Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
KELOMPOK 9
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..............................................................................................2
B. Ontologi.................................................................................................3
C. Epistemologi..........................................................................................4
D. Aksiologi...............................................................................................5
A. Kesimpulan.............................................................................................7
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari ontology?
b. Apa pengertian dari epistemology?
c. Apa pengertian dari aksiologi?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1
Rodric Firth, Encyclopedia Internasional, (Philippines: Incorperation, 1972), hal. 105.
2
Harry Hamersma, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hal.
15.
3
Tim Penulis Rosdakarya, Kamus Filsafat, (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),
hal. 30.
4
Jalaludin dan Abdullah Idi, FIlsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1998),
hal. 69.
5
Jujun Suariasumantari, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, hal. 105.
6
Louis Kattsoff, Pengantar Filsafat, (Cet. V; Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal. 327.
2
B. Ontologi
Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak
terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Dengan mempelajari hakekat
kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan
tentang apa hakekat ilmu itu.
Ditinjau dari segi ontology, ilmu membatasi diri pada kajian yang
bersifat empiris.10 Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek
kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan
manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara
metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri
yakni berorientasi pada dunia empiris.
7
Inu Kencana Syafii, Pengantar Filsafat, (Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2004), hal.
9.
8
Anton Bakker, Ontologi dan Metafisika Umum: Filsafat Pengada dan Dasar-Dasar
Kenyataan, (Cet. VII; Yogyakarta: Kanisius, 1997), hal. 5.
9
Enden Haetami, Filsafat Ilmu: Mengetengahkan Problem Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi dengan Mengurai Objek Materi, Objek Forma Sain dan Filsafat, (Cet. I; Bandung:
Yayasan Bhakti Ilham, 2017), hal. 4.
10
Jujun Suariasumantri, Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang
Hakekat Ilmu, (Cet. IX; Jakarta: Gramedia, 1991), hal.5.
3
Suatu pengkajian ilmiah hendaklah dilandasi dengan asumsi yang
tegas, yaitu tersurat karena yang belum tersurat dianggap belum diketahui
atau belum mendapat kesamaan pendapat. Pertanyaan mendasar yang
muncul dalam tataran ontology adalah untuk apa penggunaan pengetahuan
itu? Artinya untuk apa orang mempunyai ilmu apabila kecerdasannya
digunakan untuk menghancurkan orang lain, missalnya seorang ahli
ekonomi yang memakmurkan saudaranya tetapi menyengsarakan orang
lain, seorang ilmuan politik yang memiliki strategi perebutan kekuasaan
secara licik.
C. Epistemologi
11
Mohamad Ramdon Dasuki,Tiga Aspek Utama dalam Kajian Filsafat Ilmu; Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi, (Universitas Pamulang), hal. 82.
4
biologi yang berurusan penyembuhan suatu penyakit mahluk hidup.
Biologi sebagai induk dari ilmu pengetahuan akhirnya menghasilkan
cabang ilmu pengetahuan baru seperti ilmu kedokteran, setelah mengalami
skeptisme tentang mahluk hidup yang terserang suatu penyakit yang harus
ditemukan cara penyembuhannya.
Maka dengan kata lain, jika tahapan ontologi telah terungkap maka
tahapan berikutnya adalah tahapan pencarian pengetahuan atau teori suatu
pengetahuan yang sedang diamati, sehingga kelak akan tersusun suatu
pembagian dan perbedaan antara suatu pengetahuan yang satu dengan
yang lainnya. Sebagaimana juga akan terungkap perbedaan antara suatu
pengetahuan yang satu dengan yang lainnya, setelah memasuki tahap
epistemologi ini.
D. Aksiologi
12
Amsal Bahtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 1576.
5
dunia dan hidup dalam bayangan kekhawatiran perana dunia ketika
pertanyaan-pertanyaan tak dapat dielakkan. Dan untuk menjawab
pertanyaan itu maka ilmuan berpaling kepada hakekat moral.13
13
Amsal Bahtiar, Filsafat Ilmu.
14
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu, hal. 29-32.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ramdon Dasuki, Mohamad. 2019. Tiga Aspek Utama dalam Kajian Filsafat Ilmu;
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi, Universitas Pamulang.
Bakker, Anton. 1997. Ontologi dan Metafisika Umum: Filsafat Pengada dan Dasar-
Dasar Kenyataan, Yogyakarta: Kanisius.