Oleh:
Dosen Pengampuh :
Dr. Khojir, M.SI
DAFTAR ISI....................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................4
A. Landasan Ontologi.....................................................................4
B. Landasan Epistimologi..............................................................5
C. Landasan Aksiologi...................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
A. Simpulan...................................................................................11
B. Saran..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Penyayang, segala puji bagi Allah tuhan semesta ‘Alam yang telah
Ilmu Pegetahuan”. Dan tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta
makalah ini.
dapat bermanfaat bagi para pembaca, terlepas dari hal itu, penyusun
maupun dari materi pembahasan dalam makalah ini, oleh karena itu
berikutnya.
Penyusun
ii
Nadia Nurindah
iii
I. PENDAHULUAN
akan sesuatu. Setiap jenis pengetahuan juga berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung pada bagaimana cara mendapatkan dan apa yang
karena dua sebab yaitu: Pertama, manusia memiliki bahasa yang mampu
prinsip, teori-teori, dan metodologi yang menjadi dasar bagi riset dan
berkembang secara optimal. Oleh karena itu, penting bagi para ilmuwan,
1
Mohhamad Adib, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 67.
1
hidup manusia dapat dijawab dengan filsafat. Setiap persoalan menuntut
pengeahuan): hasil abstraksi akal budi atas suatu objek secara metodis,
aksiologis dalam arti lain yang menjadi dasar semua jenis ilmu, yaitu
Tulisan ini tidak bermaksud menguraikan tiga landasan ini secara panjang
B. Rumusan Masalah
2
Sutarjo, Adisusilo, Filsafat Ilmu Pengetahuan Suatu Pengantar, (Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma, 2010), h. 12.
2
2. Bagaimana Landasan Epistimologi Dikembangakn?
C. Tujuan Penelitian
3
II PEMBAHASAN
A. Landasan Ontologis
“mengada” dan logos yang dalam arti ini dapat disebut sebagai ilmu atau
studi tertentu. Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau
dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang esse
(ada). Dasar ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi
sesuatu.3
agai pengetahuan empiris, karena objeknya adalah sesuatu yang berada dal
an yang dapat diuji oleh pancaindera manusia. Jadi objek ilmu adalah peng
alaman indrawi.
m yang telah diketahui atau yang ingin diketahui yang tidak terselesaikan
3
Jujun Suriasumantri, “Tentang Hakikat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi,” Ilmu dalam
Perspektif, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 5.
4
elakukan tindakan untuk menguasai fenomena tersebut berdasarkan penjel
ari kepastian, sehingga berbeda dengan agama yang dimulai kepastian. Ilm
Jadi ontologi ilmu adalah ciri-ciri yang essensial dari objek ilmu y
ang berlaku umum, artinya dapat berlaku juga bagi cabang-cabang ilmu ya
uan tentang fenomena yang menampak. Asumsi dasar ialah anggapan yang
merupakan dasar dan titik tolak bagi kegiatan setiap cabang ilmu pengetah
uan.
B. Landasan Epistimologi
dan logos yang berarti ilmu. Epistemolgi secara singkat dimaksudkan seba
akekatnya adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertent
ainnya, seperti seni dan agama. Tiga jenis pengetahuan (seni, agama dan il
4
Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Lesfi, 2016), h. 34.
5
nusia. Masalahnya kepada pengetahuan mana sesuatu pertanyaan tertentu
harus diajukan.5
huan itu digunakan (aksiologi). Berdasarkan objek yang ditelaah mulai dip
isahkan dengan moral dan mulai muncul ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu so
sial. Dari masing-masing cabang ilmu berkembang lagi sesuai dengan kaji
alah ini yang dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasan epist
emologi ilmu disebut metode ilmiah. Jadi metode ilmiah adalah cara yang
dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahaun yang benar. Setiap jenis pen
alah dengan metode non-ilmiah, metode ilmiah, dan metode problem solvi
5
Peursen, van, Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, (Jakarta:
Gramedia, 2001) h. 79.
6
Nasution, Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Pengetahuan, (Yogyakarta: Deepublish, 2016),
h. 51.
6
2. Metode ilmiah adalah cara memperoleh pengetahuan melalui pendekatan ded
nsip, generalisasi, dan hukum-hukum. Temuan ini dapat dipakai sebagai basis,
1. Rasionalisme
Menurut Plato sumber ilmu pengetahuan adalah ide-ide abadi, yang hanya
dipahami oleh akal budi saja. Metode kerja kaum rasional dalam mengejar
dengan cara mendeduksi prinsip-prinsip umum yang universal pada hal-hal yang
partikular.
7
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara.
2007), h. 152.
7
2. Empirisme
pengalaman ataupun pengamatan manusia, yang berupa fakta-fakta atau data yang
dianggap oleh pancaidera kita. Pancaidera lebih penting dari pada akal budi dalam
partikular.
3. Kristisme
Dalam sejarah ilmu pengetahuan pernah terjadi konflik tanpa jelas ujung
Dalam konflik yang tidak jelas tersebut muncullah Emmanuel Kant sebagai
emperisme, yang dinilai telah jatuh dalam ekstremisme. Kant mengambil jalan
tengah bahwa ilmu pengetahaun bersumber baik pada pancaindera maupun akal
inderawi memang sumber ilmu pengetahuan, tetapi tidak cukup valid tanpa diolah
lebih lanjut oleh akal budi. Jadi Emmanuel Kant tidak serta merta menolak atau
mendukung sala satu dari keduanya, tetapi dia mencari jalan kompromi.8
C. Landasan Aksiologi
8
Dewi Rokhmah, “Ilmu Dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, Dan
Aksiologi”, Jurnal Studi Keislaman Vol. 7, no. 2, 2021, h. 5.
8
Aksiologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai
dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai.
etika.
si atau nilai suatu kehidupan. Aksiolgi disebut juga teori nilai, karena dapa
nilai atau aksiologi ini kemudian melahirkan etika dan estetika. Dengan ka
ta lain aksiologi adalah ilmu yang menyoroti masalah nilai dan kegunaan il
ebagai hal yang baik dan benar. Ilmu dikatakan bernilai karena menghasilk
etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian, serta pener
apan ilmu.
9
Pranjoto Setjoatmodjo, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1998), h. 73.
9
3. Scheleer dan Langeveld, memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berik
sar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu
4. Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama,
yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian ya
ntang nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah da
n jelek.
aksiologis adalah teori-teori tentang nilai, moral dan etika dalam penelitian,
10
Amsal, Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) h. 164.
10
III PENUTUP
A. Simpulan
Landasan ontologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang objek
materi dari ilmu pengetahuan. Objek materi ilmu pengetahuan adalah hal-hal
atau benda-benda empiris, yang kemudian ditelaah secara esensial.
Landasan epistemologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang
proses tersusunnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun melalui proses
yang disebut metode Ilmiah (keilmuan).
Landasan aksiologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang
penerapan hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan
dimaksudkan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
keluhuran hidup manusia.
B. Saran
Penulis menyarankan penting untuk memahami pemahaman terkait
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adib, Mohhamad. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Muslih, Muhammad. Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Lesfi, 2016.
Suriasumantri. Jujun. Tentang Hakikat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi Ilmu dalam
Perspektif, (Jakarta: Gramedia, 2000.
Van, Peursen. Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta:
Gramedia, 2001.
Jurnal