Anda di halaman 1dari 16

SISTEM FILSAFAT

TUGAS MATA FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Arba’iyah YS., MA

Disusun oleh:

Anindya Alfianofita (06020520034)


Niki Lintang Pertiwi (06020520060)
Nugroho Sukmo Aji P. (06020520095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang berjudul
“Sistem Filsafat” ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Rasa terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Arba’iyah
YS., MA selaku dosen Filsafat Pendidikan yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang berjudul “Sistem Filsafat” ini
berjalan dengan baik dan lancar.

Tugas makalah ini ditulis dan disusun dengan sebaik-baiknya.


Kami berharap semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi
semua. Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,
maka dari itu kami mengharapkan masukan, kritik serta saran dari semua
pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.

Surabaya, 05 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1. Ontologi ..................................................................................................... 3
2.2. Metafisika .................................................................................................. 5
2.3. Epistimologi ............................................................................................... 7
2.4. Aksiologi .................................................................................................... 8
2.5. Logika ........................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perubahan hidup manusia mendorong mereka untuk memikirkan
kembali mengenai tentang pentingnya kebenaran sebab setiap terjadi
perubahan dalam peradaban akan berpengaruh besar terhadap kehidupan
mereka selanjutnya, selain itu akan berdampak pada sistem nilai yang berlaku,
karena terhadap perubahan peradaban dengan kehidupan manusia akan
memiliki hubungan timbal balik.
Di zaman Yunani kuno, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis
dan special akan tetapi sebagai cara berfikir untuk menciptakan suatu cara
hidup yang kongkret dan cara pandang total mengenai kehidupan manusia
namun perubahan peradaban dan berbagai problematic yang bermunculan
memaksa mereka memiliki perubahan dalam pandangan mereka mengenai
filsafat .Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of
sciences) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan. Mulai
dari masalah masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah
manusia dengan segala problematika dan kehidupanya.
Setiap ilmu pasti memiliki ruang lingkup masing-maing. Ruang lingkup
dari sistem filsafat pada umunya ada 5, yakni :
a. Ontology
b. Metafisika
c. Epistemology
d. Aksiology
e. Logika

Dari uraian diatas, maka akan memunculkan berbagai pertanyaan


mengenai pengertian dari masing-masing sistem filsafat oleh karenanya di
makalah ini penulis ingin membahas mengenai pengertian ontology,
metafisika, epistemology, aksiologi, dan logika.

1
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembahasan yaitu:

1) Apa saja yang termasuk dalam sistem filsafat?

2) Apa yang dimaksud dengan ontologi dalam filsafat menurut para ahli dan
mahasiswa?

3) Apa yang dimaksud dengan metafisika dalam filsafat menurut para ahli
dan mahasiswa?

4) Apa yang dimaksud dengan epistimologi dalam filsafat menurut para ahli
dan mahasiswa?

5) Apa yang dimaksud dengan aksiologi dalam filsafat menurut para ahli
dan mahasiswa?

6) Apa yang dimaksud dengan logika dalam filsafat menurut para ahli dan
mahasiswa?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah yaitu:

1) Untuk mengetahui pengertian dari ontologi dalam sistem filsafat menurut


para ahli dan mahasiswa.

2) Untuk mengetahui pengertian dari metafisika dalam sistem filsafat


menurut para ahli dan mahasiswa.

3) Untuk mengetahui pengertian dari epistimologi dalam sistem filsafat


menurut para ahli dan mahasiswa.

4) Untuk mengetahui pengertian dari aksiologi dalam sistem filsafat menurut


para ahli dan mahasiswa.

5) Untuk mengetahui pengertian logika dalam sistem filsafat menurut para


ahli dan mahasiswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Rumusan Ontologi


2.1.1. Pengertian Ontologi Secara Bahasa
Secara etimologi kata ontologi berasal dari bahasa Yunani
sebagaimana dalam konteks ini dapat kita pahami bahwa ontologi
berasal dari kata ontos dan logos. Ontos memiliki makna suatu wujud
sedangkan makna logos berarti ilmu.1 Sedangkan dalam Sosanto,
dengan akar kata ‘on’ sama dengan being, dan ‘logos’ sama dengan
logic. Yang memili makna teori tentang “keberadaan tentang
keberadaan.”2

2.1.2. Pengertian Ontologi Menurut Para Ahli


Adapun definisi ontologi menurut filosof, yaitu :
a) Anton Bakker mengatakan ontologi merupakan ilmu pengetahuan
yang paling universal dan paling menyeluruh. Penyelidikannya
meliputi gejala pertanyaan dan penelitian lainnya yang lebih
bersifat bagian. Ontologi berusaha untuk memahami keseluruhan
kenyataan, segala sesuatu yang ada.3
b) Aristoteles mengatakan bahwa pengertian ontologi ini merupakan
suatu pembahasan mengenai hal ada sebagai hal ada (hal ada
sebagai demikian) mengalami perubahan dalam, sehubungan
objeknya.4
c) Bakhtiar menyatakan pengertian ontologi ini merupakan suatu ilmu
yang membahas mengenai hakikat yang ada, sebagai suatu ultimate
reality baik yang mempunyai bentuk jasmani atau konkret ataupun
mengenai rohani ataupun abstrak.5

1
Mohammad Adib. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.69
2
A. Susanto. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologi, Epistemologis, dan Aksiologis (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), h.91
3
Anton Bakker. Ontologi Metafisika Umum (Yogyakarta: Pustaka Kanisius, 1992), h.84
4
https://pendidikan.co.id/pengertian-ontologi-sejarah-pokok-pikiran-dan-aliran-menurut-para-ahli/ diakses
pada 05 Oktober 2021 Pukul 15.00
5
Ibid
3
d) Soetriono mengatakan bahwa definisi ontologi merupakan azaz
dalam menerapkan batas atau mengenai ruang lingkup suatu wujud
yang menjadi objek dari penelaahan (objek ontologi atau obyek
formal dari pengetahuan) dan juga mengenai penafsiran mengenai
hakiakt realita (metafisika) dari objek ontologi atau juga objek
formal tersebut dan merupakan suatu landasan dari ilmu yang
menanyakan terkait apa yang dikaji atau juga dibahas dalam suatu
pengetahuan serta biasanya berhubungan terhadap alam kenyataan
serta keberadaan.6
e) Suriasumantri menyatakan bahwa ontologi ini membahas
mengenai apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu,
atau dengan kata lain suatu pengkajian terhadap teori tentang ada.7
Rene Descrates (1590-1650) mengatakan filsafat adalah kumpulan
segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikan.8

2.1.3. Menurut Mahasiswa

Berdasarkan beberapa pengertian ontologi yang telah


dijelaskan diatas yakni oleh beberapa ahli, kami sebagai mahasiswa
dapat menyimpulkan definisi dari ontologi. Menurut kami, ontologi
adalah salah satu bagian dari sistem filsafat yang membahasa
keberadaan suatu kenyataan konkret secara kritis untuk memahami
segala sesuatu yang ada.

6
https://pendidikan.co.id/pengertian-ontologi-sejarah-pokok-pikiran-dan-aliran-menurut-para-ahli/ diakses
pada 05 Oktober 2021 Pukul 15.00
7
Ibid
8
Ibid
4
2.2. Rumusan Metafisika
2.2.1. Menurut Bahasa
Kata “meta” bagi orang Yunani mempunyai arti “sesudah atau
di belakang”. Kata metafisika dipakai sekali untuk mengungkapkan isi
pandangan mengenai, “hal-hal di belakang gejala fisik”.9

2.2.2. Menurut Para Ahli


Adapun definisi metafisika menurut para pakar, yaitu :
a.) Syed M. Naquib Al-Atas mengatakan bahwa metafisika adalah
suatu ilmu tentang wujud yang tidak melibatkan perenungan dan
refleksi intelektual belaka, tetapi juga didasarkan atas pengetahuan
yang dicapai melalui pengabduan praktis terhadap wujud yang
direnungkan, berdasarkan pengabdian setulusnya dan kepatuhan
sejati terhadap hokum yang jelas dan diwahyukan.
b.) Aristoteles menyebutkan beberapa istilah yang maknanya setara
dengan metafisika, yatu: Filsafat Pertama (First Philosopy),
pengetahuan tentang sebab (knowledge of cause), studi tentang ada
sebagai ada (the study of being as being), studi tentang ousia
(being), studi tentang hal-hal abadi dan yang tidak dapat bergerak
(the study of the eternal and immovable) dan Theology (Alan
R. White, 1987:31).
c.) Bertens mengatakan, yang mengutip buku Aristoteles Metaphysica,
bahwa dalam buku I, metafisika dinamakan “kebijakan” (sophia).
Karena ilmu kebajikan merupakan ilmu yang tertinggi, maka ilmu-
ilmu ini membicarakan hal-hal yang fundamental. Dalam buku IV
disebutkan, ada ilmu yang disebut “to on hei on”, “being qua being”,
atau “yang ada sejauh ada”. Maksudnya adalah metafisika,
meskipun tidak menyebut langsung tentang ilmu ini. Mempelajari
“yang ada sejauh ada” artinya mempelajari ilmu seluruhnya, mulai
objek yang paling umum sampai yang paling khusus.10

9
Harus Hadiwijono. Sari Sejarah, 47. Baca pula Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas Filsafat Barat, ter.
Soejono Soemargono (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 1992), h.4
10
Bertens, Sejarah Filsafat, h.114.
5
d.) Anton Bakker mengatakan metafisika adalah cabang filsafat yang
menyelidiki dan menggelar gambaran umum tentang struktur
realitas yang berlaku mutlak dan umum.11
e.) Van Peursen menyatakan metafisika adalah bagian filsafat yang
memusatkan perhatiannya kepada pertanyaan mengenai akar
terdalam yang mendasari segala yang-ada12

2.2.2. Menurut Mahasiswa


Berdasarkan beberapa pengertian metafisika yang telah
dijelaskan diatas yakni oleh beberapa ahli, kami sebagai mahasiswa
dapat menyimpulkan definisi dari metafisika. Menurut kami, metafisika
adalah cabang ilmu filsafat yang mengkaji tentang sifat yang terdalam
dari kenyataan atau eksistensi tentang hakikat keberadaan zat tanpa
dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindera.
Dalam perkembangannya Christian Wolff (1676-1754 M)
membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan
metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain
dari ontologi. Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah
cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau
paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus
masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.13

11
https://jaririndu.blogspot.com/2011/12/definisi-metafisika-dalam-ranah.html diakses pada 05 Oktober
2021 pukul 15.00
12
Ibid
13
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu, 1st ed. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.134–35.
6
2.3. Rumusan Epistimologi
2.3.1. Menurut Bahasa
Kata epistimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu: kata
“Episteme” dengan arti pengetahuan dan kata “Logos” berarti teori,
uraian, atau alasan.14

2.3.2. Menurut Para Ahli


Adapun definisi epistimologi menurut beberapa ahli, yaitu :
a) Abdul Munir Mulkan mengatakan epistimologi adalah segala
macam bentuk aktivitas dan pemikiran manusia yang selalu
mempertanyakan dari mana asal muasal ilmu pengetahuan itu
diperoleh.15
b) Mujamil Qomar mengatakan epistimologi ialah bagian ilmu filsafat
yang secara khusus mempelajari dan menentukan arah dan kodrat
pengetahuan.16
c) Anton Bakker menyatakan epistimologi merupakan cabang filsafat
yang berurusan mengenai ruang lingkup serta hakikat
pengetahuan.17
d) Achmad Charris Zubair berpendapat epistimologi adalah suatu
ilmu yang secara khusus mempelajari dan mempersoalkan secara
dalam mengenai apa itu pengetahuan, dari mana pengetahuan itu
diperoleh serta bagaimana cara memperolehnya.18
e) Simon Blackburn menjelaskan epistemologi, (dari bahasa Yunani
episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah
cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis
pengetahuan.19

14
Devinta dkk, Epistimologi Pendidikan menurut beragam filsafat dunia: Idealisme, Realisme, Pragmatisme,
Eksistensialisme, article pdf 2017.
15
Ibid
16
Ibid
17
Ibid
18
Ibid
19
Ibid
7
2.3.3. Menurut Mahasiswa
Dari beberapa pengertian epistimologi menurut para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa pengertian dari epistimologi merupakan
cabang filsafat yang membahas dengan mendalam tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana,
metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran
pengetahuan (ilmiah).Rumusan Aksiologi

2.4. Rumusan Aksiologi


2.4.1. Menurut Bahasa
Kata aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos
(teori), yang berarti teori tentang nilai.20

2.4.2. Menurut Para Ahli


Adapun pengertian aksiologi menurut beberapa ahli, yaitu :
a) Sumantri (1996) menyatakan aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dan pengetahuan yang diperoleh.
Menurut kamus bahasa Indonesia, aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai
khusunya etika.21
b) John Sinclair menjelaskan bahwa aksiologi adalalah ilmu dalam
lingkup kajian filsafat yang merujuk pada pemikiran atau suatu
system seperti politik, sosial dan agama. System mempunyai
rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu
bentuk pengendalian terhadap satu intruksi dapat terwujud.22
c) Jujun S. Suriasumantri mengatakan aksiologi sebagai teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh.23
d) Sarwan mengatakan bahwa aksiologi adalah studi tentang hakikat
tertinggi, realitas, dan arti dari nilai-nilai (kebaikan, keindahan, dan

20
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-epistemologi/ diakses pada 04 Okt 2021
21
Ibid
22
Ibid
23
Ibid
8
kebenaran).24
e) Suriasumantri mengungkapkan pendapatnya jika aksiologi adalah
teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh.
f) Jalaluddin menyatakan bahwa aksiologi adalah suatu pendidikan
yang menguji dan menginteraksikan semua nilai tersebut kedalam
kehidupan manusia dan menjaganya, membinanya, didalam
kepribadian peserta didik.25
g) Wibisono menjelaskan aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak
ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian
dan penggalian serta penerapan ilmu.26
h) Mautner menyatakan bahwa aksiologi mulai digunakan
sebagaimana adanya saat ini oleh Lotze, Brentano, Husserl scheeler
dan Nicolai hartmann. Dalam filsafat yunani kono, tema aksiologi
lebih banyak berhubungan dengan masalah-masalah yang konkret,
seperti air ,udara dan api.27

2.4.3. Menurut Mahasiswa


Dari beberapa pengertian mengenai aksiologi menurut para ahli
diatas, kami sebagai mahasiswa dapat menyimpulkan yakni aksiologi
merupkan cabang filsafat yang mempelajari yang berhubungan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang telah diperoleh. Dan dapat diartikan
sebagai sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat manfaat atau
kegunaan dari pengetahuan yang sudah ada.

24
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-epistemologi/ diakses pada 04 Okt 2021
25
Ibid
26
Ibid
27
Ibid
9
2.5. Rumusan Logika
2.5.1. Menurut Bahasa
Secara bahasa, logika berasal arti Bahasa Yunani Logos yang
memiliki arti pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa.28

2.5.2. Menurut Para Ahli


Adapun pengertian logika menurut beberapa ahli, yaitu :
a) Drs. Cholid Narbuko (2007:17) berpendapat logika adalah ilmu
pengetahuan tentang asas, aturan, hukum-hukum, susunan, atau
bentuk pikiran manusia yang dapat mengantar pikiran tersebut pada
suatu kebenaran.29
b) Drs. H. Abu Achmadi (2007:18) menjelaskan jika logika adalah
suatu studi yang sistematis (ilmiah) tentang prinsip umum yang
menentukan kesatuan (validitas) cara menarik kesimpulan terhadap
masalah-masalah yang diperbincangkan.30
c) Aristoteles mengungkapkan logika adalah ajaran mengenai berpikir
secara ilmiah membahas wujud pikiran itu sendiri dan hukum yang
mengendalikan pikiran.31
d) William Alston menjabarkan logika adalah pengkajian atau studi
terkait penyimpulan secara cermat upaya untuk memutuskan segala
ukuran guna memilah penyimpulan mana yang sah dan mana yang
tidak sah.32
e) Soekadijo berpendapat bahwa logika adalah suatu teknik atau cara
yang memang diciptakan atau dibuat untuk meneliti ketepatan
manusia dalam menalar.33

28
Jan Hendrik Rapar. 1996. Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Diarsipkan 2017-07-05 di
Wayback Machine. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius). ISBN 979-497-676-8
29
https://www.trigonalmedia.com/2017/04/pengertian-logika-menurut-para-ahli.html?m=1 diakses pada 05
Okt 2021
30
Ibid
31
Ibid
32
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/logika/amp/ diakses pada 5 Okt 2021
33
Ibid
10
f) Louis O. Kattsoff memahami bahwa logika adalah ilmu
pengetahuan terkait penyimpulan yang sejajar atau lurus. Logika
menjabarkan mengenai aturan-aturan dan cara guna mencapai suatu
kesimpulan, setelah didahului oleh suatu perangkat bernama premis
atau asumsi.34

2.5.3. Menurut Mahasiswa


Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian logika
dalam sistem filsafat yang telah dijelaskan diatas yakni oleh beberapa
ahli, kami sebagai mahasiswa dapat menyimpulkan jika Logika
merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada
penalaran, dan sekaligus sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu.
Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu logika merupakan
“jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara
terminologis logika didefinisikan teori tentang penyimpulan yang sah.

34
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/logika/amp/ diakses pada 5 Okt 2021
11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam filsafat terdapat ruang lingkup atau sistem filsafat yang
mencakup ontologi, metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika. ontologi
adalah salah satu bagian dari ilmu filsafat yang membahas keberadaan suatu
kenyataan konkret secara kritis untuk memahamai segala sesuatu yang ada
Metafisika adalah cabang ilmu filsafat yang mengkaji tentang sifat yang
terdalam dari kenyataan atau eksistensi tentang hakikat keberadaan zat tanpa
dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indera. Epistimologi
merupakan cabang filsafat yang membahas dengan mendalam tentang
terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana,
metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran
pengetahuan (ilmiah). Aksiologi merupkan cabang filsafat yang mempelajari
yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang telah diperoleh.
Dan dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat
manfaat atau kegunaan dari pengetahuan yang sudah ada. Logika merupakan
cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus
sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu.

12
DAFTAR PUSTAKA

A. Susanto. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologi, Epistemologis, dan

Aksiologis (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu, 1st ed. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011)

Anton Bakker. Ontologi Metafisika Umum (Yogyakarta: Pustaka Kanisius, 1992)

Bertens, Sejarah Filsafat,

Devinta dkk, Epistimologi Pendidikan menurut beragam filsafat dunia: Idealisme, Realisme,

Pragmatisme, Eksistensialisme, article pdf 2017.

Harus Hadiwijono. Sari Sejarah, 47. Baca pula Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas Filsafat

Barat, ter. Soejono Soemargono (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 1992)

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-epistemologi/ diakses pada 04 Okt 2021

https://jaririndu.blogspot.com/2011/12/definisi-metafisika-dalam-ranah.html diakses pada 05

Oktober 2021 pukul 15.00

https://pendidikan.co.id/pengertian-ontologi-sejarah-pokok-pikiran-dan-aliran-menurut-para-

ahli/ diakses pada 05 Oktober 2021 Pukul 15.00

https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/logika/amp/ diakses pada 5

Okt 2021

https://www.trigonalmedia.com/2017/04/pengertian-logika-menurut-para-ahli.html?m=1

diakses pada 05 Okt 2021

Jan Hendrik Rapar. 1996. Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis.Diarsipkan

2017-07-05 di Wayback Machine (Yogyakarta: Penerbit Kanisius).ISBN 979-497-676-8

Mohammad Adib. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu

Pengetahuan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)

Anda mungkin juga menyukai