Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Mohammad Azhar Efendi Bahtiar (220401110266)
Frida Lolita Hapsari (220401110238)
Ayu Fitriana Dewi (220401110231)
Hafidza Zuhdiyya (220401110239)
Puja Maudy Lawinsky (220401110232)
Ikrar Narawangsyah (220401110248)
Ahmad Gymnastiar Hamdy(220401110265)
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang sudah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga saya bisa menyusun tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Filsafat dengan Judul
“Hakikat Sains Menurut Ilmuwan Barat”. Makalah ini ditujukan untuk memahami lebih detail
tentang hakikat sains, diharapkan pembaca dapat memahami konsep ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Zainal Habib, M.Hum. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Filsafat yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang hakikat sains. Makalah ini juga ditujukan untuk
memenuhi tugas kelompok. Kami hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan-
kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah
yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan
kita semua. untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari
teman-teman yang membacanya.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I ..................................................................................................................................
Pendahuluan ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................
Pembahasan .................................................................................................................... 3
1. Sains Menurut Ilmuwan Barat ................................................................................ 3
2. a. Ontologi Filsafat.................................................................................................. 3
3. b. Epistemologi Filsafat .......................................................................................... 4
4. c. Aksiologi Filsafat ................................................................................................ 7
5. Sains Modern .......................................................................................................... 9
BAB III ...............................................................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat
pemgetahuan. epistemology berasal dari 2 kata yaitu epistem : pengetahuan atau pemahaman
dan logos : ilmu. terdapat 2 jenis epistemologi yaitu epistemological idealism : kenyataan yang
dipersepsi yang bergantung pada kesadaran dan epistemological realist : ada realitas atau
kenyataan yang bebas dari kesadaran.
Objek pengetahuan yaitu fenomena, masa lalu, masa depan, values(etis,estetis dan religius)
dan ,mind. sumber sumber pengetahuan yaitu sense perception(panca indra), akal, intuisi,
Nurani,naluri dan imajinasi.
Jenis jenis pengetahuan ada banyak ada pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah,
pengetahuan teknologi, pengetahuan ideologi, pengetahuan mistis, pengetahuan filosofis.
Sains(pengetahuan ilmiah) merupakan bagian yang mempelajari aspek kehidupan manusia,
karena belajar sains pada dasarnya belajar berbuat dan berpikir. Ini sesuai dengan hakikat sains
ditinjau dari segi ilmu, yaitu suatu cara berpikir. Dengan mempelajari sains berarti telah
memberikan sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan.
Pendidikan sains sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif. Menurut Dahar (dalam
Widiasih, 2010:1) bahwa usia kritis yang dapat mempengaruhi sikap anak harus ditanamkan sejak
usia 8-13 tahun agar anak senang mempelajari ilmu dan memperoleh pengetahuan, sehingga pada
akhirnya terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.
Disarankan agar proses pembelajaran dihasilkan dalam lingkungan belajar yang dapat
mendorong kepercayaan diri anak dan mengembangkan sikap dan perilaku kreatif dan inventif
pada siswa untuk memenuhi tujuan belajar IPA di sekolah dasar. Siswa hanya dapat mencapai
lingkungan belajar seperti itu dengan menggunakan teknik instruksional yang sesuai bersama
dengan alat peraga.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sains menurut ilmuwan barat?
2. Bagaimana ontologi epistemologi dan aksiologi dalam sains menurut ilmuwan barat?
3. Apa itu sains modern?
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami ilmu pengetahuan menurut ilmuwan barat.
2. Untuk memahami ontologi, epistemologi, aksiologi dalam ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengenali tokoh-tokoh ilmuwan barat beserta pemikirannya.
4. Untuk mengenal lebih dalam tentang sains modern.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut The Liang Gie dalam karangannya yang berjudul “Pengantar Filsafat Ilmu”
(1997:88). Sains dapat dilihat sebagai kegiatan untuk memperoleh pengetahuan,
sebagai metode untuk melakukan aktivitas, sebagai produk dari sains dan aktivitasnya.
Menurut The Liang Gie, ilmu ialah “aktivitas penelitian, metode ilmiah, dan
pengetahuan sistematis.”
Dalam bukunya yang berjudul “Pengenalan Sejarah dan Falsafah Sains” (1987”6)
Shaharir Muhammad Zain mengatakan bahwa sains merupakan “analisis phenomenon
secara bersistem, logic, dan obyektif dengan kaedah khusus yang menjadi alat untuk
mewujudkan pengetahuan yang benar”.
2. a. Ontologi Filsafat
Ontologi adalah bagian filsafat yang membahas hakikat realitas atau hakikat yang
ada, termasuk hakikat ilmu pengetahuan sebagai sebuah realitas. Ada tiga jenis
(realitas) yang menjadi objek pemikiran filosofis: alam material (alam semesta),
manusia (manusia), dan Tuhan.
Aristoteles (374-322 SM) mengklasifikasikan ilmu sebagai alat dan ilmu sebagai
tujuan dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu:
1. Ilmu Teoritis, seperti fisika, matematika, dan metafisika.
2. Ilmu Praktis, seperti etika, ekonomi, dan politik.
3
Pada zaman pertengahan, klasifikasi ilmu yang diterima dan berkembang pada masa
itu adalah apa yang disebut Trivium dan Quadrivium: Ilmu-ilmu Trivium meliputi,
Grammar, Dialektita, dan Retorika. Sedangkan Ilmu quadrivium termasuk
aritmatika, geometri, musik, dan astronomi.
Di zaman modern ini, konsep taksonomi ilmiah yang bersumber dari ilmu empiris
berkembang pesat dan mantap.
Universitas Harvard pada tahun 1928 membagi ilmu menjadi tiga kelompok, yaitu
ilmu fisika. ilmu sosial dan humaniora atau humaniora.
Hal lain yang berhubungan dengan ontology ilmu ialah mengenai hukum ilmu, yang
maksudnya adalah hukum sebab akibat atau hukum kausalitas. Dalam filsafat ilmu,
pertanyaan kausalitas merupakan masalah yang belum terpecahkan, sebagian karena
ilmu tidak hanya berurusan dengan alam fisik, tetapi juga dengan alam metafisik.
Mengenai ontologi ilmu, ada tiga jenis sifat ilmiah: ilmiah, humanistik, dan holistik.
Dalam filsafat barat terdapat banyak aliran, yang beberapa diantaranya dapat
digolongkan ke dalam filsafat ontology yang membahas yang membahas tentang
hakikat realitas, yaitu: aliran materialisme, vitualisme, humanisme, dan
eksistensialisme, serta juga aliran beberapa aliran dilihat dari sudut jumlah, seperti:
monism, dualism, dan pluralisme.
b. Epistemologi Filsafat
Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan membahas secara mendalam mengenai
tiga masalah pokok, yaitu sumber ilmu pengethauan, metode ilmu pengetahuan, dan
kebenaran ilmu pengetahuan. Berikut beberapa aliran filsafat barat yang menjadi
landasan epistemology sains barat modern:
1. Sumber Ilmu Pengetahuan
Sumber pengetahuan adalah sumber dari mana kita memperoleh pengetahuan.
Mengenai sumber pengetahuan, tradisi filsafat barat mewarisi dua aliran
epistemology yang terbesar, yaitu aliran rasionalisme dan empirisme. Aliran
rasionalis menekankan akal (reason) sebagai sumber pengetahuan, sedangkan aliran
4
empiris menganggap bahwa sumber utama pengetahuan adalah pengalaman indrawi
manusia (indrawi experience). Kedua macam sumber ilmu pengetahuan yaitu, akal
dan indera, pada dasarnya bersumber pada manusia, karena akal dan indera itu
dimiliki manusia.
Metode deduktif adaalh suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal abstrak
kepaa yang konkrit atau dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang
bersifat khusus dengan menggunakan kaedah logika tertentu, yaitu logika deduktif.
Silogisme terdiri atas 3 pernyataan, yang disebut:
1. Premis Mayor (dasar pikiran utama)
2. Premis Minor (dasar pikiran kedua)
3. Kesimpulan
Contoh
1. Semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor)
2. Manusia adalah makhluk hidup (premis minor)
3. Manusia pasti mati (kesimpulan)
Metode Induktif.
Pada tahun (1561-1626) Francis Bacon menggunakan metode induktif untuk
mencari tahu. Ia yakin bahwa seorang peneliti dapat membuat kesimpulan umum
berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsnung. Menurutnya
untuk memperoleh kebenaran mengenai alam ini, peneliti harus mengamati alam itu
secara langsung, dan harus membebaskan pikiran dari berbagai bentuk prasangka.
5
Teori korespondesi (teori persesuaian)
Menurut teori korespondesi pemgetahuan kita itu adalah benar apabila sesuai
dengan kenyataan. Suatu pernyataan atau suatu proposi dikatakan benar apabila
pernyataan itu sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Suatu pernyataan tidak benar jika
tidak sesuai dengan fakta. Pendukung teori ini yaitu kaum empiris dan realis,
berpendapat bahwa dumia di luar diri kita (obyek) tidak bergantung pada diri kita
(subyek). Menurut teori ini, kebenaran adalah kebenaran transendental, yang berarti
bahwa kebenaran berada di luar jiwa kita dan di luar batas jiwa kita.
Teori prakmatik.
Menurut teori ini suatu proposisi dikatakan benar apabila proposisi itu berlaku,
dapat digunakan, berguna. Dengan kata lain bahwa sesuatu itu dikatakan benar
apabila ia berguna, dapat digunakan dalam praktek, akibat atau pengaruhnya
memuaskan. Jelas bahwa teori ini berdasarkan pada filsafat pragmatisme. Kebenaran
empiris dan kebenaran logis.
Ketiga macam teori kebenaran menurut pandangan sains barat itu dapat
digolongkan ke dalam dua macam kebenaran, yaitu kebenaran empiris (yang
bertolak dari aliran epirisme), dan kebenaran logis (yamg bertolak dari logika
deduktif).
Kebenaran empiris:
• Mementingkan obyek
• Menghargai cara kerja induktif dan aposteriosis
• Lebih mengutamakan penalaran akal budi.
6
datangnya dari Allah, dan karena itu bersifat mutlak. wahyu diturunkan oleh Allah
kepada rasul-rasulNya untuk menjadi sumber ilmu pengetahuan dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia.
c. Aksiologi Filsafat
Dalam filsafat aksiologi atau filsafat nilai terdapat beberapa aliran : Hedonisme,
utilitarianisme, dan pragmatisme.
hedonisme ialah aliran filsafat nilai yang mementingkan nilai kenikmatan. Dalam
filsafat Yunani klasik, aliran ini dikembangkan oleh epicurus(341-271SM). dan
karena itu dinamakan aliran epicurean. Aliran ini yang dikejar oleh pelakunya adalah
kenikmatan, yang dipandang sebagai sebuah kebajikan. semua yang membawa
kepada kenikmatan adalah kebaikan, sedangkan hal yang membawa kepada
ketidaknikmatan atau kesakitan adalah keburukan. Aliran hedonism kemudian
terpecah menjadi beberapa jenis, yaitu egoistic hedonism yang menekankan pada
kenikmatan individu, universalistic hedonism yang menenkankan pada kenikmatan
universal, dan psychological hedonism, yang menganggap bahwa perbuatan
7
seseorang ada karena dorongan psikologis untuk memperoleh kenikmatan, terutama
kenikmatan fisik.
Utilitarianime adalah aliran filsafat nilai yang mementingkan kegunaan, menurut
paham ini sesuatu yang baik atau yang benar adalah yang berguna, sebaliknya
sesuatu yang tidak berguna berarti tidak baik atau tidak benar. Aliran ini
dikembangkan oleh filosofis inggris Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart
Mill (1806-1873). Pada dasarnya aliran ini merupakan versi baru dari aliran
hedonism, dimana yang dimaksud dengan kegunaan ialah kebahagiaan . Bagi
Bentham prinsip kebahagiaan itu adalah kenikmatan bagi golongan terbanyak, yaitu
kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar (the greatest happiness for the greatesnt
number).
Pragmatisme. filsafat pragmatisme sangat berpengaruh Amerika Serikat dan
Inggris, menurut aliran ini sesuatu yang dikatakan benar apabila berguna atau
bermanfaat (utility) bagi kehidupan, tentu saja maksudnya adalah kehidupan di dunia
ini. dan prinsip kegunaan atau manfaat dari aliran ini bukan hanya menekankan pada
kebahagiaan (utilitarianisme) atau pada kenikmataan (hedonism), tetapi ditekankan
pada akibat praktisnya (pratical consequences). Pragmatisme dikenal juga dengan
nama yaitu: intrumentalisme, fungsionalisme. dan eksprimentalisme. pelopor aliran
pragmatisme ialah Charles Sanders Pierce (1819-1914). Tokoh lain yang dikenal
ialah William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952). Filosofi
pragmatisme didasarkan pada empat prinsip utama:
1 Manusia adalah makhluk biologis dan makhluk sosial
2 Bahwa nilai-nilai bersifat relative
3 Bahwa berpikir kritis secara cerdas adalah esensial
4 Bahwa esensi kenyataan ialah perubahan (change)
Pragmatisme tergolong filsafat materialisme, dan karena itu aliran ini menolak
filsafat spekluatif dan metafisik, termasuk agama, dan sejalan dengan utilitarisme,
pragmatisme juga mengutamakan akibat dalam praktek (pratical consequenses)
sebagai ukuran baik atau benar sesuatu. yang benar ialah yang bersifat praktis atau
yang dapat dikerjakan.
3. Sains Modern
1. Paradigma Sains Modern
8
Filsafat sains modern dan struktur ilmu pengetahuan yang dibangunnya tercermin
pada pengagungan terhadap rasionalisme, empirisme, positivisme, obyektivisme,
dan netralisme nilai etika. inilah yang dikenal sebagai paradigma sains modern.
Seluruh struktur ilmiah harus didasarkan pada paradigma ini. Apa pun di luar
paradigma dianggap salah atau tidak ilmiah. Pertanyaan tentang nilai-nilai ilmiah
yang berkaitan dengan agama harus ditinggalkan karena dianggap tidak rasional dan
tidak objektif.
Pemisahan hukum empiris dari hukum normatif telah menyebabkan ilmu
pengetahuan modern digambarkan sebagai netral dan tidak berharga. Hukum
normatif mengatur hubungan antara mahkluk dengan penciptanya. Bagi para
pendukung empirisme, hukum normatif dilihat hanya berkaitan dengan manusia,
rousseau melihatnya sebagai sosial dan dengan demikian tidak ada hubungannya
dengan agama. 113 Pandangan bahwa hukum normatif hanya sebagai kontrak social
inilah yang sebenarnya telah berhasil mengikis habis kesadaran agamawi dari
kesadaran manusia modern, dimana Tuhan dengan seperangkat hukumNya
dipandang tidak ada dalam seluruh fenomena kehidupan. (lihat Syamsul Arifin,
1999:160). Dengan paradigma ilmiah seperti itu, kita dapat menyimpulkan bahwa
sains modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Percaya pada rasionalitas
2. Metode ilmiah untuk mengetahui realitas
3. Fokus pada Objektivitas, Ilmu Tidak Berharga
4. Reduksionisme, artinya fenomena direduksi dan metode dianggap dominan bagi
kemajuan ilmu pengetahuan
5. Universalisme
6. Kebebasan absolut
9
(pencerahan), yaitu ketika tokoh Renaissance filosof Perancis Rene Descartes (1596-
1650) menklaim bahwa akal atau rasiolah sebagai satu-satunya kreteria untuk
mengukur kebenaran, yang 114 terkenal dengan ucapannya cogito ergo sum ( saya
berpikir maka saya ada). Ludwig Feurbach (1804-1872), seorang teolog, namun
merupakan salah seorang pelopor paham atheisme di abad modern, dalam bukunya
“The Essence of Christanity”, menegaskan bahwa manusia adalah prinsip filsafat
yang paling agama adalah impian hati manusia (Agama adalah impian hati manusia).
Karl Marx (1818 -1883) mengatakan bahwa agama adalah candu bagi rakyat.
Baginya agama adalah faktor sekunder, sedangkan yang primer adalah ekonomi.
Charles Darwin (1805-1882) mengatakan bahwa asal mula manusia bukan dari
Tuhan, tetapi dari alam sebagai hasil adaptasinya kepada lingkungan, dan ia
menyimpulkan bahwa Tuhan tidak berperan dalam penciptaan makhluk hidup. (lihat
The Origin of Species, 1958).
10
memahami dan mengambil manfaat dari alam semesta, membuat hidup ini lebih
bermakna.
11
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulannya adalah filsafat dari suatu krisis, krisis beratatike, bila terjadi krisis orang
biasanya meninjau kembali kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat
tahan uji.Filsafat dengan pemikiran perjalanan dari satu krisis ke krisis lain.ini berarti bahwa
manusia yang berfilsafat terus meninjau kembali kembali eksistensi dirinya dan alam di
sekitarnya. Filsafat sejak Thales sudah mempersoalkan alam sekitarnya. Pada
Socrates,Platodan Aristoteles masalah yang dipetakanjauh meningkatya itu di pertanyakan
eksistensi manusia,meskipun eksistensi manusia yang tinggi pada Yunani kuno kurang
mendapat perhatian buruk saya Kehadiran filsafat buruk modern yangdimulai oleh gerakan
Renaisans berusaha mengembalikan eksistensi kemanusiaan yang hilang ohleh tidur pajang
1000 tahun lebih.
12
DAFTAR PUSTAKA
• Soelaiman, Darwis A. (2019). Filsafat ilmu pengetahuan perspektif barat dan
islam(miring). Banda Aceh: Bandar publishing
• Wattimena, Reza A.A. (2008). Filsafat dan Sains. Jakarta: PT Gramedia
• Deleuze, Gilles dan Felix Guattari (2010). What is Philosophy?. Yogyakarta:
Jalasutra.
• Santoso, Listiyono dkk(2006). Epistemologi kiri(miring). Sleman: kelompok penerbit
Ar ruzz media
•
13