Makalah ini dibuat dan ditunjukkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Ilmu Hadits 2
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
tugas “Studi Falsafah Ulum”. Sebatas pengetahuan dan kemampuan yang saya
miliki, dan juga saya berterima kasih kepada bapak Dr. Win Usuluddin, M.Hum.
selaku dosen mata kuliah “Studi Falsafah Ulum” yang telah memberikan
bimbingan dalam mengerjakan tugas ini.
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan saya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya
harapkan. untuk itu saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga tugas yang saya kerjakan ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya, sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
4.1 Kesimpulan 16
4.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah filsafat tidak selalu linier, sejarah maju mundur sedangkan ilmu
pengetahuan selalu berkembang. Dalam sejarah pengetahuan, filsafat dan sains
memiliki peran penting masing-masing dan saling berhubungan. Filsafat dan sains
memiliki kontak dengan kebenaran. Ilmu yang dijelaskan dan diungkapkan dalam
buku-buku itu benar-benar ada, kebenaran diperoleh dari pemikiran dan
kebenaran diperoleh dari pengalaman. Adapun tujuan filsafat adalah untuk
menemukan hakikat kebenaran sejati. Jika kebenaran yang hakiki itu tersusun
secara teratur, maka ia merupakan filsafat yang sistematis. Filsafat sistematis
secara umum dibagi menjadi tiga cabang utama filsafat: epistemologi, ilmu alam,
dan teori nilai.
1
Bahrum, Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi. Sulesana (wawasan keislaman: 2013) h,35-45
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ontologi merupakam cabang dari filsafat, atau bagian dari metafisika, dan
metafisika adalah salah satu babnya. Ontologi adalah menanyakan apa yang akan
dipelajari dalam ilmu atau hakikat dari apa yang dipelajari. Apa objek dari suatu
peristiwa di sini? Objek kajian ontologi adalah suatu yang ada tidak terikat pada
perwujudan tertentu; ontologi membahas apa yang ada secara universal, yaitu
berusaha menemukan inti yang memuat seluruh realitas. 2 Dalam pembahasannya
terdapat metafisika yang membahas tentang hal-hal yang mendasar atau
fundamental. Metafisika membahas segala sesuatu yang kita pikir ada,
mempertanyakan sifatnya. Esensi ini tidak dapat dicapai oleh panca indera karena
tidak dipahami, dalam bentuk, ruang dan waktu. Dengan mempelajari alam, kita
dapat memperoleh pengetahuan dan menjawab pertanyaan tentang apa itu hakikat
sains. Namun, elemen panca indera akan memainkan peran yang sangat penting
dalam mempelajari objek kehidupan.3 Panca indera akan membantu menelaah
teori keberadaan, dimana sesuatu yang ada pasti ada dan nyata.
2
Inu Kencana Syafii, Pengantar Filsafat (Cet. 1: Bandung: Refika Aditama,2004),h. 9
3
Jujun Suariasumantri, Ilmu dalam P erspektif Sebuah Kumpulan K arangan tentang Hakekat
Ilmu, (Cet. IX; Jakarta: Gramedia, 1991), h., 5.
4
4
Jujun Suariasumantri, Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu,
(Cet. IX; Jakarta: Gramedia, 1991), h., 121
5
menjadi perbedaan. Pohon pengetahuan mulai membentuk cabang baru yang lebih
kompleks. Pada saat itu juga terdapat pembagian bidang ilmu yang kemudian
mulai memadat menjadi ilmu-ilmu alam dan juga ilmu-ilmu sosial.
5
Lihat, Inu Kencana, op. Cit, h1
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
7
No Bahasan Keterangan
1 Metafisika Metafisika adalah bidang kajian filosofis yang
melandasi semua pemikiran filosofis,
termasuk pemikiran ilmiah.
No Bahasan Keterangan
1 Sejarah Sejarah Pengetahuan Sejarah pengetahuan dimulai
pengetahuan dengan adanya kriteria kesamaan sebagai konsep
dasarnya. Semua bersatu dalam satu kesatuan yang
batas-batasnya kabur dan mengambang. Tidak ada
jarak antara satu objek dengan objek lainnya, antara
satu objek dengan objek lainnya. Konsep dasar ini baru
mengalami perubahan mendasar dengan
berkembangnya Century of Reasoning pada
pertengahan abad ketujuh belas. Pohon pengetahuan
sudah mulai membedakan setidaknya tentang apa yang
diketahui, bagaimana mengetahuinya, dan apa manfaat
mengetahui itu. Tergantung pada objek studi,
membedakan ilmu alam dan ilmu sosial. Dari satu
cabang ilmu ini diperkirakan akan berkembang lebih
dari 650 cabang ilmu.
2 Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk
pengetahuan. Oleh karena itu, sains adalah bagian dari
pengetahuan yang dikenal manusia di samping banyak
jenis pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Pengetahuan adalah gudang kekayaan spiritual yang
secara langsung atau tidak langsung memperkaya
hidup kita.
10
1. Rumusan masalah
2. Pembentukan kerangka refleksi
12
3. Pembentukan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
5. Penarikan kesimpulan
4 Struktur Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah
Pengetahuan adalah pengetahuan yang memenuhi syarat ilmiah dan
Ilmiah oleh karena itu dapat disebut pengetahuan ilmiah atau
ilmiah. Ada pula struktur pengetahuan ilmiah sebagai
berikut
1) Teori yang merupakan pengetahuan ilmiah yang
menjadi penjelasan yang menjelaskan mengenai suatu
faktor tertentu.
2) Hukum yang merupakan pernyataan yang tidak
dapat disangkal dan menyatakan hubungan antara dua
variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat
3) Prinsip yang dapat diartikan sebagai pernyataan
umum yang mendasari dari sekelompok gejala-gejala
tertentu yang mampu menjelaskan kejadian yang
terjadi.
4) Postulat yang merupakan asumsi dasar yang
kebenarannya dapat kita terima tanpa dituntut dengan
adanya pembuktian.
Berikut ini disajikan pada tabel mengenai ringkasan telaah Aksiologi : Nilai
Kegunaan Ilmu:
No Bahasan Keterangan
1 Ilmu dan moral Benarkah bahwa makin cerdas, maka makin pintar kita
13
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Ontologi adalah apa yang akan dipelajari dalam ilmu atau hakikat dari apa yang
dipelajari. Apa objek dari suatu peristiwa di sini? Objek kajian ontologi adalah
yang ada tidak terikat pada perwujudan tertentu; ontologi membahas apa yang ada
secara universal, yaitu berusaha menemukan inti yang memuat seluruh realitas.
Dalam pembahasannya terdapat metafisika yang membahas tentang hal-hal yang
mendasar atau fundamental. Sedangkan epistemologi adalah sarana untuk
memperoleh pengetahuan. Ketika kita ingin mengetahui sesuatu, kita menemukan
cara untuk mengetahui apa yang ingin kita ketahui. Inilah inti dari epistemologi.
Metode yang ingin kita gunakan untuk memperoleh pengetahuan tidak hanya cara
yang penting kita dapat mengetahui sesuatu, tetapi juga cara yang benar. Aksioma
belajar adalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu pengetahuan akan bermanfaat bagi
perkembangan peradaban manusia. Dalam kehidupan, pengetahuan akan dikaitkan
dengan moralitas. Masalah etika tidak lepas dari tekad masyarakat untuk mencari
kebenaran, karena untuk mencari kebenaran dan terutama membela kebenaran
dibutuhkan keberanian moral.
4.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti
bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA