Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT

“HAKIKAT SAINS MENURUT ILMUAN BARAT


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Filsafat
Dosen Pengampu : Dr.Zainal Habib,M.Hum

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Mohammad Azhar Efendi Bahtiar (220401110266)
Frida Lolita Hapsari (220401110238)
Ayu Fitriana Dewi (220401110231)
Hafidza Zuhdiyya (220401110239)
Puja Maudy Lawinsky (220401110232)
Ikrar Narawangsyah (220401110248)
Ahmad Gymnastiar Hamdy(220401110265)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang sudah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga saya bisa menyusun tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Filsafat dengan Judul
“Hakikat Sains Menurut Ilmuwan Barat”. Makalah ini ditujukan untuk memahami lebih detail
tentang hakikat sains, diharapkan pembaca dapat memahami konsep ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Zainal Habib, M.Hum. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Filsafat yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang hakikat sains. Makalah ini juga ditujukan untuk
memenuhi tugas kelompok. Kami hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan-
kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah
yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan
kita semua. untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari
teman-teman yang membacanya.

Malang, 19 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I ..................................................................................................................................
Pendahuluan ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................
Pembahasan .................................................................................................................... 3
1. Sains Menurut Ilmuwan Barat ................................................................................ 3
2. a. Ontologi Filsafat.................................................................................................. 3
3. b. Epistemologi Filsafat .......................................................................................... 4
4. c. Aksiologi Filsafat ................................................................................................ 7
5. Sains Modern .......................................................................................................... 9
BAB III ...............................................................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat
pemgetahuan. epistemology berasal dari 2 kata yaitu epistem : pengetahuan atau pemahaman
dan logos : ilmu. terdapat 2 jenis epistemologi yaitu epistemological idealism : kenyataan yang
dipersepsi yang bergantung pada kesadaran dan epistemological realist : ada realitas atau
kenyataan yang bebas dari kesadaran.
Objek pengetahuan yaitu fenomena, masa lalu, masa depan, values(etis,estetis dan religius)
dan ,mind. sumber sumber pengetahuan yaitu sense perception(panca indra), akal, intuisi,
Nurani,naluri dan imajinasi.
Jenis jenis pengetahuan ada banyak ada pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah,
pengetahuan teknologi, pengetahuan ideologi, pengetahuan mistis, pengetahuan filosofis.
Sains(pengetahuan ilmiah) merupakan bagian yang mempelajari aspek kehidupan manusia,
karena belajar sains pada dasarnya belajar berbuat dan berpikir. Ini sesuai dengan hakikat sains
ditinjau dari segi ilmu, yaitu suatu cara berpikir. Dengan mempelajari sains berarti telah
memberikan sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan.
Pendidikan sains sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif. Menurut Dahar (dalam
Widiasih, 2010:1) bahwa usia kritis yang dapat mempengaruhi sikap anak harus ditanamkan sejak
usia 8-13 tahun agar anak senang mempelajari ilmu dan memperoleh pengetahuan, sehingga pada
akhirnya terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.
Disarankan agar proses pembelajaran dihasilkan dalam lingkungan belajar yang dapat
mendorong kepercayaan diri anak dan mengembangkan sikap dan perilaku kreatif dan inventif
pada siswa untuk memenuhi tujuan belajar IPA di sekolah dasar. Siswa hanya dapat mencapai
lingkungan belajar seperti itu dengan menggunakan teknik instruksional yang sesuai bersama
dengan alat peraga.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sains menurut ilmuwan barat?
2. Bagaimana ontologi epistemologi dan aksiologi dalam sains menurut ilmuwan barat?
3. Apa itu sains modern?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami ilmu pengetahuan menurut ilmuwan barat.
2. Untuk memahami ontologi, epistemologi, aksiologi dalam ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengenali tokoh-tokoh ilmuwan barat beserta pemikirannya.
4. Untuk mengenal lebih dalam tentang sains modern.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sains Menurut Ilmuwan Barat


Literatur penuh dengan definisi pengetahuan yang diajukan oleh para ilmuwan. ENSIE
mengatakan bahwa sains adalah pengetahuan yangmempunyai dasar yang berlaku
secara umum serta niscaya. Sains adalah seperangkat kebenaran yang terhubung secara
sistematis.

Menurut The Liang Gie dalam karangannya yang berjudul “Pengantar Filsafat Ilmu”
(1997:88). Sains dapat dilihat sebagai kegiatan untuk memperoleh pengetahuan,
sebagai metode untuk melakukan aktivitas, sebagai produk dari sains dan aktivitasnya.
Menurut The Liang Gie, ilmu ialah “aktivitas penelitian, metode ilmiah, dan
pengetahuan sistematis.”

Dalam karangannya “What is Science?” Ziman (1980) mengatakan bahwa “Ilmu


pengetahuan adalah kebenaran yang diperoleh melalui kesimpulan logis dari
pengamatan empiris, (berpikir logis dan berpikir unduktif).

Dalam bukunya yang berjudul “Pengenalan Sejarah dan Falsafah Sains” (1987”6)
Shaharir Muhammad Zain mengatakan bahwa sains merupakan “analisis phenomenon
secara bersistem, logic, dan obyektif dengan kaedah khusus yang menjadi alat untuk
mewujudkan pengetahuan yang benar”.

2. a. Ontologi Filsafat
Ontologi adalah bagian filsafat yang membahas hakikat realitas atau hakikat yang
ada, termasuk hakikat ilmu pengetahuan sebagai sebuah realitas. Ada tiga jenis
(realitas) yang menjadi objek pemikiran filosofis: alam material (alam semesta),
manusia (manusia), dan Tuhan.

Aristoteles (374-322 SM) mengklasifikasikan ilmu sebagai alat dan ilmu sebagai
tujuan dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu:
1. Ilmu Teoritis, seperti fisika, matematika, dan metafisika.
2. Ilmu Praktis, seperti etika, ekonomi, dan politik.

3
Pada zaman pertengahan, klasifikasi ilmu yang diterima dan berkembang pada masa
itu adalah apa yang disebut Trivium dan Quadrivium: Ilmu-ilmu Trivium meliputi,
Grammar, Dialektita, dan Retorika. Sedangkan Ilmu quadrivium termasuk
aritmatika, geometri, musik, dan astronomi.

Di zaman modern ini, konsep taksonomi ilmiah yang bersumber dari ilmu empiris
berkembang pesat dan mantap.

Universitas Harvard pada tahun 1928 membagi ilmu menjadi tiga kelompok, yaitu
ilmu fisika. ilmu sosial dan humaniora atau humaniora.

Hal lain yang berhubungan dengan ontology ilmu ialah mengenai hukum ilmu, yang
maksudnya adalah hukum sebab akibat atau hukum kausalitas. Dalam filsafat ilmu,
pertanyaan kausalitas merupakan masalah yang belum terpecahkan, sebagian karena
ilmu tidak hanya berurusan dengan alam fisik, tetapi juga dengan alam metafisik.

Mengenai ontologi ilmu, ada tiga jenis sifat ilmiah: ilmiah, humanistik, dan holistik.
Dalam filsafat barat terdapat banyak aliran, yang beberapa diantaranya dapat
digolongkan ke dalam filsafat ontology yang membahas yang membahas tentang
hakikat realitas, yaitu: aliran materialisme, vitualisme, humanisme, dan
eksistensialisme, serta juga aliran beberapa aliran dilihat dari sudut jumlah, seperti:
monism, dualism, dan pluralisme.

b. Epistemologi Filsafat
Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan membahas secara mendalam mengenai
tiga masalah pokok, yaitu sumber ilmu pengethauan, metode ilmu pengetahuan, dan
kebenaran ilmu pengetahuan. Berikut beberapa aliran filsafat barat yang menjadi
landasan epistemology sains barat modern:
1. Sumber Ilmu Pengetahuan
Sumber pengetahuan adalah sumber dari mana kita memperoleh pengetahuan.
Mengenai sumber pengetahuan, tradisi filsafat barat mewarisi dua aliran
epistemology yang terbesar, yaitu aliran rasionalisme dan empirisme. Aliran
rasionalis menekankan akal (reason) sebagai sumber pengetahuan, sedangkan aliran
4
empiris menganggap bahwa sumber utama pengetahuan adalah pengalaman indrawi
manusia (indrawi experience). Kedua macam sumber ilmu pengetahuan yaitu, akal
dan indera, pada dasarnya bersumber pada manusia, karena akal dan indera itu
dimiliki manusia.

2. Metode Ilmu Pengetahuan


Sains, yang dicapai melalui akal dan pengalaman manusia, dicapai melalui
serangkaian proses berpikir yang disebut pendekatan ilmiah, atau pemikiran ilmiah.
Biasanya Langkah-langkah ilmiah itu ada 5 macam, yaitu:
a) Perumusan Masalah
b) Perumusan Hipotesa
c) Pengumpulan Data
d) Analisis Data
e) Pengambilan Kesimpulan

Metode deduktif adaalh suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal abstrak
kepaa yang konkrit atau dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang
bersifat khusus dengan menggunakan kaedah logika tertentu, yaitu logika deduktif.
Silogisme terdiri atas 3 pernyataan, yang disebut:
1. Premis Mayor (dasar pikiran utama)
2. Premis Minor (dasar pikiran kedua)
3. Kesimpulan
Contoh
1. Semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor)
2. Manusia adalah makhluk hidup (premis minor)
3. Manusia pasti mati (kesimpulan)

Metode Induktif.
Pada tahun (1561-1626) Francis Bacon menggunakan metode induktif untuk
mencari tahu. Ia yakin bahwa seorang peneliti dapat membuat kesimpulan umum
berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsnung. Menurutnya
untuk memperoleh kebenaran mengenai alam ini, peneliti harus mengamati alam itu
secara langsung, dan harus membebaskan pikiran dari berbagai bentuk prasangka.

5
Teori korespondesi (teori persesuaian)
Menurut teori korespondesi pemgetahuan kita itu adalah benar apabila sesuai
dengan kenyataan. Suatu pernyataan atau suatu proposi dikatakan benar apabila
pernyataan itu sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Suatu pernyataan tidak benar jika
tidak sesuai dengan fakta. Pendukung teori ini yaitu kaum empiris dan realis,
berpendapat bahwa dumia di luar diri kita (obyek) tidak bergantung pada diri kita
(subyek). Menurut teori ini, kebenaran adalah kebenaran transendental, yang berarti
bahwa kebenaran berada di luar jiwa kita dan di luar batas jiwa kita.

Teori konsitensi atau koherensi


Menurut teori konsitensi suatu proposisi dianggap benar, atau proposisi itu
konsisten dengan proposisi sebelumnya. Menurut teori ini, yang dianut oleh kaum
rasionalis dan idealis, manusia tidak dapat serta merta mencapai kesepakatan antara
pengetahuan mereka dan objek-objek di luar dirinya.kesan-kesan tentang sesuatu,
atau pendapat tentang sesuatu.

Teori prakmatik.
Menurut teori ini suatu proposisi dikatakan benar apabila proposisi itu berlaku,
dapat digunakan, berguna. Dengan kata lain bahwa sesuatu itu dikatakan benar
apabila ia berguna, dapat digunakan dalam praktek, akibat atau pengaruhnya
memuaskan. Jelas bahwa teori ini berdasarkan pada filsafat pragmatisme. Kebenaran
empiris dan kebenaran logis.
Ketiga macam teori kebenaran menurut pandangan sains barat itu dapat
digolongkan ke dalam dua macam kebenaran, yaitu kebenaran empiris (yang
bertolak dari aliran epirisme), dan kebenaran logis (yamg bertolak dari logika
deduktif).
Kebenaran empiris:
• Mementingkan obyek
• Menghargai cara kerja induktif dan aposteriosis
• Lebih mengutamakan penalaran akal budi.

Kebenaran wahyu disamping diakui adanya kebenaran logis dan kebenaran


empiris, terdapat pula kebenaran wahyu. kebenaran wahyu adalah kebenaran yang

6
datangnya dari Allah, dan karena itu bersifat mutlak. wahyu diturunkan oleh Allah
kepada rasul-rasulNya untuk menjadi sumber ilmu pengetahuan dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia.

3.Aliran-Aliran Filsafat Epistemologi


Sehubungan dengan pengetahuan yang diperoleh dengan akal dan pengalaman
manusia, maka dalam filsafat barat dikenal beberapa aliran yang mendasari
epistimologi barat itu. Bab ini menjelaskan beberapa aliran seperti, idealisme dan
rasionalisme. Kedua aliran filsafat ini pada dasarnya adalah sama, yaitu
memandang bahwa kenyataan yang sesungguhnya adalah dunia idea atau rasio.
Kritisme. filsafat kritisme merupakan penggabungan antara rasionalisme dan
empirisme, yaitu bahwa pengetahuan kita itu diperoleh melalui akal dan pancaindra
kita. Objek di luar kita memberi kita pengalaman melalui indera kita.Pengalaman
itu dirasionaliskan oleh subyek (kita) menjadi pengetahuan. Karena filosof
Emanuel Kant yang pertama kali mengkritik dan menganalisis kedua
macamsumber pengetahuan itu dan menggabungkan keduanya. Pengetahuan yang
diperoleh dengan akal menggunakan metode berpikir analitis-aprioris, sedangkan
pengetahuan yang diperoleh dengan empiri menggunakan metode sintesis
aposteriosis.

c. Aksiologi Filsafat
Dalam filsafat aksiologi atau filsafat nilai terdapat beberapa aliran : Hedonisme,
utilitarianisme, dan pragmatisme.
hedonisme ialah aliran filsafat nilai yang mementingkan nilai kenikmatan. Dalam
filsafat Yunani klasik, aliran ini dikembangkan oleh epicurus(341-271SM). dan
karena itu dinamakan aliran epicurean. Aliran ini yang dikejar oleh pelakunya adalah
kenikmatan, yang dipandang sebagai sebuah kebajikan. semua yang membawa
kepada kenikmatan adalah kebaikan, sedangkan hal yang membawa kepada
ketidaknikmatan atau kesakitan adalah keburukan. Aliran hedonism kemudian
terpecah menjadi beberapa jenis, yaitu egoistic hedonism yang menekankan pada
kenikmatan individu, universalistic hedonism yang menenkankan pada kenikmatan
universal, dan psychological hedonism, yang menganggap bahwa perbuatan

7
seseorang ada karena dorongan psikologis untuk memperoleh kenikmatan, terutama
kenikmatan fisik.
Utilitarianime adalah aliran filsafat nilai yang mementingkan kegunaan, menurut
paham ini sesuatu yang baik atau yang benar adalah yang berguna, sebaliknya
sesuatu yang tidak berguna berarti tidak baik atau tidak benar. Aliran ini
dikembangkan oleh filosofis inggris Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart
Mill (1806-1873). Pada dasarnya aliran ini merupakan versi baru dari aliran
hedonism, dimana yang dimaksud dengan kegunaan ialah kebahagiaan . Bagi
Bentham prinsip kebahagiaan itu adalah kenikmatan bagi golongan terbanyak, yaitu
kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar (the greatest happiness for the greatesnt
number).
Pragmatisme. filsafat pragmatisme sangat berpengaruh Amerika Serikat dan
Inggris, menurut aliran ini sesuatu yang dikatakan benar apabila berguna atau
bermanfaat (utility) bagi kehidupan, tentu saja maksudnya adalah kehidupan di dunia
ini. dan prinsip kegunaan atau manfaat dari aliran ini bukan hanya menekankan pada
kebahagiaan (utilitarianisme) atau pada kenikmataan (hedonism), tetapi ditekankan
pada akibat praktisnya (pratical consequences). Pragmatisme dikenal juga dengan
nama yaitu: intrumentalisme, fungsionalisme. dan eksprimentalisme. pelopor aliran
pragmatisme ialah Charles Sanders Pierce (1819-1914). Tokoh lain yang dikenal
ialah William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952). Filosofi
pragmatisme didasarkan pada empat prinsip utama:
1 Manusia adalah makhluk biologis dan makhluk sosial
2 Bahwa nilai-nilai bersifat relative
3 Bahwa berpikir kritis secara cerdas adalah esensial
4 Bahwa esensi kenyataan ialah perubahan (change)

Pragmatisme tergolong filsafat materialisme, dan karena itu aliran ini menolak
filsafat spekluatif dan metafisik, termasuk agama, dan sejalan dengan utilitarisme,
pragmatisme juga mengutamakan akibat dalam praktek (pratical consequenses)
sebagai ukuran baik atau benar sesuatu. yang benar ialah yang bersifat praktis atau
yang dapat dikerjakan.

3. Sains Modern
1. Paradigma Sains Modern
8
Filsafat sains modern dan struktur ilmu pengetahuan yang dibangunnya tercermin
pada pengagungan terhadap rasionalisme, empirisme, positivisme, obyektivisme,
dan netralisme nilai etika. inilah yang dikenal sebagai paradigma sains modern.
Seluruh struktur ilmiah harus didasarkan pada paradigma ini. Apa pun di luar
paradigma dianggap salah atau tidak ilmiah. Pertanyaan tentang nilai-nilai ilmiah
yang berkaitan dengan agama harus ditinggalkan karena dianggap tidak rasional dan
tidak objektif.
Pemisahan hukum empiris dari hukum normatif telah menyebabkan ilmu
pengetahuan modern digambarkan sebagai netral dan tidak berharga. Hukum
normatif mengatur hubungan antara mahkluk dengan penciptanya. Bagi para
pendukung empirisme, hukum normatif dilihat hanya berkaitan dengan manusia,
rousseau melihatnya sebagai sosial dan dengan demikian tidak ada hubungannya
dengan agama. 113 Pandangan bahwa hukum normatif hanya sebagai kontrak social
inilah yang sebenarnya telah berhasil mengikis habis kesadaran agamawi dari
kesadaran manusia modern, dimana Tuhan dengan seperangkat hukumNya
dipandang tidak ada dalam seluruh fenomena kehidupan. (lihat Syamsul Arifin,
1999:160). Dengan paradigma ilmiah seperti itu, kita dapat menyimpulkan bahwa
sains modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Percaya pada rasionalitas
2. Metode ilmiah untuk mengetahui realitas
3. Fokus pada Objektivitas, Ilmu Tidak Berharga
4. Reduksionisme, artinya fenomena direduksi dan metode dianggap dominan bagi
kemajuan ilmu pengetahuan
5. Universalisme
6. Kebebasan absolut

2. Sains Modern dan Sekularisme


Menurut Syed Naquib al-Attas (1993:133), peradaban Barat modern telah
menjadikan sains sebagai masalah.Hal demikian disebabkan karena imu
pengetahuan modern itu tidak dibangun di atas kepercayaan agama, tetapi
berdasarkan tradisi budaya yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memandang
manusia hanya sebagai makhluk rasional. Proses sekularisasi ilmu itu dimulai pada
masa Renaissance (kebangkitan kembali) dan dilanjutkan pada masa Aufklarung

9
(pencerahan), yaitu ketika tokoh Renaissance filosof Perancis Rene Descartes (1596-
1650) menklaim bahwa akal atau rasiolah sebagai satu-satunya kreteria untuk
mengukur kebenaran, yang 114 terkenal dengan ucapannya cogito ergo sum ( saya
berpikir maka saya ada). Ludwig Feurbach (1804-1872), seorang teolog, namun
merupakan salah seorang pelopor paham atheisme di abad modern, dalam bukunya
“The Essence of Christanity”, menegaskan bahwa manusia adalah prinsip filsafat
yang paling agama adalah impian hati manusia (Agama adalah impian hati manusia).
Karl Marx (1818 -1883) mengatakan bahwa agama adalah candu bagi rakyat.
Baginya agama adalah faktor sekunder, sedangkan yang primer adalah ekonomi.
Charles Darwin (1805-1882) mengatakan bahwa asal mula manusia bukan dari
Tuhan, tetapi dari alam sebagai hasil adaptasinya kepada lingkungan, dan ia
menyimpulkan bahwa Tuhan tidak berperan dalam penciptaan makhluk hidup. (lihat
The Origin of Species, 1958).

3. Teknologi dan Dampaknya bagi Kehidupan


Teknologi, khususnya teknologi modern, tentu memiliki kelebihan dan
kekurangan. Telah terbukti bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
banyak kemudahan bagi kehidupan manusia. Berkembangnya sains dan teknologi
kedokteran, telah memberi pengaruh yang lebih 117 baik pada kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Dengan sains dan teknologi komunikasi dan informasi,
telah memungkinkan manusia dapat bergerak dan bertindak dengan lerbih cepat
dan tepat, lebih efektif dan efisien. Hal ini juga berlaku untuk berbagai ilmu lainnya,
baik fisika maupun metafisika. Namun, teknologi modern memiliki kelemahan
mendasar. Artinya, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak memiliki semangat
keagamaan yang baku untuk menentukan tujuan hidup manusia. Sains tanpa
agama tidak memungkinkan orang untuk hidup dengan tujuan dan bahagia. Bagi
mereka yang percaya bahwa manusia adalah hamba dan khalifah Allah swt. di bumi
ini, sains dan teknologi amat bermakna bagi mereka karena dengan menguasai
sains dan teknologi memungkinkan mereka melaksanakan tugas mereka dengan
sempurna untuk mendapatkan keredaan Allah swt. Ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dikuasai. Karena masyarakat dapat memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Integrasi sains dan agama memungkinkan kita untuk

10
memahami dan mengambil manfaat dari alam semesta, membuat hidup ini lebih
bermakna.

11
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulannya adalah filsafat dari suatu krisis, krisis beratatike, bila terjadi krisis orang
biasanya meninjau kembali kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat
tahan uji.Filsafat dengan pemikiran perjalanan dari satu krisis ke krisis lain.ini berarti bahwa
manusia yang berfilsafat terus meninjau kembali kembali eksistensi dirinya dan alam di
sekitarnya. Filsafat sejak Thales sudah mempersoalkan alam sekitarnya. Pada
Socrates,Platodan Aristoteles masalah yang dipetakanjauh meningkatya itu di pertanyakan
eksistensi manusia,meskipun eksistensi manusia yang tinggi pada Yunani kuno kurang
mendapat perhatian buruk saya Kehadiran filsafat buruk modern yangdimulai oleh gerakan
Renaisans berusaha mengembalikan eksistensi kemanusiaan yang hilang ohleh tidur pajang
1000 tahun lebih.

12
DAFTAR PUSTAKA
• Soelaiman, Darwis A. (2019). Filsafat ilmu pengetahuan perspektif barat dan
islam(miring). Banda Aceh: Bandar publishing
• Wattimena, Reza A.A. (2008). Filsafat dan Sains. Jakarta: PT Gramedia
• Deleuze, Gilles dan Felix Guattari (2010). What is Philosophy?. Yogyakarta:
Jalasutra.
• Santoso, Listiyono dkk(2006). Epistemologi kiri(miring). Sleman: kelompok penerbit
Ar ruzz media

13

Anda mungkin juga menyukai