakan oleh Whitehead bahwa alam ini dinamis, terus bergerak,
dan merupakan struktur peristiwa yang mengalir terus secara kreatif.
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu berada dalam alam ide,
adikodrati, universal, tetap abadi, dan abstrak. Sementara aliran materilisme
berpendapat sebaliknya, bahwa yang ada itu bersifat fisik, kodrati, individual,
berubah-ubah, dan riil.
8
2.4 MANFAAT ONTOLOGI ILMU
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsgd.ac.id/19402/1/Enden_FilsafatIlmu.pdf
https://www.tongkronganislami.net/ontologi-filsafat-ilmu/